ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA

JURNAL. Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh FEBRIANI KRISTINA LANUWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA DITINJAU DARI BERPIKIR KRITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN BESERTA BENTUK SCAFFOLDING YANG DIBERIKAN

ANALISIS KESALAHAN MENURUT NEWMAN DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR DAN SCAFFOLDINGNYA. Imam Safi i*, Toto Nusantara** Universitas Negeri Malang

ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN

Unnes Journal of Mathematics Education

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SERTA UPAYA MENGATASINYA MENGGUNAKAN SCAFFOLDING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI STATISTIKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB I PENDAHULUAN. SMPN 1 Tulangan dalam Menyelesaikan Masalah-masalah Perbandingan bentuk soal cerita. (Surabaya:IAIN Sunan Ampel, 2010),1

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN NEWMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PONOROGO

PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK SISWA YANG MENGALAMI KESALAHAN DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI KUADRAT

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman

ANALISIS KESALAHAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL PROSEDURAL BENTUK PANGKAT BULAT DAN SCAFFOLDING

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL KESEBANGUNAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL.

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS BERASARKAN ANALISIS NEWMAN

BAB II LANDASAN TEORI

: YUSTITI WULANDARI K

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DENGAN MENGGUNAKAN MAPPING MATHEMATICS

Kata Kunci : Analisis Kesalahan Newman, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG ALJABAR BENTUK PECAHAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Abstrak. Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Prosedur Newman

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

JURNAL. Oleh: AJENG TRI WAHYUNI Dibimbing oleh : 1. Aprilia Dwi Handayani, S.Pd,. M.Si 2. Jatmiko, M.Pd

DIAGNOSIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PROSES PEMBUKTIAN BERDASARKAN NEWMANN ERROR ANALYSIS

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh FERANDIKA ROMADONA

Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel dan Pemberian Scaffolding

1. Pendahuluan Siswa sangat lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk (Untung, 2008). Lemahnya pemahaman siswa tentang konsep

ANALISIS TIPE KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUBBAB PERBANDINGAN BERDASARKAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN

MUKMINATI AN AMALLAH K

PROFIL KESALAHAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS.

PENGEMBANGAN RUBRIK BERPIKIR KREATIF SISWA MENENGAH ATAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINIER BENTUK CERITA BERBASIS NEWMAN DI MAN SALATIGA

PROSES SCAFFOLDING BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITASN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PROGRAM LINEAR

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

Elok Rufaiqoh

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang kesulitan-kesulitan. kesulitan konsep dan keterampilan (Skill). Yaitu memahami masalah,

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Proses Scaffolding Berdasarkan Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear dengan Menggunakan Mapping Mathematic

KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS PISA PADA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

THINKING PROCESS OF STUDENTS IN UNDERSTANDING INTEGERS BY GIVING SCAFFOLDING TO CLASS VI AT SD INPRES PERUMNAS ANTANG I

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA 5

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ANALISIS KESALAHAN JAWABAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI SMP NEGERI 2 SAWIT

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIK MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 RAWALO (Ditinjau dari Tipe Kepribadian David Keirsey)

OLEH : IRENE ANDITA PURNAMASARI K

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

Analisis Kesalahan Mahasiswa Pendidikan Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Pada Mata Kuliah Kalkulus I

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelum ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Wulandari et al., Analisis Kesulitan Belajar Akuntansi...

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

Transkripsi:

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN DAN SCAFFOLDING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL ANALYSIS OF STUDENT ERROR BASED ON STAGE OF NEWMAN AND SCAFFOLDING ON SOCIAL ARITHMATIC MATERIAL Puji Lestari Susilowati 1 dan Novisita Ratu 2 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60 Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia plsusilowati@gmail.com 2 Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52-60 Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia novisita.ratu@staff.uksw.edu Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesalahan siswa berdasarkan Tahapan Newman dan scaffolding pada materi aritmatika sosial. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga kelas VII. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara klinis. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh instrumen pendukung berupa soal tes dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan mencakup transkrip hasil wawancara, reduksi data, analisis, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa pada tipe kesalahan I (reading error) sebesar 8,33%, tipe kesalahan II (reading comprehension difficulty) sebesar 13,64%, tipe kesalahan III (transform error) sebesar 14,39%, tipe kesalahan IV (weakness in process skill) sebesar 31,82%, tipe kesalahan V (encoding error) sebesar 31,82%. Scaffolding yang digunakan untuk mengatasi semua kesalahan hanya sampai pada scaffolding level 2. Scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe I dan II adalah explaining, scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe III adalah explaining dan reviewing. Scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe IV adalah explaining, reviewing, dan restructuring, sedangkan scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe V adalah explaining. Kata Kunci: analisis kesalahan, aritmatika sosial, scaffolding. Abstract The purpose of this study was to identify students' errors based on Newman Stages and scaffolding in social arithmetic material. This research is an action research. The subject of this research is Pangudi Luhur Salatiga class VII students. Data collection techniques used are tests and clinical interviews. The research instrument in this research is the researcher himself and assisted by supporting instrument in the form of test question and interview guide. Data analysis techniques used include transcript of interview result, data reduction, analysis, and triangulation. The result of the research showed that the mistake of the students on the type error I (reading error) of 8.33%, the type of error II (reading comprehension difficulty) of 13.64%, type error III (transform error) of 14.39%, type error IV (weakness in process skill) of 31.82%, error type V (encoding error) of 31.82%. Scaffolding used in this study only until scaffolding at level II. Scaffolding given to type I and II errors is explaining, the scaffolding given to type III errors is explaining and reviewing. Scaffolding given to type IV errors is explaining, reviewing, and restructuring, while the scaffolding given to type V errors is explaining. Keyword: error analysis, social arithmetic, scaffolding. Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 13

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa I. PENDAHULUAN Penguasaan kemampuan penyelesaian soal matematika dalam bentuk soal cerita sangatlah penting bagi siswa. Aritmatika sosial adalah salah satu materi yang memuat masalah nyata dalam bentuk soal cerita. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Setyono (2013) pada siswa SMP Muhamadiyah 5 Surakarta dimana tingkat kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pada pokok bahasan aritmatika sosial seluruh tahap masih tergolong cukup tinggi, yaitu sebesar 54,84%. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga. Berdasarkan wawancara dan tes, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat beberapa kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita aritmatika sosial. Kesalahan yang dibuat oleh siswa dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Jawaban siswa dalam menentukan Harga Penjualan. Pada gambar 1, tampaklah bahwa siswa melakukan kesalahan dalam konsep, yaitu siswa salah menggunakan rumus, dan kesalahan dalam menghitung. Kesalahan ini dilakukan oleh beberapa siswa dan masih banyak kesalahan yang dibuat siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial. Salah satu cara untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah teori Newman. Analisis kesalahan ini ditemukan oleh seorang guru matematika di Australia yang pertama kali memperkenalkan metode analisis kesalahan dan diberi nama analisis kesalahan Newman. Menurut Newman (Clement, 1980), terdapat 5 tipe kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal matematika, yaitu (1) reading error (kesalahan membaca) terjadi karena siswa salah membaca soal. Sehingga membuat jawaban siswa tidak sesuai dengan maksud soal; (2) comprehension error (kesalahan memahami) terjadi karena siswa kurang memahami konsep, siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan pada soal dan salah dalam menangkap informasi yang ada pada soal; (3) transform error (kesalahan dalam transformasi) merupakan kesalahan yang terjadi karena siswa belum dapat mengubah soal kedalam bentuk matematika dengan benar; (4) weakness in process skill (kesalahan dalam keterampilan proses) terjadi karena siswa belum terampil dalam melakukan perhitungan; (5) enconding error (kesalahan pada notasi) merupakan kesalahan dalam proses penyelesaian. Penting bagi seorang guru mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan tersebut perlu dianalisis untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, sehingga diharapkan siswa tidak melakukan kesalahan yang sama (Putri, 2016). Menurut Suhertin 14 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 dalam Grahita (2014) penyebab kesalahankesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika dikarenakan siswa kurang menguasai bahasa, contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan, tidak memahami arti kata, tidak memahami konsep, dan kurang memahami teknik berhitung. Pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah berdasarkan konsep Vygotsky tentang assisted-learning, merupakan teknik pemberian bantuan pada tahap awal yang diberikan secara terstruktur, bantuan tersebut disebut dengan scaffolding. Vygotsky menyatakan siswa akan dapat menyelesaikan masalah jika mendapat bantuan dari orang yang lebih mampu. Felayani (2013) menyatakan bahwa scaffolding adalah suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal development-nya. Scaffolding berasal dari kata scaffold yang berarti tangga untuk pijakan tukang batu ketika membangun tembok. Sehingga scaffolding dapat diartikan sebagai bantuan yang disediakan teman yang lebih kompeten atau orang dewasa. Menurut Anghileri (2006) terdapat tiga tingkat scaffolding sebagai serangkaian strategi yang efektif, tingkat pertama adalah enviromental provisions yaitu penataan lingkungan belajar, tingkat kedua adalah explaining, reviewing, and restructuring yang artinya interaksi guru untuk mendukung siswa belajar, tingkat ketiga adalah developing conceptual thingking yaitu interaksi guru untuk pengembangan pemikiran konseptual. Ketiga tingkatan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2. Scaffolding Level 1. Tingkat ini siswa diberikan dukungan untuk dapat belajar mandiri. Guru hanya menyediakan lingkungan belajar misalnya dengan menentukan kelompok belajar. Selain itu, guru dapat memberikan tugas terstruktur. Gambar 3. Scaffolding Level 2. Pada tahap ini, terdapat tiga insfraksi, 1) menjelaskan (explaining) yaitu cara Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 15

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa menyampaikan konsep yang dipelajari; 2) meninjau (reviewing) yaitu mengidentifikasi aspek-aspek yang penting berkaitan dengan konsep matematika atau masalah yang akan dipecahkan; dan 3) restrukturasi (restructuring) yaitu merestrukturasi jawaban siswa yang telah dibuat. Gambar 4. Scaffolding Level 3. Tingkat ketiga adalah developing conceptual thingking yaitu interaksi guru untuk mengembangkan pemikiran konseptual (Anghileri dalam Istiqomah dan Setyaningsih, 2013). Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah pemberian scaffolding dapat mengatasi kesalahan siswa berdasarkan tahapan newman pada materi aritmatika sosial?. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bahwa pemberian scaffolding dapat mengatasi kesalahan siswa berdasarkan tahapan newman pada materi aritmatika sosial. II. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif. Subjek Penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga pada kelas VII yang ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Kemudian dipilih 3 siswa yang melakukan kesalahan terbanyak pada ketiga soal dan semua tipe kesalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara klinis. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu oleh instrumen pendukung berupa soal tes dan pedoman wawancara. Teknik validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas konstruksi melalui pendapat para ahli (Sugiyono, 2010). Teknik analisis data yang digunakan mencakup transkrip hasil wawancara, reduksi data, analisis, dan triangulasi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Instrumen penelitian ini menggunakan soal cerita aritmatika sosial. Soal tes yang diberikan terdiri dari 3 soal uraian yang berhubungan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pekerjaan siswa dapat dilihat apada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pekerjaan Siswa No Soal Keterangan B S TM Total 1 17 7 0 24 2 1 23 0 24 3 4 8 12 24 Jumlah 22 38 12 72 Persentase 30,56% 52,77% 16,67% 100% Keterangan: B : Jumlah siswa yang menjawab benar S : Jumlah siswa yang menjawab salah TM : Jumlah siswa yang tidak menjawab 16 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa persentase jawaban salah yaitu 52,77% dengan jumlah seluruh kesalahan adalah 38 siswa. Persentase jawaban siswa yang benar sebesar 30,56% dengan jumlah jawaban benar sebanyak 22. Soal nomor satu merupakan soal dengan jawaban benar terbanyak, yaitu sebanyak 17 siswa menjawab dengan benar. Persentase paling sedikit adalah persentase siswa yang tidak menjawab soal yaitu sebesar 16,67%. Sebanyak 12 siswa tidak menjawab soal nomor tiga, sedangkan pada soal nomor 1, dan 2, semua subjek menjawabnya meskipun terdapat beberapa jawaban yang salah. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tiap Tipe Kesalahan Kesalahan Nomor Soal Total Persentase Tipe 1 2 3 1 2 7 2 11 08,33% 2 5 7 6 18 13,64% 3 6 7 6 19 14,39% 4 7 23 12 42 31,82% 5 7 23 12 42 31,82% Keterangan : Kesalahan Tipe 1 : Reading Error Kesalahan Tipe 2 : Reading Comprehension Difficulty Kesalahan Tipe 3 : Transform Error Kesalahan Tipe 4 : Weakness in Process Skill Kesalahan Tipe 5 : Encoding Error A. Tipe 1, Reading Error Kesalahan pada butir soal nomor 1 dilakukan oleh satu subjek yaitu subjek MI. Berdasarkan tanya jawab dengan subjek MI, melakukan kesalahan dengan tidak menghitung sisa jumlah barang yang dijual pada soal. 1. Sebelum Scaffolding Kesalahan yang dilakukan subjek pada butir soal nomor 1 karena subjek salah membaca informasi utama yang terdapat dalam soal. Berikut hasil pekerjaan subjek MI dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Hasil Pekerjaan Subjek MI Pada Butir Soal Nomor 1. 2. Bentuk Scaffolding Berdasarkan wawancara ternyata subjek MI salah dalam membaca informasi utama yang terdapat dalam soal. Peneliti memberikan pertanyaan arahan agar subjek mengetahui letak kesalahanya dan meminta subjek MI menemukan sendiri untuk memecahkan masalah kemudian diminta melihat kembali hasil pekerjaanya. Scaffolding yang diberikan tersebut apabila dikategorikan dengan scaffolding Anghileri (2006), pemberian scaffolding ini berada pada level 2 explaining (menjelaskan). Gambar 6. Scafolding Kesalahan Tipe 1 Pada Butir Soal Nomor 1. Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 17

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa 3. Setelah Scaffolding Setelah subjek dapat memahami soal dengan benar peneliti memberikan soal tipe sama untuk dikerjakan lagi tetapi tanpa bantuan peneliti. Soal Tambahan dan hasil jawaban subjek dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Hasil Pekerjaan Subjek MI Pada Soal Tambahan Butir Soal Nomor 1. Subjek MI mengerjakan soal tambahan pada butir soal nomor 1 dengan benar, maka proses scaffolding bagi subjek MI dianggap selesai. B. Tipe 2, Reading Comprehension Difficulty Kesalahan pada butir soal nomor 2 dilakukan oleh subjek MI, DA, dan YR. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek MI, DA, dan YR, diketahui bahwa subjek YR tidak terlalu memahami soal, sehingga tidak dapat menyelesaikan soal. Berikut pembahasannya. 1. Sebelum Scaffolding Berdasarkan wawancara dengan subjek YR, dapat diketahui bahwa subjek YR kurang memahami soal dan hanya mencoba-coba saja. Gambar 8. Hasil Pekerjaan Subjek YR Pada Butir Soal Nomor 2. 2. Bentuk Scaffolding Peneliti memberikan pertanyaan arahan agar subjek mengetahui informasi pada soal dan meminta subjek YR untuk memecahkan masalah kemudian diminta melihat kembali hasil pekerjaanya. Scaffolding yang diberikan tersebut apabila dikategorikan dengan scaffolding Anghileri (2006), pemberian scaffolding ini berada pada level 2 explaining (menjelaskan). 18 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 Gambar 9. Scaffolding Kesalahan Tipe 2 Pada Butir Soal Nomor 2. Gambar 10 adalah penyelesaian soal tambahan yang diberikan peneliti kepada YR. Terlihat bahwa hasil yang dikerjakan YR adalah benar, maka proses scaffolding dinyatakan selesai. C. Tipe 3, Transform Error Kesalahan pada butir soal nomor 2 dilakukan oleh tiga subjek yaitu subjek DA, MI dan YR dengan kesalahan yaitu subjek gagal untuk mengubah soal kedalam kalimat matematika. Berikut contoh hasil pekerjaan subjek YR. 1. Sebelum Scaffolding Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek YR, diketahui bahwa subjek YR tidak terlalu memahami soal, dan juga sulit untuk mengubah soal kedalam kalimat matematika. 3. Setelah Scaffolding Setelah proses pemberian scaffolding dan subjek YR sudah paham, maka subjek harus mengerjakan kembali soal tambahan yang terdapat pada gambar 10. Hasil pekerjaan soal tambahan oleh subjek dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 11. Hasil Pekerjaan Subjek YR Pada Butir Soal Nomor 2. Gambar 10. Hasil Pekerjaan Subjek YR Pada Soal Tambahan Butir Soal Nomor 2. 2. Bentuk Scaffolding Peneliti memberikan pertanyaan arahan agar subjek mengetahui informasi Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 19

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa pada soal dan meminta subjek YR untuk memecahkan masalah kemudian diminta melihat kembali hasil pekerjaanya. Scaffolding yang diberikan tersebut apabila dikategorikan dengan scaffolding Anghileri (2006), pemberian scaffolding ini berada pada level 2 explaining (menjelaskan), dan reviewing (meninjau). Gambar 13. Hasil Pekerjaan Subjek YR Pada Soal Tambahan Butir Soal Nomor 2. Berdasarkan gambar 13, terlihat bahwa YR mengerjakan soal dengan benar dan penyelesaian dengan runtut, maka scaffolding dinyatakan selesai. Gambar 12. Scaffolding Kesalahan Tipe 3 Pada Butir Soal Nomer 2. 3. Setelah Scaffolding Tahapan scaffolding pada level 2 dapat mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan kedua subjek. D. Tipe 4, Weakness in Process Skill Kesalahan pada butir soal nomor 3 dilakukan oleh subjek DA, MI dan YR dengan kesalahan dalam melakukan perhitungan yang mengakibatkan kesalahan dalam hasilnya. Berikut pembahasan salah satu subjeknya. 1. Sebelum Scaffolding Berdasarkan wawancara dengan subjek YR, diketahui jika subjek sudah tahu informasi yang terdapat pada soal, tetapi ia tidak dapat melanjutkan untuk menyelesaikan soal tersebut, karena 20 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 bingung. Sehingga soal tidak terselesaikan dengan baik. 3. Setelah Scaffolding Setelah diberi scaffolding pada level 2 subjek mampu menyelesaikan materi aritmatika sosial, dan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 14. Hasil Pekerjaan Subjek YR Pada Butir Soal Nomor 3. 2. Bentuk Scaffolding Peneliti memberikan pertanyaan arahan agar subjek mengetahui informasi pada soal dan meminta subjek YR untuk memecahkan masalah. Scaffolding yang diberikan tersebut apabila dikategorikan dengan scaffolding Anghileri (2006), pemberian scaffolding ini berada pada level 2 explaining (menjelaskan), reviewing (meninjau), and restructuring (merestrukturasi). Gambar 15. Scaffolding Kesalahan Tipe 4 Pada Butir Soal Nomor 3. Gambar 16. Hasil Pekerjaan Subjek Pada Soal Tambahan Butir Soal Nomor 3. Berdasarkan gambar 16, terlihat bahwa YR mengerjakan soal dengan benar dan penyelesaian dengan runtut, maka scaffolding dinyatakan selesai. E. Tipe 5, Encoding Error Kesalahan pada butir soal nomor 2 dilakukan oleh subjek DA, MI dan YR dengan kesalahan yang sama yaitu kurang teliti dalam membaca pertanyaan yang terdapat di dalam soal yang mengakibatkan kesalahan dalam menggunakan notasi. Berikut contoh hasil pekerjaan yang salah satu subjek. 1. Sebelum Scaffolding Berdasarkan wawancara dengan subjek MI diketahui subjek tidak terlalu paham dengan soal sehingga tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Berikut ini hasil kesalahan subjek MI. Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 21

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa Gambar 17. Hasil Pekerjaan Subjek MI Pada Butir Soal Nomor 2. 3. Setelah Scaffolding Setelah diberi scaffolding pada level 2 subjek mampu menyelesaikan materi aritmatika sosial, dan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 2. Bentuk Scaffolding Peneliti memberikan pertanyaan arahan agar subjek mengetahui informasi pada soal dan meminta subjek MI untuk memecahkan masalah kemudian diminta melihat kembali hasil pekerjaanya. Scaffolding yang diberikan tersebut apabila dikategorikan dengan scaffolding Anghileri (2006), pemberian scaffolding ini berada pada level 2 explaining (menjelaskan). Gambar 19. Scaffolding Kesalahan Tipe 5 Pada Butir Soal Nomor 2. Berdasarkan gambar 19, terlihat bahwa MI mengerjakan soal dengan benar dan penyelesaian dengan runtut, maka scaffolding dinyatakan selesai. Gambar 18. Scaffolding Kesalahan Tipe 5 Pada Butir Soal Nomor 2. F. Temuan dalam Penelitian Selain pengelompokan kesalahan dan pemberian scaffolding pada masingmasing kesalahan. Terdapat temuan lain yang berkaitan dengan cara subjek dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial. 22 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018

Susilowati & Ratu p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 1. Tipe Kesalahan Kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh subjek adalah kesalahan tipe 4 dan 5 yaitu, Weakness in Proses Skill dan Ecoding Error dengan persentase yang sama sebesar 31,82%; Kesalahan yang lain memiliki persentase yang lebih rendah yaitu, Reading Error dengan persentase sebesar 8,33%, Reading Comprehension Dificullty dengan persentase sebesar 13,64%, dan Transform Error dengan persentase yang sama yaitu sebesar 14,39%. 2. Soal Dengan Jumlah Salah Terbanyak. Dari tiga soal cerita yang menjadi instrumen penelitian dengan indikator soal menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial, terdapat banyak kesalahan terutama pada indikator menghitung jumlah biaya setelah diskon. 3. Subjek Dengan Pemberian Scaffolding Terbanyak Terjadi pada butir soal nomer 2, untuk tipe kesalahan weakness in proses skill subjek MI harus mengulang proses scaffolding hingga 3 kali baru dapat memahami dan menjawab soal dengan benar. IV. PENUTUP Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, Tipe kesalahan 1 reading error (kesalahan membaca) sebesar 8,33%. Tipe kesalahan 2 reading comprehension difficulty (kesalahan memahami soal) sebesar 13,64%. Tipe kesalahan 3 transform error (kesalahan tranformasi) sebesar 14,39%. Tipe kesalahan 4 weakness in process skill (kesalahan keterampilan proses) sebesar 31,82%. Kesalahan 5 encoding error (kesalahan menggunakan notasi) sebesar 31,82%. Kesalahan yang sering muncul adalah kesalahan tipe 4 dan 5 yaitu kesalahan dalam keterampilan proses dan kesalahan dalam menggunakan notasi. Pemberian scaffolding yang diberikan berdasarkan pada kesalahan yang dilakukan oleh subjek. Scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe I adalah explaining, scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe II adalah explaining, scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe III adalah explaining dan reviewing. Scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe IV adalah explaining, reviewing, dan restructuring, sedangkan scaffolding yang diberikan pada kesalahan tipe V adalah explaining. Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1) Bagi guru, hendaknya dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal, dan dapat memberikan scaffolding kepada siswa yang mengalami kesulitan atau kesalahan dalam mempelajari materi matematika atau materi lain; dan 2) Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai pengembangan perangkat analisis kesalahan untuk materi aritmatika sosial ataupun pada materi yang lain, atau melakukan penelitian pengembangan pedoman scaffolding untuk materi aritmatika sosial ataupun pada materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA Anghileri, J. (2006). Scaffolding Practices that Enhance Mathematies Learning. Journal of Mathematics Teacher Education. Cahyani, R. (2015). Analisis Kesalahan Berdasarkan Teori Newman dan Pemberian Scaffolding dalam Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 23

Susilowati & Ratu http://e-mosharafa.org/index.php/mosharafa Menyelesaikan Soal Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 7 Salatiga. Clement, M. N. (1980). (Analysing Children's Error on Mathematical Task. Educational Studies in Mathematika. Felayani, M. R. (2013). Pembentukan Karakter dan Pemecahan Masalah Melalui Model Probing Prompting Berbantuan Scaffolding Materi Barisan dan Deret Kelas XI SMK. Grahita, A. (2014). Identifikasi Kesalahan Siswa dan Pemberian Scaffolding dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VII C SMP Pangudi Luhur Salatiga. Nursalim, D. (2011). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Putri, J. D. (2016). Analisis Kesalahan Menurut Newman dan Pemberian Scaffolding pada Materi Luas Segitiga dengan Aturan Sinus dan Cosinus Bagi Siswa XI MIA 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Rahayu, I. A. (2015). Analisis Kesalahan Menurut Teori Newman dan Pemberian Scaffolding pada Soal Cerita Segitiga dan Segiempat Bagi Siswa Kelas VII SMP Kristen Bendungan Kabupaten Wonosobo. Setyono, D. (2013). Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Soal Cerita Pokok Bahasan Aritmatika Sosial. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widiasa, K. P. (2012). Analisis Tipe Kesalahan Siswa dan Pemberian Scaffolding dalam Menyelesaikan Soal Materi Operasi Bilangan Pecahan Kelas VII C SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. RIWAYAT HIDUP PENULIS Puji Lestari Susilowati, S.Pd. Novisita Ratu, S.Pd. M.Pd. Lahir di Pati, tanggal 5 Januari 1997. Mahasiswa S1 Program Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Lahir di Kupang, tanggal 07 November 1981. Dosen Program Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. S1 Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, S2 Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Presenter di AMD (Asian Mathematics Conference), dan mendapat Short Course dari Australia Award Fellowship di Sun Shine Coast University Australia. 24 Jurnal Mosharafa, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018