PERTEMUAN 4 : PROYEKSI STEREOGRAFIK GEOLOGI STRUKTUR. Firdaus

dokumen-dokumen yang mirip
PROYEKSI STEREOGRAFI DAN PROYEKSI KUTUB

Proyeksi Stereografi. Proyeksi Stereografi

Gambar 1.2 Anatomi lipatan (Mc Clay, 1987)

BAB 4 PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB

RESUME PROYEKSI STEREOGRAFI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

9. Lipatan. 9.1 Pendahuluan

PENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR. Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng

BAB. I Kompas Geologi

Electric Field. Wenny Maulina

Analisis Kinematik untuk Mengetahui Potensi Ambrukan Baji di Blok Cikoneng PT. CSD Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

Horizon Lokal Dan Jam Matahari

GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

Strike dan Dip Lapisan Batuan

GEOLOGI STRUKTUR PRINSIP GAYA & DEFORMASI

Mata Kuliah: Geometri Analitik (3 SKS)

BAB III METODE PENELITIAN. geologi, seperti data kekar dan cermin sesar, untuk melukiskan karakteristik

LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIKA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

KODE SOAL A (NO ABSEN GANJIL) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

GEOLOGI STRUKTUR ANALISIS KEKAR

Cara mempelajari Struktur geologi

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Struktur. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR ACARA 1 : MENETUKAN KEDUDUKAN PERLAPISAN BATUAN DARI 2 DIP SEMU

Untuk dapat menggunakan buku ini sebaiknya Anda mempelajari perintah dasar yang sering digunakan pada AutoCAD. PERINTAH MENGGAMBAR AUTOCAD

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Gambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008

1. PENDAHULUAN 2. GEOMETRI UNSUR STRUKTUR

Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke III GEODINAMIKA

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jawa Barat dibagi menjadi empat jalur fisiografi (Gambar 2.1) yaitu :

BAB IV ANALISIS KINEMATIK

KEKAR (JOINT) Sumber : Ansyari, Isya Foto 1 Struktur Kekar

BAB IV ANALISIS KINEMATIK

Analisa Struktur Geologi

PENGARUH BIDANG DISKONTINU TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG STUDI KASUS LERENG PB9S4 TAMBANG TERBUKA GRASBERG

ANALISIS KINEMATIKA KESTABILAN LERENG BATUPASIR FORMASI BUTAK

- tab kedua : mengatur polar tracking, dengan tujuan membantu menentukan sudut secara otomatis sesuai dengan sudut yang ditentukan.

Oleh Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd

RESUME KEKAR. A. Definisi Kekar

Proyeksi Peta. Tujuan

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

PUNTIRAN. A. pengertian

DAFTAR ISI TOOLBAR SOLID TOOLBAR SHADE TOOLBAR 3D ORBIT TOOLBAR SURFACE TOOLBAR SOLIDS EDITING TOOLBAR MODIFY II TOOLBAR VIEW TOOLBAR TOOLBAR UCS

mangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara.

5 Patahan. Gambar 5-1: Jenis patahan

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

SESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)

Membuat Sketch 2D Sederhana dalam Autodesk Inventor

Gambar 22.Diagram Blok yang menunjukkan Horst (atas) dan Graben (bawah)

2. Untuk interval 0 < x < 360, nilai x yang nantinya akan memenuhi persamaan trigonometri cos x 2 sin x = 2 3 cos adalah

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Bab I. Kinematika mesin adalah suatu pengetahuan tentang gerak relatif. dari bagian-bagian mesin yaitu posisi, kecepatan dan percepatan.

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Konsep 3D dan Representasi Objek 3D. Konsep 3D. Konsep 3D. Representasi Objek 3D. Konsep 3D 12/28/2017

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2015

BAHAN PRAKTIKUM GEOGEBRA

LOGO. Semester Genap

Tiori terbentuknya sesar

BAB IV PEMBAHASAN. 3.1 Materi Teknik Pramuka

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

BAB 3 FASILITAS PENGGAMBARAN OBJEK GEOMETRI

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

Strain, Stress, dan Diagram Mohr

KAJIAN TEORI PENYELESAIAN MASALAH JARAK DAN SUDUT PADA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN VEKTOR

Tutorial Inventor : Feature Coil

Nuryadin Eko Raharjo M.Pd.

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

Foto 4.10 Blok bagian kanan bergerak relatif ke kanan dari blok bagian kiri (lokasi pengamatan STG 10)

MODUL PEMBELAJARAN AUTO-CAD 2002

Struktur Primer (Primary Structures)

BAB III NAVIGASI MAHASISWA PECINTA ALAM SUNAN AMPEL (MAPALSA) UIN SUNAN AMPEL DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Prinsip Dasar Metode Energi

PAPER GEOLOGI TEKNIK

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

BAB III KONSTRUKSI DOUBLE WISHBONE

HALAMAN PENGESAHAN...

(Sebagian Lembar Peta Rupabumi Digital Indonesia (Bakosurtanal) No ) SKRIPSI : STUDI SEDIMENTOLOGI

TATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI

TEKNIK DAN LATIHAN MODELING 3D I

JENIS-JENIS SEGILIMA-BOLA DAN SIFAT-SIFATNYA

Lingkaran. 1. Pengertian. 2. Unsur-unsur Lingkaran

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

Connecting & Using the BGAN for Internet Access Menghubungkan dan Menggunakan Alat BGAN

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

Transkripsi:

PERTEMUAN 4 : PROYEKSI STEREOGRAFIK GEOLOGI STRUKTUR Firdaus (dauzy@ymail.com)

Pendahuluan Dalam struktur geologi penuh unsur titik, garis, bidang, dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya Untuk itu, muncullah suatu metode analisa yang cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur geologi, yaitu metode Proyeksi Stereografis. Apa itu Proyeksi? Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi. 2

Pendahuluan Proyeksi stereografi : gambaran 2D atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola (permukaan setengah bola bagian bawah -lower hemisphere). 3

Macam-Macam Proyeksi Stereografis Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain : 1. Equal Area Projection 2. Equal Angle Projection 3. Orthogonal Projection 4. Polar Projection Analisis geometri struktur geologi atau bidang-bidang diskontinu menerapkan prinsip-prinsip proyeksi stereografi menggunakan bantuan stereonet, berupa Wulf Net dan Schmidt Net. 4

Tipe Streonet Ada 2 tipe streonet yang umum digunakan dalam geologi Schmidt net Wulff net Schmidt net Wulff net 5

Tipe Streonet - Wulff Net Wulff Net Lingkaran Besar (Great circles) dan Lingkaran Kecil (Small circles) adalah busur lingkaran sebenarnya Digunakan dalam crystallography 6

Tipe Streonet - Schmidt Net Schmidt Net Setiap polygon 2 derajat mempunyai luasan yang sama Digunakan dalam geologi struktur khususnya dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya 7

Bagian-bagian Stereonet Proyeksi stereografi : didasarkan pada perpotongan bidang atau garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang ini berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive Lingkaran Primitive Garis keliling (perimeter) dari stereonet 360 o dan sekala terkecil 2 o Perimeter menunjukan arah kompas (azimuth) 8

Bagian-bagian Stereonet Lingkaran primitive merupakan proyeksi yang kedudukannya (dip = 0). Oleh sebab itu, penentuan proyeksi dip untuk bidang dimulai pada lingkaran luar, dan dip 90 o terletak pada pusat lingkaran. 9

Bagian-bagian Stereonet Untuk menentukan kemiringan bidang yang dip-nya antara 0 90 o, maka proyeksinya akan berbentuk busur yang jari-jarinya lebih besar dari jari-jari lingkaran primitive, sehingga disebut great circle. Lingkaran Besar (Great Circles) Busur lingkaran besar yang ditarik Utara-Selatan Ekivalen dengan garis bujur pada bola dunia 10

Bagian-bagian Stereonet Small circle yang merupakan perpotongan antara bidang permukaan bola dengan bidang yang tidak melalui pusat bola, yang berfungsi untuk memplot arah jurus bidang, atau bearing suatu garis Lingkaran Kecil (Small Circles) Busur lingkaran yang ditarik dari timur ke barat Ekivalen dengan garis lintang pada bola dunia 11

Plot Garis Trend dan Plunge Line projected onto lower hemisphere of net will appear as single point on net Sebagai contoh garis plunge pada 50 o dalam arah 130 o (50-130) 12

Contoh Plot the following lines on the stereonet: 20 o - 060 o 84 o - 164 o 45 o - 320 o 50 o - 270 o 13

Aturan Tangan Kanan Digunakan Aturan Tangan Kanan untuk seluruh pengukuran struktur geologi Ibujari tangan kanan dalam arah strike Jari-jari dalam arah dip 14

Plot Bidang The intersection of a plane with the lower hemisphere of a sphere is a great circle Contoh : bidang strike perlapisan 030 o dan dip 60 o SE 15

Plot Bidang 16

Latihan Plot Bidang Plot the following planes (gunakan aturan tangan kanan): 000 o /30 o E 060 o /60 o SE 130 o /20 o SW 270 o /90 o N 17

Plot Pole ke Bidang Dalam menganalisa hubungan antara permukaan planar, ini sering dilakukan plot pole ke bidang Pole adalah proyeksi suatu garis normal ke permukaan bidang Contoh pole ke bidang orientasi 000 o /30 o 18

Contoh : Plot Pole ke Bidang Plot pole pada bidang berikut : 040/30 19

Langkah 1 1. Tandai arah strike dari utara 040 o pada primitive 20

Langkah 2 2. Putar strike 040 ke arah utara dan buat garis great circle dengan dip 30 o 21

Langkah 2 3. Hitung 90 derajat sepanjang E-W kearah pusat net dan tandai lokasi pole 22

Langkah 4 Putar kembali ujung utara net ke 0 o 23

Applications in Structural Geology Stereonet digunakan untuk menyelesaikan masalah berikut : Merotasi kembali kemiringan perlapisan ke attitude sebelum deformasi Menentukan bidang interseksi Plot geometri fold Menentukan displacemen fault 24

Kasus Seringkali diperlukan merotasi suatu struktur yang disebabkan oleh deformasi Tentukan atitude perlapisan atau struktur Tentukan arah paleocurrent Unfold folded layers 25

Contoh : Restoring Dipping Beds Rock sequence with angular unconformity Determine the attitude of Group A prior to deposition of Group B Group A (145/26) Group B (020/30) 26

Langkah 1 1. Visualize the problem first, then plot planes A (145/26), B (020/30) and their poles 27

Langkah 2 2. Rotate Group B to North and rotate both poles 30 o to the east 28

Langkah 3 3. Rotate pole to A to W-E axis and fit a new plane to pole Record dip of new plane (45 o ) 29

Langkah 4 4. Rotate N back to top and find strike of restored Group A Strike and dip of restored Group A is 170/50 30

Restoring Dipping Beds Group A (145/26), Group B (020/30) 1. Plot kemiringan bidang sebagai Great Circles 2. Plot Pole ke bidang 3. Rotate strike of upper bed to N-S axis 4. Rotate Group B to 30 horizontal along with its pole 5. Rotate Group A pole same amount along small circle 6. Plot planes to the poles 7. Find new strike and dip of restored Group A 31

Interseksi 2 Bidang Interseksi 2 bidang akan menghasilkan suatu garis interseksi Contoh : dike cross-cutting dipping strata 32

Sebuah zona emas-ban kontak diubah antara te (340/60) dan tanggul (04 Dalam arah (kecenderu tambang akan dibangun zona mineralisasi? Contoh : Masalah Intersection A gold-bearing zone is discovered at the altered contact between a marble bed (340/60) and dike (040/40) In what direction (inclination) should the mine shaft be constructed to exploit the mineralized zone? 33

Langkah 1 Visualize the problem, then plot the planes for the marble bed and dike and find their intersection point 34

Langkah 2 Now find the trend and plunge of the line of intersection (rotate point onto W-E to find plunge) 35

Langkah 3 Visualize your result and check that it makes sense Mine shaft must be constructed in the direction 132 o SE at an angle of 40 o to exploit the ore body 36

Pitch of Line in Plane Determine plunge and pitch of line contained in plane 37

Contoh Find the pitch of strations on fault plane Fault plane 060/52 Striations oriented at 100 38

Analisis Fold Fold dapat digambarkan pada stereonet Plot Limb sebagai bidang kemiringan (dip) Plot trend dan plunge pada sumbu fold Tentukan orientasi bidang sumbu fold 39

Contoh Tentukan trace sumbu fold dan bidang sumbu fold untuk plung fold NW limb fold 225/65 SE limb fold 018/65 40

Contoh 41

Contoh Bidang Sumbu Fold Plot pole ke limb Bi-sect sudut antara limb fold Fit plane to line of bi-section and fold hinge 42

Diagram π Geometry of fold analyzed by plotting poles (π-poles) to fold limbs Determine relative tightness of folding and fold symmetry 43

Fault Problem A fault plane striking at 180 and dipping at 50 degrees to west displaces a bed and a fracture plane Bed oriented 030/30 Fracture oriented 300/45 Find displacement on fault, slip direction and fault type 44

Fault Problem 45

Fault Problem 46

Fault Problem Plot planes for fault, fracture and bed Measure pitch of bed and fracture in plane of fault Transfer pitch info to cross-section Measure pitch of fault slip vector on cross-section and plot on stereonet 47