TABEL BARIS KOLOM Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan kolom yang saling berhubungan. Pada umumnya, skema garis besar sebuah tabel dengan nama nama bagiannya adalah seperti dibawah ini : Judul baris Judul Daftar Sel Sel Catatan sel Sel Judul kolom Badan tabel Untuk sekumpulan data yang diberikan, kita dapat membuat lebih dari satu macam tabel. Semakin banyak kategori atau klasifikasi data, maka semakin sulit tabel dibuat, sehingga bijaksana apabila dibuat lebih dari satu tabel. Perhatikan contoh contoh berikut. PEMBELIAN BARANG BARANG OLEH JAWATAN A DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH TAHUN 1965 196 Tahun Barang Jumlah Harga A Barang Banyak Harga Banyak Harga (1) (2) (3) () (5) (6) () 1965 1966 196 19.1 22.1 2.0 315.8 388.3 382. 8.3 12. 11.0 23. 30.8 290. 10.8 9. 13.0 81. 80.5 92.0 Jumlah 65.2 1086.5 32.0 832.6 33.2 256.9 Catatan : Data Fiktif B
PEMBELIAN BARANG BARANG OLEH JAWATAN A DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH 1965 196 Barang 1965 1966 196 Banyak Barang Banyak Barang Banyak Barang A 8.3 23. 12. 30.8 11.0 290. B 10.8 81. 9. 80.5 13.0 92.0 Jumlah 19.1 315.8 22.1 388.5 2.0 382. Catatan : Data Fiktif TABEL KONTINGENSI Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat berikut ini. BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH AMBULU MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2006 Tingkat Sekolah JENIS KELAMIN SD SMP SMA JUMLAH Laki laki 56 295 59 9012 Perempuan 032 2116 1256 0 Jumlah 890 911 215 1616 Catatan : Data karangan Daftar kontingensi diatas adalah merupakan tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3 kolom. Model lain, misalnya tabel kontingensi x, dapat dilihat pada tabel berikut.
NILAI MATEMATIKA NILAI STATISTIKA HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN FISIKA UNTUK 100 SISWA SMA 50-59 60-69 0-9 80-89 JUMLAH 60 69 12 10 2 31 0 9 8 10 5 30 80 89 10 8 3 3 2 90 99 5 3 12 2 22 JUMLAH 35 28 30 10 Ctatatan : Data karangan TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas. Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan distribusi frekuensi numerical. Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas kelasnya berdasarkan atas macam macam data, atau golongan data yang dilakukan secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut. HASIL PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005 Macam Barang Dagangan Kacang tanah Kedelai Jagung Beras Jumlah Penjualan (Ton) 20 15 35 60 Catatan : data fiksi Jumlah Total Penjualan 130 Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas kelasnya dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.
DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU UMUR KARYAWAN (Tahun) 20 2.9 25 29.9 30 3.9 35 39.9 JUMLAH KARYAWAN ( Orang ) 15 16 5 Jumlah 0 Prosedur atau langkah langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai berikut : 1. tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah kelas pertama; 2. tentukan interval kelas yang diinginkan dan tentukan jumlah kelas, 3. buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;. jumlah frekuensi pada masing masing kelas. Contoh soal : Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah. 138 16 150 132 125 9 15 118 12 152 8 136 0 158 6 128 135 168 165 126 15 138 118 18 163 13 3 135 0 153 135 2 13 6 6 150 2 150 135 156 5 5 161 128 155 162 Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas, langkah langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Range (R). Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas : Range (R) = Data terbesar data terkecil = 18 118 = 60
2. Menentukan Jumlah Kelas (k). Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb. Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus : Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas (i). ( 2.1 ) Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,6» (dibulatkan). Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya sebagai berikut : Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n ( 2.2 ) Dimana : n = jumlah data yang dimiliki Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh : k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,60 dibulatkan kelas Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : = 8,5 dibulatkan menjadi 9 3. Menentukan kelas. Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval interval kelas sebagai berikut. Kelas I = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka : Kelas II = dimulai dengan 12 Kelas III = dimulai dengan 136 Kelas IV = dimulai dengan 5 Kelas V = dimulai dengan 15 Kelas VI = dimulai dengan 163 Kelas VII = dimulai dengan 12. Menghitung Frekuensi Kelas. Frekuensi tiap tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data data yang sudah dimasukkan kedalam masing masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan pada masing masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
KELAS I II III IV V VI VII TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER GAJI ( Dalam Ribuan ) 118 126 12 135 136 5 153 15 162 163-11 12-180 TALLY //// //// // //// //// / //// //// //// //// // //// // FREKUENSI TOTAL 50 Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF, FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER 5 11 2 KELAS I II III IV V VI VII GAJI (Ribuan ) 118 126 12 135 136 5 153 15 162 163-11 12-180 FREKUENSI FREKUENSI KUMULATIF 5 11 2 0 12 23 3 8 50 FREKUENSI RELATIF ( % ) 10 22 2 8 FREKUENSI KUMULATIF RELATIF (%) 0 2 6 88 96 100
TOTAL 50 100