LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : NAMA : NUR MUH. ABDILLAH S. NIM : Q1A1 15 213 KELAS : TPG C JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2015
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah proses identifikasi bakteri. Banyak metode atau tahapan standar yang dilakukan dalam mengidentifikasi mikroba, salah satunya berdasarkan sifat kimiawinya. Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh disini adalah bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimanasel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitumengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu pewarnaan Gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota- anggota dominan bakteria ke dalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih
sederhana,dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran bagian luar pada dinding sel gram-negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen,yang menyebabkan penyakit, spesies gram-negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram-positif Melihat dari berbagai devinisi yang telah disebutkan diatas maka kami sangat tertarik untuk melakukan pengujian guna untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi dari bakteri utamanya pada bakteri yang ber gram positif dan gram negatif serta dapat mengetahui morfologi bakteri aerob dan anaerob dengan cara pewarnaan gram, uji KOH dan uji fisiologis mikroba. 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat bentuk bakteri dan mempelajari cara pewarnaan. II. TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorbsi atau pun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme karena zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan
lingkungannya ditingkatkan. Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase (Subandi, 2009). Menurut Pelzar et al, macam-macam pewarnaan antara lain pewarnaan sederhana yaitu dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis yang sudah di fiksasi. Pewarnaan differentsial yaitu prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian bagian sel mikroba dari pewarnaan gram adalah teknik pewarnaan differensial digunakan untuk bakteri (Pelzar, 2005) Pewarnaan Gram dan spora dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol. Pewarnaan spora dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya spora pada bakteri. Spora dapat terbentuk saat kondisi tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri. Spora juga mampu mengikat warna lebih cepat dan sukar melepaskannya (Fardiaz, 2007).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk membedakan bakteri apakah gram positif atau gram negatif, bakteri dicampur dengan tetesan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas obyek sehingga membentuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan kristal violet olesan bakteri digenangi selama dua menit, lalu dicuci dengan air mengalir, dan dikering anginkan. Diberi yodium selama dua menit, dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alkohol 95%, tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan dikeringanginkan. Kemudian dogenangi lagi dengna safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering diudara. Warna merah pada olesan bakteri menujukkan bakteri gram negatif dan jika warna ungu menunjukkan bakteri gram positif (Michael, 2008). III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum ini Bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian, Universitas
Halu Oleo pada hari kamis, tanggal 19 November 2015, pukul 10.00 Sampai selesai. 3.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Lampu spritus, jarum ose, kaca benda, mikroskop, dan pipet. Bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah : biakan murni dan larutan KOH 3. 3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini adalah : - Uji larutan KOH 1. Mengambil satu ose biakan bakteri bacillus dan campurkan 2 tetes larutan KOH 3%, di atas gelas objek. 2. Mengaduk secara merata dengan jarum ose, tarik jarum ose ke atas gelas objek dan amati pembentukan lendir. Jika terbentuk lendir mengindikasikan bakteri gram negatif (-), jika tidak berlendir mengindikasikan bakteri gram positif (+). 3. Lakukan hal yang sama (prosedur 1 dan 2) untuk isolat-isolat bakteri lainnya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil pengamatan pada praktikum ini di bentuk dalam tabel sebagai berikut : NO Kode Isolat Hasil Pengamatan
Pewarnaan Gram Uji KOH Reaksi Gram Bentuk Sel 1. Koloni pertama Positif Tidak pecah Tidak berlendir 2. Koloni kedua Negatif Pecah Berlendir 3. Koloni ketiga Positif Tidak pecah Tidak berlendir 4. Koloni keempat Negatif Pecah Berlendir 4.2. Pembahasan Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Bakteri gram positif lapisan peptidogliaknnya tebal sehingga tidak mengalami lisis atau kebocoran sel, sedangkan bakteri gram negative lapisan peptidoglikannya tipis sehingga mengalami lisis atau kebocoran sel akibatnya berlendir. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm). V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Gram memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebutkoh string test) memiliki hasil yang sama dengan pewarnaan gram.
Semua bakteri memiliki enzim proteinase tapi tidak semuanya memiliki enzim proteinase ekstraseluler, aktivitas enzim ini juga dapat dibuktikan dengan adanya zona bening di sekeliling koloni. Jenis bakteri yang dapat menghidrolisis protein adalah bakteri yang memproduksi enzim proteinase ekstraseluler 5.2. Saran Saran saya semoga selesainya praktikum ini tidak ada dendam diantara praktikan dan asisten selama beberapa minggu praktikum berlangsung dan di luar lab kita tetap sesama mahasiswa yang tetap saling bertukar pikiran(shering). DAFTAR PUSTAKA Farrdiaz. 2007. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga. Michael. 2008. Microbiology 2nd Edition USA : WMC Brown Publisher. Pelzar Et Al. 2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan. Subandi,U.2009. Mikrobiologi dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Lampiran :