PEMBUATAN MEMBRAN RAPAT PEROVSKIT La 0,7 Sr 0,3 Co 0,8 Fe 0,2 O 3-δ BERBENTUK TABUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH UKURAN PARTIKEL OKSIDA PEROVSKIT TERHADAP MORFOLOGI MEMBRAN ASIMETRIS CaTiO3

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF POLIETILENA GLIKOL PADA MEMBRAN ASIMETRIS CaTiO3

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3

PEMBUATAN MEMBRAN RAPAT LaCo 1-x Cu x O 3-δ

Pembuatan Membran Perovskit CaTiO 3 dengan Metode Inversi Fasa Menggunakan Polieterimida dan Aditif Polietilen Glikol

Pembuatan Membran Datar Asimetris CaTiO 3

PEMBUATAN MEMBRAN RAPAT LSCF SEBAGAI MEMBRAN KATALIS PADA REAKSI OKSIDASI PARSIAL GAS METANA

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA MEMBRAN DATAR ASIMETRIS OKSIDA PEROVSKIT LaCo 0.8 Ni 0.2 O 3 dan LaCo 0.8 Cu 0.2 O 3

Bab III Metodologi Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH SUHU DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KINERJA MEMBRAN PEROVSKIT La 0.7 Sr 0.3 Co 0.8 Fe 0.2 O 3-δ

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Pembuatan Membran Rapat LaCo 1-x Ni x O 3-δ

Bab IV Hasil dan Pembahasan

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KIMIA FISIKA (Kode : C-08)

4 Hasil dan pembahasan

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

3 Metodologi Penelitian

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

3 Metodologi Penelitian

PENGUJIAN FLUKS OKSIGEN PADA MEMBRAN DATAR BERBAHAN DASAR OKSIDA PEROVSKIT La 0,7 Sr 0,3 Co 0,8 Fe 0,2 O 3 DAN Ba 0,5 Sr 0,5 Co 0,8 Fe 0,2 O 3

4 Hasil dan Pembahasan

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

Bab III Metodologi Penelitian

4 Hasil dan pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Ninik Maulidah*, Hamzah Fansuri, M.Si., Ph.D 1) Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

PENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP MEMBRAN RAPAT ASIMETRIS PEROVSKIT La 0,6 Sr 0,4 Co 0,2 Fe 0,8 O 3-δ YANG DISIAPKAN DENGAN METODE INVERSI FASA

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

SIDANG SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

4 Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al.,

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO

BAB III METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

Bab 3 Metodologi Penelitian

STRUKTUR KRISTAL DAN MORFOLOGI TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) POWDER SEBAGAI MATERIAL FOTOKATALIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANORGANIK (Kode : C-07) ISBN : 979363167-8 PEMBUATAN MEMBRAN RAPAT PEROVSKIT La 0,7 Sr 0,3 Co 0,8 Fe 0,2 O 3-δ BERBENTUK TABUNG Hamidatul Khusniyah, Nanik Hanifah, Hamzah Fansuri* Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia * Keperluan korespondensi; telp : 087861228242, email: h.fansuri@chem.its.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan membran rapat oksida perovskit La 0,7 Sr 0,3 Co 0,8 Fe 0,2 O 3-δ (LSCF 7382) berbentuk tabung. Membran rapat LSCF 7382 berbentuk tabung tersebut dibuat dengan 2 cara yaitu melalui penekanan dan inversi fasa. Pada metode pertama, membran dibentuk dengan cetakan baja tahan karat dengan tekanan 5 ton menghasilkan tabung berongga dengan ketebalan dinding 2 mm dan diameter 8 mm dengan variasi suhu dan lama sintering. Pada metode kedua, membran dibuat berbentuk tabung pejal dengan diameter 1 mm dan suhu sintering 1250 C. Data SEM menunjukkan bahwa suhu sintering yang tinggi dan waktu yang lebih lama pada proses sintering menghasilkan membran yang lebih rapat. Membran yang dibuat dengan metode pertama merupakan membran simetris. Sedangkan membran yang dibuat dengan metode yang kedua merupakan membran asimetris. Kata Kunci : Oksida perovskit, LSCF 7382, membran rapat, inversi fasa PENDAHULUAN Indonesia memiliki beberapa kilang minyak yang berperan besar dalam mencukupi kebutuhan energi nasional maupun komoditas ekspor bahan bakar minyak [1]. Kilang-kilang minyak tersebut menghasilkan bahan bakar guna mencukupi kebutuhan energi nasional, tapi di sisi lain juga menghasilkan fraksi gas dari alkana berantai karbon rendah yakni gas metana [2]. Gas metana (CH 4 ) yang tergolong salah satu dari tiga gas rumah kaca yang dapat memicu semakin parahnya pemanasan global yang terjadi [3]. Ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis berbanding terbalik dengan kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang mulai dikembangkan adalah pemanfaatan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 257

gas metana dari limbah kilang minyak sebagai bahan baku untuk produksi syngas melalui oksidasi parsial metana. eaksi oksidasi parsial metana menjadi syngas (CO + H 2 ) mengikuti persamaan CH 4 + ½ O 2 à CO + 2H 2 (1) Syngas yang terbentuk melalui persamaan diatas merupakan feedstock yang penting untuk pembentukan metanol melalui reaksi Fischer-Tropsch, nantinya metanol ini bisa digunakan sebagai bahan bakar kembali [4]. Persamaan (1) menunjukkan jika pembentukan syngas membutuhkan oksigen agar oksidasi parsial metana dapat berlangsung, sehingga diperlukan suatu material yang dapat menghantarkan ion oksigen dalam proses pemisahan oksigen dari udara agar ion oksigen tersebut dapat bereaksi dengan gas metana. Membran penghantar ion oksigen berbasis oksida perovskit La 1 x Sr x Co 1 y Fe y O 3 δ atau LSCF merupakan salah satu membran yang banyak diaplikasikan untuk pemisahan oksigen ini [5][6][7]. Membran LSCF harus rapat dan tidak berpori sehingga tidak ada celah lagi untuk terjadinya difusi gas melalui pori-pori membran [8]. Untuk itu dilakukan peningkatan kerapatan membran melalui pengaturan suhu dan waktu sintering [9]. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan selain kerapatan membran adalah fluks permeasi oksigen, yakni kemampuan membran untuk menghantarkan jumlah ion oksigen tiap satuan luas penampang membran [10]. Salah satu cara untuk meningkatkan fluks permeasi oksigen adalah dengan meningkatkan luas permukaan membran atau mengurangi ketebalan membran dan memodifikasi permukaan membran [11]. Membran dengan bentuk tabung mempunyai luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan membran berbentuk disc yang sudah banyak digunakan [19]. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan membran oksida perovskit La 0,7 Sr 0,3 Co 0,8 Fe 0,2 O 3-δ yang rapat dengan variasi suhu sintering, merujuk pada penelitian dari Rosseau dkk. (2009) [12] yang melaporkan bahwa substitusi La 3+ oleh Sr 2+ sebesar 30% pada LaCo 0,8 Fe 0,2 O 3 δ menghasilkan membran dengan stabilitas termal dan sifat katalitik yang baik pada proses reaksi oksidasi hidrokarbon menjadi syngas. METODE PENELITIAN Sintesis Serbuk Perovskit LSCF 7382 Serbuk oksida LSCF 7382 disintesis dengan metode kimia padat (solid state). Reagen yang digunakan adalah La 2 O 3, Co 3 O 4, Sr(NO 3 ) 2 dan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 258

Fe 2 O 3. Proses sintesis dimulai dengan mencampurkan semua reagen dengan jumlah stoikiometri tertentu dalam ball mill. Prekursor yang diperoleh kemudian dikalsinasi pada suhu 1000 C selama 2 jam. Proses kalsinasi dilakukan dua kali disertai penggerusan ulang. Serbuk yang terbentuk selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD (Phillips X pert PN-1830 X-ray diffractometer) pada sudut 2θ 30 sampai 60 dengan laju 0,05 /menit menggunakan radiasi sinar Cu-Kα untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk. Pembuatan Membran Keramik LSCF 7382 Berbentuk Tabung serta Karakterisasinya Membran LSCF 7382 berbentuk tabung berongga dibuat dengan diameter dalam 4 mm, diameter luar 8 mm, ketebalan 2 mm dan panjang 50 mm. Membran dibuat dari serbuk LSCF 7382 hasil sintesis, kemudian ditimbang untuk proses pencetakan menggunakan cetakan silinder dengan tekanan 2 ton. Membran tabung yang terbentuk selanjutnya disinter pada variasi suhu 1100 C selama 32 jam dan 1250 C selama 2 jam. Membran LSCF 7382 berbentuk tabung pejal dibuat dengan diameter 1 mm dan panjang 50 mm. Metode yang digunakan adalah inversi fasa. Pembuatan larutan polimer dari campuran selulosa asetat dan solven dengan komposisi tertentu, kemudian serbuk LSCF 7382 dimasukkan dalam larutan tersebut dan distirer sampai viskositas tertentu dan dicetak menggunakan injection molding. Selanjutnya hasil injection dimasukkan bak berisi air untuk proses koagulasi. Membran yang telah padat disinter pada suhu 1250 C selama 2 jam. Analisis morfologi permukaan membran menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) ZEISS EVO M10. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis dan Karakterisasi Oksida Perovskit Oksida perovskit LSCF 7382 disintesis menggunakan metode solid state. Hasil sintesis berupa serbuk hitam homogen, dan dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui fasa produk yang terbentuk. Gambar 1. Pola XRD oksida perovskit LSCF 7382 hasil sintesis Gambar 1 menunjukkan adanya puncak karakteristik dari perovskit LaCoO 3 dengan struktur rombohedral Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 259

pada sudut 2θ yakni 32, 33, 40, 41, 47, 58 dan 59 yang sesuai dengan data PDF nomor 25-1060. Difraktogram serbuk oksida perovskit LSCF tersebut juga menunjukkan adanya posisi puncak-puncak dengan intensitas tinggi dan tajam yang mengindikasikan bahwa oksida perovskit hasil sintesis bersifat kristalin [13]. Tabel 1.Posisi puncak dan intensitas difraktogram LSCF 7382 2 ( ) Intensitas (%) 32,86 100,00 33,14 82,00 40,57 27,88 47,33 72,62 58,75 59,76 Pembuatan Membran Keramik LSCF 7382 Berbentuk Tabung dengan Metode Penekanan Pembuatan membran keramik berbentuk tabung berongga dilakukan dengan melibatkan proses pencetakan membran dan sintering membran. Membran dibuat dari serbuk oksida LSCF hasil sintesis yang dicetak menggunakan cetakan berbentuk silinder. Selanjutnya membran disinter pada suhu 1100 C selama 32 jam dan suhu 1250 C selama 2 jam. Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu sintering yang diberikan terhadap kerapatan membran yang dihasilkan [14]. Membran keramik tabung berongga yang dihasilkan setelah proses sintering selanjutnya dikarakterisasi menggunakan SEM untuk mengamati morfologi membran. Hasil analisa SEM ditunjukkan oleh Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Penampang lintang membran LSCF 7382 bentuk tabung berongga dengan sintering 1100 C selama 32 jam (a) bagian diameter dalam, (b) bagian tengah, (c) bagian diameter luar Gambar 2 menunjukkan penampang lintang dari membran LSCF 7382 tabung berongga dengan sintering 1100 C selama 32 jam. Gambar 2.a menunjukkan penampang lintang membran di bagian diameter dalam, Gambar 2.b menunjukkan pada bagian tengah penampang lintang dan Gambar 2.c menunjukkan penampang Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 260

lintang pada bagian diameter luar. Ketiga bagian tersebut pada dasarnya menunjukkan kecenderungan yang sama yakni masih terdapatnya pori-pori di sebagian besar penampang lintang membran. Perbedaan tampak pada bagian tepi membran di bagian diameter dalam (Gambar 2.a) yang menunjukkan membran yang rapat pada tepi diameter dalamnya. Hal ini sebenarnya juga bisa diamati pada bagian tepi penampang lintang di bagian diameter luar, namun kerapatannya masih kurang jika dibandingkan bagian diameter dalam. Fenomena ini menunjukkan jika penekanan dengan tekanan sebesar 2 ton secara uniaksial hanya mampu membentuk kerapatan pada bagian luar namun belum bisa menghasilkan membran yang rapat pada bagian dalamnya. Hal ini disebabkan karena penekanan secara uniaksial menyebabkan tekanan yang lebih merata pada bagian luar daripada bagian dalam. Gambar 3. Penampang lintang membran LSCF 7382 bentuk tabung berongga dengan sintering 1250 C selama 2 jam (a) bagian diameter dalam, (b) bagian diameter luar Gambar 3 menunjukkan penampang lintang membran LSCF 7382 tabung berongga dengan sintering 1100 C selama 32 jam dan suhu 1250 C selama 2 jam. Gambar 3.a menunjukkan penampang lintang membran di bagian diameter dalam, dan Gambar 3.b menunjukkan penampang lintang pada bagian diameter luar. Kedua bagian tersebut menunjukkan kecenderungan yang sama yakni sudah membentuk membran dengan kerapatan tinggi. Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu sintering maka waktu yang dibutuhkan partikel untuk bergabung dengan partikel yang lain semakin cepat dan hasilnya lebih rapat[15]. Sintering membran keramik perovskit La 0,5 Sr 0,5 Co 0,2 Fe 0,8 O 3- dan La 0,7 Sr 0,3 Co 0,2 Fe 0,8 O 3- pada 1250 selama 3 jam menghasilkan kerapatan C Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 261

membran lebih tinggi dibandingkan dengan sintering pada 1150 C selama 6 jam[16]. Dengan demikian suhu sintering memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap kerapatan membran[14][17]. Pembuatan Membran Keramik LSCF 7382 Berbentuk Tabung dengan Metode Inversi Fasa Pembuatan membran keramik berbentuk tabung pejal dilakukan dengan melibatkan proses inversi fasa dan sintering membran. Membran dibuat dari serbuk oksida LSCF hasil sintesis dengan metode inversi fasa, karena ketebalan yang sangat kecil yakni 1 mm mampu dibentuk dengan metode tersebut. Selanjutnya membran disinter pada suhu 1250 C selama 2 jam. Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama sintering yang diberikan terhadap kerapatan membran yang dihasilkan[14]. Membran tabung pejal yang dihasilkan setelah proses sintering selanjutnya dikarakterisasi menggunakan SEM untuk mengamati morfologi membran. Hasil analisa SEM ditunjukkan oleh Gambar 4 dan 5. Gambar 4. Membran LSCF 7382 bentuk tabung pejal sebelum sintering (a) penampang lintang, (b) penampang bagian rapat Gambar 4 menunjukkan penampang lintang dari membran LSCF 7382 berbentuk tabung pejal sebelum sintering. Gambar 4.a menunjukkan penampang lintang membran, Dari gambar tersebut diketahui bahwa membran berbentuk tabung pejal dengan metode inversi fasa membentuk membran asimetris, terdapat pori yang besar diantara membran yang rapat. Pori terbentuk dari proses demixing anrata solven dan non-solven saat koagulasi terjadi, bentuk pori finger-like menunjukkan bahwa laju non-solven lebih cepat daripada solven [18]. Gambar 4.b adalah gambar membran bagian rapat yang teramati masih membentuk poripori kecil di seluruh bagian. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum sintering partikel-partikel oksida perovskit belum Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 262

terkompaksi, terdiri dari butiran-butiran serbuk oksida, dan masih mengandung fasa pomiler didalamnya.. Oleh karena itu selanjutnya dilakukan sintering supaya membentuk membran yang lebih rapat. Gambar 5. Membran LSCF 7382 bentuk tabung pejal dengan sintering 1250 C selama 2 jam (a) penampang lintang, (b) penampang bagian rapat, (c) pembesaran penampang bagian rapat Gambar 5 menunjukkan penampang lintang dari membran LSCF 7382 bentuk tabung pejal dengan sintering suhu 1250 C selama 2 jam. Gambar 5.a adalah gambar penampang lintang membran, gambar tersebut menunjukkan bahwa membran yang telah disintering menghasilkan membran asimetris dengan pori yang lebih besar pada bagian pori hasil demixing solven dan non-solven. Saat proses sintering, non-solven dan fasa polimer telah hilang dan menguap sehingga membentuk pori yang lebih besar. Gambar 5.b adalah gambar penampang melintang membran dan Gambar 5.c perbesaran dari Gambar 5.b, gambar tersebut menunjukkan pada bagian rapat sudah membentuk membran asimetris dengan kerapatan yang lebih tinggi bila dibandingkan pada gambar 4.b..Hal ini menunjukkan bahwa dengan sintering 1250 C selama 2 jam antar partikel oksida perovskit sudah mulai terkompaksi tetapi belum terkompaksi secara sempurna masih terdapat celah, sehingga masih terdapat pori kecil tetapi lebih rapat jika dibandingkan dengan membran sebelum sintering. Fenomena ini menunjukkan bahwa dengan sintering, partikel perovskit akan bergabung dengan partikel yang lain sehingga antar partikel akan terkompaksi dan celah-celah yang kosong semakin terpenuhi [28]. KESIMPULAN Membran keramik LSCF 7382 berbentuk tabung berhasil dibuat dari serbuk oksida perovskit LSCF yang disintesis dengan metode solid state dengan 2 cara yaitu melalui penekanan dan inversi fasa. Pada metode penekanan, membran dibentuk dengan cetakan baja tahan karat dengan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 263

tekanan 5 ton menghasilkan tabung berongga dengan ketebalan dinding 2 mm dan diameter 8 mm dengan variasi suhu dan lama sintering. Pada metode inverse fasa, membran dibuat berbentuk tabung pejal dengan diameter 1 mm dan suhu sintering 1250 C. Data SEM menunjukkan bahwa suhu sintering yang tinggi dan waktu yang lebih lama pada proses sintering menghasilkan membran yang lebih rapat. Membran yang dibuat dengan metode penekanan merupakan membran simetris. Sedangkan membran yang dibuat dengan metode inverse fasa merupakan membran asimetris. UCAPAN TERIMA KASIH Anggota tim MPE Kimia ITS dan semua pihak yang memberikan kontribusi pada penelitian yang dituliskan pada makalah ini. DAFTAR RUJUKAN [1] Susilo., 2006, Studi penanganan limbah sisa solvent sisa analisa acidity untuk pengendalian pencemaran lingkungan di Pertamina UP IV Cilacap, Thesis, Program Pasca Sarcana Universitas Diponegoro, Semarang. [2] Zuhra, C. F., 2003, Penyulingan, pemrosesan dan penggunaan minyak bumi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas sumatera Utara. [3] Minardi, S., 2009, Pengelolaan lahan pertanian dan emisi gas rumah kaca., Jurusan Ilmu Tanah/Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. [4] Luo, H., Wei, Y., Jiang, H., Yuan, W., Lv, Y., Caro, J. dan Wang, H., 2010, Journal of Membrane Science, 350, 154-160. [5] Park, J., H., Kim, J., P., Kwon, H. dan T., Kim, J., 2008, Desalination, 233, 73 81. [6] Świerczek, K.., 2008, Solid State Ionics,179, 126 130. [7] Siebert, E., Roux, C., Boréave, A., Gaillard, F. dan Vernoux, P., 2011, Solid State Ionics, 183, 40 47. [8] Chen, C. M., 2004, Air Products and Chemicals, Inc., 227 237. [9] Mobius, A., Henriques, D. dan Marqus, T., 2009, Journal of European Ceramic Society, 29, 2831 2839. [10] Balachandran,U., Dusek, J.T., Mieville, R.L., Poeppel, R.B., Kleefish, M.S., Pei, S., Kobylinski, T.P. dan Bose, A.C., 1995, Applied Catalysis A: General, 33,19. [11] Li, S., Hong, Q., Nanping, X. dan Jun, S., 1999, Industrial and Developments Chemical Research, 38, 5028 5033. [12] Rosseau, S., Loridant, S.,Delichere, P., Boreave, A., Deloume, J.P. dan Vernoux, P., 2009, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 264

Applied Catalysis B: Environment, 88, 438 447. [13] Zhang. R, Villanueva. A, Alamdari. H dan Kaliaguine. S., 2006, Journal of Molecular Catalysis, 258, 22-34. [14] Tan. L, Gu. X, Yang. Li, Zhang. L, Wang. C dan Xu. N., 2003, Separation and Purification Technology, 212, 157 165. [15] Mosadeghkhah. A, Alaee. M. A dan T. Mohammad., 2007, Material & Design, 28, 1699 1706. [16] Tan. X, Wang. Z dan Li. K., 2010, Industrial & Engineering Chemistry Research, 49, 2895 2901. [17] Martynczuk. J, Arnold. M and Feldhoff. A., 2008, Journal of Membrane Science, 322, 375 382. [18] Deshmukh, S.P., Li, K., 1998, Journal of Membrane Science, 150, 75-85. [19] Li, K., Tan, X., Liu, Y., 2006, Journal of Membrane Science, 272, 1-5. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 265