17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden pelaku usaha kultur jaringan skala rumah tangga 3.2 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu perangkat keras berupa seperangkat komputer dan perangkat lunak menggunakan MINITAB release 14.1 untuk pengolahan data statistik dan Microsoft Excell 2007. 3.3. Jenis data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan merupakan data hasil wawancara yang berupa: 1. Data pribadi responden (jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan,pengalaman usaha) 2. Kendala- kendala dalam pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. 3. Faktor-faktor yang mempegaruhi pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. Data sekunder yang dikumpulkan adalah literatur yang digunakan untuk mendukung data lapangan dan analisis data. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan bersumber dari data wawancara. Wawancara dilakukan kepada pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengenali lebih dalam mengenai kultur jaringan tumbuhan skala rumah tangga yang didapat melelui literatur-literatur yang didapat melalui media-media informasi seperti: perpustakaan,website.
18 2. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap beberapa pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga yang mengikuti pelatihan kultur jaringan yang berasal dari Jakarta, Depok, Bogor, Banjarmasin, beberapa wilayah di Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang meliputi: a. Aspek-aspek apa saja yang berpengaruh dalam pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga b. kendala apa saja yang dialami selama menjalankan usaha kultur jaringan c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tesebut Teknik wawancara pada pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk kuesioner. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran (1). Wawancara dengan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk memperoleh informasi mengenai data pengusaha tersebut, hambatan kendala usaha untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi keputusan untuk tetap melanjutkan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Pencarian informasi mencakup karakteristik pengusaha responden, minat atau motivasi, kendalakendala dalam pelaksanaan pengkulturan serta pendapatan selama menjalani pengusahaan kultur jaringan. Data sekunder bersumber dari penelitian terdahulu, studi literatur di perpustakaan IPB yang mencakup skripsi, buku-buku dan majalah yang berkaitan dengan kegiatan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Responden yang digunakan untuk mengetahui eksistensi pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga terdiri dari pengusaha kultur jaringan yang telah mengikuti pelatihan kultur jaringan skala rumah tangga. Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah 80 orang, dapat dilihat pada lampiran (4). Pengambilan sampel 80 orang menggunakan metode purposive dikarenakan keterbatasan waktu, biaya dan sulitnya mendapatkan responden dikarenakan masih jarang yang melakukan pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. Responden yang dipilih berasal dari berbagai latar belakang dan lokasi yang berbeda. Jumlah responden pengusaha kultur jaringan yang diambil
19 diharapkan dapat menggambarkan kondisi usaha kultur jaringan skala rumah tangga yang ada saat ini. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya akan diolah untuk dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mampengaruhi eksistensi dari pengusahaan kultur jaringan. 3.5.1 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Pengusahaan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga Faktor-faktor yang mempengeruhi eksistensi pengusahaan kultur jaringan Skala Rumah Tangga akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hosmer dan Lemeshow (1982) dalam Saphira (2003) mendefinisikan metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respons yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah bebas berskala kategori atau interval. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan computer dengan bantuan program Minitab. Bentuk data yang dikumpulkan merupakan data biner, sehingga jenis penggunaan regresi yang sesuai adalah regresi logit. Binary model merupakan model sederhana untuk regresi dengan variabel tak bebas non metrik (Supranto, 2004). Regresi logistik biner (binary logistik regression) digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen X1,X2,,Xk terhadap variabel dependent Y. Responden pada penelitian ini dikategorikan hanya untuk pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga. Keputusan untuk tetap menjalankan usahanya tersebut dianggap sebagai variable dependent atau tak bebas. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga mengambil keputusan berlanjut atau tidak, mencakup motivasi, penilaian dan kebutuhan pribadi masing-masing. Keadaan ini diduga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pengalaman, tingkat pendidikan, pendapatan. Hal-hal tersebut digunakan karena memberi kontribusi yang besar terhadap sikap individu sebagai pribadi yang berperan
20 dalam proses pengambilan keputusan untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Analisis faktor-faktor keputusan untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga seperti yang dijabarkan, akan diketahui faktor-faktor penting yang mempengaruhi keputusan untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga tersebut. Model regresi logistik biner ini akan dimasukkan lima variabel independen X atau peubah respons yang diduga berpengaruh terhadap keputusan. Pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga tersebut. Lima variabel yang dimasukkan tersebut diantaranya adalah: X1 = Umur : Umur pelaku usaha responden (tahun) X2 = Pengalaman : Pengalaman menjalankan usaha kultur jaringan skal rumah tangga (tahun) X3 = Pendidikan : Tingkat pendidikan akhir pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga (SMU= 1, Diploma= 2, PT=3) X4 = Keuntungan : Keuntungan pelaku usaha per bulan X5 = Jenis kelamin : Laki-laki atau Perempuan Variabel-variabel diatas sebagian besar diduga memiliki koefisien positif terhadap eksistensi artinya dapat menjadi faktor pendorong yang mempengaruhi keputusan untuk tetap melanjutkan usaha. Nilai yang semakin besar dari suatu variabel maka cenderung peluang pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk menjadi tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga menjadi lebih besar. Akan tetapi ada juga variabel yang berpengaruh negatif terhadap keputusan untuk menjadi tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Nilai yang semakin besar variabel yang bersangkutan akan memberikan pengaruh yang menghambat pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap menjalankan usahanya. Variabel yang diperkirakan mempunyai koefisien positif yaitu variable X1, X2, X3, X4. Nilai yang semakin besar dari variabel tersebut maka akan menjadi peluang pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap menjalankan usahanya. Artinya, semakin tinggi nilai variable independent (X1, X2, X3, X4)
21 maka menjadi faktor pendorong untuk tetap menjalankan usaha kultur jaringan skala rumah tangga. Umur diduga mempunyai koefisien positif karena biasanya semakin tinggi umur atau semakin tua seseorang akan semakin matang dalam mengambil keputusan dalam usahanya. Tingkat pendidikan seseorang yang semakin tinggi akan lebih rasional dalam mengambil keputusan. Pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga dengan tingkat pendidikan tinggi akan berpikir dengan menjalin jangka panjang, tidak hanya jangka pendek saja dan itu merupakan salah satu motivasi untuk tetep menjalankan usahanya. Pengalaman pengusaha kultur jaringan semakin lama berkecimpung dalam dunia kultur jaringan semakin lihai baik dalam hal-hal teknis maupun hal-hal yang menyangkut pemasaran produk. Tingkat pendapatan yang semakin tinggi dalam pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga ini mendorong pelaku usaha untuk tetap melanjutkan usahanya bahkan memperbesar wilayah usahanya, mungkin dengan menambah tempat untuk pengusahaan kultur jaringan skala rumah tangga. Jenis kelamin diduga berpengaruh negatif terhadap keputusan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap melanjutkan usahanya. Variabel-variabel independent X tersebut akan berpengaruh terhadap variabel dependent Y. Variabel dependent Y ini mempunyai dua kemungkinan nilai yaitu 1 dan 0. Nilai Y yang dilambangkan dengan 1 = tetap eksis dan 0 = berhenti. Probabilitas pengusaha kultur jaringan melanjutkan usahanya adalah P(Y=1) = pi dan P(Y=0) = 1- pi dengan nilai harapan E(Y) = 1(pi) + 0(1- pi) = pi. Bentuk umum fungsi logit untuk variabel dependen Y, dengan k variabel independent, yang mempunyai probabilitas pi adalah sebagai berikut : Logit (pi) = pi 1 pi ln = β 0 + β 1 X j1 + β 2 X j2 + + β k X jk... (1) Dimana : β0 = konstanta, βi = koefisien, xji = prediktor ke-i, dan pi = probabililitas bahwa faktor atau covariate ke-j mempunyai response 1.
22 Model regresi logistik untuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengusaha kultur jaringan skala rumah tangga untuk tetap melanjutkan usahanya adalah sebagai berikut: Logit (pi) = pi 1 pi ln = β 0 + β 1 Umur + β 2 Pengalaman + β 3 Pendidikan + β 4 Pendapatan + β 5 Jenis kelamin.(2) 1. Pendugaan Parameter Model Pendugaan parameter dalam model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum (Maximum Likelihood Estimation). Fungsi likelihood secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi peluang gabungan dari peubah-peubah acak yang menggambarkan model bagi data amatan. Likelihood Function (LF) menunjukkan probabilitas bahwa Yi = 1 atau 0. Fungsi kemungkinan f(yi) untuk suatu random sempel dengan observasi, ditunjukkan oleh persamaan berikut: n i= 1 1 yi [ 1 pi( x ] n yi 1 ) = pi( xi ) i ) i= 1 fi( Y.. (3) Metode kemungkinan maksimum ini digunakan untuk memaksimalkan LF. Maksimum Likelihood dilakukan untuk mendapat nilai parameter βi sedemikian rupa, sehingga probabilitas untuk mendapatkan nilai Y maksimum. Nilai dugaan βi dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama fungsi logaritma dari likelihood function, terhadap setiap nilai parameter (βi) yang akan kita ketahui, kemudian menyamakannya dengan nol (Supranto, 2004). 2. Uji Kesesuaian Model Logistik Langkah selanjutnya setelah dilakukan pendugaan parameter model adalah melakukan uji kesesuaian model. Pengujian terhadap kesesuaian model dilakukan karena model yang dibentuk harus menghasilkan nilai dugaan yang konsisten.
23 Ketepatan model akan diuji dengan menggunakan statistik chi-square (χ2). Statistik χ2 dihitung melalui: X 2 2 ( pengama tan taksiran) = (4) taksiran Chi-square goodness of fit test ini digunakan untuk menguji hipotesis: H0 : Memasukan variabel independen ke dalam model tidak akan menambah kemampuan prediksi model regresi logistik H1 : Memasukan variabel independen ke dalam model akan menambah kemampuan prediksi model regresi logistik Pengujian apakah masing-masing koefisien regresi logistik signifikan, digunakan statistik uji Wald. Rumus umum statistik uji Wald adalah: Wald = 2 β S. E (5) Berdasarkan hipotesis : H0 : βi = 0 (parameter tidak layak berada dalam model) H1 : βi 0 (parameter model layak berada dalam model) Kaidah pengambilan keputusan (daerah penolakan) untuk kedua uji tersebut adalah tolak hipotesis nol apabila p-value kurang dari α (Uyanto,2006). 3. Interpretasi Koefisien Interpretasi hasil regresi logistik dapat dilakukan dengan melihat nilai rasio oddsnya. Odds ratio digunakan untuk memudahkan interpretasi koefisien. Peubah penjelas jika mempunyai tanda koefisien positif, maka nilai rasio oddsnya akan lebih besar dari satu, atau sebaliknya. Rasio Odd merupakan interpretasi dari sebuah peluang yang dapat diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari peubah respon (Firdaus dan Afendi, 2008). Parameter βi mencerminkan perubahan dalam fungsi logit untuk perubahan satu unit peubah penjelas X yang disebut log odds. Nilai suatu variabel bebas tertentu
24 (Xj) jika naik 1 unit, sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka secara rata-rata perkiraan logit akan naik atau turun sebesar nilai koefisien tersebut. Interpretasi terhadap nilai odds ini diperoleh dengan mengambil antilog dari berbagai koefisien. Interpretasi dari nilai odds rasio ini adalah kecenderungan atau peluang Y=1 pada kondisi x=1 sebesar exp(βi) kali dibandingkan dengan x=0 (Supranto, 2004).