MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

dokumen-dokumen yang mirip
KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

PASTEURISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

MIKROORGANISME PATOGEN. Prepare by Siti Aminah Kuliah 2. Prinsip Sanitasi Makanan

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

DASAR KEHIDUPAN MIKROORGANISME DI LINGKUNGAN. ZAENAB, SKM, M.Kes. HP : /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan. Makanan tradisional seperti yang kita kenal,yaitu tahu, tempe, kecap, tauco, susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

KONTAMINASI DAN FOODBORNE (PERSPEKTIF SANITASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan dengan suhu tinggi

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

TOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PANGAN DENGAN SUHU TINGGI SITI AMINAH FIKKES - UNIMUS

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Susu Menurut SNI susu segar adalah susu murni yang tidak

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

PENGEMASAN MAKANAN ZAENAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Makanan

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Pengolahan dengan Suhu Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

BABI PENDAHULUAN. Rawon merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PENGISIAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO PENILAIAN DAN PENDAFTARAN ULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

MATERI KULIAH MINGGU IV PRINCIP HACCP 2 : PENENTUAN CCP

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kontaminasi Pada Pangan

MATA PELAJARAN : PRAKARYA SEMESTER : II Tema : Pengolahan

Transkripsi:

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang tertentu untuk golongan tertentu Mikrobia masuk ke dalam makanan selama proses pengemasan melalui : * debu tanah * dari zat penyusun * peralatan Contoh makanan/minuman kemasan : makanan kaleng, air mineral, minuman kotak, es krim, jamu, dll

Tujuan pengemasan makanan di bidang mikrobiologi : Mengendalikan proses kerusakan/infeksi karena mikrobia Mempertahankan higienitas makanan Mempertahankan kandungan zat gizi pada makanan

FUNGSI PENGEMASAN MAKANAN Mempertahankan kebersihan produk Melindungi makanan dari kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar Memudahkan penyiapan makanan pada konsumen

PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN 1. Pengendalian mikrobia patogen pada air 2. Pengendalian mikrobia patogen pada susu 3. Pengendalian mikrobia patogen pada pangan

Pengendalian mikrobia patogen pada air Berhubungan dengan tindakan sanitasi air bersih (untuk minum dan aktivitas kehidupan) Dapat dilakukan melalui sanitasi air dan penyaringan air kotor Sanitasi air penyaringan air dan klorisasi Penyaringan air penyaringan pasir Klorisasi dosisi 0,5 ppm mampu membunuh mikrobia enterik

Penyaringan air kotor dilakukan melalui : penyaringan, pengendapan, pengolahan dan pembuangan supernatan pencemar

Pengendalian mikrobia patogen pada susu 1. Pasteurisasi pd temperatur 63 o C selama 30 menit (Low Temperature Long Time / LTLT) atau pada temperatur 72 o C selama 15 detik (High Temperature Short Time / HTST) dan didinginkan pada temperatur 5 o C atau lebih rendah dari 5 o C. Pasteurisasi merupakan satu-satunya cara sederhana untuk membunuh mikrobia patogen susu dan tidak merusak cita rasa susu

2. Sterilisasi UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 C) selama 2-5 detik

*Untuk mengetahui susu sudah dipasteurisasi secara benar dan baik dilakukan dengan uji/tes pospatase yaitu uji untuk mengetahui aktivitas enzim fosfatase dalam susu Jika nilai aktivitas fosfatase tinggi pasterurisasi kurang baik dan susu dicampur dengan susu mentah. * Untuk mengetahui pencemar patogen tes bakteri koliform

Pengendalian mikrobia pangan Penyinaran Pendinginan Pembekuan Pengeringan Sterilisasi Penggaraman Pengasapan Pengawetan dg bahan kimia : kalsium propionat, natrium benzoat, sulfur oksida, asam sorbat pengasaman

Sterilisasi bahan pangan Dilakukan pada suhu 121oC selama 15 menit membunuh semua mikrobia dan spora tahan panas Dilakukan dengan autoclave dan pressure cooker (untuk makanan kaleng)

MIKROBIA PATOGEN PANGAN PENYEBAB PENYAKIT 1. Bakteri enteropatogenik 2. Bakteri patogen non enterogenik/non intestinal

BAKTERI ENTEROPATOGENIK Bakteri patogen yang berasal dari saluran pencernaan mamalia dan manusia Meliputi : 1. Salmonella : penyebab diare, demam tifoid dan para tifoid 2. Shigella : penyebab disentri 3. E. coli : penyebab diare pd bayi 4. Vibrio cholerae : kolera 5. V. parahaemolyticus ; diare

E. Coli Adalah flora normal pada usus Bersifat oppurtunis patogen bila hidup di luar usus menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi luka Strain tertentu menimbulkan diare terutama pada bayi Sifat E.coli fakultatif anaerob, suhu inkubasi 44,5o C, bersifat motil, mampu memfermentasi laktosa.

BAKTERI PATOGEN NON INTESTINAL Bakteri patogen yang ditularkan melalui makanan dan udara Sering terdapat pada saluran pernafasan manusia Jika mengkontaminasi kulit hewan atau manusia dapat menimbulkan luka pada kulit

meliputi : 1. Streptococcus pyogenes : penyebab ISPA 2. Corynebacterium diphteriae : ISPA 3. Staphilococcus aureus : muntah, diare 4. Clostridium botulinum : toksik pada cerebral (neurotoksik) spora tidak tahan panas

Cara pencegahan keracunan makanan 1. Pencegahan keracunan B.cereus Pemanasan bertekanan pada makanan, pemanggangan dan penggorengan Pemanasan di bawah suhu 100oC spora masih hidup 2. Pencegahan botulisme Spora tahan panas dan toksinnya tidak tahan panas Pemanasan makanan baik yang diawetkan atau tidak membunuh spora dan inaktivasi toksin

3. Pencegahan keracunan oleh Staphilococcus Enterotoksin tahan panas dan tidak berubah meskipun dididihkan selama 30 menit. Toksin terbentuk jika makanan dibiarkan selama 8-10 jam pada suhu kamar Dalam suhu dingin/beku toksin stabil hingga beberapa bulan Tindakan pencegahan menyimpan makanan yang mudah busuk (dalam keadaan segar) pada suhu di bawah 0oC, makanan yang dipanaskan kembali tidak boleh disimpan lebih dari 2 jam.

TERIMA KASIH