1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak abad ke-19, ilmu pangan telah mengetahui cara mengisolasi protein, lemak dan karbohidrat dari makanan utuh. Perkembangan ini menyebabkan penciptaan junk food. Saat ini, 100% junk food buatan telah dijual sebagai makanan sebenarnya. Namun tidak semua makanan yang diproses adalah junk food. Makanan yang diproses sangat sulit dihindari pada zaman modern ini. Junk food, dengan demikian, harus dianggap sebagai makanan yang diproses secara ekstrim. 1 Junk food adalah istilah informal yang diterapkan untuk beberapa makanan yang dianggap memiliki nilai gizi sedikit atau tidak ada, untuk produk dengan nilai gizi, tetapi yang juga memiliki bahan-bahan dianggap tidak sehat ketika dimakan secara teratur, atau untuk mereka yang dianggap tidak sehat untuk dikonsumsi sama sekali. 2 Fast food atau makanan cepat saji memiliki nilai gizi dan nutrisi yang sebetulnya baik bagi tubuh. Namun apabila dikonsumsi terus menerus, maka dapat menjadi junk food. 3 Industri pengolahan makanan modern telah berhasil meyakinkan publik bahwa mereka mendapatkan nilai gizi dari makanan olahan, padahal tidak. 1 Dengan menghasilkan cita rasa yang enak, junk food yang mengandung banyak lemak, garam, dan gula, termasuk bahan tambahan dan bahan aditif sintetik dapat berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang ringan sampai yang berat, seperti obesitas, diabetes, rematik, hipertensi, serangan jantung, struk, dan kanker. Saat ini penyakitpenyakit degeneratif tersebut tidak hanya diderita orang tua yang sudah berumur, tetapi juga anak muda. 3.
2 1.2 Tujuan Tujuan dari makalah penyuluhan ini adalah untuk menjelaskan kepada orang tua mengenai makanan apa saja yang dianggap sebagai junk food, dampak junk food terhadap kesehatan, dan bagaimana menhindarinya.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Junk Food 2.1.1 Pengertian Junk Food Istilah junk food secara luas dipercaya diciptakan oleh Michael Jacobson, direktur American Center for Science in the Public Interest pada tahun 1972. 2 Istilah junk food diberikan untuk makanan yang tidak memiliki nilai nutrisi yang baik atau makanan yang sebetulnya kandungan nutrisinya cukup tetapi mengandung zat- zat yang tidak sehat kalau dikonsumsi terus-menerus. Karena tidak memiliki nutrisi yang baik, maka junk food tidak berguna bagi tubuh apabila dikonsumsi. Makanan junk food biasanya lebih banyak mengandung kalori, gula, garam, dan lemak yang sangat tinggi. 3 Junk food berbeda dengan fast food. Fast food atau makanan cepat saji memiliki nilai gizi dan nutrisi yang sebetulnya baik bagi tubuh. Namun apabila dikonsumsi terus menerus, maka dapat menjadi junk food. 3 2.1.2 Jenis Junk Food Banyak orang keliru menganggap bahwa fast food merupakan junk food. Tidak semua makanan fast food seperti hamburger, fried chicken, pizza dan lain-lain merupakan junk food. Makanan-makanan tersebut dapat menjadi junk food apabila dikonsumsi secara terus menerus. Karena itu bukan berarti bahwa semua restoran fast food menjual junk food. Makanan fast food yang dibuat sendiri dirumah juga akan menjadi junk food apabila dikonsumsi berlebihan. Bahkan makanan-makanan yang seharusnya menyehatkan bisa berubah menjadi junk food. Berikut ini adalah 10 jenis makanan sehat yang berubah menjadi junk food setelah dikomersilkan, antara lain: 3
4 a. Pizza b. Sayuran organik komersil Banyak produk-produk organik yang beredar dipasaran adalah produk tidak pasti apakah produk tersebut menyehatkan. c. Sereal Sereal yang dijual dipasaran adalah produk gandum, oat, atau beras yang telah ditambahkan gula, sirup, dan bahan-bahan lain yang justru membuat sereal menjadi junk food bagi tubuh. d. Roti tawar Roti tawar yang sehat seharusnya terbuat dari tepung, air, sedikit garam dan ragi. Namun banyak produk roti tawar yang dipasarkan mengandung tepung dengan gula, sirup, bahkan bahan tambahan yang tidak berguna. e. Popcorn Sebenarnya jagung itu sehat karena memiliki zat besi tinggi, rendah kalori, dan sedikit gula. Namun, banyak produk popcorn yang dijual di pasaran memiliki rasa yang asin karena justru kandungan gula dan garam di dalam produk popcorn yang lebih banyak sehingga tidak lagi menyehatkan. f. Kentang Russet Kentang ini adalah jenis kentang yang sering dipakai untuk membuat french fries. Ternyata kentang jenis ini dapat memicu terjadinya diabetes dan obesitas karena apabila dikonsumsi maka kentang ini cepat terkonversi menjadi gula dalam darah. Meskipun begitu, banyak produsen menambahkan gula dan garam pada produk ini karena kentang ini memiliki rasa yang hambar. g. Teh hijau Teh hijau sebenarnya merupakan minuman yang menyehatkan. Namun, sekarang telah banyak dipasarkan teh hijau dalam kemasan botol yang telah ditambahkan dengan zat-zat lain, seperti gula, penambah rasa, dan pengawet. h. Sup kalengan
5 Awalnya sup kalengan memiliki komposisi yang ideal dan sehat. Namun, banyak produsen yang hanya memikirkan keuntungan sehingga komposisi sup kalengan tidak ideal dan tidak sehat. i. Yoghurt Sebagian produk yoghurt yang dipasarkan mengandung banyak gula dan buah yang diproses, kemudian disamarkan menjadi produk yoghurt yang sehat. j. Nugget Nugget yang ada dipasaran memang praktis, namun tidak baik bagi kesehatan karena mengandung lebih banyak garam dan lemak. Menurut WHO ada 10 jenis makanan yang tergolong sebagai junk food, yaitu: 3 a. Makanan gorengan Golongan makanan ini pada umunya kandungan kalorinya tinggi, kandungan lemak/minyak dan oksidanya tinggi. b. Makanan kaleng Baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, kandungan gizinya sudah banyak dirusak, terlebih kandungan vitaminnya hampir seluruhnya mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas dari bahan asalnya. Terlebih dari itu kandungan proteinnya telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya diperlambat. Nilai gizinya jauh berkurang. Selain itu banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat cepat. c. Makanan asinan Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara signifikan dan penambahan ammonium nitrit, hal mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas. d. Makanan daging yang diproses
6 Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit, pengawet/ pewarna dan lain-lain. e. Makanan daging berlemak dan jerohan Walaupun makan ini mengandung kadar protein yang baik serta vitamin dan mineral, tetapi mengandung lemak jenuh dan kolestrol f. Makanan olahan keju g. Mie instant Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin, mineral, dan mengandung trans lipid. h. Makanan yang dipanggang/dibakar Golongan ini mengandung zat-zat karsinogenik. i. Sajian manis beku Golongan ini punya 3 masalah karena mengandung mentega tinggi, kadar gula tinggi, temperature rendah. j. Manisan kering Mengandung garam nitrat. Dalam tubuh bergabung dengan ammonium menghasilkan zat karsiogenik juga mengandung esen sebagai tambahan, serta mengandung garam tinggi. 2.1.3 Kandungan junk food Junk food sering disebut-sebut tidak sehat bagi tubuh. Hal ini dikarenakan, kandungan nutrisi junk food sangat rendah atau kalori terlalu tinggi dan hanya mengandalkan rasanya yang enak. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan berkadar garam (sodium) tinggi, bergula tinggi, berlemak jenuh, dan kolesterol tinggi, namun kandungan nutrisi lainnya seperti protein, vitamin, dan mineral sangat sedikit. 3
7 2.1.4 Dampak Junk Food bagi Kesehatan Untuk menghasilkan cita rasa yang enak, junk food mengandung banyak lemak, garam, dan gula, termasuk bahan tambahan sehingga junk food berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang ringan sampai yang berat, seperti obesitas, diabetes, rematik, hipertensi, serangan jantung, struk, dan kanker. Saat ini penyakitpenyakit degeneratif tersebut tidak hanya diderita orang tua yang sudah berumur, tetapi juga anak muda. 3 a. Kelelahan fisik Junk food tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat. Akibatnya, tubuh akan merasakan kelelahan yang kronik dan kekurangan energi yang dibutuhkan untuk memenuhi aktivitas rutin. Pada jangka waktu singkat, tingginya asupan lemak dapat menyebabkan kemampuan kognitif yang berkurang dan sulit berkonsentrasi. 4 b. Perubahan bentuk tubuh dan obesitas Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Prevalensi obesitas ini berhubungan erat dengan urbanisasi dan mudahnya mendapatkan makanan yang salah satunya adalah fast food serta banyaknya jumlah makanan yang tersedia. 5 Junk food mengandung jumlah lemak yang tinggi, dan dengan penumpukan lemak dalam tubuh, berat badan akan semakin bertambah dan terjadi obesitas. Dengan semakin bertambahnya berat badan, maka seseorang semakin memiliki risiko untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan arthritis. 4 c. Diabetes Seiring waktu, tingkat tinggi gula dan karbohidrat sederhana dalam junk food dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Hal ini terjadi karena asupan gula yang tinggi dapat
8 menyebabkan stress metabolisme. Ketika mengkonsumsi banyak gula putih halus dan karbohidrat sederhana, tubuh harus memproduksi insulin untuk mencegah lonjakan berbahaya dalam kadar gula darah. Seiring waktu, stress ini merusak kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin disekresikan oleh pankreas Anda. Diet sehat dapat membantu menjaga sensitivitas insulin tubuh. 4 d. Jantung, hati, ginjal, dan saluran cerna Tingkat lemak dan garam yang tinggi dalam junk food dan fast food dapat berkontribusi menyebabkan penyakit jantung. Peningkatkan kadar kolesterol darah akan menyebabkan hiperlipidemia dan terbentuknya plak pada arteri (aterosklerosis) yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Berdasarkan survey WHO, usia ratarata seseorang menderita penyakit jantung koroner telah menurun dari usia 45 tahun menjadi 35 tahun. 3 Tingkat asam lemak trans yang menyebabkan deposit lemak pada hati, berbagai bahan karsinogenik, dan esen tambahan dapat menyebabkan penyakit dan disfungsi hati seiring dengan berjalannya waktu. 3,4 Kelebihan asupan garam berlebih menyebabkan penambahan beban ginjal yang menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lendir pada lambung dan usus sehingga dapat menyebabkan radang lambung dan usus bagi orang yang mengkonsumsi makanan asin secara kontinu. 3 e. Kanker Tingginya jumlah lemak jenuh serta bahan-bahan karsinogenik yang terkandung dalam junk food akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. 3
9 f. Adiksi Sebuah studi oleh Paul Johnson dan Paul Kenny di The Scripps Research Institute pada tahun 2008 menduga bahwa konsumsi junk food mengubah aktifitas otak dengan cara yang mirip dengan obat adiktif seperti kokain atau heroin. Setelah beberapa minggu dengan akses tidak terbatas akan junk food, pusat kesenangan pada otak tikus menjadi terdesensitisasi sehingga memerlukan lebih banyak junk food untuk mencapai kesenangan. Setelah junk food digantikan dengan makanan sehat, tikus tersebut kelaparan selama 2 minggu daripada harus makan makanan yang bergizi. 6 f. Ibu hamil dan bayi Mengkonsumsi makanan tidak sehat seperti junk food selama masa hamil atau menyusui tidak hanya berpotensi merugikan kesehatan ibu. Suatu riset terhadap binatang mengindikasikan, konsumsi makanan tak sehat selama hamil dan menyusui juga dapat menimbulkan kerugian jangka panjang pada bayi. 7 Hasil penelitian para ahli dari Royal Veterinary College dan London's Wellcome Trust menunjukkan, keturunan tikus yang diberi makanan olahan berlemak ternyata mengalami penumpukan lemak pada pembuluh darah dan organ-organ penting lainnya, bahkan hingga mereka menginjak dewasa. Alhasil, tikus ini memiliki risiko tinggi mengidap diabetes, bahkan kalau mereka diberi diet yang sehat. 7 Sejumlah riset sebelumnya oleh tim yang sama juga menunjukkan bahwa tikus lahir dari ibu yang diberi junk food selama hamil dan menyusui cenderung ketagihan jenis makanan yang sama. Namun begitu, perkembangan barunya adalah ketika mereka lepas dari diet tak sehat, kerusakan sudah terlanjur terjadi. Manusia dan tikus memiliki sejumlah sistem biologis fundamental yang sama, oleh karena itu ada alasan yang baik untuk mengasumsikan bahwa dampak yang kita lihat pada tikus mungkin akan terjadi pada manusia. 7
10 2.1.5 Mengenali Junk Food Junk food sama seperti makanan lain yang langsung dapat dikenali ketika melihatnya. Dengan melihat label makanan, hal tersebut dapat membantu mengukur secara objektif apakah makanan tersebut adalah junk food. 8 Junk food yang memiliki nilai gizi sedikit, biasanya terdiri dari: a. Lebih dari 35% kalori lemak (kecuali susu rendah lemak) b. Lebih dari 10% kalori lemak jenuh c. Setiap lemak trans d. Lebih dari 35% kalori gula, kecuali dibuat dari buah 100% tanpa gula tambahan e. Lebih dari 200 kalori per porsi untuk snack f. Lebih dari 200 mg per porsi sodium untuk camilan g. Lebih dari 480 mg per porsi sodium untuk suatu hidangan Secara umum, jika salah satu dari kedua bahan pertam adalah minyak atau suatu bentuk gula, maka kemungkinan makanan tersebut adalah suatu junk food. 8 2.1.6 Menghindari Junk Food Menghindari semua makanan olahan akan sangat sulit untuk dilakukan di dunia modern. Cara termudah untuk meningkatkan gizi Anda adalah dengan membeli produk dari toko bahan makanan lokal. Semua makanan yang dijual dalam kantong plastik, kotak, atau dalam kaleng adalah makanan yang diproses. Untuk meningkatkan gizi Anda, mulailah membaca label makanan. Kebanyakan junk food mengandung kurang dari 5% dari tunjangan harian yang disarankan (RDA) dari salah satu dari delapan nutrisi dasar. Semua makanan olahan yang dirancang untuk memperkaya keuntungan dari perusahaan makanan, bukan untuk memperkaya gizi. 1
11 Untuk menghindari junk food, diperlukan dorongan untuk mengkonsumsi makanan ringan yang sehat dan lebih banyak mengkonsumi makanan yang dianggap sebagai bagian dari diet sehat, sebagai berikut: 8 a. Makanan rendah lemak, lemak jenuh, dan kolesterol b. Makanan yang hanya memiliki jumlah gula dan garam yang sedang c. Makanan yang kaya vitamin dan mineral Piramida makanan bahkan memungkinkan untuk beberapa kalori diskresioner yang dapat kita gunakan untuk makan "makanan mewah", termasuk makanan dengan lemak atau gula tambahan. 8 Kebanyakan orang memiliki penyisihan kalori diskresioner sangat kecil. Namun, seseorang sering berlebihan mendapatkan terlalu banyak kalori setiap hari. Kunci untuk mengkonsumsi junk food adalah moderasi. Jadi, seseorang dapat mengkonsumsi junk food kadang-kadang dengan porsi kecil. 8
12 BAB III KESIMPULAN & SARAN 3.1 Kesimpulan Istilah junk food diberikan untuk makanan yang tidak memiliki nilai nutrisi yang baik atau makanan yang sebetulnya kandungan nutrisinya cukup tetapi mengandung zatzat yang tidak sehat kalau dikonsumsi terus-menerus. Banyak orang keliru menganggap bahwa fast food merupakan junk food. Tidak semua makanan fast food seperti hamburger, fried chicken, pizza dan lain-lain merupakan junk food. Makanan-makanan tersebut dapat menjadi junk food apabila dikonsumsi secara terus menerus. Makanan fast food yang dibuat sendiri dirumah juga akan menjadi junk food apabila dikonsumsi berlebihan. Bahkan makananmakanan yang seharusnya menyehatkan bisa berubah menjadi junk food. Nutrisi junk food yang sangat rendah atau kalori terlalu tinggi dan hanya mengandalkan rasanya yang enak, berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang ringan sampai yang berat, seperti obesitas, diabetes, rematik, hipertensi, serangan jantung, struk, dan kanker. Junk food sama seperti makanan lain yang langsung dapat dikenali ketika melihatnya. Dengan melihat label makanan, hal tersebut dapat membantu mengukur secara objektif apakah makanan tersebut adalah junk food. Untuk menghindari junk food, diperlukan dorongan untuk mengkonsumsi makanan ringan yang sehat dan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang dianggap sebagai bagian dari diet sehat.
13 3.2 Saran Sebaiknya orang tua tidak membiasakan anak-anaknya mengkonsumsi junk food baik sebagai camilan maupun hidangan utama. Orang tua sebaiknya menyediakan waktu untuk memasak makanan-makanan rumah yang bergizi dan membiasakan melihat label sebelum membeli suatu produk makanan. Kalaupun, orang tua ingin memberikan junk food kepada anaknya, maka harus diberikan dalam porsi kecil dan frekuensi yang jarang. Hal ini setidaknya dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit-penyakit, seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan lain sebagainya dimasa mendatang.
14 DAFTAR PUSTAKA 1. Gohde JH. The Nutrition of Processed and Junk Food. Natural Heath Perspective. 2011. Available from: http://naturalhealthperspective.com/food/processedfood.html [Diakses 2 Desember 2011] 2. O Neill B. Junk food is rarely out of the news these days, but the tag seems to be applied very selectively. So do we really know what is good and bad for us?. BBC News. 2006. Available from: http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/6187234.stm [Diakses 2 Desember 2011] 3. Sari RW. Junk Food. Dalam:Dangerous Junk Food: Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: O2, 2008. 4. Fast Food Nutrition: Junk Food s Effect On Your Body. FITDAY. 2009. Available from: http://www.fitday.com/fitness-articles/nutrition/healthyeating/fast-food-nutrition-junk-foods-effect-on-your-body.html [Diakses 2 Desember 2011] 5. Sidartawan S. Obesitas. Dalam; Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2007; 1941-1946. 6. Johnson PM, Kenny PJ. Addiction-like reward dysfunction and compulsive eating in obese rats: Role for dopamine D2 receptors. Nature Neuroscience 2010; 13(5):635-41. 7. Junk Food Membahayakan Bayi. National Cardiovascular Center Harapan Kita. 2011. Available from: http://www.pjnhk.go.id/content/view/4041/31/ [Diakses 2 Desember 2011] 8. Iannelli V. Junk Food: Child Nutrition Basics. 2008. Available from: http://pediatrics.about.com/od/nutrition/a/0308_junk_food.htm [Diakses 2 Desember 2011]