PENGENALAN DIRI. Materi Pelatihan. Waktu : menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instuksional Khusus : Metoda :

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN STAI ASSALAMIYAH BAGIAN KE II (DUA) WIRAUSAHA DAN PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI OLEH : H.

Perkembangan Sepanjang Hayat

Evaluasi rencana..., Dewi Resmini, FISIP UI, 2008.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

maupun minat. Selain bahan dan kegiatan-kegiatan belajar kita perlu atau keberanian. Pada tingkat Pendidikan Dasar, keterampilan maupun

KEDUDUKAN, PERANAN, CIRI-CIRI DAN ASAS-ASAS ADMINISTRASI UMUM POLRI

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

PELATIHAN KONSEP DIRI

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

TINJAUAN MATA KULIAH...

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

LAMPIRAN PENINGKATAN KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ARITMATIKA SOSIAL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

TEKNIK FASILITASI PETANI

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Tata cara pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT)

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

LAMPIRAN A. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN DAN MAHASISWA

BAB V PEMBAHASAN. kecerdasan spiritual pada nilai kejujuran di MTs Al-Ma arif pondok. pesantren Salafiyah As-Syafi iyah Panggung Tulungagung.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ATTITUDE. Disciple - Attitude

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB-3 PEMAHAMAN DIRI (SELF AWARENESS) 3-1 KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Copyright 2012 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MT, MM.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak dan masa dewasa (Wong dkk, 2001). Menurut Erik Erikson (Feist &

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Fungsi Dinamika Kelompok

I. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga

WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGENALAN DIRI 16 Waktu : 1.5 sesi @ 90 menit (135 menit) Tujuan Instruksional Umum : Mampu mengembangkan kepribadian diri secara optimal, sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas/pekerjaan. Tujuan Instuksional Khusus : Setelah proses pembelajaran peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian pengenalan diri atau konsep diri 2. Menjelaskan tujuan konsep diri 3. Menjelaskan mengapa konsep diri diperlukan 4. Menyebutkan perbedaan konsep diri positif dan konsep diri negatif 5. Menjelaskan proses pembentukan konsep diri 6. Menjelaskan perubahan konsep diri 7. Menjelaskan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari Metoda : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Penugasan 3. Diskusi Kelompok

17 Alat Bantu : 1. Lembar penugasan perorangan. 2. Pedoman simulasi dan diskusi kelompok. 3. Alat bantu untuk pembelajaran. Langkah-Langkah : 1 Persiapan : - Fasilitator mempersiapkan materi di transparan atau media lain, untuk ditayangkan di kelas. - Fasilitator mempersiapkan lembar penugasan perseorangan. 2 Proses pembelajaran : Fasilitator menyampaikan pokok bahasan, tujuan yang ingin dicapai dari pokok bahasan dan waktu yang diperlukan. Fasilitator menanyakan kepada beberapa orang peserta tentang pengertian pengenalan diri atau konsep diri, mencatat secara ringkas di papan tulis secara berurutan pendapat peserta. Pendapat peserta yang mengacu pada pengertian konsep diri digarisbawahi. Fasilitator merangkum pendapat dari beberapa peserta tersebut, kemudian menayangkan pengertian pengenalan diri atau konsep diri. Fasilitator menjelaskan sambil bertanya jawab tentang tujuan dan mengapa konsep diri diperlukan. Demikian pula untuk sub-pokok bahasan selanjutnya. Setelah materi selesai ditayangkan, fasilitator memberikan tugas kepada semua peserta untuk mengisi lembar penugasan perorangan tentang deskripsi diri secara jujur (tidak perlu menuliskan nama). Selanjutnya dibahas dalam kelompok.

18 Simulasi dan diskusi kelompok ; - Fasilitator membagi kelompok, tiap kelompok dengan anggota 6-8 orang. - Hasil pekerjaan individu dikumpulkan, selanjutnya diserahkan kembali kepada masing-masing peserta secara acak - Secara bergiliran peserta membacakan lembar tugas tentang deskripsi diri. - Selanjutnya peserta mendiskusikannya secara kelompok, tentang : a. Apakah anda jujur pada diri sendiri? Apakah ada kekuatan dan kelemahan yang belum diutarakan? b. Bagaimana kira-kira reaksi peserta lain dalam kelompok ketika salah satu peserta mengemukakan kekuatan dan kelemahan dirinya? c. Bagaimana perasaan anda saat memberi umpan balik positif dan negatif? d. Manakah yang lebih mudah, memberikan umpan balik yang positif atau negatif kepada orang lain? Mengapa? Menyampaikan rangkuman. Fasilitator melakukan evaluasi, dengan cara menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta.

19 LEMBAR PENUGASAN PERSEORANGAN Pengenalan diri : 1 Saya adalah : a. b. c. d. e. 2 Kekuatan atau kelebihan yang saya miliki : a.. b.. c.. d.. e.. 3 Kekuatan diri pribadi saya yang perlu segera dipacu dan ditingkatkan :. a... b.. c.. d.. 4 Tindakan yang sedang dan akan saya lakukan dalam upaya memacu dan meningkatkan kekuatan yang saya miliki (nomor 3) : a.... b... c... d... e...

20 5 Kelemahan atau kekurangan yang ada pada diri saya adalah : a. b.... c.... d.... e. 6 Kelemahan diri pribadi saya yang perlu segera diperbaiki adalah : a.. b.. c.. d.. e... 7 Tindakan yang sedang dan akan saya lakukan dalam upaya menghilangkan atau memperbaiki kelemahan diri pribadi saya (nomor 6) : a. b. c. d. e. 8 Apakah anda sudah atau belum puas terhadap kepribadian yang anda miliki saat ini? sebutkan alasan-alasannya.

M A T E R I PENGENALAN DIRI 21 Pendahuluan Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri. Sejauh mana kepribadian terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi. Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif. Pengertian Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.

Tujuan 22 Dengan adanya pemahaman terhadap konsep diri, diharapkan : a. Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya. b. Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain Mengapa Konsep Diri Diperlukan Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang menentukan, dengan demikian konsep diri seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan. Proses Pembentukan Konsep Diri Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri, namun konsep diri mulai berkembang sejak lahir dengan melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang. Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur kedua

23 setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri. Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar. Karena konsep diri merupakan produk belajar, permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri. Permasalahan umum yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten. Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu : (1) pengetahuan, (2) harapan diri, (3) penilaian diri. Pengetahuan : Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup : - Identitas formal - Kualitas pribadi - Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain - Ekspresi verbalnya saya adalah.. Harapan : - Merupakan idealisme mengenai diri seseorang - Karakteristik pribadi - Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang - Ekspresi verbalnya saya seharusnya dapat menjadi...

24 Penilaian diri : Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara saya saat ini dengan harapan tentang diri saya yang akan datang. Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri : - Semakin besar perbedaan antara saya saat ini dengan saya seharusnya menjadi apa, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. - Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri. Konsep Diri Negatif Dan Positif Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara 2 titik, yaitu ; konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana. Konsep diri ( - ) Konsep diri ( + ) Konsep diri negatif : Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila : a) Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. b) Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap betul. c) Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.

25 Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif pula, dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang baik. Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Konsep diri positif : Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila : a) Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya b) Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa c) Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan. Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat. Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Seharihari Perubahan konsep diri : Seperti telah diuraikan di atas, konsep diri merupakan informasi tentang diri seseorang, dan lebih bersifat subyektif. Dalam konsep diri memuat perkiraan mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang, dan berusaha untuk bisa mewujudkannya. Perkiraan tersebut sebenarnya bisa negatif atau kurang tepat, dan seseorang dapat mengubahnya sehingga menghasilkan konsep diri yang baru dan menyenangkan. Tahapan untuk mengubah konsep diri sebagai berikut : 1. Tetapkan perubahan yang akan dicapai 2. Dapatkan umpan balik dari orang lain

26 3. Perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri 4. Perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri Penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari : Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain : 1) Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya 2) Pandai mengendalikan diri 3) Tenggang rasa 4) Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya Contoh : a. Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang sesungguhnya akan berakibat keputusan yang diambil kurang tepat. Dengan kata lain orang yang mempunyai konsep diri positif akan mengambil keputusan tanpa emosional. b. Orang yang mempunyai sifat mau menang sendiri (egois) tidak mau merubah diri untuk tidak egois. Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya atau merubah konsep dirinya yang negatif. Jadi konsep diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai hak dan perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari kedua hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak

27 orang lain. Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel). Rangkuman Konsep diri seseorang adalah jawaban terhadap siapa saja bagaimana seseorang melihat dirinya. Dengan demikian konsep diri merupakan titik pusat kesadaran perilaku seseorang. Konsep diri merupakan dasar dari seseorang untuk menilai pengalaman diri sendiri serta dasar untuk memperbaiki kekurangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Konsep diri adalah seluruh persepsi tentang aku yang berhubungan dengan perasaaan, keyakinan, nilai-nilai, kekurangan, kelebihan serta kemampuannya. Konsep diri adalah sesuatu yang dinamis (terus berkembang) dan merupakan kumpulan dari berbagai sikap seseorang yang positif. Seseorang yang memiliki konsep diri mempunyai identitas diri yang jelas. Dengan melatih diri, seseorang akan mencapai tingkat kemantapan dalam menentukan peran, dan dapat mengambil keputusan yang selaras, serasi dan seimbang dengan keadaan, serta dapat mengembangkan konsep diri.

EVALUASI 28 1. Apa pengertian pengenalan diri atau konsep diri? Jelaskan tujuan konsep diri! 2. Mengapa konsep diri diperlukan? 3. Sebutkan perbedaan konsep diri positif dan konsep diri negatif 4. Bagaimana proses pembentukan konsep diri? Bagaimana perubahan konsep diri 5. Bagaimana penerapan konsep diri dalam kehidupan sehari-hari? REFERENSI 1. Conny Semiawan, 1987, Konsep Diri Wanita sebagai Pimpinan dalam peranan Manajemen, Jakarta. 2. John Robert Powers, 1977, Pelatihan Program Pengembangan Pribadi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 3. Kantor Menteri Negara UPW, 1993, Modul Latihan Manajemen dan Kepemimpinan Wanita-Unit I, Jakarta.