LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN KONDISI GIGI SERI PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS TERNAK SINGOSARI, MALANG, JAWA TIMUR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

POKOK BAHASAN IV V PENAMPILAN EKSTERIOR TERNAK

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

PENUNTUN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

KAJIAN KEPUSTAKAAN. ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG). Domba ekor tipis merupakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Simmental Peranakan Ongole (SIMPO) B. Pertumbuhan

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

STUDI PERFORMANS EKSTERIOR INDUK KAMBING JAWARANDU BERDASARKAN PARITAS DAN UMUR DI DESA BANYURINGIN KECAMATANSINGOROJO KABUPATEN KENDAL

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

Mutu karkas dan daging ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

MATERI DAN METODE. Materi

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea ( 5 Agustus 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

Gambar 1. Domba Penelitian.

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

3. Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan gizi ternak. 4. Prakiraan bobot awal dan akhir penggemukan sebaiknya diketahui untuk memudahkan penent

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA) Disusun Oleh : Kelompok 9 Dita Swafitriani 200110140030 Hartiwi Andayani 200110140176 Fathi Hadad 200110140242 Syifa Fauziyyah 200110140246 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2016

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya usaha budidaya dan kebutuhan konsumen akan ternak domba, membuat para konsumen dan peternak lebih memerhatikan kondisi dari ternak domba tersebut. Oleh karena itu konsumen dan peternak mempunyai caracara khusus untuk menentukan apakah domba tersebut layak atau baik untuk dipilih oleh konsumen dengan mengidentifikasi ternak domba yang baik dan berkualitas. Salah satu contoh pada umumnya yaitu untuk mengetahui domba tersebut gemuk atau tidak (perdagingan), biasanya para peternak dan konsumen mengukur pada bagian lingkar dada. Selain melakukan pengidentifikasian terhadap bentuk ternak domba, konsumen atau peternak juga biasanya melakukan pengidentifikasian umur melalui gigi ternak domba. Hal tersebut cukup berpengaruh karena mengingat masyarakat di Indonesia khususnya cenderung memilih atau menyukai ternak domba yang umurnya masih muda. Oleh karena itu, pada praktikum produksi domba dan kambing kali ini akan di lakukan teknik-teknik mengidentifikasi umur dan performan pada ternak domba. 1.2. Tujuan Praktikum Mengetahui umur ternak melalui karakteristik gigi. Melakukan evaluasi terhadap performa tubuh ternak.

1.3. Waktu dan Tempat Tanggal : Rabu, 06 April 2016 Pukul Tempat : 07.30-09.30 WIB : Kandang Domba dan Kambing Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penentuan Umur pada Domba Berdasarkan Giginya Gigi ternak mengalami erupsi dan keterasahan secara kontinyu. Pola erupsi gigi pada ternak memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat digunakan untuk menduga umur ternak. Gerakan mengunyah makanan yang dilakukan ternak mengakibatkan terasahnya gigi. Bedasarkan tahap pemunculannya, gigi seri ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi gigi seri susu (deciduo incosors =DI) dan gigi seri permanen (incisors = I). Gigi seri susu muncul lebih awal daripada gigi seri permanen dan digantikan oleh gigi seri permanen. Permuculan gigi seri susu, pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen, dan keterasahan gigi seri permanen terjadi pada kisaran umur tertentu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman penentuan umur ternak ruminansia. Kambing dewasa memiliki susunan gigi permanen sebagai berikut, yaitu sepasang gigi seri sentral (central incisors), sepasang gigi seri lateral (lateral incisors), sepasang gigi seri intermedial (intermedial incisors), sepasang gigi seri sudut (corner oncisors) pada rahang bawah, tiga buah gigi premolar pada rahang atas dan bawah, dan tiga buah gigimolar pada rahang atas dan bawah (Cannas, 2004). Gigi seri susu pada kambing berjumlah 4 pasang (2DI1, 2DI2, 2DI3, 2DI4). Cempe berumur 1 hari sampai 1 minggu memiliki sepasang gigi seri susu sentral (2DI1), padaumur 1-2 minggu terdapat sepasang gigi seri susu lateral (2DI2 ), pada umur 2 3 minggu terdapat sepasang gigi seri susu intermidial (2DI3), dan pada umur 3-4 minggu terdapat sepasang gigi seri susu sudut (2DI4 ). Pada umur 1-1,5 tahun, 2DI1 digantikan oleh sepasang gigi seri permanen sentral (2I1). Pada umur 1,5-2,5 tahun, 2DI2 digantikan oleh sepasang gigi seri permanen lateral (2I2). Pada umur 2,5 3,5 tahun, 2DI3 digantikan oleh sepasang gigi seri permanen

intermedial (2I3 ). Pada umur 3,5 4,0 tahun, 2DI4 digantikan oleh sepasang gigi seri permanen sudut (2I4) Kenyataan bahwa gigi seri susu tumbuh dan digantikan oleh gigi seri permanen terjadi pada umur tertentu, maka hal tersebut merupakan pedoman yang banyak digunakan di lapangan untuk menentukan umur kambing. Selain itu, gigi seri permanenmengalami keterasahan yang bentuknya dipengaruhi oleh jenis pakan yang dikonsumsi. Ukuran gigi ternak ruminansia ditentukan secara genetik dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sedangkan mahkota gigi dipengaruhi pakan maternal. Gigi ternak ruminansia berkembang dalam suatu deretan unit dalam bidang morfogenik yang berkesinambungan. Setiap unit berkembang dengan cara tertentu menurut posisinya pada bidang morfogenetik, Bidang tertentu mengalami diferensiasi ke wilayah yang berhubungan dengan pembentukan gigi seri, gigi premolar, dan gigi molar. 2.2. Judging Ternak Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik pentinguntuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh (Ahmad, 2010). Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangandari samping, belakang, dan depan ternak tersebut. Untuk mengetahui ternak dalam kondisi sehat, perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat. Karakteristik tersebut meliputi, keadaan mata dan kulitnya normal, pergerakannya tidak kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal, pengeluaran kotoran (feces) dan urine tidak sulit, tidak ada gangguan dalam berjalan dan berdiri, serta memiliki respirasi dan sirkulasi darah yang normal (Ahmad, 2010).

Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk(ribs) untuk memilih ternak yang gemuk. Ternak kurus tidak selalu dalam keadaan sakit, tetapi ternak yang gemuk menandakan produksi daging yang optimal. Kegemukan ternak (hewan ternak ruminansia) dapat diketahui dengan meraba perkembangan otot di antara tulang processus spinosus (tulang belakang) dan processus transversus (tulang rusuk rudimenter). Pada ternak yang gemuk, processus transversus tidak dapat teraba oleh tangan dan terasa sekali perlemakan yang tebal di balik kulit (Ahmad, 2010). Pada domba yang tertutup rambut tebal, perabaan dilakukan dengan tangan terbuka pada punggung dari arah belakang dekat pangkal ekor sampai ke leher dengan jarak perabaan tidak lebih dari lima sentimeter (Ahmad, 2010).

III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA 3.1. Alat Pita ukur Caliper 3.2. Bahan Dua ekor domba 3.3. Prosedur Kerja Setiap kelompok melakukan pengamatan, evaluasi dan mencatat terhadap: 1) Umur ternak domba. 2) Performans ternak. 3) Membuat laporan kelompok sementara yang dibuat setelah pelaksanaan praktikum selesai. 4) Membuat laporan lengkap atau laporan akhir setelah pelaksanaan praktikum.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan A. Penilaian Konformasi Tubuh dan Karkas No. Domba A : Umur 1 Tahun OBYEK PENILAIAN PENILAIAN DAN BOBOT Tertinggi Pembobot Total 1. Kesan Umum 2 2 4 2. Perlemakan 2 1 2 3. Perdagingan a. Tengkuk, dada dan bahu b. Punggung dan Pinggang c. Paha 2 1 2 3 3 9 1 3 3 Sub Total 20

No. Domba B : Umur 1 Tahun OBYEK PENILAIAN PENILAIAN DAN BOBOT Tertinggi Pembobot Total 1. Kesan Umum 3 2 6 2. Perlemakan 3 1 3 3. Perdagingan a. Tengkuk, dada dan bahu b. Punggung dan Pinggang c. Paha 2 1 2 3 3 9 1 3 3 Sub Total 23 B. Pengukuran Ukuran Tubuh Domba Pengukuran Ke- PB (cm) TP (cm) LD (cm) LeD (cm) DD (cm) D1 D2 D1 D2 D1 D2 D1 D2 D1 D2 Satu 60 48 62 58 77.5 64 15 13 23 22 Dua 63 48 62 58 78 64 15 13 23 22 Tiga 66 48 64 59 77 63 15 13 24 22 Rata - rata 63 48 63 58 77.5 64 15 13 23 22

4.2. Pembahasan 4.2.1. Identifikasi Gigi Domba Berdasarkan hasil pengamatan, domba I dan domba II telah berumur 1 tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari telah tumbuhnya sepasang gigi seri permanen pada masing-masing domba tersebut. Penentuan umur tersebut dilakukan dengan cara handling, yaitu meletakkan domba diantara kedua kaki penghandling, kemudian memegang kepala domba dengan tangan kiri. Selanjutnya adalah memasukkan ibu jari dari tangan kanan ke rahang domba posisi di paling belakang tepatnya setelah gigi geraham terakhir. Posisi tersebut dimana tidak terdapat gigi lagi. Kemudian angkat bibir bagian atas domba dan melihat jumlah gigi seri permanen pada domba tersebut. 4.2.2. Panjang Badan Menurut Subandryo.,dkk (1995) rata-rata panjang badan dari seekor domba adalah 77,5 cm. Panjang domba yang telah diukur yaitu domba I yaitu 63 cm, hasil tersebut dapat dikatakan bahwa domba I hampir memenuhi kriteria panjang badan dari seekor domba. Sedangkan untuk domba II yaitu 48 cm masih cukup jauh dari kriteria panjang badan seekor domba. 4.2.3. Tinggi Pundak Hasil dari pengamatan yaitu domba I 63 cm dan domba II 58 cm, dari kedua hasil tersebut memang belum memenuhi kriteria apabila dibandingkan dengan rata-rata tinggi pundak domba menurut Subandryo.,dkk (1995)

4.2.4. Lingkar Dada Sesuai hasil pengamatan domba I dan II memiliki rata-rata nilai lingkar dada yaitu 77,5 cm pada domba I dan 64cm pada domba II. Menurut Subandryo.,dkk (1995) menyatakan bahwa pada umumnya domba dewasa memiliki nilai lingkar dada rata-rata 80,1 cm hingga 99,5 cm. Apabila dibandingkan domba I dan II sudah hampir mencapai bobot tersebut. Perbedaan pada hasil pengamatan dikarenakan domba yang diamati masih dalam proses penggemukan dan masih berumur satu tahun. Karena untuk mencapai lingkar dada yang sesuai harus memerhatikan proses pemeliharaan seperti pemberian pakan dan kesehatan ternak itu sendiri. 4.2.5. Lebar Dada Berdasarkan hasil pengamatan terhadap domba I dan II, diperoleh hasil rata-rata lebar dada yaitu 15 cm pada domba I dan 13 cm pada domba II. Rata-rata domba dewasa memiliki lebar dada 17-19 cm tergantung teknik pemeliharaan, jenis dan lingkungan (Mulyono,2003). Jenis domba pedaging cenderung memiliki lebar dada lebih besar dibandingkan domba perah atau untuk bibit. Domba I dan II masih belum mencapai angka rata-rata lebar dada domba dewasa dikarenakan masih dalam proses penggemukan. 4.2.6. Dalam Dada Menurut Sarwono (1984), ternak domba dewasa biasanya memiliki dalam dada 23-26 cm. berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa domba I memiliki dalam dada 23 cm dan domba II 21 cm.

Lebar dada hampir sama dengan lingkar dada karena dua ukuran bagian tersebut saling berkaitan, lebar dada biasanya konsumen lebih memerhatikan atau mengukur lingkar dada saja. 4.2.7. Konformasi Tubuh dan Karkas Karkas adalah bobot tubuh ternak setelah pemotongan dikurangi dari berat kepala, darah, organ-organ internal, kaki (carpus dan tarsus) ke bawah dan kulit (Subandryo,.dkk, 1994). Rata-rata persentase karkas untuk domba dan sapi 50%-55% dari masing-masing bobot hidup (Mulyono, 2003). Persentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi, bangsa ternak, proporsi, bagian-bagian non karkas, ransum yang diberikan dan cara pemotongan. Pertumbuhan tubuh yang kemudian menjadi karkas terdiri dari 3 jaringan utama yaitu tulang yang membentuk kerangka, urat yang membentuk daging. Ketiga jaringan itu tumbuh sangat teratur dan serasi. Dilihat dari hasil penilaian konformasi tubuh domba I dan II dapat dikatakan bahwa kedua domba tersebut belum memenuhi rata-rata karkas domba pada umumnya dikarenakan usianya masih muda. Maka dapat dimengerti bahwa ternak domba yang masih muda persentase tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya persentase daging dan fatnya rendah.

LAMPIRAN