Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.
|
|
- Siska Sugiarto
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.
2 Pendahuluan Permasalahan teknik di tambang pada masa lampau bagaimana cara menemukan sambungan dari bahan cebakan atau lapisan batubara yang terpotong atau hilang penyelidikan gejala sesar dan pensesaran Perkembangannya dipelajari oleh: ahli-ahli geologi struktur, geologi ekonomi, dan geologi teknik
3 Sesar atau Fault? Sesar gejala struktur paling penting satu-satunya gejala pelenturan kerak bumi yang utama yang ditimbulkan akibat pergeseran-pergeseran benua atau lempeng Fault sering diterjemahkan sbg gejala patahan kurang tepat, patahan = gejala rekahan, pergeseran kurang penting, sama sekali tidak ada
4 Fault Fault adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sahingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah sejajar dengan bidang patahan gejala tsb: sesar Istilah fault, mula-mula digunakan oleh pekerjapekerja pertambangan batubara untuk menyatakan suatu lapisanbatubara yang tidak ada kelanjutannya (mendadak menghilang) arti fault : salah lapisan batubara hilang karena mengalami suatu pergeseran dan berpindah melalui bidang patahan.
5 Sesar / Patahan (Faults) Faults result from brittle deformation rocks offset across fault Sides referred to as hanging wall and footwall -- 3 types of fault: HW turun Sesar Turun (Normal F) HW naik Sesar Naik (Reverse / Thrust F) Blok sesar bergeser mendatar Sesar mendatar (ki / ka) Hanging Wall Footwall
6 Conjugate pair of faults related to orientation of principal stresses. D: dihedral angle. The principal stresses are σ1, σ2, and σ3, in order of greatest to least compressive stress. R right-lateral fault plane; L left-lateral fault plane; half-arrows show the sense of hear on each plane
7 Fault orientations at the surface of the earth predicted from Andersonian stress theory. a Normal. b Reverse. c Strike slip
8 Display 1: Sesar Sesar Normal AC : Total throw AB : Vertical throw BC : Heave
9 Display 2: Kontur Struktur Garis putus2 garis kontur bidang sesar Garis penuh garis kontur pada bidang lapisan LM = heave Vertical separation = beda tinggi antara L dan N (300)
10 Display 3: Pergeseran Pergeseran pada lapisan yang disesar AB = horisontal normal offset CD = vertical separation
11 Dimensi Sesar Pergeseran-pergeseran yang telah terjadi pada sesar, ukuran panjang maupun kedalaman daripada sesar dapat berkisar antara beberapa cm saja sampai mencapai ratusan km Bahan yang hancur akibat pergeseran yang terdapat pada jalur sesar dapat berkisar dari gouge ( suatu bahan yang halus karena lumat ) sampai breksi yang mempunyai ketebalan berkisar antara beberapa cm sampai ratusan meter.
12 Istilah di dalam gejala Sesar (1) Sesar adalah rekahan atau jalur patahan di alam telah terjadi pergeseran yang arahnya sejajar dengan bidang rekahannya Seringkali rekahan demikian tercerminkan secara morfologis sebagai gawir yang merupakan bidang atau sisa dari suatu bidang rekahan, dinamakan gawir sesar sedangkan bidang rekahannya dinamakan bidang sesar. Bidang sesar Bidang E F pada Display 1
13 Indikasi Sesar
14 Indikasi sesar melalui peta topografi ataupun melalui digital elevation model
15 Istilah di dalam gejala Sesar (2) Perpotongan bidang sesar dengan permukaan tanah disebut garis sesar (fault line atau fault trace). Kedudukan daripada bidang sesar ditentukan seperti halnya pada suatu bidang, yaitu dengan jurus sesar yang mrp perpotongan antara bidang sesar dengan horizontal, dan kemiringan sesar, yaitu sudut yang dibuat antara bidang sesar dengan horizontal.
16 Istilah di dalam gejala Sesar (3) Bagian-bagaian yang disesar (tergeser): Hangingwall (atap sesar) bongkah patahan yang berada di bagian atas bidang sesar Footwall (alas sesar) bongkah patahan yang berada di bagian bawah bidang sesar Gerak-gerak pergeseran pada sesar, serta akibatnya: gerakan pada sesar dapat berupa gerak sejajar atau translation atau terputar (rotational)
17 Bagian Tergeser XY = throw XZ = jumlah pergeseran ke arah kemiringan daripada sesar
18 Slip SLIP AB = net slip AC = strike slip AD = dip slip
19 Hade
20 Di lapangan Dimensi struktur di lapangan dapat terbentuk melalui beberapa proses yang kompleks geologist dapat menyederhanakannya
21 Fault slip is the displacement of points (open circles) that were originally in contact across the fault. Here the correlated points represent the intersection line of a dike and a bed surface at the fault plane (Groshong, 2006)
22 Normal Separation Diagram balok, memperlihatkan antiklin yang dipotong sesar. Gerak relatip pada sesar mendatar Pada N gerak relatip semu adalah normal, pada R naik Suatu sesar dengan Normal Separation belum tentu merupakan suatu sesar dimana hangingwall bergerak relatip turun terhadap footwall
23 Istilah di dalam gejala Sesar (4) Throw atau loncatan tegak daripada sesar mula-mula dikenal adanya 2 pengertian: suatu ukuran untuk menyatakan jumlah pergeseran dari bongkah-bongkah sesar yang satu terhadap lainnya Untuk menyatakan pergeseran semu dari lapisan atau gang atau vein pada penampang tegak yang dibuat tegak lurus pada bidang sesar, yang dapat berbeda sekali dengan gerak sebenarnya.
24 Fault separation terminology
25 Istilah Throw Dalam pekerjaan pertambangan yang dipentingkan adalah kedudukan relatip yang bertalian dengan bagian-bagian, lapisan atau vein yang disesar pengertian yang pertama sekarang sudah didorong dan dibatasi hanya untuk pengertian geomorfologi saja Dalam mining geology: downthrow atau upthrow adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan (geser), diukur pada sesar, dalam bidang yang tegaklurus padanya. Jarak ini disebut juga total throw yang dimaksud throw atau vertikal throw adalah komponen vertikal dari total throw.
26 Istilah Heave Heave atau jarak horizontal, diukur normal (tegaklurus) pada sesar, yang memisahkan bagianbagian dari lapisan atau lode yang terpatahkan Gerakan relatip diukur pada bidang sesar dan dinyatakan sebagai slip atau perpindahan. Perpindahan dari sesar pergerakan relatip diukur pada bidang sesar dari titik-titik yang tadinya berhadapan dan terletak di sebelahmenyebelah bidang sesar tersebut.
27 Istilah di dalam gejala Sesar (5) Jarak pergeseran seluruhnya disebut netslip atau perpindahan sesungguhnya. Komponen horizontal pada bidang sesar akan sejajar dengan jurus daripada bidang sesar dan disebut strike slip atau perpindahan menjurus. Sedangkan komponen vertikalnya pada bidang sesar disebut dislip atau perpindahan miring.
28 Display 8: Pergeseran lensa btps
29 Display 9: Netslip pada bidang sesar
30 Display 10: Pengertian mengenai slip pada sesar
31 Display 10: Gerak semu sesar (Badgley, 1965) Antiklin menunjam yang dipotong oleh sesar melintang Perhatikan: gerak semu pada AA dan BB
32 Pengelompokan Sesar Secara geometris (deskriptip), sesar digolongkan berdasarkan pada: Jenis pergeseran sesungguhnya (netslip) Gerak relatip semu Kedudukan daripada sesar terhadap struktur sekitarnya Bentuk pola daripada sistem sesar Secara genetis dapat didasarkan kepada dinamika daripada gerak sesar
33 Pengelompokan didasarkan kepada jenis perpindahan sesungguhnya Yang garus diperhatikan besarnya slip Slip hanya dapat diketahui bila ada bagian yang jelas bergeser pergeseran yang dapat dilihat pada bidang sesar atau bilamana suatu bidang sesar dapat diperkirakan kedudukannya.
34 Sesar berdasarkan jenis perpindahan sesungguhnya Sesar Strike slip fault suatu sesar gerak pergeserannya dapat searah dengan jurus daripada bidang sesar (strike slip). Sesar dip slip fault suatu sesar gerak pergeserannya dapat searah dengan kemiringaan daripada bidang sesar (dip slip) Sesar oblique slip fault suatu sesar gerak pergeserannya miring (oblique slip)
35 Pengelompokan didasarkan kepada gerak relatif semu (separation classification) Pengertian gerak relatip dan relatip semu Umumnya pada gejala sesar sangat sukar untuk mengetahui pergerakan yang sesungguhnya (gerak absolut) biasanya gerak pada gejala sesar selalu dinyatakan secara relatip Contoh: hangingwall (bagian sesar gantung) bergerak relatip turun terhadap footwall dan sebagainya
36 Separation classification (1) Gerak relatip dapat dilihat dari slipnya. Gerak relatip semu ditentukan oleh kedudukan dan jarak, antara dua bagian dari suatu bidang penunjuk (bidang lapisan, vein, dan sebagainya) yang dipotong dan tergeser oleh suatu bidang sesar, diukur pada araharah tertentu jarak tersebut disebut separation
37 Separation classification (2) Stratigraphic separation adalah jarak tegaklurus pada bidang-bidang yang terpisah Sesar normal separation fault (melihat kedudukan daripada bidang yang digeser, seakan-akan hangingwall bergerak relatip turun terhadap footwall) Penting sekali untuk membedakan pengertian slip dan separation slip menunjukkan pergeseran relatip yang sesungguhnya, separation menunjukkan pergeseran relatip semu dari badan-badan yang berbentuk panjang atau bidang atau oleh gejala sesar.
38 Separation classification (3) Istilah yang umum (kurang tepat) Separation Classification Slip Classification Dasar Pengelompokan Pergeseran Gerak relatip Gerak sebenarnya (dimana slipnya jelas dapat dilihat) Nama-nama Sesar Normal Fault Normal separation fault Normal slip fault Reserve Fault Reserve separation fault Reserve slip fault Left Fault Left separation Left strike slip Right Fault Right separation Right strike slip
39 Pengelompokan yang didasarkan kedudukan sesar terhadap struktur batuan sekitarnya (1) Strike fault suatu sesar yang arah jurusnya sejajar dengan jurus dengan jurus batuan sekitarnya Dip fault jurus daripada searah dengan kemiringan daripada lapisan batuan sekitarnya Diagonal atau oblique fault yang memotong struktur batuan sekitarnya
40 Pengelompokan yang didasarkan kedudukan sesar terhadap struktur batuan sekitarnya (2) Longitudinal fault arah daripada sesar paralel dengan arah umum dari struktur regional Transverse fault yang memotong tegaklurus atau miring terhadap struktur regional (biasanya dijumpai pada daerah yang terlipat; memotong sumbu/poros terhadap antiklin) Longitudinal fault dan Transverse fault hanya dapat diterapkan pada keadaan yang lebih luas laig (regional sense)
Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).
9. Struktur Geologi 9.1. Struktur geologi Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan-batuan penyusunan kerak bumi. Akibat sedimentasi dan deformasi. berdasarkan kejadiannya, struktur geologi
Lebih terperinciTiori terbentuknya sesar
FAULT Literatur: 1. Structural Geology, J.G. Dennis, 1972 2. Structural Geology of Rocks & Regions, G.H. Davis & S.J. Reynolds, 1996 3. Structural Geology, M.P. Billings, 1975 Tiori terbentuknya sesar
Lebih terperinciDISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN
DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN Mekanisme Sesar 1. Pengenalan a) Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif
Lebih terperinciDISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN
DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN Mekanisme Sesar 1. Pengenalan a) Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan.
Lebih terperinciUntuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :
Landasan Teori Geologi Struktur Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan akibat proses deformasi serta menjelaskan proses pembentukannya. Proses
Lebih terperinciIdentifikasi Struktur. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.
Identifikasi Struktur Arie Noor Rakhman, S.T., M.T. Dasar Analisis Macam keterakan berdasarkan gaya pembentuknya: Irrotational Strain (pure shear) disebabkan tegasan tekanan (model Moody & Hill, 1956)
Lebih terperinciSESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)
SESAR MENDATAR Pergerakan strike-slip/ pergeseran dapat terjadi berupa adanya pelepasan tegasan secara lateral pada arah sumbu tegasan normal terkecil dan terdapat pemendekan pada arah sumbu tegasan normal
Lebih terperinciGEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani
GEOLOGI STRUKTUR PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi By : Asri Oktaviani http://pelatihan-osn.com Lembaga Pelatihan OSN PEDAHULUAN Geologi : Ilmu yang mempelajari bumi yang berhubungan
Lebih terperinciBENTANG ALAM STRUKTURAL
BENTANG ALAM STRUKTURAL 1. PENGERTIAN BENTANG ALAM STRUKTURAL Bentang alam merupakan bentuk penampang (landform) suatu daerah di muka bumi yang mencakup ruang luas dan telah membentuk suatu sistem yang
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR
BAB III TEORI DASAR 3.1 INTERPRETASI PENAMPANG SEISMIK 3.1.1 Metoda seismik Prinsip dasar metoda seismik adalah perambatan energi gelombang seismik yang ditimbulkan oleh sumber getaran di permukaan bumi
Lebih terperinciFRACTURES FRACTURES AND JOINTS
FRACTURES Fracture : a break in rock due to brittle behavior to stress Joint : A fracture with no displacement Joint Sets : multiple joints oriented parallel to one another, in response to regional stress
Lebih terperinciSesar (faults) Sesar (fault) adalah rekahan yang memperlihatkan. (shear displacement) atau off-set
Sesar (faults) Sesar (fault) adalah rekahan yang memperlihatkan adanya bukti pergerakan (shear displacement) atau off-set Sesar (fault) dapat berbentuk satu bidang diskrit yang planar atau membentuk suatu
Lebih terperinci7. Peta Geologi Pengertian dan Kegunaan
7 Peta Geologi 71 Pengertian dan Kegunaan Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk bentuk struktur dari masingmasing satuan batuan
Lebih terperinciSTRIKE-SLIP FAULTS. Pemodelan Moody dan Hill (1956)
Novia Dian Sundari STRIKE-SLIP FAULTS 12/39585 Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 METODA PENELITIAN Analisis struktur geologi terhadap daerah penelitian dilakukan melalui tiga tahap penelitian. Tahap pertama merupakan pendekatan tidak langsung, yaitu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Struktur sesar yang dijumpai di daerah penelitian adalah Sesar Naik Gunungguruh, Sesar Mendatar Gunungguruh, Sesar Mendatar Cimandiri dan Sesar Mendatar
Lebih terperincimangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara.
mangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara. Foto 4.16 Indikasi Sesar Normal mangkubuni (CLT12) 4.3. Mekanisme Pembentukan Struktur
Lebih terperinciGEOLOGI STRUKTUR ANALISIS KEKAR
GEOLOGI STRUKTUR ANALISIS KEKAR Fracture & stress states Fracture orientations relative to the principal stress orientations Stress = Gaya per satuan area yang mengenai suatu bidang Kondisi stress yang
Lebih terperinciGambar 1.2 Anatomi lipatan (Mc Clay, 1987)
ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI METODE STEREOGRAFIS Disusun Oleh : Eko Suko Wiratmoko 1. LIPATAN 1.1 Definisi Lipatan Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
Lebih terperinciPRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR ACARA 1 : MENETUKAN KEDUDUKAN PERLAPISAN BATUAN DARI 2 DIP SEMU
1 ACARA 1 : MENETUKAN KEDUDUKAN PERLAPISAN BATUAN DARI 2 DIP SEMU Data : Diketahui arah dip semu dari batuan yang sama pada dua singkapan batuan sedimen adalah 30, N 45 E dan 40, N 150 E dan tidak menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Analisis struktur sesar di daerah penelitian dilakukan dengan melakukan pengolahan data berupa kekar gerus, breksiasi, posisi stratigrafi, dan kelurusan
Lebih terperinciSebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun
Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun 1977 2010 Fitri Puspasari 1, Wahyudi 2 1 Metrologi dan Instrumentasi Departemen Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciFoto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40.
Foto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40. 4.1.4 Sesar Anjak Cisaar 1 Gejala sesar ini dijumpai pada Sungai Cisaar pada lokasi CS 40, CS 41, CS 4, CS 2, dan CS 10. Kehadiran sesar ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1. Struktur Sesar Analisis struktur sesar di daerah penelitian dilakukan dengan melakukan pengolahan data berupa kekar gerus, breksiasi, posisi stratigrafi, dan kelurusan
Lebih terperinci5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA
.1 PETA TOPOGRAFI..2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA . Peta Topografi.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini,
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBENTUKAN STRUKTUR BATUAN TERHADAP KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN
HUBUNGAN PEMBENTUKAN STRUKTUR BATUAN TERHADAP KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN TUGAS GEOLOGI STRUKTUR Oleh: Ripal Ardiansyah (03111002004) Desma Windari (03111002006) Dimas Gustian A (03111002042) Exsa Apriansyah
Lebih terperinciGeologi Fisik (Pengenalan Struktur Geologi)
Geologi Fisik (Pengenalan Struktur Geologi) Oleh : Irvani Referensi : Thomson, G. R. and Turk, J. 1991. Modern Physical Geology. Saunder College Publishing, USA. Lutgens, F. K., Tarbuck, E. J. and Tasa,
Lebih terperinci03. Bentangalam Struktural
TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi 03. Bentangalam Struktural Salahuddin Husein Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2010 Pendahuluan Bentangalam struktural adalah bentang
Lebih terperinci5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya
5. Peta Topografi 5.1 Peta Topografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis garis ketinggian. Gambaran ini, disamping tinggi rendahnya permukaan dari pandangan
Lebih terperinciMODUL 1 DASAR-DASAR GEOLOGI STRUKTUR Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)
MODUL 1 DASAR-DASAR GEOLOGI STRUKTUR Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari sesar sesar anjak berarah WNW - ESE, sesar-sesar geser berarah NE - SW. Bukti-bukti
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING
BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING 6. 1 Pendahuluan Menurut Nelson (1985), sistem rekahan khususnya spasi rekahan dipengaruhi oleh komposisi batuan, ukuran butir, porositas, ketebalan lapisan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI Analisis Struktur 4.1 Struktur Lipatan 4.1.1 Antiklin Buniasih Antiklin Buniasih terletak disebelah utara daerah penelitian dengan arah sumbu lipatan baratlaut tenggara
Lebih terperinciMenentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat. Abstrak
Menentukan Jurus dan Kemiringan Batuan serta Struktur Patahan di Sepanjang Sungai Cinambo, Jawa Barat Lia Maryani Geofisika, Universitas Padjadjaran Abstrak Telah dilakukan penelitian struktur patahan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Daerah penelitian hanya berada pada area penambangan PT. Newmont Nusa Tenggara dan sedikit di bagian peripheral area tersebut, seluas 14 km 2. Dengan
Lebih terperinciStruktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat
Struktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat Iyan Haryanto, Faisal Helmi, Aldrin dan Adjat Sudradjat*) Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran Abstrak Struktur geologi daerah Jonggol
Lebih terperinciKEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA
KEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA HUBUNGANNYA DENGAN MASALAH MASALAH 1. GEOLOGI TEKNIK
Lebih terperinciAdapun tujuan dari mempelajari geologi struktur adalah antara lain:
7 GEOLOGI STRUKTUR 7.1 Pendahuluan Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi batuan adalah
Lebih terperinciLABORATORIUM GEOLOGI DINAMIKA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIKA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR Edisi 2008 PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR Edisi 2008 Laboratorium Geologi
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING
BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING 5.1 Definisi dan Terminologi Rekahan Rekahan merupakan bidang diskontinuitas yang terbentuk secara alamiah akibat deformasi atau diagenesa. Karena itu dalam
Lebih terperinciRESUME KEKAR. A. Definisi Kekar
RESUME KEKAR A. Definisi Kekar Kekar merupakan pola sistematik yang ditandai dengan blok yang saling berpisan bidang rekahan akan tetapi tidak menunjukan pergeseran terlampau berarti pada titik bagiaan
Lebih terperinciUNIT X: Bumi dan Dinamikanya
MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN UNIT X: Bumi dan Dinamikanya I Introduction 5 Latar Belakang Pada K-13 Kelas VII terdapat KD sebagai
Lebih terperinciDAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.
DAFTAR ISI COVER i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL xvi SARI xvii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang 1 I.2. Rumusan Masalah
Lebih terperinciGambar 22.Diagram Blok yang menunjukkan Horst (atas) dan Graben (bawah)
Pelipatan (Fold) Pelipatan merupakan penggelombangan pada kulit bumi yang ukuran dan tipenya bervariasi. Pelipatan mudah terjadi pada batuan yang berlapis. Ukuran pelipatan bervariasi, dari yang hanya
Lebih terperinciBAB IV STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV STRUKTUR GEOLOGI 4.1 STRUKTUR SESAR Struktur sesar pada daerah penelitian terdiri dari sesar-sesar anjak yang berarah relatif Barat-Timur (NE-SW) dan sesar geser yang berarah relatif Barat Daya
Lebih terperinciIstilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah
Istilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah 1.Shaft Shaft adalah suatu lubang bukaan vertical atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR. Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng
PENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Lebih terperinciBAB IV STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV STRUKTUR GEOLOGI 4.1 Struktur Sesar Struktur sesar (Gambar 4.1) yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari sesar naik berarah relatif WNW-ESE, sesar geser berarah relatif utara-selatan dan
Lebih terperinciGEOLOGI STRUKTUR PRINSIP GAYA & DEFORMASI
GEOLOGI STRUKTUR PRINSIP GAYA & DEFORMASI Definitions Stress adalah gaya yang mengenai batuan (atau sesuatu yang lain) Strain adalah perubahan dalam ukuran dan/atau bentuk dari suatu objek padat (solid
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN VISIONASC BERDASARKAN INTERPRETASI SEISMIK DARI INTERVAL PALEOSEN KE MIOSEN, DAERAH KEPALA BURUNG (KB), PAPUA BARAT
ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN VISIONASC BERDASARKAN INTERPRETASI SEISMIK DARI INTERVAL PALEOSEN KE MIOSEN, DAERAH KEPALA BURUNG (KB), PAPUA BARAT Muh. Altin Massinai *, Sabrianto Aswad *, Naskar*
Lebih terperinciGAYA PEMBENTUK GEOLOGI STRUKTUR
GAYA PEMBENTUK GEOLOGI STRUKTUR Gaya a) Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda. b) Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (gaya gravitasi
Lebih terperinciGEOLOGI DAERAH KLABANG
GEOLOGI DAERAH KLABANG Geologi daerah Klabang mencakup aspek-aspek geologi daerah penelitian yang berupa: geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologi Daerah Klabang (daerah penelitian). 3. 1. Geomorfologi
Lebih terperinci%! & ' "( )* + +, % -. /0 1 &1 /'
8.1. Persiapan penulisan laporan 8.2. Peta kerangka geologi 8.3. Peta pola jurus perlapisan batuan 8.4. Peta geologi 8.5. Simulasi pemetaan geologi Persiapan penulisan laporan diperlukan dalam rekonstruksi
Lebih terperinciZufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.
Seri Mata Kuliah Zufialdi Zakaria Zufialdi Zakaria Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 8.1. Persiapan penulisan laporan 8.2. Peta
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI
ILMU UKUR TANAH Oleh: IDI SUTARDI BANDUNG 2007 1 KATA PENGANTAR Ilmu Ukur Tanah ini disajikan untuk Para Mahasiswa Program Pendidikan Diploma DIII, Jurusan Geologi, Jurusan Tambang mengingat tugas-tugasnya
Lebih terperinciUmur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi
3.2.2.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan Penentuan umur pada satuan ini mengacu pada referensi. Satuan ini diendapkan pada lingkungan kipas aluvial. Analisa lingkungan pengendapan ini diinterpretasikan
Lebih terperinciGophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya dilakukan secara tradisional / manual. Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai
Gophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya dilakukan secara tradisional / manual. Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai sedang-tinggi Bijih dan batuan samping cukup kuat,
Lebih terperinciIV.2 Pola Kelurusan Daerah Penelitian
Pola struktur yang berkembang pada daerah penelitian sebagian besar dipengaruhi oleh pola Jawa dengan kompresi berarah utara-selatan karena terbentuk pola struktur dan kelurusan yang berarah relatif barat-timur.
Lebih terperinciGambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008
4.1. Geoteknik Tambang Bawah Tanah Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design tambang. Data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsiasumsi
Lebih terperinciBAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN
BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN 4.1 Geomorfologi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara singkat mengenai geomorfologi umum daerah penelitian, dan pada bab ini akan dijelaskan secara lebih
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1. Geomorfologi Daerah Penelitian Morfologi muka bumi yang tampak pada saat ini merupakan hasil dari proses-proses geomorfik yang berlangsung. Proses geomorfik menurut
Lebih terperinciBAB V ANALISA SEKATAN SESAR
BAB V ANALISA SEKATAN SESAR 5.1 Analisa Sesar Pada daerah analisa ini terdapat sebanyak 19 sesar yang diperoleh dari interpretasi seismik. Pada penelitian sebelumnya keterdapatan sesar ini sudah dipetakan,
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI SEISMIK
BAB IV INTERPRETASI SEISMIK Analisa dan interpretasi struktur dengan menggunakan data seismik pada dasarnya adalah menginterpretasi keberadaan struktur sesar pada penampang seismik dengan menggunakan bantuan
Lebih terperinciKESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu
Lebih terperinciANALISA BENTANG ALAM
ANALISA BENTANG ALAM A. Definisi Bentang Alam Bentang alam merupakam karakteristik dan juga bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh proses perubahan kimia serta fisika. Beberapa contoh yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA
BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Analisis Kondisi Geomorfologi Analisis Kondisi Geomorfologi yang dilakukan adalah berupa analisis pada peta topografi maupun pengamatan
Lebih terperinciPERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI
PERAN REMOTE SENSING DALAM KEGIATAN EKSPLORASI GEOLOGI Penginderaan jauh atau disingkat inderaja, berasal dari bahasa Inggris yaitu remote sensing. Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan teknik
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI ... (1)
BAB III DASAR TEORI Dalam bab ini, penulis akan memaparkan secara singkat teori-teori dasar yang digunakan didalam penelitian. Dasar Teori terdiri dari konsep wireline log, konsep dasar seismik, konsep
Lebih terperinciSTRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS
STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS Geometri Unsur Struktur Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur geometris yaitu : 1) Geometris Bidang/ Struktur Bidang - Bidang
Lebih terperinciGeologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /
BAB III GEOLOGI DAERAH PERBUKITAN RUMU 3.1 Geomorfologi Perbukitan Rumu Bentang alam yang terbentuk pada saat ini merupakan hasil dari pengaruh struktur, proses dan tahapan yang terjadi pada suatu daerah
Lebih terperinciANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN SEKITARNYA
ANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN SEKITARNYA Ida Bagus Oka Agastya Jurusan Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB II GEOLOGI REGIONAL. Bintuni. Lokasi Teluk Bintuni dapat dilihat pada Gambar 2.1.
4 BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Papua, atau lebih tepatnya di area Teluk Bintuni. Lokasi Teluk Bintuni dapat dilihat pada Gambar 2.1. Teluk Bintuni Gambar
Lebih terperinciCara mempelajari Struktur geologi
Cara mempelajari Struktur geologi Tahapan cara mempelajari : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi II. Rekaman data III. Analisa
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentang alam dan morfologi suatu daerah terbentuk melalui proses pembentukan secara geologi. Proses geologi itu disebut dengan proses geomorfologi. Bentang
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN Morfologi permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara proses eksogen dan proses endogen (Thornbury, 1989). Proses eksogen merupakan
Lebih terperinciMENGGAMBAR PROYEKSI BENDA
MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA A. MENGGAMBAR PROYEKSI Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi
Lebih terperinciEstimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 45-51 Estimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi Agung Cahyono, Gatot Yuliyanto Laboratorium Geofisika Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG JAWA BARAT
Analisis kekar pada batuan sedimen klastika Formasi Cinambo di Sungai Cinambo Sumedang, Jawa Barat (Faisal Helmi) ANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG
Lebih terperinciFoto 4.10 Blok bagian kanan bergerak relatif ke kanan dari blok bagian kiri (lokasi pengamatan STG 10)
Foto 4.0 Blok bagian kanan bergerak relatif ke kanan dari blok bagian kiri (lokasi pengamatan STG 0) 4. LIPATAN Lipatan yang terjadi pada daerah ini pembentukannya berkaitan erat dengan sistem sesar anjak
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinciKESEIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciBab III Pengolahan Data
S U U S Gambar 3.15. Contoh interpretasi patahan dan horizon batas atas dan bawah Interval Main pada penampang berarah timurlaut-barat daya. Warna hijau muda merupakan batas atas dan warna ungu tua merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai batas bawah sampai Intra GUF sebagai batas atas, pada Lapangan Izzati. Adapun
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 : PROYEKSI STEREOGRAFIK GEOLOGI STRUKTUR. Firdaus
PERTEMUAN 4 : PROYEKSI STEREOGRAFIK GEOLOGI STRUKTUR Firdaus (dauzy@ymail.com) Pendahuluan Dalam struktur geologi penuh unsur titik, garis, bidang, dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya
Lebih terperinciberukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.
berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit. (a) (c) (b) (d) Foto 3.10 Kenampakan makroskopis berbagai macam litologi pada Satuan
Lebih terperinciLABORATORIUM ALAM DAN WISATA GEOLOGI (GEOLOGY LABORATORY AND TOURISM) OLEH 1. EDIYANTO 2. RULY ARIE KRISTIANTO
LABORATORIUM ALAM DAN WISATA GEOLOGI (GEOLOGY LABORATORY AND TOURISM) OLEH 1. EDIYANTO 2. RULY ARIE KRISTIANTO PRODI TENKIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 GEOMORFOLOGI Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh proses eksogen dan proses endogen. Proses eksogen adalah proses-proses yang bersifat
Lebih terperinciPETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR
PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR Peta topografi adalah peta penyajian unsur-unsur alam asli dan unsur-unsur buatan manusia diatas permukaan bumi. Unsur-unsur alam tersebut diusahakan diperlihatkan pada
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEKATAN SESAR
BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR Dalam pembahasan kali ini, penulis mencoba menganalisis suatu prospek terdapatnya hidrokarbon ditinjau dari kondisi struktur di sekitar daerah tersebut. Struktur yang menjadi
Lebih terperinciSD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1
SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun
Lebih terperinciGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada
Lebih terperinciV. INTERPRETASI DAN ANALISIS
V. INTERPRETASI DAN ANALISIS 5.1.Penentuan Jenis Sesar Dengan Metode Gradien Interpretasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomali gayaberat akan memberikan hasil yang beragam. Oleh karena
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pengukuran Geolistrik
LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Pengukuran Geolistrik Karanth, K.R. 1987. Groundwater Assessment. New Delhi : Tata McGraw-Hill Book Publishing Co. Krisna H, Wahyu dan Fahrudin. Geologi Kampus Tembalang. Semarang.
Lebih terperinciVISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN
VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN Arief A NRP : 0021039 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata., MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI
ILMU UKUR TANAH Oleh: IDI SUTARDI BANDUNG 2007 1 KATA PENGANTAR Ilmu Ukur Tanah ini disajikan untuk Para Mahasiswa Program Pendidikan Diploma DIII, Jurusan Geologi, Jurusan Tambang mengingat tugas-tugasnya
Lebih terperinciBab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi
Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara Kegiatan eksplorasi batubara dilakukan di Daerah Pondok Labu Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Data yang dihasilkan dari kegiatan tersebut
Lebih terperinciAnalisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010
Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010 Emilia Kurniawati 1 dan Supriyanto 2,* 1 Laboratorium Geofisika Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman 2 Program
Lebih terperinci5 Patahan. Gambar 5-1: Jenis patahan
5 Patahan Patahan (fault) didefinisikan sebagai sebuah elemen garis dalam design file yang dapat terdiri dari beberapa vertex hingga maksimum 5 buah. Patahan disimpan sebagai objek graphics dalam design
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISASI REKAHAN PADA FASIES BATUGAMPING
BAB VI KARAKTERISASI REKAHAN PADA FASIES BATUGAMPING 6.1 Pendahuluan Batugamping di daerah penelitian terdiri atas beberapa fasies yang berbeda dan kehadiran rekahan pada fasies batugamping yang berbeda
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP MUNCULNYA REMBESAN MINYAK DAN GAS DI DAERAH BOTO, KECAMATAN BANCAK, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP MUNCULNYA REMBESAN MINYAK DAN GAS DI DAERAH BOTO, KECAMATAN BANCAK, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH P.A. Pameco *, D.H. Amijaya Jurusan Teknik Geologi, Universitas
Lebih terperinci