1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

dokumen-dokumen yang mirip
PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

TINDAKAN SUCTION. Pengertian :

Penghisapan Orofaringeal dan Nasofaringeal

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

BAB I PENDAHULUAN. WHO (1957) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaaan sejahtera sempurna. merawat kesehatan (Adisasmito, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) SUCTION VIA ETT (ENDOTRACHEAL TUBE)

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

PEMASANGAN DAN PERAWATAN PASIEN DENGAN OROPHARYNGEAL TUBE. A. Pengertian Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Teknik pemberian obat melalui:

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

PETUNJUK PENGISIAN KOESIONER

Skala Jawaban I. KUISIONER A : DATA DEMOGRAFI

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang mengalami

SATUAN ACARA PENYULUHAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN. di R. 26s. STOKE UNIT RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK INHALASI OKSIGEN. A. Pengertian Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

NURSING CARE PLAN. Respiratory status : Airway patency setelah perawatan selama niminal 3x24 jam, pasien menunjukkan :

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati Kelompok 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) PERAWATAN LUKA POST OPERASI APPENDIKTOMI PADA ANAK

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

SOP Tanda Tanda Vital

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRAKTIK BIDAN MANDIRI

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007)

Kebutuhan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasien yang di rawat disini adalah pasien-pasien yang berpenyakit

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

DINAS KESEHATAN LAMPUNG SELATAN UPT PUSKESMAS RAWAT INAP BANJAR AGUNG Alamat : Jalan Raya Desa Banjar Agung Kec. Jati Agung Lampung Selatan

BAB 2 ENDOSKOPI. membantu pemeriksaan dan tindakan dalam prosedur bedah. Endoskop adalah alat untuk

PENUNTUN PEMBELAJARAN

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.


FOMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Saya adalah mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Philips NL9206AD-4 Drachten

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura sama dengan mikroorganisme yang ditemukan di sputum maupun aspirasi

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

Philips NL9206AD-4 Drachten

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

165

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah

Pusat Hiperked dan KK

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

Transkripsi:

Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas. Persiapan Alat : Perangkat penghisap lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir (suction) 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok 11. Formulir Persetujuan Tindakan Medik Prosedur : PERSIAPAN PASIEN : 1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air dalam kom 11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia 12. Perawat cuci tangan. 1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

Suatu tindakan keperawatan dengan memberikan tindakan penguapan agar lendir lebih encer sehingga lendir lebih mudah dihisap 1.2 Tujuan Memberikan tindakan penguapan agar lebih encer atau untuk pengobatan 1.3 Manfaat 1) Mengencerkan lendir 2) Mengurangi distress nafas 1.4 Indikasi 1) Penderita tidak dapat mengeluarkan secret secara fisiologis 2) Penderita dengan depresi pernafasan 3) Penderita sesak dengan penumpukan sekret 1.5 Persiapan 1.5.1 Persiapan alat PZ 0,9 % Obat bronkodilator kalau perlu Nebulizer dengan berbagai bentuk Sarung tangan steril Kain penutup mata 1.5.2 Persiapan pasien Inform consern 1.6 Pelaksanaan 1) Cuci tangan 2) Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentangprosedur nebulizer 3) Memakai sarung tangan 4) Posisikan klien sesuai dengan kebutuhan 5) Melakukan penguapan selama 10 15 menit di saluran jalan nafas 6) Lepas sarung tangan dan cuci tangan 2 MENGHISAP LENDIR (SUCTION) 2.1 Pengertian

Melaksanakan pembersihan saluran pernafasan lebih kedalam dengan menggunakan alat penghisap lendir (sekresi) baik melalui hidung, mulut, maupun trakea 2.2 Tujuan Saluran pernafasan bebas dari sumbatan semua kotoran atau lendir sehingga pasien dapat bernafas secara normal 2.3 Indikasi 1) Klien dengan retensi sputum 2) Klien dengan respirator atau endotrakeal tube 3) Klien dengan trakeostomi 2.4 Kontra indikasi 1) Klien dengan TIK meningkat 2) Klien dengan odema paru 2.5 Persiapan 2.5.1 Persiapan alat 1) Mesin penghisap lendir 2) Selang penghisap lendir Neonatus 6 8 Fr Bayi sampai 6 bulan 6 8 Fr 18 bulan 8 10 Fr 24 bulan 10 Fr 2 4 tahun 10 12 Fr 4 7 tahun 12 Fr 7 10 tahun 12 Fr 10 12 tahun 14 Fr Dewasa 12 16 Fr 3) Air steril dan PZ dalam tempatnya 4) Pinset anatomi untuk memegang selang 5) Spatel atau sudip lidah yang terbungkus kasa 6) Sarung tangan 7) Pengalas

2.5.2 Persiapan pasien 1) Bila sadar dan reflek gag berfungsi, baringkan klien pada posisi semi fowler dengan kepala miring ke satu sisi untuk penghisapan oral. Baringkan klien pada posisi fowler dengan leher ekstensi untuk penghisapan nasal 2) Bila tidak sadar, baringkan klien dengan posisi lateral menghadap pada anda untuk penghisapan oral atau nasal 2.6 Pelaksanaan 2.6.1 Siapkan peralatan di samping tempat tidur 2.6.2 Cuci tangan 2.6.3 Berikan penjelasan pada klien dan keluarganya 2.6.4 Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu klien 2.6.5 Berikan oksigen terlebih dahulu sebelum dilakukan suction 2.6.6 Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril 2.6.7 Gunakan tangan yang telah memakai sarung tangan, sambungkan kateter ke mesin penghisap 2.6.8 Basahi ujung keteter dengan larutan steril, pasang penghisap dengan ujungnya terletak dalam larutan 2.6.9 Penghisapan : 1) Orofaringeal: Dengan perlahan masukkan kateter ke dalam mulut klien dan arahkan ke orofaring. Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan Nasofaringeal: Dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung. Arahkan ke arah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa kateter, dan jangan lakukan penghisapan selama pemasangan. 2) Sumber port penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat anda menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15 detik. 3) Bilas kateter denagn larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan lakukan penghisapan

4) Bila klien tidak mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20 30 detik sebelum memasukkan ulang kateter 5) Bila klien mampu minta klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara penghisapan 6) Hisap secret pada mulut atau di bawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring 7) Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang menggunakan sarung tangan dan lepaskan sarung tangan untuk membungkus kateter 8) Cuci tangan 9) Catat jumlah, konsistensi, warna, dan bau secret serta respon klien terhadap prosedur