PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X

dokumen-dokumen yang mirip
Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

RANCANGAN SISTEM KANBAN PADA SISTEM PRODUKSI DI PABRIK KANDANG BATERAI (STUDI KASUS DI CV. MAKMUR JAYA) TESIS. Oleh /TI FAKULTAS TEKNIK

IMPLEMENTASI JUST IN TIME DALAM MENINGKATKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

Tesis MM 2403 PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT)

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CAPACITY REQUIREMENT PLANNING (CRP) DI PT. SINAR UTAMA NUSANTARA TUGAS SARJANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PT. BANDAR BUNDER IRA RUMIRIS HUTAGALUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

PENJADWALAN PRODUKSI BEDDING GOODS UNTUK PEMENUHAN JADWAL PENGIRIMAN DI PT. HILON SUMATERA

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIS DI PT. INVILON SAGITA

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. sehingga diperoleh hasil produksi yang optimal. Untuk menghasilkan produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN SISTEM KANBAN PENYEDIAAN MATERIAL UNTUK PROSES PRODUKSI PADA PT X

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin ketat mendorong

PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE DYNAMIC PROGRAMMING PADA PT. BINTANG PERSADA SATELIT

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING DI PT. GUNA KEMAS INDAH TUGAS SARJANA : Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI TIME WASTE PADA PROSES PRODUKSI DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA TUGAS SARJANA

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIPA DENGAN PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. INVILON SAGITA. TUGAS SARJANA

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS UNTUK MEMAKSIMISASI UTILITAS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLYWOOD PT. TJIPTA RIMBA DJAJA LISKE FRANCISKA NIM.

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan material adalah salah satu proses kunci dalam sebuah rantai

IMPLEMENTASI SISTEM KANBAN PADA PROSES PRODUKSI MESIN THRESHER UNTUK MEMINIMASI PERSEDIAAN WORK IN PROCESS (WIP) DAN BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur. Penjadwalan produksi dapat didefinisikan sebagai proses

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT BERKAH ANUGRAH MAKMUR SEJATI DENGAN METODE OPTIMASI ALGORITMA WAGNER-WITHIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK PELANCARAN PRODUKSI DAN MEREDUKSI KETERLAMBATAN

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE TABU SEARCH PADA LANTAI PABRIK PADA PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA (PDAIJ) SUMATERA UTARA.

IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PADA PT.BINTANG PERSADA SATELIT

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

Akuntansi Biaya. Just in Time (JIT) dan Backflushing. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENJADWALAN PRODUKSI DI LINE B MENGGUNAKAN METODE CAMPBELL-DUDEK-SMITH (CDS)

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN SISTEM KERJA UNIT PENGANTONGAN PUPUK UREA PT. PUPUK KUJANG DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

BAB I PENDAHULUAN I - 1

AKTIFITAS GUDANG & PENANGANAN BAHAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Transkripsi:

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CV. X Diana Khairani Sofyan 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh-NAD *E-mail: hatikue@yahoo.com ABSTRAK CV. X merupakan salah satu perusahaan pembuat kandang baterai (Kandang ayam) yang berlokasi di Binjai. Dalam pelaksanaan kegiatan produksinya perusahaan melakukan kegiatan secara make to order yaitu perusahaan akan berproduksi apabila ada pemesanan. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang masih dapat bertahan dalam menjual produk yang dihasilkannya. CV. X memiliki 4 work centre (stasiun kerja) dalam pelaksanaan produksi kandang baterai dimana work centre I terdiri atas dua kegiatan yaitu kegiatan penarikan kawat gulung dan pemotongan kawat, work centre II yaitu kegiatan pencetakan kawat, work centre III yaitu pengelasan kawat dan work centre IV yaitu kegiatan finishing (pemotongan akhir). Penelitian ini dilakukan guna menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal pada setiap work centre dengan tujuan menentukan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga perusahaan mampu untuk menekan pengeluaran. Perhitungan ini dilakukan dengan menerapkan sistem just in time, yaitu sistem tepat waktu artinya perhitungan dilakukan guna mendapatkan output sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh jumlah tenaga kerja yang optimal bagi setiap work centre yaitu untuk work centre IA jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1078.23, untuk work centre IB jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1306.77, untuk work centre II jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 8 orang dgn waktu total pemesanan 1087.06, untuk work centre III jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 3 orang dgn waktu total pemesanan 1630.58 Untuk work centre IV jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 10 orang dgn waktu total pemesanan 1159.38 menit/ton. Kata Kunci: Persediaan, Tenaga Kerja, Just In Time (JIT) PENDAHULUAN Perusahaan industri saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan juga menghadapi persaingan yang semakin ketat pula. Untuk dapat terus bertahan dalam persaingan, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meminimisasi total waktu produksi dan juga penggunaan jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. CV. X merupakan salah satu perusahaan pembuat kandang baterai (Kandang ayam) yang berlokasi di Binjai. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2003 yang di pimpin oleh seorang pengusaha bernama Ali Junaidi. Produk-produk yang dihasilkan beranekaragam dengan bahan baku utamanya adalah kawat hitam dan menggunakan proses produksi yang sangat sederhana mulai dari mengolah kawat gulung hingga menjadi produk jadi kandang baterai, sehingga pada perusahaan ini tidak memerlukan suatu teknologi yang tinggi. CV. X memiliki 4 work centre (stasiun kerja) dalam pelaksanaan produksi kandang baterai dimana work centre I terdiri atas dua kegiatan yaitu kegiatan penarikan kawat gulung dan pemotongan kawat, work centre II yaitu kegiatan pencetakan kawat, work centre III yaitu pengelasan kawat dan work centre IV yaitu kegiatan finishing (pemotongan akhir). 44

Dalam pelaksanaan produksinya CV. X menggunakan tenaga kerja untuk setiap work centrenya tanpa terlebih dahulu menghitung berapa jumlah seharusnya yang dibutuhkan bagi setiap work centre tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan biaya produksi artinya semakin banyak jumlah tenaga kerja maka semakin tinggi biaya produksi tentunya menjadi bertentangan dengan sistem just in time. Sistem produksi tepat waktu atau dikenal dengan sistem produksi Just in Time (JIT) merupakan sebuah filosofi yang memasukkan variasi konsep yang dihasilkan dari cara yang berbeda ketika melaksanakan bisnis pada kebanyakan organisasi (Teguh, 2002). Pada suatu perusahaan JIT lebih umum dikenal dengan suatu filosofi dari manajemen operasi yang mencoba untuk mengeliminasi pemborosan yang terdapat dalam seluruh aspek aktivitas produksi (Yasuhiro, 2000). Aspek produksi ini dapat berupa manusia, supplier, distributor, teknologi, dan juga manajemen persediaan (Sukaria, 2008). Definisi JIT merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan produk jadi, JIT berusaha melibatkan seluruh tenaga kerja untuk berpartisipasi dalam continuous improvement, sehingga karyawan tidak hanya dipakai kemampuan fisik tubuhnya saja, tetapi juga dituntut untuk berpikir (Rosnani, 2007). Tujuan utama penerapan sistem JIT adalah mengurangi adanya persediaan, JIT dapat mengurangi persediaan namun tidak berarti menghilangkan persediaan. Penurunan waktu pemesanan, JIT mengurangi susunan waktu pemesanan dan produksi. Pengendalian kualitas, peningkatan pengendalian kualitas JIT dengan meningkatkan efisiensi kualitas, Tujuan lain dari JIT adalah peningkatan performansi tenaga kerja dan produksi, perbaikan berkelanjutan (continous improvement), meningkatkan kemampuan perusahaan untuk berkompetisi dengan perusahaan lain, mengurangi usaha yang harus dilakukan pekerja, tidak untuk melakukannya dan dilanjutkan pada tingkat produktif (Waters, C.D.J., 2003). Dalam melaksanakan sistem produksinya CV. Makmur Jaya menggunakan sistem push yaitu sistem dorong dimana perpindahan material dan pembuatan produk seolah-olah didorong dari awal proses produksi. Inisiasi kegiatan bergerak dari awal dengan jumlah sesuai jadwal induk produksi untuk semua proses ke stasiun kerja pertama, selanjutnya dengan jumlah yang ditentukan, kegiatan ini berlanjut hingga pada stasiun kerja akhir. Proses pengerjaan produk tidak terlepas dari sistem just in time dimana sistem ini tidak menghendaki adanya pemborosan, salah satu pemborosan tersebut adalah berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, jumlah tenaga kerja yang berlebih dapat menimbulkan pemborosan biaya produksi bagi perusahaan (Arman Hakim, 2005). Dalam hal ini perusahaan belum pernah menghitung berapa seharusnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dan berapa maksimalnya jumlah tenaga kerja yang seharusnya dimiliki perusahaan pada bagian produksi agar keuntungan dapat diperoleh perusahaan dari pengoptimalan jumlah tenaga kerja. Tani Sukiawati (2010), menemukan faktor-faktor penyebab tingginya non value added activities perusahaan dengan menggunakan sistem just in time diantaranya adalah rendahnya ketrampilan tenaga kerja, belum dilaksanakannya proses produksi sesuai dengan perencanaan produksi, rendahnya pengadaan persediaan bahan baku dan belum optimalnya pengendalian kegiatan di perusahaan, hal ini juga sesuai dengan penelitian Amri (2006) bahwa efisiensi persediaan dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem JIT dengan hasil penurunan biaya persediaan sebanyak 20 persen. Hal ini sangat membantu perusahaan untuk dapat mengurangi pemborosan, salah satu pengurangan pemborosan dapat dilakukan dengan menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal pada perusahaan. Demikian pula penelitian meylianti, brigita dan dan Fernando Mulia (2009), mengenai pengaruh JIT dan TQM terhadap delivery performance. Penelitian dilakukan pada Industri otomotif Indonesia dengan pemilihan didasarkan pada kenyataan bahwa industri otomotif di Indonesia merupakan salah satu industri yang cukup maju dan berkembang. Pada triwulan ketiga tahun 2005, industri otomotif mengalami pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 12,80 % bila dibandingkan dengan industry-industri lainnya yang ada di Indonesia. Selain itu, industri otomotif dipilih karena penerapan JIT dan TQM secara komprehensif yang mutlak diperlukan dan telah diterapkan sejak lama implementasikan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa JIT tidak memiliki pengaruh secara linier yang signifikan terhadap 45

Delivery Performance. Rendahnya tingkat signifikansi penerapan JIT pada Industri Otomotif di Indonesia terhadap Delivery Performance, secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa di Indonesia penerapan JIT hanya masih sebatas konsep hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian di mana pada secara rata-rata skor penerapan JIT baik secara konsep maupun penggunaan tools lebih kecil bila dibandingkan dengan penerapan konsep maupun penggunaan tools TQM. Selain itu, perusahaan yang menerapkan JIT secara baik akan mengalami permasalahan ketika berhadapan dengan suppliernya yang belum tentu menerapkan JIT secara baik pula, sehingga JIT perusahaan tersebut akan terganggu oleh faktor-faktor yang berada di luar perusahaan tersebut. Kemudian bila dilihat dari sejarahnya, JIT merupakan sebuah konsep yang dikembangkan di Jepang, di mana Jepang yang memiliki budaya kerja keras tidak mudah dapat diadopsi oleh Indonesia ketika mengadopsi JIT sehingga penerapan JIT di Indonesia hanya menjadi sebuah konsep yang kurang memiliki pengaruh kepada perusahaan. METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) jenis data, yaitu: data Primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang hanya di peroleh dari sumber asli atau pertama, yang dikumpulkan melalui observasi (pengamatan langsung) dengan lembar pengamatan. yaitu data waktu proses produksi untuk setiap work centre dengan menggunakan stopwatch time study. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan saja, Data dikumpulkan dengan tinjauan (review) catatan perusahaan. Data sekunder yang dikumpulkan adalah: data permintaan terhadap produk jadi bulan Juli 2009 s/d Juni 2010, jumlah operator dan jam kerja dan data spesifikasi produk. Untuk lebih jelasnya metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Studi Kepustakaan & Pabrik Studi Pendahuluan Pengumpulan Data Studi Jurnal Sebelumnya Pengolahan Data, Perhitungan: - Laju Produksi - Waktu Produksi - Jumlah Mesin - Jumlah Tenaga Kerja Kesimpulan Dan Saran Gambar 1. Metodologi penelitian 46

HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan adalah gambar produk kandang Baterai yang dapat dilihat pada Gambar 2. Terdiri dari 4 lokal dan tiap lokal dapat ditempati 1-2 ekor ayam dengan ukuran kandang: a. Tinggi bagian depan : 34 cm b. Tinggi bagian belakang : 28 cm c. Lebar : 35 cm d. Panjang : 120 cm e. Bahan : Kawat besi (BWG 10/12) Gambar 2. Gambar produk kandang baterai Aliran material merupakan urutan aliran bahan baku kawat mulai dari gudang bahan baku sampai dengan gudang produk jadi, sesuai Gambar 3. Gambar 3. Diagram alir produksi kandang 47

Baterai Struktur produk, struktur produk kandang baterai dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Struktur produk kandang Baterai Data pekerjaan pada setiap Work Centre Work centre I terdiri atas dua kegiatan yaitu kegiatan penarikan kawat gulung dan pemotongan kawat. Dalam hal ini penarikan kawat dilakukan guna memudahkan dilakukannya pemotongan kawat. Berdasarkan data yang dikumpulkan selama 1 (satu) bulan yaitu Tanggal 27 Mei s/d 26 Juni 2010, maka diperoleh total waktu penarikan kawat 2156,46 menit dan pemotongan kawat 2613,54 menit. Data pekerjaan pada work centre II yaitu kegiatan pencetakan kawat dengan total waktu 2174,12. Data pekerjaan pada work centre III yaitu pengelasan kawat dengan total waktu 1630,58 menit dan data pekerjaan pada work centre IV yaitu kegiatan finishing (pemotongan akhir) dengan total waktu 2318,75. Adapun data permintaan terhadap produk jadi bulan Juli 2009 s/d Juni 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Permintaan Produk Jadi (Ton) Tahun Bulan Permintaan (Ton) Juli 80 Agustus 86 2009 September 95 Oktober 96 November 92 Desember 90 Januari 94 Februari 88 2010 Maret 98 April 93 Mei 102 Juni 112 Sumber: CV. Makmur Jaya, 2010 48

Perhitungan Waktu Pemesanan Rata-Rata ( L ), kemudian ditentukan pula, waktu pemesanan (L) di setiap work centre, dimana waktu pemesanan merupakan jumlah dari waktu pengolahan, waktu tunggu dan waktu pengiriman. Sehingga untuk mendapatkan waktu pemesanan maka perlu diketahui keempat komponen waktu lainnya yang dapat dilihat pada persamaan Tabel 1. L =T P + T W + T C + T K...(1) Keterangan: T P = Waktu pengolahan yaitu selang waktu yang dibutuhkan oleh work centre untuk memproduksi kandang baterai. T W = Waktu tunggu, waktu yang terjadi ketika komponen yang akan diolah menunggu sebelum di proses di work centre I dan waktu yang terjadi ketika komponen yang telah di proses di work centre I tersebut menunggu sebelum di ambil oleh work centre II untuk proses lebih lanjut. T C = Waktu pengiriman, merupakan jumlah dari waktu yang dibutuhkan untuk mengirim lot kosong beserta kanban tarik dan kanban produksi dari work centre sesudah (work centre II) ke work centre sebelum (work centre I), dengan waktu untuk mengembalikan lot yang telah berisi komponen Kanban tariknya tersebut ke work centre semula (I+II). T K = Waktu pengumpulan kanban, waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk mencocokkan kanban tarik yang diturunkan work centre sesudah (work centre II) dengan kanban produksinya ketika pengambilan bahan dilakukan dan sebelum wadah yang berisi komponen tersebut dikirimkan kembali ke work centre semula. Berikut total waktu pemesanan untuk setiap work centre yaitu total waktu pemesanan proses penarikan kawat di work centre I adalah 2156.46, proses pemotongan kawat di Work Centre I 2613.54, waktu proses pemesanan di Work Centre II 2174.12, Total waktu pemesanan di Work Centre III 1630.58 dan total waktu pemesanan di Work Centre IV2318.75 Berdasarkan perhitungan parameter peramalan yang telah dilakukan, maka metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah produksi adalah metode Siklis, yang dapat dilihat pada Tabel 2. Peramalan produksi untuk Bulan Juli 2010 adalah 119 Ton Tabel 2. Perhitungan peramalan untuk periode Juli 2010-Juni 2011 Sumber: Olahan Penulis, 2010 a. Perhitungan Waktu Standar Setelah diketahui waktu siklus maka harus diketahui berapa waktu normal untuk pekerja/operator yang dilihat dari tingkat kewajaran kerja yang dilakukannya. Waktu normal (Wn) diperoleh setelah dilakukan penyesuaian terhadap waktu siklus. Dalam perhitungan waktu normal untuk tiap-tiap work center digunakan metode Westinghouse untuk menentukan rating factor. Perhitungan Waktu Standar adalah sebagai berikut: a) Work Centre I 1. Waktu normal (Wn) = Waktu siklus x Rating Factor 2. Waktu standar (Ws) = Wn x (1+Allowance) 3. Wn (Penarikan dan pemotongan kawat) = 4770 menit x 1.03 = 4913.10 menit 4. Ws (Penarikan dan pemotongan kawat) = 4913.10 menit x (1+0.17) = 5748.327 menit/ton 49

b) Work Centre II 1. Wn = 2174.12 menit x 1.10 = 2391.532 menit 2. Ws = 2391.532 x (1+0.15) = 2750.26 menit/ton c) Work Centre III 1. Wn = 1630.58 menit x1.11 = 1809.94 menit 2. Ws = 1809.94 x (1+0.15) = 2081.43 menit/ton d) Work Centre IV 1. Wn = 2318.75 menit x1.10 = 2550.62 menit 2. Ws = 2550.62 x (1+0.10) = 2805.68 menit/ton b. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Penentuan jumlah tenaga kerja pada setiap Work centre dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa persamaan. Adapun persamaan penentuan jumlah tenaga kerja adalah: a. Penentuan jumlah tenaga kerja pada Work Centre I penentuan jumlah Tenaga Kerja, dilakukan dengan persamaan: Total _ kebutuhan 119ton 1. Laju produksi (100% % scrap) (100% 0%) = 119 ton/bln 2. Jumlah Waktu Set Up = Waktu set up x Frekuensi Set up Jumlah waktu Set Up = 0.25 jam x 4 = 1 jam = 60 menit 3. Waktu Produksi = Waktu standar x laju produksi Waktu Produksi = 5748.327 mnt/ton x 119 ton/bln = 684050.9 mnt/bln 4. Jumlah mesin = Jumlah mesin = Total _ waktu _ setup total _ waktu _ produksi Jumlah _ jam _ mesin_ yg _ tersedia 60 mnt/bln + 684050.9 mnt/bln 5. 94 6 mesin 12x160x60 Total _ waktu _ setup total _ waktu _ produksi 5. Jumlah Operator = Jumlah _ jam _ orang _ yg _ tersedia 60 mnt/bln + 684050.9 mnt/bln Jumlah Operator = 5. 94 6 orang 12x160x60 b. Penentuan jumlah Tenaga Kerja Pada Work Centre II, dengan perhitungan yang sama sehingga diperoleh, Laju produksi= 119 ton/bln, Jumlah waktu Set Up = 60 menit, Waktu Produksi = 2750.26 menit/ton x 119 ton/bln = 258720.28 mnt/bln, Jumlah mesin = 4 mesin dan jumlah operator = 4 orang c. Penentuan jumlah Tenaga Kerja Pada Work Centre III, dengan perhitungan yang sama sehingga diperoleh: Laju produksi = 121.43 ton/bln, Jumlah waktu Set Up = 60 menit, Waktu Produksi = 2081.43 menit/ton x 121.43 ton/bln = 197999 mnt/bln, Jumlah mesin = 3 mesin dan Jumlah Operator = 3 orang 50

d. Penentuan jumlah Tenaga Kerja Pada Work Centre IV, diperoleh: Laju produksi= 121.43 ton/bln, Jumlah waktu Set Up = 60 menit, Waktu Produksi = 281562.5 mnt/bln, Jumlah mesin = 5 mesin, Jumlah Operator = 5 orang Adapun perhitungan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 3. berikut. Tabel 3. Perhitungan jumlah tenaga kerja usulan Sumber: Olahan Penulis, 2010 Untuk work centre IA jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1078.23, Untuk work centre IB jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1306.77, Untuk work centre II jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 8 orang dgn waktu total pemesanan 1087.06, Untuk work centre III jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 3 orang dgn waktu total pemesanan 1630.58 Untuk work centre IV jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 10 orang dgn waktu total pemesanan 1159.38 menit/ton. Pada work centre I total waktu penarikan kawat 2156,46 menit dan pemotongan kawat 2613,54 menit. Data pekerjaan pada work centre II yaitu kegiatan pencetakan kawat dengan total waktu 2174,12. Data pekerjaan pada work centre III yaitu pengelasan kawat dengan total waktu 1630,58 menit dan data pekerjaan pada work centre IV yaitu kegiatan finishing (pemotongan akhir) dengan total waktu 2318,75. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh jumlah tenaga kerja yang optimal bagi setiap work centre yaitu: 1. Work centre IA jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1078.23. 2. Work centre IB jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 12 orang dgn waktu total pemesanan 1306.77. 3. Work centre II jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 8 orang dgn waktu total pemesanan 1087.06. 4. Work centre III jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 3 orang dgn waktu total pemesanan 1630.58. 5. Work centre IV jumlah tenaga kerja usulan sebanyak 10 orang dgn waktu total pemesanan 1159.38. menit/ton. 51

DAFTAR PUSTAKA Amri. (2006), Penerapan sistem Kanban penyediaan material untuk proses produksi pada PT X, Jurnal Keilmuan dan Penggunaan Terhadap Sistem Teknik Industri, Issn 1411-5247 terakreditasi no. 52/dikti/kep/2002. Baroto, Teguh. (2002), Perencanaan dan pengendaliann produksi, Jakarta, Ghalia Indonesia. Ginting, Rosnani. (2007), Sistem produksi, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta. Meylianti, brigita dan Dan Fernando Mulia (2009), Pengaruh penerapan JIT dalam TQM terhadap delivery performance pada industry otomotif di Indonesia, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 2, No.2, Agustus 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Monden, Yasuhiro (2000) Sistem produksi toyota-suatu ancangan terpadu untuk penerapan Just- In-Time, I.II jilid, terjemahan Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Nasution, Arman Hakim. (2005), Perencanaan & pengendalian produksi., PT Candimas Metropole, Cetakan pertama, Jakarta. Sinulingga, Sukaria. (2008), Perencanaan & pengendalian produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sukiawati, Tani. (2010), Rancangan sistem kanban untuk mengurangi non value added activities pada proses produksi di PT. central windu sejati, Skripsi, USU Medan. Waters, C.D.J., (2003), Inventory control and management, 2 nd Edition, John Wiley & Sons. 52