PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Reproduksi merupakan sifat yang sangat menentukan keuntungan usaha peternakan sapi perah. Inefisiensi reproduksi dapat menimbulkan berbagai kerugian pada usaha peterkan sapi perah seperti: menurunkan produksi susu dan kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat perbaikan genetik, meningkatkan biaya replacement dan biaya IB. Daya fertilisasi setiap ekor induk yang memberi pengaruh secara langsung terhadap efisiensi reproduksi peternakan, diketahui merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan banyak faktor seperti aspek genetik, fisiologi ternak, nutrisi, menejemen lingkungan pemeliharaan dan iklim. Memahami keterkaitan berbagai faktor dalam mempengaruhi fertilitas ternak menjadi hal esensial dalam upaya mengoptimalkan performan reproduksi setiap sapi betina dan usaha peternakan (Anggraeni, 2011). Performan sapi perah sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan. Genetik memberikan faktor sebesar kurang lebih 30% dan lingkungan sebesar kurang lebih 70%. Salah satu faktor lingkungan adalah pakan, maka ransum yang diberikan kepada sapi perah, baik kuantitas maupun kualitas hendaknya memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi untuk mempertahankan bobot hidup, menghasilkan susu, dan reproduksi (Triyono, 2007).

2 2 Pemberian pakan tidak diragukan lagi memiliki peran yang penting dalam menentukan kondisi tubuh ternak yang selanjutnya akan berpengaruh pada penampilan reproduksi ternak tersebut. Kualitas dan kuantitas merupakan faktor utama yang harus dipenuhi dalam proses penyediaan makanan ternak (Hardjopranjoto, 1995) Skor kondisi tubuh yang jelek selama awal laktasi misalnya, diketahui meningkatkan resiko kegagalan reproduksi (Anggraeni, 2011). Pendugaan kondisi tubuh ternak dapat dilakukan dengan pengamatan tulang rusuk dan perabaan tulang belakang, kemudian dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu kurus, sedang, dan gemuk. Kekurangan makanan akan menyebabkan kondisi tubuh ternak yang buruk dan akan pula menyebabkan rendahnya fertilitas ternak. Kebutuhan akan zat-zat makanan untuk reproduksi merupakan hal yang penting, karena pada sapi perah keberhasilan reproduksi sangat mempengaruhi pula keberhasilan produksi susu. Kegemukan karena pemberian pakan yang berlebihan juga akan mengganggu proses reproduksi pada ternak. Pada ternak betina, ovarium sering mengalami infiltrasi jaringan lemak sehingga dapat mencegah pertumbuhan normal folikel dan pelepasan telur yang berakibat tidak teraturnya estrus serta berkurangnya fungsi ovarium. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dan efisien dalam pemberian pakan berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak (Santosa et al., 2009).

3 3 Melihat betapa pentingnya pengaruh pakan, baik itu terhadap hewannya, hasil produksi, maupun manusianya, maka perlu adanya suatu bentuk pengelolaan pakan yang baik sesuai dengan kebutuhan ideal dari hewan dan menejemen pengelolaan yang lain. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (untuk selanjutnya disingkat UPTD BPBPTDK) sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Pertanian benar-benar memperhatikan hal tersebut. Sapi-sapi perah yang dipelihara di UPTD BPBPTDK baik pedet, dara, kering bunting, dan laktasi telah diperhatikan dalam penyusunan ransumnya, kebutuhan, maupun cara pemberiannya. Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK) merupakan salah satu unit kerja dari Dinas Pertanian Provinsi DIY yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian di bidang pengembangan bibit, pakan ternak dan diagnostik kehewanan. Unit tugas tersebut mempunyai fungsi sebagai penyusunan program balai, pengembangan semen, pengembangan pakan ternak, penyelenggaraan ketatausahaan, pengembangan ternak bibit, pelaksanaan diagnosa dan surveilans, pengendalian mutu produk asal hewan, pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program balai, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Bagian yang ada di Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan adalah : Kepala Balai, Subbagian Tata Usaha yang mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan,

4 4 kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja, seksi pengembangan semen, ternak bibit dan pakan ternak, seksi diagnostik kehewanan yang mempunyai tugas melaksanakan diagnosa dan surveilans serta pengendalian mutu produk asal hewan, kelompok jabatan fungsional. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Bagaimana susunan pemberian pakan yang tepat untuk sapi perah di UPTD BPBPTDK agar mencapai SKT yang ideal untuk reproduksi yang baik? 2. Bagaimana cara meningkatkan SKT untuk sapi yang belum memenuhi standar reproduksi? 3. Bagaimana cara memaksimalkan angka Service per Conception agar tidak terjadi kawin berulang? 4. Apakah gangguan reproduksi menyebabkan kerugian secara ekonomi? 5. Penulis hanya membahas mengenai pakan, skor kondisi tubuh, dan hubungannya dengan tampilan reproduksi sapi perah. 6. Data yang digunakan adalah data pakan, skor kondisi tubuh, dan reproduksi yang diambil dari peternakan sapi perah UPTD BPBPTDK.

5 5 Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui susunan pakan yang diberikan pada sapi perah untuk mencapai SKT yang ideal. 2. Mengetahui cara penilaian skor kondisi tubuh pada sapi perah. 3. Mengetahui berbagai macam gangguan reproduksi yang terjadi di lapangan sekaligus cara penanganannya. 4. Mengetahui hubungan antara pemberian pakan dengan skor kondisi tubuh dan keberhasilan reproduksi sapi perah. Manfaat yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir: 1. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan dalam penentuan performa reproduksi sapi perah, hubungannya dengan pemberian pakan dan Skor Kondisi Tubuh (SKT). Dapat melatih mahasiswa untuk menerapkan ilmu dan teknik pengelolaan hewan yang telah dipelajari secara teori. 2. Bagi Peternakan Sapi Perah BPBPTDK Dapat memperoleh informasi mengenai hubungan pakan, SKT, dan keberhasilan reproduksi ternak sehingga dapat meningkatkan produktifitas ternak melalui pemberian pakan yang lebih baik.