BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Fanny Susman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Sebagai kebutuhan dasar, manusia memerlukan makanan yang terdiri dari flora dan fauna. 1 Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, makanan, serta lingkungan. Perilaku terhadap makanan, adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi,, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur - unsur yang terkandung di dalam pengolahan makanan. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap terwujudnya status kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi 2. Untuk memelihara kesehatan masyarakat perlu adanya pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan bahan makanan dan minuman agar tidak terjangkit oleh mikroba mikroba pathogen yang berada dalam makanan dan minuman agar tercapainya sanitasi makanan sehingga tidak terkena mikroorganisme 3. Para pekerja yang menangani bahan pangan seperti penyembelih, penyimpan, pengangkut, pengolah makan sering mengakibatkan terjadinya kontaminasi biologis pada bahan pangan. Para pekerja yang terinfeksi oleh mikroba yang berhubungan dengan proses proses tersebut di atas dapat mengakibatkan terkontaminasinya makanan oleh mikroba. Setiap pekerja yang menangani makanan dapat memindahkan mikroba dari bahan mentah ke makanan hasil olahan. Pengolahan bahan pangan yang tidak terkendali dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba patogen. Jenis kontaminasi silang ini hanya dapat dihindarkan bila hygiene perorangan dilatih 5 Sanitasi merupakan syarat mutlak bagi industri pangan sebab sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk tersebut. Sanitasi juga menjadi salah satu tolok ukur teratas dalam menilai

2 keberhasilan industri rumah tangga yang menangani produk pangan. Terjadinya kasus kasus keracunan makanan sebagian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. 4 Sanitasi dalam industri pangan atau sanitasi pangan mencakup kebiasaan, sikap hidup yang tidak aseptik dan bersih terhadap benda termasuk manusia yang akan kontak langsung dan tidak langsung terhadap produk pangan 3.Tindakan sanitasi pangan meliputi pengendalian pencemaran, pembersihan dan tindakan aseptik. Pengendalian pencemaran mencakup pembuangan sampah dan menjauhi pencemar. Pembersihan dilakukan dengan pencucian sedangkan tindakan aseptik dilakukan dengan peralatan atau sarana untuk menghindari mikroba.tindakan sanitasi di industri pangan tidak dapat dilakukan secara terpisah melainkan harus disemua jalur dan mata rantai operasi industri dari sejak pengadaan sampai produk di pasarkan 4. Daging berasal dari beragam jenis seperti, unggas kambing, dan hewan mamalia serta reptil. Daging juga termasuk produk yang paling sering berhubungan dengan masalah keamanan. Pertama, daging segar merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan bakteri karena mengandung nutrien dan ketersediaan air yang cukup serta ph. Kedua, hewan juga dapat bertindak sebagai sumber mikroba patogen, seperti bakteri dan parasit. Didalam daging itu sendiri ada bakteri yang berada dalam tubuh hewan tersebut yang berasal dari lingkungan, makanan, air dan dari hewan lain. Kulit dan saluran gastrointestinal hewan yang sehat membawa populasi mikroorganisme yang besar yang dapat mencakup sejumlah bakteri patogen, seperti Escherichia coli, Salmonella, semua bakteri tersebut terutama datang dari usus hewan tetapi dapat dipindahkan ke kulit melalui tinja 10. Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung vitamin, mineral antistres, antara lain mengandung vitamin B1, B2, B12, kalsium dan lain lain 6. Daging banyak di jual di pasar Peterongan adalah salah satu pasar tradisional kota Semarang yang terletak di Jalan Wonodri, di dalam pasar ada 52 pedagang daging ayam, secara sepintas banyak pedagang daging ayam yang mengabaikan sanitasi dan hygiene. Pedagang yang mengabaikan hygiene dan sanitasi dapat mengakibatkan kerusakan daging yang lebih cepat, karena banyaknya mikroba yang mengkontaminasi daging tersebut. Dari penjual daging ayam yang

3 berada di dekat jalan raya mempunyai sanitasi yang lebih rendah dibanding tempat penjualan yang jauh dari jalan raya. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya debu dan sanitasi yang cukup jelek. Setelah melakukan survei dan observasi terhadap 10 pedagang diperoleh gambaran 29,4% pedagang kurang memahami artinya hygiene dan penjualan. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan hygine dan penjualan dengan pada daging ayam di pasar Peterongan Semarang. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini adalah Adakah hubungan Hygiene dan Sanitasi tempat penjualan dengan pada daging ayam yang dijual di pasar Peterongan Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan hygiene dan penjualan dengan jumlah kuman pada daging ayam yang dijual di pasar Peterongan Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mandiskripsikan kondisi hygiene penjual daging ayam di pasar Peterongan b. Mendiskripsikan penjualan daging ayam di pasar Peterongan c. Menghitung pada daging ayam yang di jual di pasar Peterongan d. Menganalisis hubungan hygiene penjual dengan pada daging ayam yang dijual di pasar Peterongan e. Menganalisis hubungan penjualan dengan pada daging ayam yang dijual di pasar Peterongan

4 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penjual: sebagai gambaran dan informasi tentang pentingnya hygiene dan penjualan daging ayam di Pasar Peterongan sehingga memenuhi syarat kesehatan 2. Bagi Instansi yang terkait: Dengan mengetahui dari hasil penelitian ini pihak terkait diharapkan lebih meningkatkan pembinaan lewat penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang sanitasi makanan. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian yang hampir sama, ingin diteliti tentang Hubungan Hygiene Dan Sanitasi Tempat Penjualan Dengan Jumlah Kuman Pada Daging Ayam Di Pasar Peterongan Semarang, letak perbedaannya dengan penelitian Farida adalah pada Variabel bebas (Tingkat makan mengenai hygiene dan sanitasi) dan Variabel terikat (Kualitas bakteriologis dalam makanan). Perbedaan dengan penelitian Renny terletak pada Variabel bebas (Hygiene pada dan usaha) dan Variabel terikat (Jumlah kuman Es dawet). Perbedaan dengan penelitian Noor zaroh terletak pada Variabel bebas (Kondisi produksi Es ) dan Variabel terikat (Jumlah kuman Es )

5 Tabel 1.1 : Penelitian yang hampir sama No Judul Peneliti Tahun Tempat Variabel Hasil 1 Hubungan tingkat mengenai hygiene sanitasi dan praktek makan dengan kualitas bakteriologis pada nasi rames Farida nur iffati 2005 Warung makan terminal Tidar kota Magelang Tingkat makan mengenai hygiene dan sanitsi Kualitas bakteriologis dalam makanan Ada hubungan tingkat mengenai hygiene sanitasi makanan dengan praktek makanan pada nasi rames 2 Hubungan hygiene dan usaha dengan pada es dawet 3 Perbedaan pada es berdasarkan kondisi sanitasi tempat produksi pembuatan es Renny widya k Noor zaroh 2004 Pasar Ungaran kecamatan Ungaran 2004 Kelurahan Ploso Kabupaten Kudus Hygiene pada Sanitasi tempat usaha Jumlah kuman Esdawet Kondisi sanitasi tempat produksi es Jumlah kuman Es Ada hubungan hygiene dan usaha dengan pada es dawet Ada perbedaan pada es berdasarkan kondisi produksi pembuatan es

dokumen-dokumen yang mirip

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi