PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN"

Transkripsi

1 No Set : Bedah 1 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN ANAMNESA RIWAYAT HIPERTHIROI NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK A B FASE ORIENTASI 1 Memberi salam/menyapa klien 2 Memperkenalkan diri 3 Menjelaskan tujuan tindakan 4 Menanyakan kesiapan pasien FASE KERJA 1 Menanyakan apakah pasien pernah mendapatkan terapi hormon thyroid? 2 Menanyakan apakah ada peningkatan nafsu makan yang berlebihan Menanyakan apakah ada penurunan berat badan 12 4 Menanyakan apakah mengalami diare 12 5 Menanyakan apakah badan sering terasa panas? 12 C 6 Menanyakan apakah sering mengalami gemetar? FASE TERMINASI 12 1 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya 2 Melakukan evaluasi 3 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4 Berpamitan PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan selama tindakan 2 Menjaga keamanan pasien 3 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti TOTAL

2 No Set : Bedah 1 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN : PERAWATAN ULKUS M NO ASPEK YANG I BOBOT 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 2 Mengatur posisi klien hingga luka terlihat jelas 3 3 Memasang perlak 3 4 Mendekatkan bengkok 3 5 Memakai sarung tangan 3 6 Membasahi plester dengan alkohol/bensin 3 7 Membuka balutan luar 3 8 Membersihkan sekitar luka dan sisa plester 3 9 Membuka balutan dalam 3 10 Menekan sekitar luka untuk mengeluarkan pus 8 11 Melakukan debridemen 8 12 Membersihkan luka dengan cairan NaCl 9 13 Mengeringkan dengan kassa 5 14 Melakukan kompres desinfekstan 5 15 Menutup luka dengan balutan 5 16 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2 YA TIAK

3 No Set : Bedah 2 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN ANAMNESA CEERA KEPALA No BOBOT ILAKUKAN Ya Tidak 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 3 1 Menanyakan kapan terjadinya 10 2 Menanyakan mekanisme terjadinya cidera 10 3 Menanyakan apakah klien tidak sadar waktu kejadian 10 4 Menanyakan lamanya tidak sadar 10 5 Menanyakan apakah klien merasakan nyeri kepala 10 6 Menanyakan apakah klien merasa mual 10 7 Menanyakan apakah klien merasa muntah 10 C FASE TERMINASI 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 3 2 Menjaga keamanan pasien 4 3 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami 6 JUMLAH 100

4 No Set : Bedah 2 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PENGUKURAN GCS NO ASPEK YANG I BOBOT A B C FASE ORIENTASI 1 Memberi salam/menyapa klien/keluarga 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan prosedur 2 FASE KERJA 1 Mencuci tangan 3 2 Melakukan uji pembukaan mata 15 3 Melakukan uji verbal respon 15 4 Melakukan uji motorik respon 15 5 Menilai dan menuliskan hasil pemeriksaan dengan benar 17 FASE TERMINASI 1 Merapikan klien 2 2 Mencuci tangan 3 3 Berpamitan 3 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 3 2 Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan 5 3 Ketelitian selama tindakan 5 4 Keamanan klien selama tindakan 6 YA TIAK

5 No Nama Stase Institusi Set : Bedah 3 K1 Tanggal Observer Tanda Tangan FORMAT PEAN PENGKAJIAN RIWAYAT ELIMINASI BAB C NO ASPEK YANG I BOBOT A. FASE ORIENTASI 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 B. FASE KERJA 1 Menanyakan apakah pasien bisa flatus / kentut 7 2 Menanyakan apakah pasien merasa mual 7 3 Menanyakan apakah perut terasa nyeri 7 4 Menanyakan apakah pasien muntah 7 5 Menanyakan sejak kapan pasien tidak bisa BAB 7 6 Menanyakan pola kebiasaan BAB di rumah 7 7 Menanyakan riwayat konstipasi sebelumnya 8 8 Menanyakan pola kebiasaan makan di rumah 8 9 Menanyakan pola kebiasaan minum di rumah 8 10 Menanyakan aktivitas sehari-hari 8 FASE TERMINASI 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 2 2 Menjaga keamanan pasien 3 3 Menggunakan komunikasi yang mudah di pahami 3 JUMLAH 100 YA TIAK

6 No _ Set : Bedah 3 ( K.2 ) Nama _ Tanggal Stase _ Observer Institusi _ Tandatangan FORMAT PEAN PEMASANGAN SKORSTIN NO ASPEK YANG I BOBOT 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 B. FASE KERJA 1 Mencuci tangan 4 2 Mengatur posisi klien sim, miring ke kiri 8 3 Memasang pengalas di bawah bokong klien 3 4 Memakai handscoon 4 5 Mengolesi ujung selang skorstin dengan pelumas / jelly 10 6 Memasukan selang skorstin ke dalam anus : 5-10 cm * 15 Menganjurkan klien untuk rileks dan menarik nafas dalam 7 saat selang dimasukan 8 8 Memfiksasi selang skorstin dengan plester di paha 5 9 Melepas sarung tangan dan memasukan ke dalam bengkok 3 10 Memasang plastik pada pangkal skorstin dan diplester 5 11 Mencuci tangan 4 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 3 YA TIAK * Bila dimasukan ke lubang yang lain, poin selanjutnya tidak dinilai

7 No Set : Bedah 4 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN ANAMNESA APENICITIS NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK Ya Tidak 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 C B. FASE KERJA 1 Mengatur posisi yang nyaman 6 2 Menanyakan apakah mengeluh nyeri 10 3 Menanyakan daerah nyeri 10 4 Menayakan Nyeri muncul mulai kapan 10 5 Menanyakan Faktor yang menambah nyeri 10 6 Menanyakan apakah merasa mual 8 7 Menanyakan apakah terjadi muntah 8 8 Menanyakan apakah anoreksia 6 9 Menanyakan apakah ada riwayat konstipasi/diare 6 FASE TERMINASI 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 2 3 Menjaga keamanan pasien 3 4 Menggunakan komunikasi yang mudah dimengerti 3 JUMLAH 100

8 No Set : Bedah 4 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PEMBERIAN MAKAN LEWAT NGT NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan langkah prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 2 Mengatur posisi semi fowler 5 3 Memasang perlak dan pengalas pada dada klien 3 4 Melakukan aspirasi isi lambung untuk memastikan posisi NGT 10 5 Menutup klem 3 6 Memasang corong 3 7 Memasukan air matang 3 8 Membuka slang 3 9 Meninggikan 30 cm 4 10 Menutup kembali klem sebelum air habis 5 11 Memasukan makanan cair 5 12 Membuka klem 4 13 Meninggikan 30 cm 4 14 Menutup kembali klem sebelum makanan cair habis 4 15 Membilas slang dengan memasukkan air matang 4 16 Menutup kembali ujung NGT dengan klem 4 17 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

9 No Set : Bedah 5 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menjelaskan prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan klien 2 C NO FORMAT PEAN PENKES MELATIH BATUK EFEKTIF 1 Menanyakan klien apakah sudah tahu cara melakukan batuk efektif 5 2 Menjelaskan prosedur batuk efektif dan membimbing pasien a Mengatur posisi klien duduk 7 b Meminta klien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di abdoment 5 c Melatih klien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung 10 selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup) d Meminta klien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada 7 punggung) e Meminta klien menahan nafas hingga 3 hitungan 7 f Meminta klien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat 7 mulut, bibir seperti meniup) g Meminta klien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot 6 abdomen h Memasang alas/perlak dan bengkok di pangkuan klien 3 i Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke 3 : inspirasi, 10 tahan nafas dan batukkan dengan kuat j Menampung lendir dalam sputum pot 3 FASE TERMINASI 1 Melakukan evaluasi tindakan 3 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 2 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN ASPEK YANG I 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 3 2 Menjaga keamanan klien 2 3 Menjaga Keamanan perawat 3 BOBOT 4 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 5 JUMLAH 100 YA Tidak

10 No Set : Bedah 5 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PENGHISAPAN LENIR NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan langkah prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 Mengatur posisi yang nyaman pada klien, kepala sedikit 2 ekstensi 3 3 Meninggikan volume oksigen 2 menjadi 5 ltr/menit 4 4 Meletakkan pengalas di bawah dagu klien 3 5 Menurunkan Volume oksigen menjadi 2 l/mnt 4 6 Memakai sarung tangan 3 Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol 7 penampung 5 8 Memasukkan kanul suction dengan hati-hati (mulut 10 cm) 5 Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik 9 keluar perlahan sambil memutar (± 5 detik untuk anak, ± 10 7 detik untuk dewasa) Membilas kanul dengan NaCl, beri kesempatan klien untuk 10 bernafas 5 11 Mengobservasi keadaan umum klien dan status pernafasan 5 12 Mengulang tindakan pada point Meninggikan volume oksigen 5 L / menit 5 14 Membilas kanula dengan NaCl 5 15 Menurunkan Volume oksigen menjadi 2 l/mnt 4 16 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

11 No Set : Bedah 6 (K.1) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PENKES MOBILISASI POST ORIF A B C NO ASPEK YANG I BOBOT FASE ORIENTASI 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Kontrak waktu 2 5 Menanyakan kesiapan klien 2 FASE KERJA 1 Menanyakan pasien apakah sudah tahu tujuan mobilisasi jalan 3 2 Menanyakan pasien apakah sudah tahu cara mobilisasi jalan 3 3 Menjelaskan tujuan mobilisasi: 1. Melancarkan sirkulasi darah 3 2. Mencegah komplikasi: kontraktur 3 Menjelaskan langkah - langkah dan mendemonstasikan cara - cara 4 mobilissai jalan 8 Meminta pasien untuk berdiri pada tungkai yang tidak sakit dengan 5 cara perawat menahan pasien pada bagian pinggangnya 8 6 Meminta pasien untuk menahan pegangan tangan (kruk) 8 Mengajarkan pasien untuk posisi tripot ( kruk ditempatkan sekitar 15 7 cm di depan dan di samping ibu jari pasien ) 8 8 Mendemonstrasikan gaya berjalan 3 titik 1. majukan ke 2 kruk bersamaan dengan kaki yang sakit 8 2. Majukan kaki yang tidak sakit 8 FASE TERMINASI 1 Memberi kesempatan klien bertanya 5 1 Melakukan evaluasi tindakan 7 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 5 3 Berpamitan 3 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan penyuluhan 2 2 Menjaga keamanan klien 3 3 Kemampuan menjawab pertanyaan klien 3 4 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 2 YA TIAK

12 No Set : Bedah 6 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN INJEKSI INTRA VENA NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan langkah prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 2 Mengatur posisi pasien dangan memilih vena dari arah distal 5 3 Memasang perlak dengan pengalasnya 2 4 Mendekatkan bengkok 2 C 5 Memakai hand scoon 3 6 Memasang torniquet 5 cm proksimal dari vena yang akan ditusuk 5 Mendesinfeksi area injeksi (vena) melingkar dari arah dalam ke luar 7 atau satu arah 5 8 Memegang spuit dan menusukkan jarum dengan sudut dan lubang jarum mengarah ke atas 10 9 Melakukan aspirasi 5 10 Melepaskan torniquet/ melonggarkan torniquet 5 11 Memasukkan obat secara perlahan 7 12 Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan jarum dengan kapas 13 alkohol 5 Menutup daerah luka tusukan dengan kasa betadine kecil yang sudah disiapkan dan di plester 5 14 Membuang spuit ke dalam bengkok 5 15 Mencuci tangan 3 FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan klien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

13 No Set : Bedah 7 (K.1) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN MENGAJARKAN TEKNIK RELAKSASI NO ASPEK YANG I BOBOT 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 1 Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk/berbaring) 3 2 Meminta pasien untuk memejamkan mata 5 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada kedua kaki, 3. a kendorkan, dan rasakan relaksasi kedua kaki 8 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada kedua tangan, b kendorkan, dan rasakan relaksasi 8 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada badan, c kendorkan, dan rasakan relaksasi 8 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada leher, d kendorkan, dan rasakan relaksasi 8 e Meminta pasien untuk senyum agar otot otot muka menjadi rileks 8 4 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada bagian yang sakit, memerintahkan dengan otak "nyeri pergilah dari tubuh saya" 10 5 Meminta pasien membuka mata secara perlahan 5 C FASE TERMINASI 1 Mengevaluasi hasil penjelasan relaksasi 10 2 Menganjurkan pasien mengulang tehnik ini bila pasien merasa nyeri 7 3 Berpamitan pada pasien 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 3 2 Menjaga kenyamanan klien 2 3 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 5 YA Tidak

14 No Set : Bedah 7 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PERAWATAN LUKA BERSIH NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK A B FASE ORIENTASI 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan langkah prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 FASE KERJA 1 Mencuci tangan 3 2 Mengatur posisi klien hingga luka terlihat jelas 3 3 Memasang perlak 2 4 Membuka peralatan 2 5 Mendekatkan bengkok 2 6 Memakai sarung tangan 2 7 Membasahi plester dengan alkohol/bensin 2 8 Membuka balutan luar 3 9 Membersihkan sekitar luka dan sisa plester 4 10 Membuka balutan dalam 5 11 Menekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus Membersihkan luka dengan cairan NaCl Mengeringkan dengan kassa 5 14 Melakukan oles desinfekstan pada luka Menutup luka dengan balutan 4 16 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

15 No Set : Bedah 8 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase FORMAT PEAN ANAMNESA RIWAYAT BPH Tandatangan C NO A B FASE ORIENTASI 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 FASE KERJA ASPEK YANG I Menanyakan keluhan berkemih : BOBOT 1 Berapa umur bapak 6 2 Apakah kandung kencing terasa penuh/ nyeri 8 3 Apakah perlu mengejan saat BAK 8 4 Apakah bila kencing terasa sakit 8 5 Apakah urine masih menetes setelah BAK 8 6 Apakah setelah kencing terasa tidak tuntas 8 7 Apa sering kencing malam hari 8 8 Apakah ada nyeri pinggang 6 9 Sejak kapan keluhan muncul 6 10 Upaya apa yang dilakukan selama ini 6 FASE TERMINASI 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 5 3 Berpamitan 2 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan tindakan 2 2 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 5 3 Menjaga kenyamanan pasien 2 JUMLAH 100 YA Tidak PW

16 No Set : Bedah 8 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PEMANGAN INFUS NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 1 Mengatur posisi pasien 2 2 Memeriksa ada/tidaknya udara dalam slang 2 3 Memilih vena 2 4 Memasang pengalas 2 5 Membebaskan daerah yang akan diinsersi 2 6 Memasang torniquet 5 cm proksimal daerah yang diinsersi 4 7 Memakai handchoen 2 8 Melakukan desinfeksi kulit dengan kapas alkohol & cara melingkar dari dalam 2 9 Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat 4 10 Menusuk vena dengan lubang jarum menghadap keatas 4 11 Memastikan IV cateter masuk intravena 5 12 Masukan IV Cateter secara perlahan 5 13 Melepas torniquet 5 14 Menarik madrin 4 15 Menyambungkan dengan slang infus 4 16 Mengalirkan cairan infus 5 17 Melakukan fiksasi IV cateter 3 18 Memberi desinfektan daerah tusukan 3 19 Menutup dengan kassa 2 20 Mengatur tetesan sesuai program 2 21 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

17 No Set : Bedah 9 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PENKES IIT AN PERAWATAN POST TONSILEKTOMY NO ASPEK YANG I BOBOT 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 1 Menanyakan apakah pasien sudah tahu perawatan post tonsilektomi 5 2 Menanyakan pasien Apa sudah tahu makanan/ diit yang 5 dianjurkan untuk pasien post operasi tonsilektomi? 3 Menanyakan pasien apakah sudah tahu diit/ makanan yang 5 harus dihindari pasien post operasi tonsilektomi? 4 Menjelaskan & memperagakan perawatan post operasi tonsilektomi a. Pasang es krag 9 b. Cara mengeluarkan lendir 9 c. Mengurangi bicara 9 5 Menjelaskan tentang diit untuk pasien post tonsilektomi a. iit yang dianjurkan : dingin, cair 9 b. iit yang harus dihindari : panas, keras, rangsang batuk 9 C FASE TERMINASI 1 Memberi kesempatan klien bertanya 5 1 Melakukan evaluasi tindakan 7 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 5 3 Berpamitan 3 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan penyuluhan 2 2 Menjaga kenyamanan klien 3 3 Kemampuan menjawab pertanyaan klien 3 4 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 4 YA Tidak

18 No Set : Bedah 9 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PEMERIKSAAN RHINE NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 Menjelaskan langkah prosedur : Jika garputala sudah ditempelkan pada tulang mastoid dan kemudian mendengar 4 adanya getaran maka angkatlah tangan. Jika suara tidak 10 terdengar lagi turunkan tangan. 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 2 Mengatur posisi klien (duduk)dengan kepala tegak 5 C 3 Memegang gagang garputala dengan longgar 5 Menggetarkan garputala dengan cara memukulkan ujungnys ke telapak tangan pemeriksa, atau menekan kedua 5 4 ujungnya 5 Meletakkan garpu tala pada tulang mastoid kiri pasien 10 Memindahkan garputala ke depan liang telinga (posisi 6 garputala sejajar badan klien) 13 7 Menanyakan apakah masih mendengarkan getaran bunyi 13 8 Menyimpulkan dan mencatat hasil pemeriksaan 5 9 Mencuci tangan 3 FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

19 No Set : Bedah 10 ( K.1 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN PENKES KLIEN POST OPERASI KATARAK C NO ASPEK YANG I BOBOT A B FASE ORIENTASI 1 Mengucap salam 2 3 Menjelaskan tujuan 2 4 Menanyakan kesiapan klien 2 FASE KERJA 1 Menanyakan apakah sudah tahu perawatan post operasi katarak 5 2 menganjurkan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 5 3 menganjurkan menggunakan obat sesuai aturan 2 4 menganjurkan tidak menggerakkan kepala dengan tiba-tiba 5 5 menganjurkan tidak membungkuk 5 Menjelaskan & mendemonstrasikan perawatan post katarak : 6 membersihkan sekitar mata dengan bola kapas yang dibasahi NaCl atau air matang 7 menyapu kelopak mata dengan lembut dari sudut dalam keluar 10 8 meneteskan obat mata : duduk kepala condong ke belakang dengan 10 lembut tarik kelopak mata bawah, teteskan sesuai program 9 mengenakan perisai pelindung mata logam bila malam dan kacamata bila 10 siang hari FASE TERMINASI 1 Memberi kesempatan klien bertanya 5 1 Melakukan evaluasi tindakan 7 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 5 3 Berpamitan 3 PENAMPILAN 1 Ketenangan selama melakukan penyuluhan 2 2 Menjaga kenyamanan klien selama penkes 3 3 Kemampuan menjawab pertanyaan klien 3 4 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 4 10 YA Tidak

20 No Set : Bedah 10 ( K.2 ) Nama Tanggal Inst. Observer Stase Tandatangan FORMAT PEAN IRIGASI MATA NO ASPEK YANG I BOBOT YA TIAK 1 Memberi salam/menyapa klien 2 3 Menjelaskan tujuan tindakan 2 4 Menjelaskan langkah prosedur 2 5 Menanyakan kesiapan pasien 2 1 Mencuci tangan 3 1 Menyiapkan klien dengan posisi miring kearah kanan 6 2 Meletakkan bantal atau handuk dibawah wajah pasien 3 3 Memasang pengalas & perlak 2 4 Meletakkan bengkok dibawah dagu 2 5 Memakai sarung tangan 3 6 Bersihkan garis kelopak mata dan bulu mata dengan kapas basah 6 7 Isi spuit irigasi atau penetes mata 6 Regangkan kelopak mata bawah dan atas (kantung konjungtiva) 8 dengan tekanan pada tonjolan tulang mata bawah alis 10 9 Pegang spuit irigasi 2,5 cm diatas kantus dalam 6 10 Minta pasien melihat keatas perlahan lakukan irigasi Keringkan kelopak mata dengan bola kapas 6 12 Mengambil pengalas 2 13 Melepas sarung tangan 2 14 Mencuci tangan 3 C FASE TERMINASI 2 Berpamitan 2 PENAMPILAN SELAMA TINAKAN 1 Ketenangan 2 2 Melakukan komunikasi terapiutik 3 3 Menjaga Keamanan pasien 3 4 Menjaga Keamanan perawat 2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN Jln. Pierre Tendean. Telp. 0-1 11, 19 Semarang 011 : : : : Set Tanggal Observer Tandatangan : Bedah 1 ( K.1 ) : : : FORMAT PEAN ANAMNESA POST TIROIDEKTOMI 1 Memberi salam/menyapa pasien Memperkenalkann

Lebih terperinci

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

INJEKSI SUB CUTAN (SC) INJEKSI SUB CUTAN (SC) NO ASPEK NG DI BOBOT.... Menempatkan alat dekat klien 2.. 1 Mengatur posisi klien sesuai penyuntikan 2 Memasang perlak/pengalas 2 Mendekatkan bengkok 2 4 Memilih tempat penyuntikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN No. : Set : ANAK 1 K1 Nama : Tanggal : Inst. : Observer : Stase : Tandatang: PENDIDIKAN KESEHATAN ANTICIPATORY GUIDANCE ANAK TODLER NO. ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI 3 Menjelaskan tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jln. Pierre Tendean No.24 Telp , Semarang, 50131 NO SET : 1/K1/KOM NAMA TANGGAL STASE OBSERVER INSTITUSI PENKES : DIET ANEMI IBU HAMIL NO ASPEK YANG DI BOBOT 3 Kontrak waktu 2 4 Menjelaskan tujuan umum penkes 2 B FASE KERJA ( 65 % ) 1 Validasi pengetahuan

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha

Lebih terperinci

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH PEAN PENCAPAIAN KOMPENTENSI ASPEK KETRAMPILAN LATIHAN GERAK SENDI (ROM) EKSTREMITAS BAWAH NO ASPEK YANG DI BOBOT 1 Penghangat/ buli-buli panas dan sarungnya 2 1 Melakukan verifikasi data dan program terapi

Lebih terperinci

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. MEMASANG KATETER A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) A. Definisi Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawatan

Lebih terperinci

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI ) SOP INJEKSI PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI ) A. INJEKSI INTRA VENA Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena Injeksi intravena diberikan jika diperlukan

Lebih terperinci

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Nama : Riadus Solihin.S.kep Npm : 15350035 Stase : Maternitas VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PERALATAN Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya

Lebih terperinci

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit Cairan adalah suatu kebutuhan pokok dan sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Bila tubuh kehilangan cairan dalam jumlah yang besar maka akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011 LAMPIRAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2 Jl. Wates Km 5.5 Gamping, Sleman-55294 Telp 0274 6499706 Fax. 6499727 No Dokumen : Kep. 032/II/2011 MEMASANG INFUS No Revisi : 0 Halaman : 37 / 106 STANDAR

Lebih terperinci

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril Prosedur Pemasangan Kateter Urin Ditulis pada Senin, 15 Februari 2016 00:50 WIB oleh fatima dalam katergori Kebutuhan Dasar tag KDM, Kateter, Eliminasi Uri http://fales.co/blog/prosedur-pemasangan-kateter-urin.html

Lebih terperinci

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Ibrahim Labeda Nurhaya Nurdin Asty Amalia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 PROSEDUR ENEMA/HUKNAH I. TUJUAN Setelah pelatihan

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

No : Institusi : Nama : Tanggal : Stase : Observer : Set : Keperawatan Dalam 1 ( K1 ) TTD : INSTRUMEN PENILAIAN : PEENKES PENCEGAHAN PENULARAN HIV

No : Institusi : Nama : Tanggal : Stase : Observer : Set : Keperawatan Dalam 1 ( K1 ) TTD : INSTRUMEN PENILAIAN : PEENKES PENCEGAHAN PENULARAN HIV Jln. Pierre Tendean No. Telp. 0-31 131, 38 1963 Semarang 0131 No : Institusi : Nama : Tanggal : Stase : Observer : Set : Keperawatan Dalam 1 ( K1 ) TTD : INSTRUMEN PENILAIAN : PEENKES PENCEGAHAN PENULARAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131 NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kepatuhan 2.1.1 Defenisi Kepatuhan Kepatuhan perawat profesional adalah sejauh mana perilaku seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN 2015 A K A D E M I K E B I D A N A N G R I Y A H U S A D A S U R A B A Y A KETERAMPILAN KLINIK INJEKSI I. DISKRIPSI MODUL Pendahuluan Tujuan Metode Penuntun

Lebih terperinci

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah SOP perawatan luka ganggren SOP Perawatan Luka Ganggren Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

Teknik pemberian obat melalui:

Teknik pemberian obat melalui: Teknik pemberian obat melalui: Oral Inhalasi Mata Rektum Vagina Non-parenteral - 2 Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan selanjutnya ditelan. Tujuan: Memberikan obat kepada pasien

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan

BAB III PEMBAHASAN. Laporan Prakerin SMK Hassina Program Keahlian : Keperawatan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Tugas Di Tempat Kerja Jenis-Jenis Kegiatan : a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital ( TTV ) b. Pemasangan Invus dan Aff Invus c. Pemasangan Pipa Lambung ( Nasogastric Tube) -

Lebih terperinci

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TAHUN 2013 i KATA PENGANTAR Dengan memanjadkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

165

165 164 165 166 167 168 169 LEMBAR PERMOHONAN PARTISIPAN Kepada Yth Calon Partisipan Penelitian Semarang, Jawa Tengah Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Stevano V. Salawaney NIM

Lebih terperinci

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT ) PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT ) Definisi Tujuan Persiapan alat 1. Naso gastric tube ukuran sesuai dengan kebutuhan 2. Sarung tangan bersih (steril) 3. Tissue 4. Plester 5. Gunting 6. Jelli yang dilarutkan

Lebih terperinci

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi STANDAR OPERASIONAL PEROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI ATAU ANAK A. Pengertian Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan atau vaksin (sustu obat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

Lebih terperinci

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE TUJUAN: Setelah menyelesaikan topik ini, mahasiswa mampu melakukan pemasangan pipa lambung/ngt. Tujuan pemasangan pipa lambung adalah Dekompresi lambung Mengambil sekret lambung

Lebih terperinci

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1-1,5 jam. Rasa dan

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2 3 Menanyakan identitas

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Penyusun : Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.

Lebih terperinci

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES PANDUAN PRAKTIKUM PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES dr. SOEPRAOEN PANDUAN LABORATORIUM SKILL FARMAKOLOGI TA. 2014/2015 POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN MALANG 2015 JENIS KETRAMPILAN : PEMBERIAN INJEKSI

Lebih terperinci

TARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TH. 2015/2016

TARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TH. 2015/2016 NO MACAM KETRAMPILAN/ TARGET RUANG CARA MELAKUKAN JUMLAH PARAF A KEBUTUHAN PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL 1. menerima Pasien Baru a. Komunikasi 5x b. Orientasi ruangan pada pasien 5x 2. Spiritual a. Menuntun wudlu

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN Set : Dalam 1 (K1) Tanda Tangan : INSTRUMEN PEN : NMNES RIWYT SM No spek yang dinilai obot Nilai FSE ORIENTSI 1 Mengucapkan salam 3 Kontrak waktu 4 Menjelaskan tujuan Ya Tidak C D 1 Menanyakan keluhan

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan kesenjangan yang ada di lahan praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314 LAPORAN PENDAHULUAN Prosedur Tindakan Pengkajian Sistem Integumen, Prosedur Tindakan Wound Care, dan Penatalaksanaan Klien Luka Bakar Laporan pendahuluan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginjeksian medikasi adalah prosedur invasi yang melibatkan deposisi obat melalui jarum steril yang diinsersikan kedalam jaringan tubuh. Teknik aseptic harus dipertahankan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi No. Langkah/Kegiatan 1. Persiapan Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis. 2. Persiapkan alat,

Lebih terperinci

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH Puskesmas Kendit SOP/ PENGUKURAN TEKANAN DARAH RAWAT JALAN... drg. DINA FITRYA, M.Kes 19731026 200501 2 006 Pengerti Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter an Untuk mengetahui ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Telp/HP: Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang Tingkat Tingkat

Lebih terperinci

FORMULIR INFORMASI JABATAN

FORMULIR INFORMASI JABATAN FORMULIR INFORMASI JABATAN 1. Nama Jabatan : Perawat Pelaksana 2. Kode Jabatan : 3. Unit Kerja : IGD. RSUD. Dr. M. Saleh Probolinggo Eselon I : Direktur Eselon II : Wa. Dir. Yan. Med Eselon III : Ka.Bid

Lebih terperinci

NO MACAM KETRAMPILAN/ TARGET RUANG CARA MELAKUKAN

NO MACAM KETRAMPILAN/ TARGET RUANG CARA MELAKUKAN A KEBUTUHAN PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL 1. Menerima Pasien Baru a. Komunikasi 5x b. Orientasi ruangan pada pasien 5x 2. Spiritual a. Menuntun wudlu dan tayamum 3x b. Tuntunan sholat 3x c. Tuntunan doa bagi pasien

Lebih terperinci

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD) 1. Analisa Gas Darah Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran ph (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi

Lebih terperinci

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS Tambahan kalori yg dibutuhan oleh bufas yaitu 500 kalori/hari Diet berimbang utk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vit, dan mineral yg ckp Minum sedikitnya 3 lt/hari

Lebih terperinci

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya .1 PRINSIP PENGOBATAN

Lebih terperinci

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman

Lebih terperinci

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE Disusun oleh : 1. Amalia Nurika P17320312005 2. Mirza Riadiani Surono P17320312041 Tingkat II A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGAM

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Judul penelitian : Perilaku Ibu Primipara dalam Merawat Bayi Baru Lahir di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun. Peneliti : Erpinaria Saragih Saya telah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN PRAKTIK KEPERAWATAN MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) DI UNIT RAWAT INAP LANTAI 2 RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Oleh Kelompok 1: Ratna Puspitasari,

Lebih terperinci

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 1 TEHNIK ASPIRASI SUPRAPUBIK TUJUAN

Lebih terperinci

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten Pendahuluan Endotracheal Tube (ETT) adalah sejenis alat yang digunakan di dunia

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES Kelompok 2 (S1-3A) 1. Adhelita Ratu F.V (121.0001) 2. Alika Fitrianti (121.0009) 3. Desy Evarani (121.0023) 4. Faisal Nursheha (121.0035)

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan 1 Lampiran 1 INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK I. Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007) pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006

No. Dokumen 04 / 05 / 01. Tanggal Terbit 23 Juli 2006 PROSEDUR Pengertian 23 Juli 2006 MENGHITUNG DENYUT NADI 1/1 Suatu cara untuk menentukan jumlah denyut nadi dengan cara palpasi. 1. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular 2. Mengetahui denyut nadi (irama,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA A. Latar Belakang Hipospadia merupakan kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak disebelah ventral penis dan proksimal ujung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : 1. Nilai 2 : Memuaskan : Memperagakan langkah langkah atau tugas sesuai Dengan prosedur standar atau pedoman 2. Nilai 1 :

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah PENCABUTAN IMPLANT No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah Gambar 2. Menjelaskan tujuan dan proedur yang akan dilakukan kepada keluarga 3. Komunikasi dan kontak mata

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE Station 1: Perawatan Pasien yang Menggunakan Traksi Gambaran Umum Traksi merupakan alat immobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU PEMERIKSAAN SUHU 10 Menentukan letak aksila dan membersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisue 11 Menurunkan reservoir di bawah suhu 35 C 12 Meletakkan termometer pada daerah aksila (reservoir tepat

Lebih terperinci

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING Disusun untuk memenuhi tugas Blok Urinary Oleh: Puput Lifvaria Panta A 135070201111004 Kelompok 3 Reguler 2 PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PRE OPERASI DAN POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PRE OPERASI DAN POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PRE OPERASI DAN POST OPERASI Disusun Oleh : Moneik Herlina Puri 1401200026 Happy Trestian 1401200014 Khoiro Yaroh Zulfa S. 1401200038 Ester Monica S. 1401200002 PROGRAM

Lebih terperinci

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tahapan-tahapan BHD tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan. urutan tahapan BHD adalah

Lebih terperinci

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum

Lebih terperinci

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik 100 101 Lampiran 1. Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik Langkah-Langkah 1. Observasi tanda dan gejala yang mengindikasikan keseimbangan cairan dan elektrolit a. mata

Lebih terperinci