CHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU

dokumen-dokumen yang mirip
CHECKLIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT COPY

b. Sertifikat CPOB sesuai dengan bentuk sediaan yang diajukan

Setelah proses Login berhasil, pendaftar akan masuk pada halaman awal Aplikasi e-registrasi Obat.

User Manual. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA DAN PENILAIAN OBAT PENGEMBANGAN BARU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT

2011, No Tentang Registrasi Obat dan Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika perlu menetapkan Peraturan Kepal

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011

MATERI KONSULTASI PUBLIK KETIGA 27 JULI 2017

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG TATA LAKSANA PENDAFTARAN SUPLEMEN MAKANAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02002/SK/KBPOM

PETUNJUK TEKNIS PRA-REGISTRASI APLIKASI e REGISTRASI OBAT (AeRO) aero.pom.go.id. Login. Alur Pengajuan Pra Registrasi Obat Copy

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN DOKUMEN INFORMASI PRODUK

PETUNJUK TEKNIS PRA-REGISTRASI APLIKASI e REGISTRASI OBAT (AeRO) aero.pom.go.id

JAKARTA, 24 NOVEMBER 2017

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 949/MENKES/PER/VI/2000 TENTANG REGISTRASI OBAT JADI MENTERI KESEHATAN,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN DOKUMEN INFORMASI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

CPOB. (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1190/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN EDAR ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN NOMOR: 453/Kpts/TN.260/9/2000 TENTANG OBAT ALAMI UNTUK HEWAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

1 Pendaftaran Akun Perusahaan. 2 Pendaftaran OT Low Risk. 3 Pendaftaran Ulang OT & SK 4 E-Trecking System Pendaftaran Baru dan Variasi OT & SK

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

DOKUMENTASI

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM

PERMENKES No.949 Th 2000

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR BAB I KETENTUAN UMUM.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR... TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Oleh : Bambang Priyambodo

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRODUK BIOSIMILAR

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 695/Kpts/TN.260/8/96 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGUJIAN MUTU OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN,

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pe

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

B. Tujuan Tujuan Qualiy Assurance adalah untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan : J A K A R T A Pada tanggal : 21 Desember 1994 A.n.

PEDOMAN PENILAIAN REGISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

Referensi: Bioavailabilitas dan bioekivalensi. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas. Bioavailabilitas

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI

METODE PENGUJIAN STABILITAS Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan zat obat atau produk obat untuk tetap di dalam spesifikasi yang dibentuk untuk

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2012 TENTANG OBAT IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PILOT PLANT OPERATION. Oleh: Muthia Fadhila, S.Farm Nola Awal Lukita, S.Farm Zumay Sahara Siregar, S.Farm Edi Saputra, S.Farm

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYIAPAN DOKUMEN INDUK INDUSTRI FARMASI DAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL PENDAHULUAN

Menimbang : Mengingat :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMASUKAN OBAT IMPOR

Bentuk Sediaan Kekuatan Jenis Kemasan Besar Kemasan NIE *) Masa Berlaku NIE. Alamat Pendaftar Nama jalan dan nomor Kota Negara

No Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

Viddy A R. II Selasa, 5 September 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUK DIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK

Produksi di Industri Farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN HK TENTANG PEMASUKAN OBAT JALUR KHUSUS KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA LAKSANA PERSETUJUAN UJI KLINIK

BAB III PENGAWASAN TERHADAP PELAKU USAHA ROKOK ATAU PRODUSEN ROKOK YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PELABELAN ROKOK MENURUT PP NO.

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

KURIKULUM JURUSAN/PROGRAM STUDI FARMASI PENGEMBANGAN

PERSYARATAN REGISTRASI ALAT KESEHATAN

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

Transkripsi:

CHECK LIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT BARU I. INFORMASI PRODUK Nama Obat : Bentuk sediaan & Kekuatan : Zat aktif : Kemasan : Pendaftar : Produsen : Kategori registrasi : II. DOKUMEN YANG DISERAHKAN No. Parameter A. KELENGKAPAN DOKUMEN ADMINISTRATIF 1. Surat pengantar 2. Formulir registrasi 3. Surat penyataan pendaftar 4. Sertifikat dan dokumen administratif (sesuai dengan status produksi: obat lokal, kontrak, lisensi, ekspor atau impor) Obat produksi lokal a. Ijin Industri farmasi b. Sertifikat CPOB sesuai dengan bentuk sediaan yang diajukan Obat kontrak a. Ijin industri farmasi pendaftar/pemberi kontrak b. Ijin fndustri farmasi penerima kontrak c. Perjanjian kontrak d. Sertifikat CPOB industri farmasi pendaftar/pemberi kontrak e. Sertifikat CPOB Industri farmasi penerima kontrak sesuai dengan bentuk sediaan yang diajukan Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 1 dari 16

No. Parameter f. Untuk obat kontrak dengan spesifikasi, formula, sumber bahan baku, proses dan tempat produksi serta jenis kemasan sama dengan obat yang dimiliki oleh penerima kontrak harus dilengkapi dengan surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani pemberi dan penerima kontrak Obat lisensi a. Ijin industri farmasi penerima lisensi b. Sertifikat CPOB industri farmasi penerima lisensi sesuai dengan bentuk sediaan yang diajukan c. Perjanjian Lisensi Obat Khusus Ekspor a. Ijin Industri farmasi b. Sertifikat CPOB sesuai bentuk sediaan yang diajukan c. Persetujuan tertulis dari negara tujuan yang disahkan oleh instansi berwenang di negara tujuan ekspor untuk obat yang tidak diijinkan beredar di Indonesia d. Proforma invoice untuk obat yang tidak beredar di Indonesia Obat Impor a. Ijin Industri farmasi b. Surat Penunjukan dari industri farmasi atau pemilik obat di luar negeri c. Certificate of Pharmaceutical Product dari negara produsen dan/atau negara dimana diterbitkan sertifikat pelulusan bets (Lampiran V) kecuali obat baru yang belum beredar atau sedang dalam proses registrasi di negara produsen d. Site master file industri farmasi di luar negeri, yang belum mempunyai obat dengan persyaratan sama yang disetujui beredar di Indonesia e. Sertifikat CPOB dari produsen di luar negeri (kecuali sudah tercakup dalam dokumen lain) f. Inspeksi terakhir produsen dari instansi berwenang setempat 5 Salinan Hasil Pra Registrasi (HPR) 6 Bukti pembayaran 7 Dokumen terkait paten a. Surat pernyataan terkait paten Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 2 dari 16

No. Parameter b. Hasil penelusuran paten dari DitJen HKI c. Pengkajian terkait paten (self assessment) 8 Dokumen lain B. INFORMASI OBAT DAN DESAIN 1 Informasi Obat a. Ringkasan karakteristik obat b. Brosur c. Informasi obat untuk pasien 2 Penandaan pada kemasan (terkecuali untuk penambahan indikasi dan posologi baru) a. Penandaan bungkus luar b. Etiket c. Blister/Strips d. Ampul/vial e. Catch cover/amplop f. Mock Up C. KELENGKAPAN DOKUMEN MUTU S. ZAT AKTIF S1 Drug Master File (DMF) untuk obat yang didaftarkan oleh inovator Informasi Umum S1.1 Tata Nama - International non proprietary name (INN) - Nama farmakope - Nomor registrasi dari Chemical Abstract Service (CAS) - Kode laboratorium (jika ada) - Nama kimia S1.2 Rumus Kimia Zat aktif baru : - Rumus bangun, termasuk stereokimia relative dan absolut, rumus molekul dan bobot molekul relatif. S1.3 Sifat-sifat umum - Sifat-sifat fisikokimia atau sifat-sifat lain yang relevan dari zat aktif termasuk aktifitas biologik untuk Bioteknologi S2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 3 dari 16

No. Parameter S2.1 Produsen - Nama dan alamat lengkap termasuk kota dan negara produsen zat aktif S2.2 Uraian Proses Pembuatan dan Kontrol terhadap Proses Uraian proses pembuatan zat aktif yang mencakup proses pembuatan dan kontrol terhadap proses: Zat aktif baru: - Alur proses sintesa zat aktif diberikan secara skematis. - Uraian tahapan dari proses pembuatan zat aktif diberikan secara lengkap termasuk kontrol terhadap proses. - Uraian proses alternatif harus diuraikan seperti pada proses primer. Tahapan proses harus diidentifikasi dan dijustifikasi S2.3 Kontrol terhadap bahan - Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan zat aktif harus dicantumkan sesuai tahapannya, termasuk informasi kualitas dan kontrol. - Harus dicantumkan informasi yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi standar untuk penggunaannya, jika relevan. - Bahan bersumber biologi harus mencantumkan informasi sumber, produsen dan karakterisasi. S2.4 Kontrol terhadap tahapan kritis dan intermediate - Tahapan kritis Data pengujian dan kriteria penerimaan, serta dilengkapi dengan justifikasi untuk meyakinkan bahwa proses pembuatan tersebut terkontrol - Senyawa Antara Spesifikasi dan prosedur analisa, jika ada, untuk intermediates yang diperoleh selama proses S2.5 Validasi proses dan/atau Laporan - Studi validasi proses atau laporan untuk proses aseptik dan sterilisasi. Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 4 dari 16

No. Parameter S2.6 Pengembangan proses pembuatan Zat aktif baru : - Uraian dan justifikasi terhadap perubahan yang dilakukan pada proses pembuatan dan/atau tempat produksi zat aktif S3 Karakterisasi S3.1 Elusidasi dari struktur dan Karakterisasi Zat aktif baru : - Konfirmasi struktur berdasarkan rute sistesa dan analisa spektrum S3.2 Pengotor Informasi pengotor S4 Kontrol terhadap zat aktif S4.1 Spesifikasi Informasi rinci spesifikasi, pengujian, dan kriteria penerimaan zat aktif. S4.2 Prosedur analisa Prosedur analisa yang digunakan untuk pengujian zat aktif harus rinci sehingga dapat digunakan oleh laboratorium lain untuk pengujian yang reproducible. S4.3 Validasi Prosedur Analisa Informasi lengkap hasil validasi prosedur analisa zat aktif. S4.4 Analisa Bets Uraian analisa dan hasil analisa bets (termasuk Certificate of Analysis zat aktif). S4.5 Justifikasi spesifikasi Justifikasi spesifikasi zat aktif. S5 S6 Baku Pembanding Informasi mutu baku pembanding atau bahan baku yang digunakan untuk pengujian zat aktif. Sistem Kemasan Informasi sistem kemasan yang digunakan, termasuk identitas komponen kemasan primer dan spesfikasinya. Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 5 dari 16

No. Parameter S7 Stabilitas - Ringkasan Stabilitas dan Kesimpulan Ringkasan jenis studi yang dilakukan, protokol dan hasil studi. Ringkasan harus mencakup hasil studi, contohnya hasil forced-degradation dan stress condition, termasuk kesimpulan kondisi penyimpanan dan retest date atau shelf-life. - Protokol Stabilitas Paska pemasaran dan Komitmen Stabilitas - Data Stabilitas Hasil uji stabilitas (contohnya, hasil studi forced degradation dan stress conditions) harus dicantumkan dalam format yang sesuai seperti pada tabel, grafik, atau narasi termasuk informasi prosedur analisa yang digunakan untuk menghasilkan data dan validasi dari prosedur tersebut P. OBAT P1 P2 Deskripsi dan Komposisi Uraian dan komposisi obat jadi harus dicantumkan, seperti: - Bentuk sediaan; - Komposisi lengkap, jumlah masing-masing zat dalam satu bets produksi (termasuk overage, bila ada), fungsi masing-masing zat dan acuan yang digunakan (contohnya monografi farmakope atau spesifikasi dari produsen); - Uraian cara rekonstitusi; dan - Tipe kemasan yang digunakan dan pelarut rekonstitusi, jika ada. Pengembangan farmasetika P2.1 Informasi Studi Pengembangan Memberikan informasi dan data hasil studi pengembangan yang dilakukan untuk memastikan bahwa bentuk sediaan, formulasi, proses pembuatan, sistem kemasan, atribut mikrobiologi dan cara pemberian sesuai dengan tujuan penggunaan obat yang didaftarkan Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 6 dari 16

No. Parameter P2.2 Komponen Obat Jadi P2.2.1 Zat Aktif Zat aktif baru - Justifikasi kompatibiltas zat aktif dengan zat tambahan dan karakteristik fisikokimia (contohnya kadar air, kelarutan, distribusi ukuran partikel, polimorf atau bentuk padat) yang mempengaruhi zat aktif harus dijelaskan. - Untuk sediaan kombinasi, justifikasi kompatibilitas zat aktif dengan zat aktif lainnya harus dijelaskan. P2.2.2 Zat tambahan Justifikasi pemilihan zat tambahan, konsentrasi dan karakteristik yang mempengaruhi tampilan obat jadi, harus dijelaskan sesuai dengan fungsinya masingmasing. P2.3 Obat P2.3.1 Pengembangan formula Ringkasan pengembangan formula obat harus dicantumkan dengan mempertimbangkan cara pemberian obat sesuai dengan tujuan penggunaannya. Perbedaan antara formulasi klinik dan formulasi (contohnya komposisi) seperti disebutkan pada butir P1 dan P2 harus dijelaskan. Hasil studi terbanding in vitro (contohnya disolusi) dan in vivo (contohnya bioekivalensi) harus dijelaskan bila diperlukan. P2.3.2 Overages Overages dalam formulasi yang dicantumkan pada butir P1 harus dijelaskan. P2.3.3 Sifat Fisikokimia dan Biologi Parameter obat yang relevan seperti ph, ikatan ion, disolusi, redispersi, rekonstitusi, distribusi ukuran partikel, agregasi, polimorfism, sifat alir, aktivitas biologi atau potensi dan aktivitas imunologi harus dicantumkan. Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 7 dari 16

No. Parameter P2.4 Pengembangan Proses Pembuatan - Pemilihan dan optimalisasi proses pembuatan yang tercantum dalam butir P 3.2 terutama pada tahap kritis harus dijelaskan. Metoda sterilisasi yang relevan harus dijelaskan. - Perbedaan antara proses pembuatan bets obat yang digunakan untuk uji klinik pivotal dan yang disebutkan pada butir P 3.2 yang dapat mempengaruhi tampilan obat perlu dicantumkan P2.5 Sistem Kemasan Kesesuaian sistem kemasan yang digunakan untuk penyimpanan, transportasi (pengiriman) dan penggunaan obat. P2.6 Atribut Mikrobiologi Bila perlu, atribut mikrobiologi dari sediaan harus dicantumkan termasuk rasionalitas tidak dilakukannya pengujian batas mikrobial untuk sediaan non steril, serta pemilihan dan efektifitas pengawet dalam obat. Untuk sediaan steril integritas sistem kemasan dalam mencegah kontaminasi miroba harus dicantumkan P2.7 Kompatibilitas Kompatibilitas obat atau rekonstitusi pelarut atau kemasan atau alat bantu khusus harus dicantumkan untuk menunjang informasi yang sesuai pada penandaan. P3 Proses produksi P3.1 Formula Bets Formula harus mencantumkan nama dan jumlah semua zat aktif dan zat tambahan yang digunakan termasuk zat yang hilang selama proses pembuatan P3.2 Proses Pembuatan dan Kontrol Proses - Diagram alur pembuatan harus dicantumkan tahap demi tahap. - Tahapan kritis pada proses control, uji intermediate atau control obat jadi harus diidentifikasi Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 8 dari 16

No. Parameter P3.3 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara - Tahapan kritis Pengujian dan criteria penerimaan (dengan justifikasi termasuk data percobaan) yang dilakukan pada tahapan kritis proses pembuatan seperti pada bagian P3.3, untuk meyakinkan bahwa proses tersebut terkontrol. - Produk Antara Informasi mutu dan control intermediates yang diperoleh selama proses P3.4 Validasi Proses dan/atau Laporan Uraian, dokumentasi, dan hasil studi validasi dari tahapan kritis atau assays kritis yang dilakukan pada proses pembuatan harus diserahkan (Contohnya, validasi proses sterilisasi atau proses aseptik atau pengisian). Komitmen Proses Validasi Protokol validasi proses post-approval dan komitmen stabilitas. P4 Kontrol terhadap zat tambahan P4.1 Spesifikasi Spesifikasi zat tambahan yang digunakan. P4.2 Prosedur analisa Prosedur analisa yang digunakan pada pengujian zat tambahan. P4.3 Zat Tambahan bersumber Hewan dan Manusia Untuk zat tambahan bersumber hewan dan manusia, harus ada informasi zat adventitious (contohnya, sumber, spesifikasi, uraian uji yang dilakukan, data keamanan virus). P4.4 Zat Tambahan Baru Untuk zat tambahan yang digunakan pertama kali pada obat atau dengan cara pemberian baru, informasi lengkap meliputi pembuatan, karakterisasi dan control, dengan cross reference untuk menunjang data keamanan (nonklinik atau klinik) P5 Kontrol terhadap Obat P5.1 Spesifikasi Spesifikasi obat Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 9 dari 16

No. Parameter P5.2 Prosedur Analisa Prosedur analisa yang digunakan untuk pengujian obat. P5.3 Validasi Prosedur Analisa Informasi validasi analisa termasuk data percobaan untuk prosedur analisa yang digunakan pada pengujian obat P5.4 Analisis Bets Uraian analisa dan hasil analisa bets (termasuk Certificate of Analysis obat) P5.5 Karakterisasi Pengotor Informasi karakterisasi pengotor P5.6 Justifikasi Spesifikasi Justifikasi spesifikasi obat P6 P7 Baku pembanding Persyaratan: Informasi mutu dan tabel baku pembanding atau bahan yang digunakan untuk pengujian obat. Sistem Kemasan Uraian sistem kemasan, termasuk identitas komponen kemasan primer dan sekunder dan spesifikasinya. P8 Stabilitas Bukti yang menunjukkan kestabilan obat dan memenuhi spesifikasi sesuai shelf-life yang diajukan, menunjukkan tidak ada dekomposisi obat yang bersifat toksik selama periode pengamatan. Ringkasan Stabilitas dan Kesimpulan Zat aktif baru: - Semua kriteria yang mengikuti Pedoman ICH dapat diterima kecuali kondisi penyimpanan yang sebenarnya harus pada 30 0 C, 75% RH. Harus dipertimbangkan pengaruh kelembaban terhadap kemasan Protokol Stabilitas Paska Pemasaran dan Komitmen Stabilitas - Protokol Stabilitas Paska Pemasaran dan Komitmen Stabilitas. Data Stabilitas - Hasil uji stabilitas harus disajikan dalam format yang sesuai (contohnya, tabel, grafik, narasi) termasuk informasi prosedur analisa yang digunakan untuk menghasilkan data dan validasi dari prosedur tersebut Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 10 dari 16

No. Parameter P9 Bukti Ekivalensi - In Vitro Studi disolusi terbanding - In Vivo Studi bioekivalensi D. KELENGKAPAN DOKUMEN NON KLINIK Daftar Isi Bagian III Sub Bagian A. Telaahan Non-Klinik 1 Telaahan strategi Uji Non-klinik 2 Farmakologi 3 Farmakokinetik 4 Toksikologi 5 Keterkaitan Telaahan dan Kesimpulan 6 Daftar Pustaka Sub Bagian B. Ringkasan dan Matriks Non-Klinik 1 Ringkasan Non klinik 1.1 Farmakologi 1.1.1 Farmokodinamik primer 1.1.2 Farmakodinamik sekunder 1.1.3 Farmakologi keamanan 1.1.4 Farmakodinamik interaksi obat 1.2 Farmakokinetik 1.2.1 Absorpsi 1.2.2 Distribusi 1.2.3 Metabolisme (perbandingan inter- spesies) 1.2.4 Ekskresi 1.2.5 Farmakokinetik interaksi obat (non klinik) 1.2.6 Studi farmakokinetik lain 1.3 Toksikologi 1.3.1 Toksisitas dosis tunggal 1.3.2 Toksisitas dosis berulang 1.3.3 Genotoksisitas Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 11 dari 16

No. Parameter 1.3.4 Karsinogenisitas 1.3.5 Toksisitas sistem reproduksi dan perkembangan 1.3.5.1 Fertilitas dan perkembangan embrio awal 1.3.5.2 Perkembangan Embrio-fetus 1.3.5.3 Perkembangan sebelum dan setelah kelahiran termasuk fungsi maternal 1.3.6 Toleransi lokal 1.3.7 Studi toksisitas lain, jika tersedia 2 Ringkasan matrik Non klinik Sub Bagian C. Laporan Uji Non-Klinik (jika diperlukan) 1 Daftar Isi 2 Farmakologi 2.1 Farmakodinamik primer 2.2 Farmakodinamik sekunder 2.3 Farmakologi keamanan 2.4 Farmakodinamik interaksi obat 3 Farmakokinetik 3.1 Metoda analisa dan hasil validasi 3.2 Absorpsi 3.3 Distribusi 3.4 Metabolisme (perbandingan inter-spesies) 3.5 Eksresi 3.6 Farmakokinetik interaksi obat (non-klinik) 3.7 Studi farmakokinetik lain 4 Toksikologi 4.1 Toksisitas dosis tunggal 4.2 Toksisitas dosis berulang 4.3 Genotoksisitas 4.3.1 In vitro 4.3.2 In vivo 4.4 Carcinogenisitas 4.4.1 Studi jangka panjang Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 12 dari 16

No. Parameter 4.4.2 Studi jangka pendek dan menengah 4.4.3 Studi lainnya 4.5 Toksisitas reproduksi dan perkembangan 4.5.1 Fertilitas dan perkembangan embrio awal 4.5.2 Perkembangan Embrio-fetus 4.5.3 Perkembangan sebelum dan setelah kelahiran termasuk fungsi maternal 4.5.4 Studi pada anak hewan (juvenile animals) yang diberikan obat 4.6 Toleransi lokal 4.7 Studi toksisitas lain, jika tersedia 4.7.1 Antigenisitas 4.7.2 Immunotoksisitas 4.7.3 Katergantungan 4.7.4 Metabolit 4.7.5 Cemaran 4.7.6 Lainnya Sub Bagian D. Daftar Referensi E. KELENGKAPAN DOKUMEN KLINIK Daftar Isi Bagian IV Sub Bagian A. Telaahan Klinik 1 Alasan Pengembangan Produk 2 Telaahan Biofarmasetik 3 Telaahan Farmakologi Klinik 4 Telaahan Efikasi 5 Telaahan Keamanan 6 Kesimpulan mengenai Manfaat dan Resiko Sub Bagian B. Ringkasan Klinik 1 Ringkasan Studi Biofarmasetik dan Metode Analisa terkait 1.1 Latar belakang dan telaahan 1.2 Ringkasan hasil tiap-tiap studi 1.3 Perbandingan dan Analisa terhadap hasil tiap-tiap studi Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 13 dari 16

No. Parameter 2 Ringkasan Studi Farmakologi Klinik 2.1 Latar belakang dan telaahan 2.2 Ringkasan hasil tiap-tiap studi 2.3 Perbandingan dan Analisa terhadap hasil tiap-tiap studi 2.4 Studi khusus 3 Ringkasan Efikasi Klinik 3.1 Latar belakang dan telaahan efikasi klinik 3.2 Ringkasan hasil tiap-tiap studi 3.3 Perbandingan dan Analisa terhadap hasil tiap-tiap studi 3.3.1 Studi terhadap populasi 3.3.2 Perbandingan hasil efikasi pada seluruh studi 3.3.3 Perbandingan hasil pada sub-populasi 3.4 Analisa terhadap informasi klinik yang relevan terhadap dosis yang direkomendasikan 3.5 Penentuan Efek Efikasi dan/atau Toleransi 4 Ringkasan Keamanan Klinik 4.1 Paparan obat 4.1.1 Rencana evaluasi keamanan menyeluruh dan ringkasan tiap-tiap studi keamanan 4.1.2 Paparan obat secara menyeluruh 4.1.3 Demografik dan karakteristik lain dari studi populasi 4.2 Efek samping 4.2.1 Analisa terhadap efek samping 4.2.2 Narasi 4.2.1.1 Efek samping yang umum terjadi 4.2.1.2 Kematian 4.2.1.3 Efek samping lain yang serius 4.2.1.4 Efek samping lain yang signifikan 4.2.1.5 Analisa efek samping berdasarkan system organ atau gejala 4.3 Evaluasi terhadap hasil laboratorium klinik 4.4 Tanda-tanda vital, temuan fisik, dan pengamatan lain terkait keamanan Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 14 dari 16

No. Parameter 4.5 Keamanan pada kelompok dan keadaan khusus 4.5.1 Kelompok pasien 4.5.2 Interaksi obat 4.5.3 Penggunaan pada kehamilan dan menyusui 4.5.4 Overdosis 4.5.5 Penyalahgunaan obat 4.5.6 Penghentian obat dan efek rebound 4.5.7 Pengaruh pada kemampuan mengemudi atau menjalankan peralatan mesin atau kegagalan pada kemampuan mental 4.6 Data paska pemasaran 5 Sinopsis tiap-tiap studi Sub Bagian C. Daftar Uji Klinik Sub Bagian D. Laporan Uji Klinik 1 Daftar Isi 2 Daftar uji klinik 3 Laporan Uji Klinik 3.1 Laporan studi biofarmasetik 3.1.1 Laporan studi Bioavailabilitas (BA) 3.1.2 Laporan studi perbandingan BA dan BE 3.1.3 Laporan keterkaitan antara studi In vitro dan In vivo 3.1.4 Laporan Bioanalitikal dan Metode Analitik untuk studi pada Manusia 3.2 Laporan studi farmakokinetik yang menggunakan Biomaterial Manusia 3.2.1 Laporan studi terhadap ikatan protein plasma 3.2.2 Laporan studi terhadap metabolism hepatic dan interaksi obat 3.2.3 Laporan studi yang mengunakan biomaterial manusia 3.3 Laporan studi farmakokinetik (FK) pada manusia 3.3.1 Laporan studi FK dan toleransi awal pada subyek sehat Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 15 dari 16

No. Parameter 3.3.2 Laporan studi FK dan toleransi awal pada pasien 3.3.3 Laporan studi FK pada populasi 3.4 Laporan studi farmakodinamik (FD) pada manusia 3.4.1 Laporan studi FD dan FK/FD pada subyek sehat 3.4.2 Laporan studi FD dan FK/FD pada pasien 3.5 Laporan studi efikasi dan keamanan 3.5.1 Laporan studi klinik terkontrol terkait indikasi yang diajukan 3.5.2 Laporan studi klinik tanpa pembanding 3.5.3 Laporan hasil analisa terhadap data yang diperoleh lebih 3.5.4 Laporan analisa terhadap data yang diperoleh dari banyak studi, termasuk meta analisa dan Bridging Analyses 3.5.5 Laporan studi klinik lain 3.6 Laporan Paska Pemasaran 4 Formulir pelaporan kasus dan daftar tiap pasien (jika diperlukan) Sub Bagian E. Daftar Referensi Check List Registrasi Obat Baru Pebruari 2010 16 dari 16