Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB II KAJIAN PUSTAKA I. DEFINISI KEMAMPUAN BERCERITA. melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya. 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Latar Belakang. Disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi gambar, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA PADA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA DONGENG ANAK DI PG SURI TAULADAN BANJARAN, TAMAN, PEMALANG SKRIPSI

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati (dalam Nasrianti Burhan:

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

BAB II LANDASAN TEORI. juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

Mengajarkan Budi Pekerti

BAB II LANDASAN TEORI. suatu cerita bohong, cerita bualan, cerita khayalan, atau cerita mengada-ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tersebut adalah prosa. Prosa sendiri identik dengan sebuah karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

KEMAMPUAN SISWA MEMERANKAN ISI DONGENG DI KELAS II SDN 6 BULANG SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. Normala Is. Abd.Rahman. (Mahasiswa jurusan S1 PGSD)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dan PropinsiJawa Tengah (Yogyakarta: DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan, ),48

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DATA DAN ANALISA

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri.ada yang berhumor karena mempunyai selera humor dan ada pula yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

Permasalahan Permasalahan minimnya minat membaca dan santun berbahasa pada siswa harus segera diselesaikan. Ketidaktertarikan siswa terhadap keterampi

BAB II MEDIA FILM DAN KEMAMPUAN MENULIS DONGENG

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E ASET TETAP LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan pilihan kata yang sesuai di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam game ini akan menjadi dasar

Transkripsi:

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5 > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

Definisi Dongeng Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadiankejadian aneh di jaman dahulu. Dongeng berfungsi menyampaikan ajaran moral dan juga menghibur. Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan secara luas keberbagai tempat. Kemudian, cerita itu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.

Pelaku atau Tokoh Dongeng a) Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu, pangeran dan putri, ahli nujum b) peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga c) binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil d) kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib e) benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin. Tema Dongeng >Biasanya, suatu dongeng mempunyai tema seperti ini. 1. Moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan. 2. Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang jauh sekali. 3. Tugas yang tak mungkin dilaksanakan. 4. Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang. 5. Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta. 6. Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu. 7. Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua. 8. Kejahatan ibu tiri.

Kalimat Pembuka Dongeng Contoh kalimat pembuka: Syahdan pada zaman dahulu kala, di negeri antah berantah Kata sahibul hikayat Pada zaman dahulu kala Pada masa silam Beribu-ribu tahun yang lalu Di suatu negeri yang jauh. Struktur Dongeng 1) Pendahuluan Pernyataan umum, kalimat pengantar untuk memulai dongeng. 2) Kejadian atau peristiwa dalam dongeng. Kejadian-kejadian yang disusun secara kronologis. 3) Penutup Suatu pernyataan umum. Kalimat yang sering digunakan, misalnya Mereka hidup bahagia selamanya. Komentar umum tentang kebaikan yang dapat menaklukan kejahatan atau pesan moral lainnya.

Jenis Dongeng Dongeng binatang/fabel Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya,dan Kucing Bersepatu Bot merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya, mereka digambarkan sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka. Dongeng biasa Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh suka dan duka. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dan Jaka Tarub. Dongeng lelucon Dongeng lelucon berisi cerita lucu tentang tokoh tertentu. Contoh dongeng ini yaitu: Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang, Pak Pandir, Pak Belalang, Lucaidari Melayu, dan Pan Balangtamak dari Bali.

Jenis Dongeng 1. Dongeng binatang Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar. Binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara atau berakal budi seperti manusia. Di Negaranegara Eropa binatang yang sering muncul menjadi tokoh adalah rubah, di Amerika Serikat binatang itu adalah kelinci, di Indonesia binatang itu Kancil dan di Filipina binatang itu kera. Semua tokoh biasanya mempunyai sifat cerdik, licik dan jenaka. 2. Dongeng biasa Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah kisah suka duka seseorang, misalnya dongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil, Joko Tarub, Sang Kuriang serta Bawang Putih dan Bawang Merah. 3. Lelucon atau anekdot Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya maupun yang menceritakannya. Meski demikian, bagi masyarakat atau orang menjadi sasaran, dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati. 4. Dongeng Berumus Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk mempermainkan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales) Pelaku atau Tokoh Dongeng a) Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu, pangeran dan putri, ahli nujum; b) peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga; c) binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil; d) kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib; e) benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin.

Ciri-ciri Dongeng a. Alur sederhana b. Singkat c. Tokoh tidak diurai secara rinci d. Penceritaan lisan e. Pesan dan Tema ditulis dalam cerita f. Pendahuluan singkat dan langsung Tujuan Mendongeng > Untuk memberi pesan-pesan moral yang baik, yang diharapkan bisa diteladani dalam kehidupan sehari-hari > Menghibur pendengar (orang yang diceritakan dongeng) > Memberi pengetahuan, misalnya mengetahui asal usul nama atau suatu kota >

Ciri-Ciri Lain Dongeng Cara Mengawali Menceritakan Dongeng Menggunakan alur sederhana. Cerita singkat dan bergerak cepat. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci. Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan. Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung Salah satu dongeng favorit saya adalah Saya akan menceritakan dongeng yang sangat saya sukai Dongeng yang terkenal dari daerah saya (kita) adalah... Dongeng yang saya ingat saat saya masih kecil adalah... Dongeng yang sering diceritakan ibu saya adalah... Selain itu, kita dapat membuat sendiri awalan menarik lainnya.

Syarat-Syarat Pendongeng Syarat Fisik Pendongeng harus mampu menggunakan penghasil suara secara lentur sehingga dapat menghasilkan suara yang bervariasi. Ia sama halnya dengan dalang. Ia harus mampu menyuarakan peran apapun dan adegan apapun. Pendongeng harus mampu menggunakan penglihatan secara lincah dan lentur sesuai dengan keperluan. Jika mendongeng di hadapan pendengar, ia harus menggunakan mata untuk kepentingan ganda. Pertama, mata digunakan untuk memperkuat mimik. Kedua, sarana itu digunakan pula untuk berkomunikasi dengan pendengar. Jika akan mendongeng dengan membacakan naskah, ia harus mempelajari naskah dongeng.

1. Pemilihan Cerita Sebagian orang, secara piawai, mampu menceritakan satu bentuk cerita tertentu dengan baik dibandingkan jenis cerita yang lain. Seperti penguasaan terhadap cerita-cerita humor, binatang, misteri, dan sebagainya. Memang sebaiknya, pendongeng hendaknya memilih jenis cerita yang sangat ia kuasai. 2. Persiapan sebelum masuk ruang pertunjukkan Yang perlu diketahui bagi pendongeng bahwa setiap menit waktu yang digunakan untuk berfikir dan mengolah cerita sekaligus mempersiapkannya sebelum pertunjukkan dimulai, akan membantu dalam penyampaian cerita dengan mudah. Begitu juga saat menggambarkan berbagai peristiwa di hadapan penonton, ia dapat melakukannya.

> 3. Perhatikan Posisi Duduk Penonton Ketika bercerita, yang diharapkan adalah perhatian para penonton dengan sepenuh hati dan pikiran mereka. Oleh karena itu, pendongeng harus dapat menguasai cerita yang disampaikan dengan baik, sehingga mereka dapat mengikuti jalan cerita. Mendongeng merupakan keterampilan berbicara, maka dari itu harus diperhatikan dua aspek yang mempengaruhi keterampilan berbicara, yaitu : > 1. Aspek kebahasaan a. Lafal Seorang pewawancara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik.

> b. Aspek tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam mewawancarai seseorang. Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi juga penentu keefektifan dalam mendongeng, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penonton. >c. Kosakata/ungkapan Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar. Pilihan kata harus disesuaikan dengan pokok pembicaraan dan siapa yang sedang menonton. >d. Variasi/struktur kalimat Pendongeng yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan penonton menangkap isi cerita. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya keefektifan mendongeng.

> e cehsantun berbicara Menyampaikan isi cerita dengan santun,akan membuat penontong senang memperhatikannya f. Penguasaan isi/materi bicara Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keranian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan factor utama dalam mendongeng. g. Keberanian Keberanian sangat diperlukan oleh seorang pendongeng. Pendongeng harus berani mengekspresikan isi cerita. h.keramahan Keramahan merupakan komunikasi yang efektif. Melalui keramahan kita dapat menilai seseorang bersahabat atau tidak, dan melalui keramahan juga kita bisa mempengaruhi seseorang atau tidak.

Syarat Mental/Rohani dan Daya Pikir Pendongeng harus bersikap mental serius, sabar, lapang dada, disiplin, taat beribadah, berakhlakul karimah, dan senang berkesenian. Semua sikap mental tersebut sangat diperlukan oleh pendongeng karena mendongeng (pembacaan naskah dongeng) memerlukan pemahaman yang sangat mendalam. Pemahaman dan penghayatan dilakukan dengan penuh keseriusan, kesabaran, dan kedisiplinan.

2. Syarat mental dan daya pikir Pendongeng harus bersikap mental serius, sabar, lapang dada, disiplin, taat beribadah, berakhlak karimah, dan senang berkesenian. Semua sikap mental tersebut sangat diperlukan oleh pendongeng karena mendongeng memerlukan pemahaman yang sangat mendalam. Pendongeng harus berpikiran cerdas dan kreatif. Kecerdasan diperlukan karena pendongeng harus dapat menafsirkan isi dongeng secara tepat. Pendongeng tidak boleh menafsirkan isi dongeng sesuai dengan kehendaknya tanpa memperhatikan ide dasar dongeng. Pendongeng harus berpengetahuan umum, luas dan berketerampilan bahasa (Indonesia). Pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi pendongeng. Dengan memiliki pengetahuan umum yang luas, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Pendongeng harus berpikiran cerdas dan kreatif. Kecerdasan diperlukan karena pendongeng harus dapat menafsirkan isi (naskah) dongeng secara tepat. Pendongeng harus berpengetahuan umum luas dan berketerampilan bahasa (Indonesia). Pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi pendongeng. Dengan memiliki pengetahuan umum yang luas, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Mendongeng di Hadapan Pendengar, di Panggung/Kelas > Mendongeng di hadapan pendengar menggunakan sarana fisik secara utuh, baik yang dimiliki secara fisik maupun yang disediakan di luar diri pendongeng. Mengenal wilayah panggung dan wataknya Mengenal properti Mengenal berbagai watak dongeng tokoh Mengenal akting Mengenal gesture dan business Mengenal ekspresi wajah Mengenal posisi dan gerak kaki.

> 2. Aspek non kebahasaan a. kenyaringan suara Suara yang nyaring dapat menegaskan maksud pendongeng b. Kelancaran Seorang pendongeng yang lancar berbicara akan memudahkan penonton menangkap isi cerita. c. sikap berbicara Sikap yang wajar saja akan menunjukkan otoritas dan integritas sesorang. Sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi. d. Gerak dan mimik Gerak dan mimik yang mendukung membantu pendongeng menyampaikan isi cerita sehingga mudah diterima oleh penonton