FLYPAPER EFFECT PADA PAD DAN DAU TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA GERBANG KERTOSUSILO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA LANGSUNG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. diukur dengan handal dan merepresentasikan hasil dari penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini.


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 FLYPAPER EFFECT PADA PAD DAN DAU TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA GERBANG KERTOSUSILO Mohammad Abid Fikry Fathoni abidfikry@gmail.com Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is aimed to test the flypaper influence to the local own source revenue (PAD) and the general allocation fund (DAU) to the expenditure in district/cities in Gerbang Kertasusila. The population is 7 local goverments of districts and cities in Gerbang Kertasusilo. The period of observation of the sample in 2010-2014 periods with the total population as many as 35. The data collection method has been done by using documentation method of secondary data source by collecting, recording and processing the data that is related to the research in 5 years, in 2010-2014 periods. The data analysis has been done by using multiple linear regressions and SPSS (Statistical Product and Service Solutions). The research shows that: 1) the local own source revenue has significant and positive influence to the local budget; 2) the general allocation fund has significant and positive influence to the expenditure; 3) the influence of local revenue is larger than general allocation fund to the expenditure, it can be concluded that the flypaper influence does not occur to the financial districts/cities in Gerbang Kertasusila and the insufficient development in each region and they do not have to depend on funds from the central goverment called general allocation fund. Keywords: Flypaper, local own source revenue (PAD), general allocation fund, expenditure ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji flypaper effect pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Gerbang Kertosusilo. Populasi dalam penelitian ini adalah 7 pemerintah daerah kabupaten dan kota di Gerbang Kertosusilo. Periode pengamatan sampel yaitu tahun 2010-2014 dengan jumlah populasi sebanyak 35. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode dokumentasi dari sumber data sekunder dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian selama 5 tahun, yaitu tahun 2010-2014. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan positif terhadap Belanja Daerah. 2) Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Daerah. 3) pengaruh Pendapatan Asli Daerah lebih besar dari pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap belanja daerah, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi flypaper effect pada keuangan daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo dan dapat mencukupi pembangunan di tiap-tiap daerah tanpa harus bergantung pada dana yang bersumber dari pemerintah pusat yaitu Dana Alokasi Umum. Kata kunci: Flypaper Effect, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Belanja Daerah

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 2 PENDAHULUAN Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia untuk bisa melaksanakan pembangunan daerah dengan harapan suatu tata kelola pemerintahan yang baik yakni desentralisasi keuangan dalam pemberlakuan otonomi daerah. Dalam kaitan kebijakan otonomi daerah maka diterbitkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam peraturan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 dijelaskan tentang hak, wewenang, dan kewajiban otonomi daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat supaya lebih mandiri terutama dalam pengelolaan keuangan. Perencanaan pembangunan daerah yang terarah dapat dilihat dari kemampuan mengelola anggaran pembangunannya secara efisien. Perencanaan pembangunan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah daerah dalam menggali sumber pendapatan daerah sendiri berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sumber pendanaan bagi daerah yang ada dalam APBD yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah), Dana Perimbangan yang meliputi (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus) dan Lainlain pendapatan daerah yang sah. Konsekuensi fiskal atas pelaksanaan otonomi daerah yang terjadi di Indonesia mengakibatkan setiap daerah yang terdesentralisasi memiliki tanggung jawab yang besar tidak diiringi dengan kapasitas fiskal yang memadai. Dengan ini berarti pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri, tak terkecuali juga mandiri dalam masalah finansial. Meski begitu pemerintah pusat tetap memberi dana bantuan yang berupa dana transfer dari pemerintah pusat. Transfer dari pemerintah pusat yang diterima oleh pemerintah daerah adalah Dana Alokasi Umum. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Maimunah, 2006). Namun pada praktiknya, transfer dari pemerintah pusat merupakan sumber dana utama pemerintah daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh pemerintah daerah dilaporkan di perhitungan APBD. Beberapa peneliti menemukan bahwa respon pemerintah daerah berbeda untuk transfer dan pendapatan sendiri (seperti pajak). Ketika penerimaan daerah berasal dari transfer maka stimulus atas belanja yang ditimbulkan berbeda dengan stimulus yang muncul dari pendapatan daerah (terutama pajak daerah). Oates (dalam Halim, 2002) menyatakan bahwa ketika respon (belanja) daerah lebih besar terhadap transfer dari pada pendapatannya sendiri disebut sebagai flypaper effect. Di Indonesia, dana transfer (DAU) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah masih tergolong tinggi untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari atau belanja daerah. Di beberapa daerah peran DAU sangat signifikan, karena kebijakan belanja daerah lebih didominasi oleh jumlah DAU dari pada PAD (Sidik et al., 2002). Belanja daerah merupakan semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu anggaran (Halim, 2002). Klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah untuk tujuan pelaporan keuangan terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, dan belanja transfer. Beberapa peneliti sebelumnya melakukan penelitian guna menguji pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja daerah seperti,

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 3 Abdullah dan Halim (2003) yang melakukan penelitian guna menguji pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Hasil penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa secara terpisah DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Secara bersamaan DAU dan PAD juga berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Maimunah (2006) yang melakukan penelitian guna menguji flypaper effect pada DAU dan PAD terhadap belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Sumatera memperoleh hasil yaitu DAU memiliki pengaruh lebih besar dari pada PAD terhadap belanja daerah. Budiarti (2014) yang melakukan penelitian guna menguji pengaruh PAD dan DAU terhadap struktur belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur memperoleh hasil yaitu DAU memberikan pengaruh lebih besar terhadap struktur belanja daerah dari pada PAD terhadap struktur belanja daerah. Penelitian ini menindaklanjuti penelitian yang sebelumnya tentang belanja daerah yaitu Pengaruh PAD dan DAU terhadap struktur belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang mengambil periode penelitian 2010-2013. Perbedaan dari penelitian sebelumnya terletak pada sumber data yang berbeda, yaitu melalui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan data berupa laporan realisasi anggaran pemerintah daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), relatif lebih sempit dari penelitian sebelumnya dan menggunakan periode penelitian yang berbeda yakni 2010-2014. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Gerbang Kertosusilo. TINJAUAN TEORITIS Sumber Penerimaan Daerah dalam Pelaksanaan Desentralisasi Berdasarkan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah, sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah yang meliputi (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah), dana perimbangan yang meliputi (dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus), dan lain-lain pendapatan. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. PAD bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Besar kecilnya pendapatan menentukan kualitas pelaksanaan pemerintahan, tingkat

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 4 kemampuan pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik, serta keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan (Mahmudi, 2010:14). Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi Umum pada suatu daerah ditentukan sesuai besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah dan potensi daerah. Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang dapat mengurangi nilai ekuitas dana sebagai kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran. Belanja daerah menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Di dalam APBD, belanja digolongkan menjadi lima kelompok terdiri dari belanja administrasi umum, belanja operasi, pemeliharaan sarana dan prasarana publik, belanja modal, belanja transfer, dan belanja tak tersangka. Flypaper Effect Flypaper effect adalah suatu fenomena pada suatu kondisi ketika pemerintah daerah merespon belanja daerahnya lebih banyak berasal dari transfer atau spesifiknya pada transfer tidak bersyarat daripada pendapatan asli dari daerahnya tersebut sehingga akan mengakibatkan pemborosan dalam belanja daerah. Maimunah (2006) menyatakan bahwa flypaper effect disebut sebagai suatu kondisi yang terjadi saat pemerintah daerah merespon (belanja) lebih banyak (lebih boros) dengan menggunakan dana transfer (grants) yang diproksikan dengan DAU daripada menggunakan kemampuan sendiri, diproksikan dengan PAD. Perumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap belanja daerah. H 2 : H 3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap belanaja daerah. Dana Alokasi Umum berpengaruh lebih besar daripada Pendapatan Asli Daerah terhadap belanja daerah METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Objek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang dapat diukur secara langsung atau dapat dinilai dengan angka (Kuncoro, 2001:23). Dimana data yang digunakan yaitu data sekunder yang sumbernya berasal dari dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di daerah Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), data mengenai jumlah PAD, DAU, dan anggaran belanja daerah yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari tahun 2010-2014.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 5 Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002). Sampel dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota yang menyampaikan laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) tahun periode 2010-2014 yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebanyak 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan sampel penelitian sebanyak 35 daerah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah full sampling, yaitu semua daerah Kabupaten/Kota Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) yang menyampaikan laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jawa Timur yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan data yang diperlukan. Data yang dimaksud adalah data sekunder berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) periode 2010-2014 yang diperoleh dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Belanja Daerah. Total belanja daerah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan realisasi total belanja yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah periode 2010-2014. Total belanja daerah tersebut meliputi semua komponen belanja, yaitu belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, dan belanja transfer. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Teknik Analisis Data Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel independen yang terdiri dari PAD dan DAU terhadap variabel dependen belanja daerah. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + e Keterangan : Y = Belanja daerah a = Konstanta b = Koefisien regresi X 1 = PAD (Pendapatan Asli Daerah) X 2 = DAU (Dana Alokasi Umum) e = Tingkat kesalahan pengganggu (error term)

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 6 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, data harus diuji asumsi klasik terlebih dahulu yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas. Analisis statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul untuk mengetahui banyaknya data yang diolah, nilai minimum dan maksimum data, nilai tengah atau mean, dan deviasi standar masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal. Uji normalitas juga untuk melihat apakah model regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas diuji menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan signifikansi lebih besar dari 0,05. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kolinieritas dilakukan dengan meregresikan antar variabel bebas. Jika koefisien regresinya signifikan, maka dalam model terdapat multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Uji autokorelasi (Ghozali, 2006:95) digunakan untuk menguji apakah dalam model linear regresi terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan uji Runs-Test. Dalam uji Runs-Test data dikatakan bebas autokorelasi kalau signifikansinya lebih dari 0,05. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Metode yang digunakan adalah dengan metode scatterplot. Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model, layak untuk diuji lebih lanjut. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan tingkat signifikansi = 0,05. Koefisien determinasi bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabilitas variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Berdasarkan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05).

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan deskripsi variabel-variabel independen dan dependen secara statistik dalam penelitian ini. Variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah PAD dan DAU, sedangkan variabel dependennya adalah belanja daerah. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut ini: PAD DAU BD Valid N (listwise) Tabel 1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 35 35 35 35 31596313 244969563 403716058 3307323864 1200889359 5707378466 546575710.31 730750271.57 1822477282.18 806120638.273 260906133.375 1284739939.442 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk menentukan apakah variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga untuk melihat apakah model regresi yang digunakan sudah baik. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2006:78). Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data dapat di uji menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila angka signifikansi lebih besar dari 0,05 dan sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1 Grafik P-Plot Hasil Normal Probability Plot pada gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa sumbu menyebar menjauh dari garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa Normal Probability Plot berdistribusi tidak normal. Untuk pengujian normalitas dengan cara lain dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov guna mendapatkan hasil distribusi yang normal. Hasil uji Kolmogorov- Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 8 Tabel 2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Kolmogorov Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1,555 0,016 Berdasarkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,016 atau tidak lebih besar dari 5% (0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Hal ini berarti terdapat masalah normalitas dalam penelitian ini, untuk memperbaiki model regresi jika terdapat masalah normalitas dapat dilakukan dengan cara melakukan transformasi data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan transformasi data dengan menggunakan Logaritma Natural (LN) agar setiap variabel yang dilakukan dapat memenuhi asumsi klasik. Hasil uji analisis grafik setelah transformasi data dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini: Gambar 2 Grafik P-Plot Setelah Transformasi Data Hasil Normal Probability Plot setelah transformasi data pada gambar 2 dapat diketahui bahwa sumbu menyebar disekitar garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa Normal Probability Plot berdistribusi secara normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi data dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi Data Kolmogorov Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 0,671 0,759 Berdasarkan pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov setelah transformasi data mempunyai nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,759 lebih besar dari 5% (0,05) maka data tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dimana jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 9 maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas, sedangkan jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka diindikasikan model tersebut memilik gejala multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Hasi Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF PAD 0,457 2,187 DAU 0,457 2,187 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4 menunjukkan bahwa angka Tolerance 0,457 lebih dari 0,10 dan VIF 2,187 kurang dari 10. Hasil ini menunjukkan bahwa model tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Runs-Test. Data dikatakan memenuhi asumsi autokorelasi jika nilainya lebih dari 0,05. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Test Value a Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual -4.18131E7 17 18 35 13-1.712 Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan Runs-Test pada tabel 5 dapat dilihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,087 lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan data bebas autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan adalah uji Scatterplot. Uji Scatterplot digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara lain nilai prediksi variabel.087

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 10 dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Berikut ini adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 3: Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil grafik scatterplot pada gambar 3 dapat diketahui bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum secara simultan atau bersama-sama terhadap belanja daerah. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan tingkat signifikansi = 0,05. Hasil perhitungan uji kelayakan model dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Hasil Uji Kelayakan Model ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total 14.191.885 15.076 2 32 34 a. Predictors: (Constant), DAU, PAD b. Dependent Variable: BD 7.095.028 256.613.000 a Berdasarkan hasil uji kelayakan model dengan menggunakan tabel ANOVA dapat dilihat bahwa nilai F hitung 256,613 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan df1 (degree of freedom) = 2 dan df2 = 32 diperoleh nilai F tabel 3,29. Hasil F hitung sebesar 256,613 F tabel 3,29 menunjukkan adanya pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum secara bersama-sama terhadap belanja daerah. Sedangkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05 ( = 5%). dengan demikian H 0 ditolak dan H a diterima atau model layak diuji, sehingga dinyatakan hipotesis ada pengaruh antara pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja daerah di Gerbang Kertosusilo dapat diterima.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 11 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dengan adanya regresi linier berganda. Koefisien determinasi bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel independen. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.970 a.941.938.16628 a. Predictors: (Constant), DAU, PAD Berdasarkan hasil koefisien determinasi pada tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,941. Hal ini berarti bahwa 94,1% belanja daerah dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum. Sedangkan 5,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 8 Hasil Koefisien Determinasi PAD Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.928 a.862.857.25140 a. Predictors: (Constant), PAD Berdasarkan hasil koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,862. Hal ini berarti bahwa 86,2% belanja daerah dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan asli daerah. Sedangkan 13,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi DAU Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.875 a.765.758.32758 a. Predictors: (Constant), DAU Berdasarkan hasil koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,765. Hal ini berarti bahwa 76,5% belanja daerah dapat dijelaskan oleh variabel dana alokasi umum. Sedangkan 23,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara individu atau secara parsial. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Berdasarkan output hasil olah data SPSS 17 uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 12 Tabel 10 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) PAD 1.142.324 1.667.033.621.685 9.802.498.000 DAU.674.102.417 6.590.000 a. Dependent Variable: BD Berdasarkan hasil pengujian parsial dapat disimpulkan bahwa: Hasil uji t untuk variabel PAD diperoleh hasil t hitung sebesar 9,802 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan df (degree of freedom) sebesar 33 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,692. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai t hitung 9,802 t tabel 1,692. Dalam hal ini mengindikasikan adanya pengaruh positif pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 untuk variabel PAD menunjukkan nilai dibawah 5% ( = 0,05) menggambarkan pengaruh yang signifikan pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Dengan demikian H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga ada pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Hasil uji t untuk variabel DAU diperoleh hasil t hitung sebesar 6,590 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan df (degree of freedom) sebesar 33 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,692. Dari hasil ini menunjukkan bahwa nilai t hitung 6,590 t tabel 1,692. Dalam hal ini mengindikasikan adanya pengaruh positif dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 untuk variabel DAU menunjukkan nilai dibawah 5% ( = 0,05) menggambarkan pengaruh yang signifikan dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Dengan demikian H 0 ditolak dan H a diterima, sehingga ada pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Analisis Regresi Linier Berganda Uji regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum secara simultan atau bersama-sama terhadap belanja daerah. Model regresi linier berganda tersebut adalah: BD = 1,142 + 0,324PAD + 0,674DAU + e Persamaan regresi berganda yang diperoleh menunjukkan: Nilai konstanta sebesar 1,142 artinya apabila nilai variabel PAD dan DAU bernilai 0, maka belanja daerah semakin berkurang. Variabel pendapatan asli daerah menunjukkan ada pengaruh positif terhadap belanja daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi pendapatan asli daerah maka belanja daerah akan semakin meningkat. Artinya setiap kenaikan sebesar satu satuan pada pendapatan asli daerah, maka belanja daerah akan meningkat. Variabel dana alokasi umum menunjukkan ada pengaruh positif terhadap belanja daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi dana alokasi umum maka belanja daerah akan semakin meningkat. Artinya setiap kenaikan sebesar satu satuan pada dana alokasi umum, maka belanja daerah akan meningkat. Pembahasan Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh positif pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 13 semakin tinggi pendapatan asli daerah, belanja daerah akan semakin meningkat. Artinya setiap kenaikan pendapatan asli daerah sebesar satu satuan, akan meningkatan belanja daerah. Hasil ini diperkuat dengan hasil hipotesis uji t, dimana dari hasil uji hipotesis mengindikasikan adanya pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05 ( = 5%), sehingga H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian ada pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abdullah dan Halim (2003) mengemukakan dimana pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah. Artinya, semakin besar perolehan PAD suatu daerah, maka akan semakin besar pula belanja daerah. Prakosa (2004) dimana pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah. Hal ini sesuai dengan prinsip anggaran berimbang yang menyatakan besarnya belanja daerah disesuaikan dengan dana yang ada. Belanja daerah adalah segala bentuk kewajiban daerah selama periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah terdiri dari belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Jadi semakin besar pendapatan yang diperoleh dari PAD maka semakin besar pula dana yang harus disalurkan lewat belanja daerah untuk melaksanakan pemerintah daerah. Kenaikan dalam pajak akan meningkatkan belanja daerah sehingga akhirnya akan memperbesar defisit. Ini juga disebabkan karena pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan dasar dari penyelenggaraan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah memberikan harapan baru terhadap tumbuhnya kesadaran untuk membangun daerahnya sendiri secara mandiri. Dari sumber PAD merupakan pendapatan penting untuk dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Penggunaan dana yang bersumber dari PAD dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh positif dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi dana alokasi umum, belanja daerah akan semakin meningkat. Artinya setiap kenaikan dana alokasi umum sebesar satu satuan, akan meningkatan belanja daerah. Hasil ini diperkuat dengan hasil hipotesis uji t, dimana dari hasil uji hipotesis mengindikasikan adanya pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05 ( = 5%), sehingga H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian ada pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maimunah (2006) mengemukakan dimana besarnya belanja daerah dipengaruhi jumlah dana alokasi umum yang diterima dari pemerintah pusat. Abdullah dan Halim (2003) mengemukakan dana perimbangan dari pemerintah pusat khususnya dana alokasi umum diharapkan dapat digunakan secara efektif dan efisien oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Dana alokasi umum merupakan bentuk transfer dana yang paling penting selain bagi hasil. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan otonomi daerah. Tujuan transfer dana adalah untuk mengurangi kesenjangan keuangan dan untuk menciptakan stabilitas aktivitas perekonomian di daerah. Dana alokasi umum merupakan dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka desentralisasi.

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 14 Pengaruh Dana Alokasi Umum Lebih Besar Daripada Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi menunjukkan adanya pengaruh positif antara dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah. Setelah dibandingkan nilai t hitung yang menunjukkan besarnya pengaruh dari kedua variabel tersebut terhadap belanja daerah, diketahui bahwa pengaruh pendapatan asli daerah lebih besar dari pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja daerah sehingga hipotesis ketiga ditolak. Hipotesis ketiga yang diajukan merupakan indikator untuk mengetahui flypaper effect. Flypaper Effect merupakan suatu kondisi keuangan pemerintah daerah yang membelanjakan lebih banyak atau lebih boros dengan menggunakan dana transfer atau dana alokasi umum dibandingkan dengan menggunakan dana sendiri atau pendapatan asli daerah. Untuk menentukan apakah terjadi flypaper effect pada keuangan pemerintah daerah maka pengaruh dana alokasi umum harus lebih besar daripada pengaruh pendapatan asli daerah. Dari uji t yang disajikan sebelumnya dapat diketahui bahwa pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo pada realisasi Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah tahun 2010-2014, pengaruh pendapatan asli daerah lebih besar daripada dana alokasi umum, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi flypaper effect pada keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo pada tahun 2010-2014. Dalam hal ini, pendapatan asli daerah lebih besar daripada dana alokasi umum terhadap belanja daerah yang mengindikasikan pemerintah daerah mandiri dalam membiayai pemerintahannya dengan kemampuannya sendiri baik pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sehingga pemerintah daerah tidak bergantung pada transfer yang diterima dari pemerintah pusat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah dilakukan pengujian, pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Besarnya pengaruh 86,2% yang berarti bahwa belanja daerah tidak hanya dipengaruhi oleh variabel pendapatan asli daerah tetapi dipengaruhi juga oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 13,8%. Pendapatan asli daerah merupakan sumber pendapatan penting bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Setelah dilakukan pengujian, dana alokasi umum berpengaruh positif terhadap belanja daerah. Besarnya pengaruh 76,5% yang berarti bahwa belanja daerah tidak hanya dipengaruhi oleh variabel dana alokasi umum tetapi dipengaruhi juga oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 23,5%. Dana alokasi umum merupakan sumber pendapatan penting bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya serta dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah. Flypaper effect terjadi bila pengaruh dana alokasi umum yang lebih besar daripada pendapatan asli daerah terhadap belanja daerah di Gerbang Kertosusilo. Setelah dilakukan pengujian diketahui pengaruh pendapatan asli daerah lebih besar daripada dana alokasi umum terhadap belanja daerah, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi flypaper effect pada keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo. Hal ini mengindikasikan pemerintah daerah mandiri dalam membiayai pemerintahannya dengan kemampuannya sendiri baik pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sehingga pemerintah daerah tidak bergantung pada transfer yang diterima dari pemerintah pusat.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016 ISSN : 2461-0593 15 Saran Bagi pemerintah daerah dalam upaya lebih meningkatkan pendapatan asli daerah bagi pemerintah daerah kabupaten/kota di Gerbang Kertosusilo sebaiknya meningkatkan pendapatan asli daerah dengan menggali potensi kekayaan alam daerahnya kemudian menggunakan semua pendapatan yang berasal baik dari pendapatan asli daerah maupun dana alokasi umum secara tepat sasaran agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi peneliti selanjutnya di bidang serupa hendaknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga menghasilkan bukti empiris yang cukup akurat dan bisa mendalami kandungan informasi dari sebuah laporan anggaran agar memberikan kontribusi pada bidang akuntansi. Peneliti selanjutnya diharapkan memperluas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, pada variabel independen selain PAD dan DAU, yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran daerah seperti menambahkan variabel independen (semua penerimaan daerah yang berasal dari laporan realisasi anggaran maupun variabel non keuangan seperti kebijakan pemerintah). DAFTAR PUSTAKA Abdullah, S., dan A. Halim. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi VI. Yogyakarta. Badan Pemeriksa Keuangan. 2010. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku 1. BPK RI Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo. Badan Pemeriksa Keuangan. 2011. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku 1. BPK RI Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo. Badan Pemeriksa Keuangan. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku 1. BPK RI Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo. Badan Pemeriksa Keuangan. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku 1. BPK RI Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo. Badan Pemeriksa Keuangan. 2014. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Buku 1. BPK RI Provinsi Jawa Timur. Sidoarjo. Bastian, I. 2003. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Budiarti, P. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Struktur Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur). Jurnal Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Halim, A. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta. Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Kusumadewi, D.A., dan A. Rahman. 2007. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Indonesia. JAAI, Juni 2007, Vol. 11, No. 1, pp. 67-80. Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Jakarta. Maimunah, M. 2006. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan daerah. Jakarta: Andi. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Flypaper Effect pada PAD dan DAU terhadap...-fathoni, Mohammad A.F. 16 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Prakosa, K.B. 2004. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY). JAAI. Vol. 8(2): 101-118. Sidik, M., B.R. Mahi, R. Simanjutak, dan B. Brodjonegoro. 2002. Dana Alokasi Umum Konsep, Hambatan, dan Prospek di Era Otonomi Daerah, Kompas. Jakarta. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.