KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET

dokumen-dokumen yang mirip
OUTLINE. Drs. Hary Wahyu T., Apt. Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen A. PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khasiat sebagai obat. Bahkan, sekitar 300 spesies dimanfaatkan sebagai bahan

JAMU DAN OBAT TRADISIONAL CINA DALAM PRESPEKTIF MEDIK DAN BISNIS

STANDARISASI BAHAN BAKU HERBAL DENGAN DUKUNGAN LABORATORIUM TERAKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

Biodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 007 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo

PERATURAN OBAT ASLI INDONESIA

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai

Regulasi Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Dra. Togi J. Hutadjulu, Apt., MHA Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan

PERAN INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DI JEMBER

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

Aspek CPOTB/CPKB Pengawasan Mutu

Observasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV PENJELASAN KARYA

Evaluasi penerapan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) di industri obat tradisional di Jawa Tengah

DRA. HELNI, APT, M.KES

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

Manajemen Risiko Dalam Penentuan Program Inspeksi OBAT TRADISIONAL BADAN POM RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN NASIONAL DAN REGULASI TERKAIT SAINTIFIKASI JAMU Untuk memenuhi tugas mata kuliah Saintifikasi Jamu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN RI ROADMAP PENGEMBANGAN JAMU

Intisari Roadmap Jamu Nasional dan Perkembangan Riset Jamu

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri. Usaha Obat. Tradisional. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 760/MENKES/ PER/ lx/1992 TENTANG FITOFARMAKA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERIA MEDIKA HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan alternatif solusi kesehatan masyarakat. Oleh karena harga obat tradisional

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

PASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA No. 0584/MENKES/SK/VI/1995. Tentang SENTRA PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN PENGOBATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA LAKSANA PERSETUJUAN UJI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) merupakan buah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TEORI PENGAWASAN TERHADAP PRODUKSI OBAT TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF NEGARA HUKUM

PENETAPAN KADAR AIR PADA SEDIAAN JAMU PIL SECARA DESTILASI AZEOTROP TUGAS AKHIR

JADWAL RETENSI ARSIP (JRA) SUBSTANTIF BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI KONSULTASI PUBLIK KETIGA 27 JULI 2017

Transkripsi:

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET oleh : Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc Kepala Badan POM RI Disampaikan Pada : Kuliah Umum Program Magister Herbal Universitas Indonesia Depok, 9 Desember 2011

Kebijakan dan Peraturan UU Kesehatan No. 36/2009 PP 72/ 1998 : Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Permenkes No. 246/1990) Produksi dan Registrasi Obat Tradisional Permenkes No. 1076/2003 Penggunaan Obat Tradisional Permenkes No. 131/ 2009 Sistem Kesehatan Nasional Permenkes No. 381/2007 Kebijakan Nasional Obat Tradisional Permenkes No. 1109/2007 Pengobatan Tradisional

Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan definisi Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat Jamu adalah obat tradisional Indonesia Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.

KELOMPOK OBAT TRADISIONAL 3 KELOMPOK OBAT TRADISIONAL DAN KRITERIA DALAM PENGEMBANGANNYA OBAT HERBALTERSTANDAR JAMU BENTUK SEDIAAN SEDERHANA KHASIAT & KEAMANAN EMPIRIK STANDARDISASI BAHAN BAKU TEK. FARMASI UJI PRAKLINIK FITOFARMAKA UJI PRAKLINIK TEK. FARMASI UJI KLINIK

HASIL RISET KESEHATAN DASAR 2010 Jamu 50 40 30 20 10 0 4.36 Ya, Setiap hari 45.17 Ya, kadang@ Jenis sediaan 9.76 Tidak,namun Dulu pernah 40.71 Tidak Pernah 60 50 40 30 20 10 0 11.58 Kapsul/ tsblet % kelompok umur (15 th keatas) yang minum jamu 43.99 Racikan Yg disedu dgn air panas 20.43 Decocti on 55.16 Cairan

Potensi Pengembangan Obat Tradisional (1) ± 40.000 spesies tanaman hayati dunia 30.000 di Indonesia Data penelitian: 87% pengguna obat herbal mengakui bahwa jenis obat tersebut berkhasiat Hasil riset FMIPA UI dari Koran Seputar Indonesia tgl 6 Mei 2011 membuktikan 54% masyarakat Indonesia menggunakan jamu, dari pengguna jamu itu, 95% mengakui ada manfaatnya Transaksi perdagangan OT >>> Beberapa unggulan yang khas Indonesia (temulawak, dll) dan telah diminati

Potensi Pengembangan Obat Tradisional (2) Standar-standar yang dimiliki: Farmakope Herbal Indonesia 70 monografi (37 simplisia dan 33 ekstrak) Farmakope Herbal Indonesia Suplemen I 55 monografi (26 simplisia dan 29 ekstrak) Materia Medika Indonesia I s/d VI, 244 Monografi Tumbuhan Obat Monografi EkstrakTumbuhan Obat Indonesia I & II 65 monografi, revisi Jilid I 35 monografi. Pedoman CPOTB

Pengembangan OT / Obat Herbal di Indonesia Lokal Jamu No. TR... IOT = 80 IKOT = 1284 OHT No. TR... Fitofarma ka No. FF... * 33 PRODUK 6 PRODUK

Pengembangan Obat Tradisional (1) Perspektif bisnis: berorientasi pada kebutuhan pasar, dan diarahkan pada pola pengembangan produk obat modern. Perspektif Farmasi: berdasarkan pada kaidah keilmuan dan teknologi farmasi agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Perspektif Kedokteran:Mengacu persyaratan medik (uji pre-klinik, uji klinik)

Pengembangan Obat Tradisional (2) Teknologi Produksi : Tumbuhnya industri dengan produksi cara modern Penggunaan : Dari swa pengobatan oleh masyarakat ke konsep yang dapat disejajarkan dengan obat modern dalam pelayanan kesehatan Perubahan konsep : Pembuktian keamanan dan khasiat secara empirik bertahap berkembang menjadi pembuktian secara ilmiah.

PELUANG DAN TANTANGAN (1) PELUANG : Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mendukung pengembangan & pemanfaatan obat tradisional yang bermutu aman, berkhasiat teruji secara ilmiah untuk pengobatan sendiri dan dalam yankes formal Tersedia hasil penelitian ilmiah bahwa sediaan obat herbal terbukti memiliki efek terapi yang efektif Penerimaan kalangan profesi dokter dan penggunaan obat herbal meningkat Rekomendasi WHO penggunaan pengobatan tradisional, termasuk obat herbal, dalam pemeliharaan kesehatan Telah tersedia Farmakope Indonesia edisi Herbal sebagai standar mutu

PELUANG DAN TANTANGAN (2) TANTANGAN : Sumber daya alam tumbuhan obat belum dikelola secara optimal & kegiatan budidaya belum diselenggarakan secara profesional Mutu herbal belum konsisten Suplai dan permintaan berbasis bukti ilmiah tidak seimbang Pembiayaan pengembangan obat tradisional terutama penelitian masih sangat terbatas Upaya pengembangan obat tradisional kurang terkoordinasi dengan baik dan belum sinergis

TUJUAN PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL/HERBAL Diterimanya dalam sistem pelayanan kesehatan Berkembangnya industri obat tradisional /herbal, juga peluang ekspor Dapat bersaing di pasaran termasuk pasar global Berkembangnya agro industri tanaman obat

KONDISI DI INDONESIA (1) ANALISA SITUASI & KECENDERUNGAN Penelitian Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradional Timur (PDPKT) Survey Kesehatan Nasional (2004): Prevelensi penyakit terbanyak : Pilek (50,27%); Batuk (49,60%); Panas (37,85%); Sakit kepala (16,45%); Sakit gigi (5,85%); Diare (5,51%); Asma (4,64%); Penyakit tersebut dapat diatasi dengan 30 jenis tanaman obat yang terpilih Saat ini pengembangan diarahkan pada penyakit degeneratif Catastropic

KONDISI DI INDONESIA (2) Pemanfaatan obat herbal terus berkembang dan meningkat, meski penggunaannya masih terbatas untuk swa-pengobatan Dengan merujuk pada Peraturan Menkes RI No.003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan 9

KONDISI DI INDONESIA (3) TENAGA KESEHATAN OBAT BAHAN ALAM PERSEPSI & KEMAUAN KEUNGGULAN PRODUK: Keamanan, Manfaat, Mutu Tampilan Prduk

KONDISI REGIONAL ASEAN (1) Persiapan pasar tunggal ASEAN 2015 Obat tradisional herbal Indonesia menjadi produk unggulan di kawasan ASEAN Data-data keamanan, khasiat/manfaat dan mutu Ketersediaan tumbuhan, standard produk dan fasilitas emadai. Produk harus memenuhi syarat regional (ASEAN) dan glogal

KONDISI REGIONAL ASEAN (2) Pedoman Persyaratan The ASEAN TMHS Scientific Committee (ATSC) Maximum level of vitamins and minerals Restricted List of Active Ingredients Limit of contaminants Additives and Excepients Claim requirements

KONDISI REGIONAL ASEAN (3) GMP Guidelines Guideline for safety data and efficacy data requirements Guideline for stability study and shelf-life Guideline on Product Dossier Submission Harmonization on labeling requirements Post Market Alert System

TAHAPAN PENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA FROM RESEARCH TO MARKET Fase Penemuan Budidaya dan Konservasi Validasi Target BB/ Etnofarmakog nosi Fase Teknologi Menuju Komersialisasi Produk Pengembang an BB / Desain formula,jamu Pengembang an Produk / BB terstandar (Pra-klinik) Pengembangan Produk Fitofarmaka (Fase Klinik) Pemasaran Penelusuran Etnofarmako gnosi Inventarisasi data ilmiah Penapisan berdasarkan data Standardisasi BB Pedoman CPOTB Pedoman CPOTB BB Formularium OT Registrasi OT Sertifikasi Fasilitas Produksi (IOT, CPOTB, IKOT : bertahap) Sertifikasi Fasilitas Produksi Bahan Baku Promosi BB &Jamu termasuk Gerakan Nasional Minum Temulawak dan Gerakan Nasional Minum Jamu Sertifikasi Fasilitas Produksi Jamu Sertifikasi BB (untuk ekspor) Registrasi Produk Herbal terstandar Sertifikasi CPOTB Sertifikasi Fasilitas Produksi Bahan Baku (CPOTB) Pedoman uji Pra- Klinik produk/bb Sertifikasi Jamu Registrasi Fitofarmaka Sertifikat CPOTB Pedoman Uji Klinik Fitofarmaka DUKUNGAN PEMERINTAH perumahan Penggunaan sendiri Nasional Ekspor

ROADMAP PENGEMBANGAN OAI DAN PROGRAM STRATEGIS PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL 2001 2004: 2005 2009 2010 2014: 2015 2019: 2020 2025: Era Penataan Kembali Era Standardisasi Era Daya Saing Kompetitif Era Keunggulan Kompetitif (Efisiensi) Era Keunggulan Kompetitif (Inovasi) Regulasi dan Infrastruktur Standardisasi BB dan Produk OT Penelusuran dan Penapisan Kualitas SDM (pelatihan CPOTB bagi industri dan cara memilih simplisia yang baik) Penertiban Produk Ilegal Pengembangan BB OT dan Herbal Terstandar untuk Ekspor Peningkatan Kualitas SDM (pelatihan CPOTB, Pelatihan CPOTB BB, dan cara ekstraksi yang baik) Penertiban Produk Impor Ilegal untuk menghasilkan produk jadi dan bahan baku yang memiliki tingkat efisiensi melalui pemenuhan persyaratan, standar, dan pedoman yang ditentukan untuk menghasilkan produk-produk inovasi dalam rangka penetrasi ke pasar global dengan tetap melalui pemenuhan

BADAN POM RI