BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman, 1984:68). Menurut Luxemburg (1984:9) sastra merupakan sebuah nama yang dengan alasan tertentu yang diberikan kepada sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan. Setiap sastra mempunyai sebuah karya sastra yang terbagi menjadi beberapa bentuk karya sastra seperti puisi, prosa, drama, roman, novel, cerita pendek (Luxemburg, 1984: ). Karya sastra tersebut sangat bermacam-macam, salah satunya yaitu karya sastra Jawa yang berarti karya sastra yang menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana untuk mengungkapkannya. Definisi ini mencakup penggunaan ragam dan tahapan bahasa, genre, bentuk, isi, dan mutu yang ada dalam khasanah sastra Jawa (Saputra, 2005:3). Salah satu hasil karya sastra Jawa yaitu adanya foklor yang berarti sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun secara tradisional dalam versi yang berbeda. Versi tersebut antara lain versi lisan dan versi contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device) (Danandjaja, 1984:2). Foklor tersebut dibagi menjadi beberapa bentuk, salah satunya yaitu cerita prosa rakyat. Bentuk-bentuk cerita prosa rakyat terdiri dari mite, legenda dan dongeng. Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri benar-benar terjadi tetapi dianggap tidak suci. Tokoh dalam legenda yaitu manusia walaupun sering dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib dan terjadi di dunia. Sementara itu, dongeng merupakan cerita prosa yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empu cerita dan tidak terikat oleh tempat dan waktu. 1

2 2 Adapun mite pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadi maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, petualangan para dewa dalam kehidupannya (Danandjaja, 1984:50-51). Indonesia mempunyai banyak cerita rakyat dari berbagai daerah, salah satunya adalah cerita Pak Banjir yang memiliki empat versi. Penelitian ini akan menggunakan empat versi cerita rakyat Pak Banjir yang berbeda yaitu dari sumber tertulis dan sumber lisan yang sudah dibukukan. Cerita versi I merupakan cerita yang bersumber dari tulisan huruf Jawa cetak dengan judul Carita Kaki Banjir, diterbitkan oleh G.S.T. Vandorrep Enko, Semarang, Surabaya pada tahun Cerita versi II merupakan cerita yang bersumber dari tulisan huruf Jawa tulis tangan dengan judul Serat Pak Banjir koleksi Perpustakaan Sonobudoyo. Cerita versi III merupakan cerita yang bersumber dari tradisi lisan yang telah dibukukan, menggunakan huruf Latin dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul Pak Banjir Yang Mujur, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2000 di Jakarta. Cerita versi IV merupakan cerita yang bersumber dari tulisan huruf Latin yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul Pertobatan Seorang Pemalas, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1996 di Jakarta. Judul cerita Pak Banjir diambil dari nama tokoh utama cerita tersebut yaitu Pak Banjir. Pak Banjir merupakan sosok laki-laki yang pemalas tetapi selalu berkeinginan mempunyai harta yang berlimpah. Sementara itu dalam cerita Pak Banjir juga berisi cerita humor atau lelucon yang menghibur sekaligus mempunyai pesan moral yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat ataupun seseorang. Cerita Pak Banjir menceritakan kehidupan Pak Banjir yang sangat miskin karena ia tidak mempunyai pekerjaan. Setiap hari hanya meminta-minta ke rumah kakaknya dan apabila tidak diberi makanan ia akan marah. Pada suatu hari Pak Banjir memulai keisengannya lagi untuk berpura-pura menjadi seorang dukun yang sangat sakti dan sangat dipercayai oleh masyarakat sekitar rumahnya. Sementara itu, di sebuah kerajaan sedang ada sayembara dan pemenangnya akan

3 3 diberi imbalan uang. Pak Banjir pun mendaftarkan diri untuk mengikuti sayembara tersebut sampai dirinya dapat memenangkan sehingga menjadi dukun di kerajaan tersebut. Akan tetapi pada suatu hari ia tersadar akan kesalahannya selama menjadi dukun. Alasan dipilihnya cerita rakyat tentang Pak Banjir sebagai objek penelitian karena cerita tersebut mempunyai bermacam-macam versi cerita yang di setiap versi ceritanya terdapat perbedaan-perbedaan. Sementara itu, alasan lainnya dipilih sebagai objek cerita tersebut karena pada cerita Pak Banjir terdapat cerita yang menarik, menceritakan hal-hal yang berbeda pada setiap bagian ceritanya dan terdapat amanat yang disampaikan kepada pembaca tentang kehidupan seharihari. Amanat yang disampaikan dalam keempat versi cerita Pak Banjir tersebut, dapat diterapkan pada kehidupan semua lapisan masyarakat dari berbagai umur, supaya tidak mempunyai kebiasaan seperti tokoh Pak Banjir. Cerita rakyat tentang Pak Banjir tersebut memiliki permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh tokoh utamanya. Oleh sebab itu, fokus penelitian ini pada struktur cerita dan amanat cerita, yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari pembaca. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan tentang struktur cerita dalam keempat versi cerita rakyat Pak Banjir? 2. Apa saja amanat yang terkandung dalam keempat versi cerita rakyat Pak Banjir? 1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan. dalam penelitian ini terdapat dua tujuan pokok, yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktis. Tujuan teoritis penelitian ini adalah untuk menemukan persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam keempat versi cerita sehingga dapat didalami serta dipahami

4 4 isi cerita. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyajikan cerita tentang Pak Banjir secara jelas. Tujuan praktis dari penelitian ini supaya pembaca dapat memahami dan menemukan pesan yang disampaikan dalam cerita Pak Banjir sehingga diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra. 1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian dengan objek kajian cerita rakyat Pak Banjir pernah dilakukan oleh Mahardika Finansiyanti pada tahun 2005 dalam bidang filologi. Sementara itu, penelitian dengan objek cerita rakyat Pak Banjir yang menganalisis menggunakan teori struktural belum pernah dilakukan. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan teori struktural antara lain sebagai berikut. Skripsi Mahardika Finansiyanti, Jurusan Sastra Nusantara Prodi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang berjudul Serat Pak Banjir Suntingan Teks dan Terjemahan pada tahun 2005, membahas tentang alih aksara, penyuntingan dan penerjemahan teks supaya dapat dibaca oleh masyarakat umum. Skripsi Yassinta Nurlita Sari, Jurusan Sastra Nusantara Prodi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang berjudul Analisis Struktural dan Amanat Novel Sundari Karya Oskandar R pada tahun 2014, membahas tentang tema, fakta-fakta cerita (karakter, alur, latar), sarana-sarana cerita (judul, sudut pandang, gaya dan nada, simbolisme dan ironi) serta amanat yang disampaikan oleh pengarang novel Sundari. Analisis novel dalam penelitian ini menggunakan teori analisis struktural Robert Stanton. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini terdapat dua tahapan. Pertama, tahapan pengumpulan data dan pustaka yaitu dengan cara menentukan bahan kajian lalu merumuskan masalah dan mencari referensireferensi dari berbagai sumber untuk mendukung penelitian. Kedua, tahapan analisis data yaitu dengan cara menganalisis bahan kajian menggunakan teori analisis struktural kemudian menarik kesimpulan dari uraian hasil analisis bahan kajian. Hasil analisis novel Sundari menggunakan analisis struktural yaitu sebuah

5 5 komitmen untuk tetap menjalin cinta kasih dan menunda menikah usia muda demi mengejar cita-cita untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Skripsi Eka Devi Putri Marestanti, Jurusan Sastra Nusantara Prodi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang berjudul Cerita Rakyat Brebes Jaka Poleng: Perbandingan Versi Tulis dan Lisan pada tahun 2009, membahas tentang perbedaan dan persamaan cerita rakyat Brebes Jaka Poleng dari tiga versi. Sementara itu, juga membahas pandangan masyarakat Brebes terhadap cerita Jaka Poleng yang dahulunya sebagai leluhur. Analisis yang digunakan untuk membandingkan tiga versi cerita ini menggunakan teori struktural naratif. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini metode kualitatif. Penggunaan metode kualitatif tersebut menghasilkan analisis tentang perbedaan dan persamaan cerita secara jelas. Skripsi Fitri Cantiyas Steria Hidayati Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang berjudul Perbandingan Legenda Anglingdarma di Masyarakakat Bojonegara dan Serat Anglingdarma pada tahun 2013 membahas tentang, perbedaan dan persamaan legenda Anglingdarma dari dua versi. Penelitian tersebut menggunakan beberapa tahapan antara lain tahap penentuan objek penelitian, tahap pengumpulan data, tahap analisis data dan tahap menarik kesimpulan. Penelitian tersebut menghasilkan pandangan bahwa setiap kelompok atau masyarakat pasti mempunyai suatu cerita dengan versi yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lain. Walaupun penelitian ini akan memiliki kesamaan dalam penggunaan teori analisis struktural seperti penelitian-penelitian sebelumnya, akan tetapi yang akan menjadi obyek kajian penelitian ini berbeda dan belum pernah ditemukan penelitian dengan teori analisis struktural yang meneliti obyek tersebut. 1.5 Kerangka Teori Penelitian ini menggunakan kerangka teori dan analisis struktural untuk menjelaskan unsur-unsur pembentuk karya sastra dan pikiran utama yang terdapat di dalamnya. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah analisis struktural Robert

6 6 Stanton dengan buku yang menjadi dasar penelitian ini berjudul Teori Fiksi Robert Stanton terjemahan Sugihastuti. Fakta cerita terdiri dari tiga elemen antara lain: karakter, alur, dan latar. Ketiga elemen tersebut mempunyai fungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita dan apabila dirangkum menjadi satu disebut struktur faktual (Stanton, 2007:22) Karakter Karakter biasanya digunakan dalam dua konteks yaitu karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam cerita dan karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan keinginan, emosi serta prinsip moral dari individu-individu tersebut. Penafsiran karakter dapat dibuktikan dengan melihat makna dari nama tersebut, bunyi yang diartikulasikan dari nama karakter tersebut dan dengan deskripsi eksplisit serta komentar pengarang tentang karakter tersebut (Stanton, 2007:33-34) Alur Definisi alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa sekaligus sebagai tulang punggung dalam sebuah cerita. Apabila dalam sebuah cerita mempunyai karakter sedikit akan semakin rekat dan padat alur yang mengalir dalam cerita.alasan mengalirnya alur tersebut karena mampu merangsang kemunculan berbagai macam pertanyaan dalam pemikiran pembaca. Alur mempunyai bagian yang sangat penting dan ciri khas tersendiri disebut subplot. Subplot bertujuan untuk membingkai dan membungkus naratif utama sehingga menghasilkan cerita dalam cerita. Sementara itu, alur juga mempunyai dua elemen dasar yang membangun yaitu konflik dan klimaks (Stanton, 2007:26-32) Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristwa-peristiwa sedang berlangsung. Latar mempunyai berbagai wujud seperti dekor dan waktu-waktu tertentu. Sementara itu, latar juga mempunyai keunggulan yaitu dapat merangkum orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita, latar dapat berpengaruh pada karakter-karakter dapat menjadi contoh representasi tema dan dalam berbagai cerita memiliki daya untuk

7 7 memunculkan tonedan mood emosional. Latar biasanya diketengahkan lewat baris-baris kalimat deskriptif yang sering membuat jengkel pembaca yang ingin langsung menuju inti cerita (Stanton, 2007:35-36). Tema adalah gagasan, idea tau pikiran utama di dalam karya sastra yang terungkap ataupun tidak (Sudjiman, 1984: 74). Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Sementara itu tema juga dijadikan dasar pengembangan seluruh cerita (Nurgiyantoro, 1998: 68). Judul tersebut selalu dianggap berkaitan dengan karya sastra yang diampunya sehingga diantara keduanya mempunyai suatu kesatuan apabila judul mengacu pada karakter utama atau salah satu latar. Sementara itu, juga perlu dilakukan pelacakan terhadap konteks asli judul-judul cerita tersebut karena mempunyai beberapa tingkatan makna supaya dapat bermanfaat kedepannya (Stanton, 2007:46-52). 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan untuk meneliti sebuah objek sehingga akan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan. Metode yang akan digunakan untuk meneliti sebagai berikut Tahapan Penentuan Objek Penelitian Tahapan yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian, yaitu menentukan objek penelitian terlebih dahulu melalui pencarian dan pengamatan objek berupa sumber pustaka di berbagai perpustakaan. Hasil pencarian objek di berbagai perpustakaan, ditemukan empat objek yang kemudian diperbandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya Tahapan Pengumpulan Data Tahapan yang digunakan dalam pengumpulan data adalah mencari segala hal yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian yaitu dengan mencari sumber-sumber tertulis atau buku. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari objek atau cerita tentang Pak Banjir. Langkah kedua yaitu membaca cerita Pak Banjir dalam empat versi secara berulang-ulang untuk dapat memahami

8 8 dan memperoleh kandungan isi cerita secara jelas. Langkah ketiga yaitu merumuskan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam empat versi cerita tersebut. Langkah keempat yaitu membuat sinopsis cerita Pak Banjir dari empat versi tersebut Tahapan Analisis Data Tahap analisis data adalah kegiatan menganalisis keempat data yang telah terkumpul melalui studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori struktural naratif untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk struktur cerita Pak Banjir Menarik Kesimpulan Hasil akhir dari penelitian ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Penarikan kesimpulan ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari proses penelitian yang telah dilakukan. 1.7 Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini terdiri atas empat bab. Adapun pembagian masing-masing bab tersebut sebagai berikut : Bab I Berisi tentang pendahuluan yang berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Berisi tentang deskripsi naskah danringkasan cerita. Bab III Berisi tentang analisis cerita. Bab IV Berisi tentang kesimpulan dan penutup.