BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis cluster pengorganisasian kumpulan pola ke dalam cluster (kelompok-kelompok) berdasar atas kesamaannya. Pola-pola dalam suatu cluster akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 6 ANALISIS CLUSTER

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

UKDW BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Analisa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Metode Hierarchical Clustering

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o

BAB II LANDASAN TEORI

UJI T SATU SAMPEL. 2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis:

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik

BAB III ANALISIS III.1 Analisis Konseptual Teknik Pengolahan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang kompetitif bagi industri-industri didalamnya.

BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS)

Crosstab dan Chi-Square: Analisis Hubungan Antarvariabel Kategorikal

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

1.1 Memulai SPSS SPSS Data Editor PENGENALAN SPSS. Margaretha Ohyver 1, Anita Rahayu 1, Rokhana Dwi Bekti 2

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

Analisis Perbandingan Rata-rata: Independent-Sample T Test

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ratih Wulandari, ST., MT

II. MENDESKRIPSIKAN DATA 13 Desember 2005

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari

BAB 3 PEMECAHAN MASALAH

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

SPSS FOR WINDOWS BASIC. By : Syafrizal

Analisis Diskriminan

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian tempat penulis melakukan penelitian adalah sebuah PT

Addr : : Contact No :

Analisis Cluster Studi Kasus: Kabupaten Jepara Jawa Tengah

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

MATERI PRAKTIKUM PRAKTIKUM 3 ANALISA CLUSTER

BAB 2 PREFERENSI PASAR DAN PROSES PEMILIHAN

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke

ANALISA PROSES BISNIS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

yang menunjang dalam pengembangan program cluster. Aplikasi cluster ini dikembangkan pada laptop, dengan spesifikasi terdapat

Enterprise Resource Planning

Mengolah Data Bidang Industri

STATISTIK NONPARAMETRIK (1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

STATISTIKA DESKRIPTIF

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil tahun 2007/2008 OTOMATISASI SEGMENTASI DOKUMEN

STATISTIK DESKRIPTIF

Kuesioner Biaya Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

LAMPIRAN 1 : KUESIONER

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

TUGAS 1 SPSS STUDI KASUS STATISTIK PROFESI LULUSAN UNIKOM KELAS SISTEM INFORMASI 8 MENGGUNAKAN SPSS V.22

BAB 2 LANDASAN TEORI

MEMBANGUN DATA. 4. Membuka program SPSS Cara 1: Klik start > all program > IBM SPSS Statistic > IBM SPSS Statistic 21

BAB IV. Statistik Parametrik. Korelasi Product Moment. Regresi Linear Sederhana Regresi Linear Ganda Regresi Logistik

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS

MODUL 2 UJI DATA NORMALITAS, HOMOSEDASTISITAS, & LINIERITAS

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB 11 STATISTIK INDUKTIF Uji t

PENDAHULUAN. Program POM program komputer yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENYAJIAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMASARAN PRODUK MENGGUNAKAN DATA MINING DENGAN K-MEANS CLUSTERING

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

UJI VALIDITAS KUISIONER

Aplikasi di Bidang Politik

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Riset pasar dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui produk yang memungkinkan untuk diproduksi di UPT Ragam Metal. Riset pasar yang dilakukan oleh Fiktarina (2017) menghasilkan 16 gambaran produk yaitu meliputi ceret, jemuran handuk, kursi berbagai jenis, meja berbagai jenis, rak buku, sekop sampah, soblok, tatakan piring, tempat sampah berbagai jenis, tempat masak air, vas bunga. Material yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut yaitu logam dan kayu. Riset dilakukan di D.I. Yogyakarta dengan responden dari berbagai kalangan seperti ibu rumah tangga, pegawai, wirausaha, yayasan, dan lainnya. Dengan diketahuinya produk-produk yang akan diproduksi maka mempermudah dalam proses revitalisasi termasuk penelitian mengenai strategi sistem manufaktur ini. Penelitian mengenai strategi manufaktur telah lama dilakukan oleh Miller dan Roth (1994) dan menjadi pedoman untuk penelitian-penelitian terkini. Penelitian mereka menghasilkan 3 analisis cluster yaitu Caretaker, Marketeer dan Innovator. Caretaker merupakan kluster yang karakteristiknya paling lemah diantara yang lainnya, hanya unggul pada harga. Marketer merupakan cluster kedua dengan karakteristik unggul dalam kesesuaian kualitas, kemampuan pengiriman dan performansi produk. Sedangkan cluster ketiga yaitu Innovator unggul dalam beberapa hal selain kedua cluster sebelumnya. Dalam penelitian yang dilakukan Miller dan Roth hanya sampai analisis cluster yang terbentuk saja. Penelitian lain yang sering menjadi acuan penelitian terbaru adalah penelitian Zhao et al (2006). Penelitian tersebut dilakukan pada industri di China. Berdasarkan analisis yang dilakukan menghasilkan cluster yaitu quality customizers, low emphasizers, mass servers dan specialized contractor. Penelitian mengenai strategi manufaktur telah dilakukan oleh Harri Lorentz et al (2016). Dalam penelitiannya, Harri bersama yang lainnya meneliti tentang strategi manufaktur yang cocok diterapkan pada usaha kecil menengah dalam menghadapi guncangan makroekonomi di Eropa. Strategi diperoleh dengan analisis dua tahap cluster terhadap sekumpulan data survey yang telah 4

dilakukan. Hasil dari cluster merujuk pada strategi manufaktur khusus, yaitu responsive niche-innovators, subcontractors dan engineer-server. Hasil lain yang terlihat adalah bahwa volume flexibility, design flexibility dan service provision capabilities memungkinkan outcomes bisnis yang lebih baik selama terjadi guncangan ekonomi. Selanjutnya ada penelitian tentang taxonomi dari Pooya & Faezirad (2017). Penelitian dilakukan di Iran. Dalam jurnalnya, mereka mengidentifikasi klasifikasi strategi dari manufacturing competitive priorities dan klasifikasi proses produksi serta hubungan antar keduanya. Metode untuk mengidentifikasi pola yang biasa terjadi adalah menggunakan self-organizing map. Kemudian untuk mengetahui relasi antara proses produksi dan strategi manufaktur menggunakan Crosstabs dan chi-square test. Perbedaan penelitian Harri Lorentz et all (2016) dengan penelitian Pooya & Faezirad (2017) adalah penelitian Harri dan lainnya lebih kepada Usaha kecil menengah sedangkan penelitian Pooya & Faezirad (2017) tidak disebutkan jenis usahanya. Penelitian Harri juga fokus pada bagaimana usaha kecil menengah dapat bertahan saat terjadi guncangan makroekonomi, sedangkan Pooya terjadi pada keadaan normal. Tabel 2.1. Perbandingan Hasil Cluster No 1 2 3 4 Sumber Miller & Roth (1994) Zhao, Sum, & Qi (2006) Harri Lorentz et al (2016) Pooya & Faezirad (2017) Cluster 1 2 3 4 Caretakers Marketers Innovators Industry leaders Low emphasizers subcontractors Service-based strategy Mass Servers Quality customizers Responsive nicheinnovators engineerserver Cost-oriented flexible strategy Specialized contractor Industry follower Metode yang dipakai keempat penelitian di atas sebenarnya cenderung sama, yaitu menggunakan cluster. Clustering yang mereka gunakan menggunakan variabel yang merupakan prioritas kriteria kompetitif. Menurut Terry Hill (1995), kriteria kompetitif yang disarankan adalah harga, delivery reliability, quality, dan delivery speed. Sedangkan kriteria kompetitif yang lainnya telah dikembangkan dalam penelitian - penelitian menjadi bagian yang lebih rinci yaitu dapat dilihat di perbandingan pada Tabel 2.2.

No Tabel 2.2. Perbandingan Kriteria Kompetitif Kriteria kompetitif Miller & Roth (1994) Frohlich & Dixon (2001) Zhao et al (2006) Penelitian sekarang 1 Harga X X X X 2 Fleksibilitas desain X X X 2a Kemampuan untuk membuat X desain produk baru dengan cepat 2b Kemampuan untuk X memperkenalkan produk baru 3 Broad product line X X X X 4 Fleksibilitas volume produksi X X X X 5 Kesesuaian kualitas X X X X 6 Kualitas performansi X X X X 7 Kecepatan antar X X X X 8 Delivery dependability X X X X 9 After sales service X X X X 10 Luas distribusi X X X X 11 Iklan X X 2.2. Dasar Teori Penelitian dilakukan berdasarkan teori-teori yang telah ada berupa buku, penelitian maupun tulisan ilmiah. Teori tersebut berguna untuk membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 2.2.1. Strategi manufaktur Strategi manufaktur mencakup pola selektif berdasarkan keputusan struktural dan infrastruktur yang menentukan kapabilitas proses produksi suatu perusahaan dan bagaimana cara kerjanya mencapai serangkaian prioritas kompetitif manufaktur yang diadopsi dengan tujuan umum perusahaan (Mills et al, 1995). 2.2.2. Langkah-langkah untuk menentukan strategi manufaktur Penentuan strategi manufaktur menurut Hill (1994) ditentukan dengan langkahlangkah berikut. a. Melakukan process review Perusahaan perlu melakukan review terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan lain ataupun yang digunakan oleh kompetitor. Namun untuk mengaplikasikannya perlu dilakukan pertimbangan, karena proses yang diterapkan perusahaan lain belum tentu cocok dengan yang ada pada perusahaan.

b. Mengidentifikasi order-winner dan qualifier Order-winner dan qualifier akan berguna untuk penyusunan strategi manufaktur dan memberikan pertimbangan untuk pemilihan proses. Untuk menentukannya perlu dipilih beberapa kriteria yang cocok sehingga dapat menghasilkan strategi manufaktur yang sesuai untuk perusahaan. c. Penyusunan proses Pada tahap ini proses produksi dibentuk. Proses produksi dibentuk untuk mengarahkan produksi dan memperlihatkan kapasitas dan kemampuan dari perusahaan untuk menangani lini produk. 2.2.3. Qualifier dan Order-winner Terry Hill dalam bukunya Manufacturing Strategy Text and Cases edisi ke-2 menjelaskan sebagai berikut : a. Qualifier yaitu kriteria yang dibutuhkan agar perusahaan bertemu atau cocok dengan keinginan konsumen. Qualifier juga menunjukkan bahwa perusahaan layak untuk dijadikan supplier bagi konsumennya. b. Order-winner adalah hal yang menyebabkan perusahaan unggul dalam persaingan. Keduanya harus dicapai agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Untuk mencapai order-winner, perusahaan harus mencapai qualifier terlebih dahulu. 2.2.4. Sistem produksi pada kategori proses produksi Fungsi utama dari proses produksi pada manufaktur adalah mengubah input (bahan, tenaga kerja dan energi) menjadi produk (Hill,1995). Setiap pilihan proses akan membawa dampak tertentu bagi bisnis dalam hal respon terhadap pasar, kemampuan dan karakteristik manufaktur, tingkat investasi yang dibutuhkan, biaya unit yang terlibat, dan jenis kontrol dan gaya manajemen yang sesuai. Proses produksi menurut Hayes & Wheelwright (1984) terbagi menjadi lima yaitu project, jobshob, line/batch, assembly line dan continous. Sedangkan proses produksi menurut Hill (1995) terbagi menjadi empat, dimana line dan batch terpisah dan tidak ada assembly line. a. Project Tipikal project digunakan untuk memproduksi produk dalam skala besar, produk yang unik dan kompleks. Project menyangkut penyediaan produk unik yang memerlukan koordinasi input berskala besar untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Pemilihan project sebagai proses produksi berdasarkan dua ciri yaitu, produk one-off, produk berdasarkan permintaan konsumen. Kriteria kedua adalah produk yang dibuat akan sulit untuk dipindahkan sekalinya selesai dibuat dan produk tersebut akan selalu dibuat dengan menggunakan project. Contohnya meliputi kontrak teknik sipil dan program aerospace. b. Job shop Dalam proses produksi job shop mengharuskan perusahaan untuk mengartikan desain dan spesifikasi dari konsumen dan menerapkan kemampuan yang relatif tinggi dalam proses produksi. c. Batch/Line Flow Process Proses ini biasanya dipilih ketika perusahaan memiliki lini produk yang stabil, yang diproduksi dalam periode batch tertentu mengikuti permintaan konsumen maupun stok. Produk yang diproduksi termasuk alat berat, bahan kimia, elektronik dan pencetakan logam. d. Assembly Line Pada assembly line, stasiun kerja disusun berdasarkan urutan yang dibutuhkan untuk memproduksi grup produk yang memiliki tingkat kesamaan yang tinggi. Contohnya adalah perakitan mobil, jam digital dan mainan anakanak. e. Continous Processing Perusahaan yang menerapkan proses ini merupakan perusahaan yang memproduksi produk standar yang perubahan terhadap produk baru rendah. Proses continous merupakan produksi dengan biaya rendah. Untuk mencapai biaya produksi yang rendah, mereka memproduksi dalam volume yang tinggi. Investasi untuk menerapkan proses ini tinggi karena fasilitas yang digunakan merupakan mesin dengan teknologi tinggi. Contohnya adalah perusahaan minyak. Pemilihan proses biasanya tergantung pada area manufaktur dan volume produksi (Hayes & Wheelwrigh,1984). 2.2.5. Prioritas kompetitif dalam manufaktur Prioritas kompetitif merupakan kriteria yang digunakan untuk menganalisis orderwinner dan qualifier (Hills, 1995). Kriteria kompetitif dalam manufaktur dapat

berubah dari satu market ke market yang lain. Strategi kompetitif perusahaan akan mengarahkan strategi manufaktur pada keputusan operasional yang akan mempengaruhi pada performansi (Skinner,1969). Dalam penelitian ini menggunakan 11 kriteria kompetitif untuk membantu dalam penenuan strategi manufaktur. a. Harga. Kemampuan untuk berkompetisi dalam harga dengan kompetitor yang akan dihadapi dalam persaingan yang ada. b. Fleksibilitas desain Kemampuan untuk membuat inovasi produk sesering mungkin. Inovasi dapat berupa produk baru maupun hanya sekedar desain yang dikembangkan dari produk yang sudah ada. c. Broad product line Banyaknya lini produk yang dijalankan. Lini produk menunjukkan kelompok produk yang diproduksi perusahaan. d. Fleksibilitas volume produksi Kemampuan untuk merespon ketidakpastian volume produksi. Ketidakpastian disebabkan oleh perubahan daya beli konsumen. e. Kesesuaian kualitas Kemampuan untuk menjaga kualitas produk sesuai dengan standar yang ditentukan. Standar yang ditentukan sesuai dengan keinginan konsumen. f. Performansi Kemampuan untuk memproduksi dengan cepat. Kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh keterampilan dari pekerja. g. Kecepatan antar Kemampuan untuk mengirim produk dengan cepat kepada konsumen. h. Delivery dependability Kemampuan untuk mengirim tepat waktu dari waktu yang telah dijanjikan perusahaan pada konsumen. i. After sale service Kemampuan untuk melakukan pelayanan dan menjaga hubungan dengan konsumen walau setelah transaksi penjualan selesai dilakukan.

j. Luas distribusi Kemampuan untuk mendistribusikan produk di berbagai daerah. k. Iklan Kemampuan untuk mempromosikan produk dan melakukan pemasaran sehingga produk dikenal oleh lebih banyak orang. 2.2.6. Metode Wawancara Metode wawancara adalah salah satu metode untuk mewawancarai responden yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sekaran, 2003). Wawancara dapat berupa wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dilakukan secara langsung, melalui telepon maupun online. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sebelumnya telah dipersiapkan daftar pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara dengan pertanyaan spontan dan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam dari responden. Proses wawancara yang dilakukan untuk penelitian ini adalah wawancara personal atau wawancara langsung. Peneliti berhadapan langsung dengan responden dalam memperoleh informasi. Kelebihan dari wawancara langsung yaitu sebagi berikut. a. Dapat klarifikasi pertanyaan, menjelaskan kebingungan, serta dapat menambah pertanyaan baru. b. Dapat membaca isyarat non-verbal. c. Dapat memberi bantuan untuk klarifikasi poin poin yang ada. d. Dapat memperoleh data dengan detail 2.2.7. Analisis cluster Analisis cluster adalah teknik yang digunakan untuk menggabungkan observasi ke dalam kelompok atau cluster (Sharma,1996). analisis cluster. a. Menetapkan ukuran jarak antar-data Berikut merupakan proses Mengukur kesamaan antar-objek (similarity), mengukur seberapa jauh ada kesamaan antar-objek. Pengukuran yang paling populer adalah dengan metode Euclidean Distance. b. Melakukan proses standarisasi data jika diperlukan Jika data mempunyai satuan yang berbeda maka perlu dilakukan standarisasi data agar perhitungan jarak valid.

c. Melakukan proses clustering Proses clustering dibagi menjadi dua metode yaitu metode hierarki dan metode non-hierarki. Metode hierarki dibagi lagi menjadi beberapa metode yaitu single linkage, complete linkage, average linkage, ward s method, centroid dan masih banyak lagi. Sedangkan metode non-hiearki yang sering dikenal dengan metode k-means. Dalam penelitian ini, proses clustering dengan menggunakan sotfware SPSS. d. Melakukan penamaan cluster-cluster yang terbentuk Setelah dilakukan clustering dengan metode hierarki atau non-hierarki, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap karakteristik masing-masing cluster. Karakteristik tersebut digambarkan dalam nama pada setiap cluster. e. Melakukan validasi Cluster yang terbentuk kemudian diuji validasinya. Dalam penelitian ini validasi dilakukan dengan Davies- Bouldin Index (DBI). Dimana semakin kecil nilai DBI, maka cluster tersebut semakin baik (Davies & Bouldin, 1979). 2.2.8. Proses Clustering Menggunakan SPSS a. Metode K-means (Non-hierarki) 1. Membuka software SPSS 2. Mengisi data pada lembar kerja SPSS Data Editor. 3. Buka menu Analyze > Classify > K-means Cluster. Kemudian akan tertampil kotak dialog utama K-Means Cluster Analysis. Pengisian kotak dialog adalah sebagai berikut. i. Pada Variables, sesua kasus, memasukkan semua variabel yang telah ditentukan. ii. Pada Label Cases by, memasukkan variabel yang ingin dikelompokkan. iii. Pada Number of Cluster, diisi dengan jumlah cluster yang ingin dibentuk. Misalnya diisi 3 jika ingin membentuk 3 cluster. iv. Klik mouse pada kotak Save, sehingga tertampil kotak dialog K- Means Cluster Save. Kotak dialog Save memungkinkan hasil klster disimpan dalam bentuk variabel baru di SPSS Data Editor. Hal ini berguna untuk proses profiling cluster. Mengaktifkan kotak

Cluster Membership dan Distance from Cluster Center, kemudian menekan tombol Continue untuk kembali ke menu utama. v. Klik mouse pada kotak Options, sehingga muncul kotak dialog K- Means Cluster Options. Untuk Statistics, kotak Initial Cluster Center dibiarkan tetap aktif, dan mengaktifkan kotak Anova Table. Untuk Missing Values diabaikan karena semua data lengkap terisi. Setelah itu tekan tombol Continue untuk kembali ke menu utama vi. Pada tampilan menu utama cluster, abaikan juga bagian yang lain dan tekan OK untuk proses data b. Metode Hierarki 1. Membuka software SPSS 2. Mengisi data pada lembar kerja SPSS Data Editor. 3. Buka menu Analyze > Classify > Hierarchical Cluster. Kemudian akan tertampil kotak dialog Hierarchical Cluster. 4. Pada Variables, sesua kasus, memasukkan semua variabel yang telah ditentukan. Pada Label Cases by, memasukkan variabel yang ingin dikelompokkan. Pada Cluster dibiarkan pada pilihan Cases karena pengelompokkan berdasarkan Cases bukan Variables. Pada Display yang akan ditampilkan pada Output untuk Statistics dan Plot dipilih keduanya. 5. Klik mouse pada kotak Statistics, sehingga menampilkan kotak dialog Hierarchical Cluster Statistics. Mengaktifkan kotak Agglomeration Shedule untuk keseragaman dan Proximity Matrix untuk menampilakn jarak antar-variabel. Pada bagian Cluster Membership, klik Range of Solution untuk memasukkan range jumlah kluster yang diinginkan. Setelah itu tekan tombol Continue untuk kembali ke menu utama. 6. Klik kotak Plot hingga tertampil kotak dialog Hierarchical Cluster Plot yang berisi berbagai pilihan grafik yang akan ditampilkan. Memilih Dendogram untuk keseragaman. Setelah itu tekan tombol Continue untuk kembali ke menu utama. 7. Pilih kotak Method, sehingga muncul kotak dialog Hierarchical Cluster Method untuk memilih metode pengukuran jarak antar-variabel pada Measure. Setelah itu tekan tombol Continue untuk kembali ke menu utama.

8. Pada tampilan menu utama cluster, abaikan juga bagian yang lain dan tekan OK untuk proses data