PERPAJAKAN INTERNASIONAL KASUS TAX TREATY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Beneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA

BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA BELANDA)

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UN Model, OECD Model & Indonesian Model. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002

CONTOH PEMANFAATAN TAX TREATY

PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan

BAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan,

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pembagian Hak Pemajakan Atas Suatu Jenis Penghasilan Tulisan Ilmiah Perpajakan Internasional Jurnal Perpajakan KUP

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

ANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA - HONGKONG TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Bab 3 PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)

No Jenis Sengketa Pengenaan Pajak PPh Pasal 26 Nilai Sengketa (Rp) Setara US$

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

BAB 2 LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

S-517/PJ.343/2005 PERMOHONAN PENJELASAN DAN KONFIRMASI ATAS TRANSAKSI DENGAN HUBUNGAN ISTIMEWA

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

MAKALAH PAJAK INTERNASIONAL MODEL PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

BAB I PENDAHULUAN. berganda (double taxation). Untuk menghindari double taxation, maka dibuat

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA BENTUK USAHA TETAP INDONESIA JEPANG (STUDI KASUS: PT TOYOFUJI SERASI INDONESIA)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 44/PJ/2014 TENTANG

TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

PERPAJAKAN INTERNASIONAL BAB 1 : PENDAHULUAN

Modul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

PESUIIT ANDI. Pajak 8erganda? Pedoman Mudah. dan. Praktis Memahami Tax Treaty. Djoko Muljono

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

PPh Pasal 26. Pengantar

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina

(WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG

Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini. PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas.

Perpajakan internasional

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

BAB III GAMBARAN PERMASALAHAN TREATY SHOPPING di INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

PERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak

DAFTAR FORMULIR SPT MASA PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 DAN BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transaksi Lintas Batas Negara dan Konsep Dasar Pemajakannya

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (

Regulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23. dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23. Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Subjek Pajak PPh Pasal 23

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG

BAHAN AJAR PAJAK INTERNASIONAL

-8- Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan

KELOMPOK 3. Ani Rahmatika Dian Safitri Maria Meliana Yudha Adi Prasetyo TAX TREATY PROVISION

PERPAJAKAN INTERNASIONAL

ANALISIS MENGENAI PERBANDINGAN BENEFICIAL OWNER DI DALAM TAX TREATY (STUDI KASUS ANTARA NEGARA INDONESIA BELANDA DAN INDONESIA HONG KONG)

Comprehensive Tax Planning 2014

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch

PPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan

PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Penjelasan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.03/2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perhitungan Pajak Penghasilan. Utang dan Modal. Penentuan. Pencabutan.

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Transkripsi:

PERPAJAKAN INTERNASIONAL KASUS TAX TREATY Cahyaning Satyka Dina Amalia Fildzah Dessyana Margareth Sophia

Kasus Tax Treaty: PT. Cantika Indah ( Perusahaan ) bergerak di bidang produksi alat-alat kosmetik dengan memegang lisensi dari Swedia. Perusahaan berdiri sejak tahun 2004, di awal pendiriannya, Perusahaan mendapatkan bantuan pendanaan dari pinjaman kepada Beauty Ltd. yang didirikan dan berkedudukan di Singapura sebesar USD5.000.000 dengan tingkat bunga 18% dengan jangka waktu 10 tahun. Beauty Ltd. merupakan sister company dari Perusahaan. Tingkat suku bunga pasar adalah 12%. Atas pinjaman tersebut, pada bulan Juni 2011, Perusahaan membayar bunga pinjaman ke Beauty Ltd. sebesar USD450.000 (kurs tengah BI: Rp9.320, Kurs KMK: Rp9.400). Beauty Ltd. memberikan CoD tertanggal 2 November 2010. Selanjutnya, pada bulan September 2011, Perusahaan membayarkan royalti ke Ofilame Corp. sebesar USD20.000 (kurs tengah BI: Rp9.200, Kurs KMK: Rp9.100). Perusahaan sudah meminta CoD dari Ofilame Corp namun sampai pada saat pembayaran Ofilame Corp belum memberikan dokumen yang diminta. Pada awal tahun 2012, Perusahaan memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis. Untuk mendukung rencana tersebut, Perusahaan menggunakan jasa konsultasi bisnis United States Consulting, perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Amerika Serikat. Berkaitan dengan hal tersebut, United States Consulting mengirimkan 1 (satu) orang konsultannya ke Indonesia. Konsultan tersebut berada di Indonesia pada bulan Februari 2012 sampai dengan April 2012 (1 bulan = 30 hari). Selama di Indonesia, gaji konsultan tersebut dibayarkan langsung oleh Perusahaan sebesar Rp 20 juta/bulan. Selain itu, atas pelaksanaan jasa konsultasi tersebut Perusahaan juga membayar fee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati yaitu sebesar USD 50,000. Selain ekspansi bisnis, di tahun 2012 ini Perusahaan juga berencana untuk membangun gedung kantor yang baru dengan menggunakan jasa seorang arsitek (individu yang bekerja atas namanya sendiri) yang khusus didatangkan dari Perancis. Arsitek tersebut dikontrak selama 6 bulan (1 bulan = 30 hari) di Indonesia yang dimulai pada bulan April 2010 dengan fee sebesar USD 10,000. Pada akhir tahun 2012, Perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham tunggalnya yaitu Coco Pte.Ltd. yang berkedudukan dan didirikan di Australia. Besarnya dividen tersebut adalah USD400.000 pada saat kurs tengah BI: Rp9.100, Kurs KMK: Rp9.150. CoD telah diberikan oleh Coco Pte.Ltd. yang tertanggal 3 Februari 2011. Berdasarkan informasi tersebut di atas, bagaimanakah implikasi perpajakannya? Gunakanlah tax treaty terkait untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Membayar interest kepada Beauty Ltd. (sister company) yang berkedudukan di Singapura: Pembayaran interest oleh Perusahaan di Indonesia kepada Beauty Ltd. di Singapura sebagai yang menikmati hasil pembayaran, maka sumber penghasilan adalah negara tempat kedudukan Perusahaan, yaitu Indonesia (buying source). Oleh karena itu, Indonesia berhak mengenakan pajak penghasilan atas pembayaran bunga pinjaman. Beauty Ltd. sebagai subjek pajak luar negeri telah menyerahkan Certificate of Domicile (CoD) sebagai bukti tempat kedudukan perusahaan di Singapura sebelum terjadinya pembayaran bunga pinjaman dan pemotongan PPh, maka P3B antara Indonesia-Singapura (tax treaty) dapat diterapkan dan diaplikasikan. Berdasarkan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang P3B Pasal 11 ayat 10: Jika karena alasan adanya hubungan istimewa antara pembayar bunga dengan pemilik yang menikmati bunga..., jumlah bunga yang dibayarkan melebihi jumlah yang seharusnya disetujui antara pembayar dan pemilik yang menikmati bunga seandainya hubungan istimewa itu tidak ada, maka ketentuan-ketentuan Pasal ini akan berlaku hanya atas jumlah yang telah disetujui tersebut. Dalam hal demikian, jumlah kelebihan pembayaran tersebut akan tetap dikenakan pajak sesuai dengan perundang- undangan masing-masing Negara pihak pada Persetujuan. Oleh karena itu, dalam kasus ini pajak dikenakan atas bunga per tahun sebesar 18% (coupon rate). Berdasarkan P3B Pasal 11 ayat 2, tarif pajak yang dikenakan atas pembayaran bunga adalah 10%. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan: 10% x 18% x 1/2 x $5,000,000 x Rp 9,400 = Rp 423,000,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan. Market rate untuk bunga dan royalti hanya dikenakan sebatas nilai wajar (pasar). Interest = $5.000.000 x 12% x 1 2 = $300.000 PPh bunga (tax treaty) = 10% x $300.000 = $30.000

Bunga aktual = $5.000.000 x 18% x 1 2 = $450.000 Selisih (krn tidak wajar) = 450.000 300.000 = $150.000 PPh bunga (PPh 26) = $150.000 x 20% = $30.000 Total PPh bunga = $30.000 x $30.000 = $60.000 x 9,400 = Rp 564,000,000 Pembayaran royalti atas lisensi ke Ofilame Corp. yang berkedudukan di Swedia: Pembayaran royalti oleh Perusahaan di Indonesia kepada Ofilame Corp. di Swedia sebagai yang menikmati hasil bunga, maka berdasarkan asas sumber pembayaran (buying- source), sumber penghasilan adalah negara tempat kedudukan Perusahaan yaitu Indonesia. Karena itu, negara Indonesia berhak mengenakan pajak penghasilan atas pembayaran bunga pinjaman. Ofilame Corp. sebagai subjek pajak luar negeri belum menyerahkan Certificate of Domicile sebagai bukti tempat kedudukan perusahaan di Swedia sebelum terjadinya pembayaran bunga pinjaman dan pemotongan PPh, maka P3B antara Indonesia-Swedia (tax treaty) tidak dapat diterapkan dan diaplikasikan. Sehingga, pemotongan pajak di Indonesia yang dilakukan oleh Perusahaan menggunakan tarif yang tertera dalam UU PPh Pasal 26 yakni sebesar 20%. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan adalah sebesar 20% x $20,000 x Rp 9,100 = Rp 36,400,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan. Pembayaran gaji konsultan dan pembayaran fee atas jasa konsultasi bisnis kepada United States Consulting yang berkedudukan di Amerika Serikat: Berdasarkan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Amerika Serikat tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak atas Penghasilan (P3B) Pasal 15 ayat 1: Penghasilan yang diperoleh penduduk suatu Negara Pihak pada Perjanjian sehubungan dengan jasa-jasa profesional atau pekerjaan bebas lainnya hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut kecuali dalam keadaan-keadaan berikut, yaitu ketika penghasilan tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian:

(a) Jika penduduk tersebut mempunyai suatu tempat tetap di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian yang tersedia secara teratur baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya; dalam hal demikian, hanya atas penghasilan yang berhubungan dengan tempat tetap tersebut yang dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian tersebut; atau (b) Jika penduduk tersebut berada di Negara Pihak lainnya pada Perjanjian untuk suatu masa atau masa-masa yang keseluruhannya berjumlah 120 (seratus dua puluh) hari atau lebih dalam suatu masa 12 (dua belas) bulan yang berurutan; dalam hal ini, hanya atas penghasilan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Negara Pihak lainnya tersebut yang dapat dikenakan pajak di Negara Pihak lainnya tersebut Frasa tempat tetap di atas merupakan terjemahan dari frasa fixed base, yang menurut OECD berarti a centre of activity of a fixed or permanent character from which such services can be carried out such as a physician's consulting room. Berdasarkan Pasal 15 ayat 1 (a) dan (b) dari tax treaty tersebut serta penjelasan dari frasa di atas, negara sumber penghasilan (dalam kasus ini Indonesia) hanya berhak mengenakan pajak penghasilan atas imbalan dari jasa konsultasi bisnis (gaji konsultan per bulan dan consulting fee) hanya jika konsultan memiliki tempat tetap untuk menyediakan jasanya atau berada di Indonesia selama 120 hari atau lebih secara berurutan. Dalam kasus ini, konsultan hanya berada di Indonesia selama 3 bulan atau 90 hari. Oleh karena itu, negara yang berhak mengenakan pajak adalah negara tempat kedudukan konsultan bisnis tersebut, yaitu Amerika Serikat, berdasarkan tax treaty di atas dengan tarif yang berlaku di Amerika Serikat. Artinya, Perusahaan tidak memiliki kewajiban memotong, menyetorkan, dan melaporkan pajak penghasilan atas pembayaran imbalan dari jasa konsultasi. Pembayaran fee atas jasa arsitek yang didatangkan dari Perancis: Tax Treaty Indonesia dengan Perancis pada pasal 14 tentang Pekerja Bebas Pribadi menjelaskan: 1. Pendapatan yang diperoleh seorang penduduk salah satu Negara pihak pada Persetujuan (dalam kasus ini Perancis) sehubungan dengan suatu pekerjaan bebas atau kegiatan- kegiatan bebas lainnya yang serupa, hanya akan dikenakan pajak di Negara itu (Perancis), kecuali jika ia

di Negara pihak pada Persetujuan lainnya (Indonesia) mempunyai suatu basis tetap yang secara teratur tersedia baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya. Jika ia mempunyai basis tetap demikian, maka pendapatannya dapat dikenakan pajak di Negara lainnya pihak pada Persetujuan (Indonesia) tetapi hanya sepanjang mengenai bagian pendapatan yang dapat dianggap berasal dari basis tetap itu. Istilah pekerjaan bebas meliputi teristimewa pekerjaanpekerjaan bebas di bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan, kesenian, pendidikan atau pengajaran, demikian pula pekerjaan pekerjaan bebas oleh para dokter, ahli hukum, ahli teknik, arsitek, dokter gigi dan akuntan. Pengertian basis tetap seperti yang tercantum dalam pasal di atas berarti tempat tetap yang digunakan oleh arsitek tersebut untuk memberikan jasanya, sesuai dengan pengertian yang dipakai oleh OECD. Dalam kasus ini, dengan asumsi bahwa arsitek tersebut tidak memberikan jasanya melalui sebuah tempat tetap seperti ruangan atau kantor, sesuai dengan tax treaty di atas negara yang berhak mengenakan pajak hanya negara tempat kedudukan subjek pajak yaitu negara Perancis. Perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham tunggalnya yaitu Coco Pte.Ltd. yang berkedudukan dan didirikan di Australia: Tax Treaty Indonesia dengan Australia dalam pasal 10 tentang Dividen, menjelaskan bahwa : 1. Dividends paid by a company which is a resident of one of the Contracting States under the law of that State relating to its tax, being dividends to which a resident of the other Contracting State is beneficially entitled, may be taxed in that other State. 2. Those dividends may be taxed in the first-mentioned Contracting State and according to the law of that State, but the tax so charged shall not exceed 15% of the gross amount of the dividends. The competent authorities of the Contracting States shall by mutual agreement settle the mode of application of this limitation. Coco Pte.Ltd yang berkedudukan dan didirikan di Australia dapat dikenai pajak di negara asalnya (Australia) atau di negara sumber dividennya berasal yaitu Indonesia. Kami mengasumsikan bahwa ada mutual agreement antara PT. Cantika Indah dengan Coco Pte. Ltd.

yang menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan oleh PT. Cantika Indah kepada Coco Pte.Ltd akan dikenakan pajak di Indonesia, dengan tarif yang dikenakan maksimum 15% sesuai dengan yang tertulis dalam Tax Treaty Indonesia-Australia pasal 10 ayat 2. PPh yang harus dipotong oleh Perusahaan: 15% x $400,000 x Rp 9,150 = Rp 549,000,000. Setelah memotong, Perusahaan juga harus menyetorkan dan melaporkan PPh tersebut dalam SPT PPh Perusahaan.