Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

PENETAPAN TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM (Studi Kasus di PT United Tractors Tbk)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB 2 LANDASAN TEORI

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

III. METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II YANG BERDISTRIBUSI WEIBULL PADA ANALISIS DATA UJI HIDUP S K R I P S I

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB II Tinjauan Teoritis

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

Irlyna, et al., Perhitungan Persediaan Obat dengan Metode Economic Order..

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

STUDI INTERAKSI DUA NUKLEON DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA INTERACTION STUDY OF TWO NUCLEONS AND CRITICAL PHENOMENON OF THE POTENTIAL YUKAWA

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Komponen Struktur Tekan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

The Production Process and Cost (I)

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STATISTIKA NONPARAMETRIK

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Penerapan Algoritma Genetika Untuk Permasalahan Distribusi Rantai Pasok Dua Tingkat Yang Dipengaruhi Oleh Biaya Tetap

Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

ANALISIS KOVARIAN PADA RANCANGAN BUJURSANGKAR GRAECO LATIN

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

TINGKAT PERSEDIAAN SPARE PART FORKLIFT MEREK KOMATSU DENGAN PENDEKATAN MODEL PERSEDIAAN SINGLE ITEM

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

Vol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

GROUP 1 ORDINARY DIFFERENTIAL HELEN P. SYIFA N. A. DITA W. A. LILIK H. HIDAYATUL M. AGUSYARIF R. N. RIDHO A. EQUATIONS

III. METODE PENELITIAN

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO DALAM MEMPERKIRAKAN PRODUKSI AIR MINERAL DALAM KEMASAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

Analisis Reliabilitas dan Availabilitas pada Mesin Produksi dengan Sistem Seri Menggunakan Pendekatan Analisis Markov di PT. X

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

ANALISIS KESTABILAN MODEL EKOEPIDEMIOLOGI DENGAN PEMANENAN SEBAGAI KONTROL PENYEBARAN PENYAKIT

Matematika Keuangan Dan Ekonomi. Indra Maipita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

MODEL CAMPURAN LINEAR. Bab 6 Linear Mixed Models ( )

Transkripsi:

Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous eview (Q, ) whee thee ae some popotions of defective items in the odeed items. The numbe of defective items in a lot vay and it is assumed that thei popotions follow a beta distibution. Lead time demand is a andom vaiable, its distibution and paametes ae known. This model also accommodates a condition whee lost sales and back ode policy ae implemented in one cycle with diffeent popotions of defective items. Numeical example is also given fo illustation. Keywods: continuous eview, defective items, full demand infomation, inventoy. 1. Pendahuluan Tujuan dai pengelolaan pesediaan adalah untuk memenuhi pemintaan pelanggan dengan ekspektasi biaya pengelolaan yang minimun. Ada bebeapa sistem pesediaan yang dikenal satu diantaanya adalah jenis continuous eview. Sistem pesediaan ini memantau tingkat pesediaan dai waktu ke waktu secaa teus meneus. Pengadaan baang sejumlah Q dilakukan bila tingkat pesediaan (on-hand inventoy) mencapai titik (disebut titik pemesanan kembali). Titik ditentukan dengan mempehitungkan pemintaan selama waktu (L) menunggu baang yang dipesan tiba. Selanjutnya model sistem pesediaan tesebut dibei nama model pesediaan (Q, ). Besanya pemintaan meupakan vaiabel acak, bila distibusi dan paametenya diketahui, disebut infomasi pemintaan lengkap. Dai sejumlah Q unit baang yang tiba dai hasil pemesanan sebelumnya tidak seluuhnya bemutu baik. Untuk memastikan mutu baang dilakukan pemeiksaan (inspeksi) tehadap seluuh Q unit baang tesebut. Misalkan tedapat y unit yang cacat, maka hanya Q-y unit tesedia untuk memenuhi pemintaan peiode beikutnya. Poposi baang cacat untuk setiap lot bebeda dan meupakan vaiabel acak. Gamba 1 membeikan ilustasi tingkat pesediaan baang dai waktu ke waktu. Pada siklus yang petama, pesediaan baang sebanyak dapat memenuhi pemintaan yang pobabilistik selama waktu tunggu L. Sedangkan pada siklus ke- dan ke-3 pemintaan lebih besa dai sehingga tejadi kekuangan pesediaan (tingkat pesediaan negatif). Ada kebijakan bila tejadi kekuangan pesediaan. Kebijakan petama disebut back ode, pelanggan besedia menunggu sampai baang datang dan sebagai kompensasi dibeikan sejumlah uang (peusahaan membaya penalti). Kebijakan kedua disebut lost sales, pelanggan tidak besedia menunggu dan membatalkan pembelian baang seta peusahaan tetap dikenai penalti (biasanya penalti untuk lost sales lebih tinggi dai penalti untuk back ode kaena mempehitungkan kehilangan kesempatan untuk mempeoleh keuntungan). Pada siklus yang kedua tejadi kekuangan Staf pengaja pada Juusan Matematika Univesitas Paahyangan Bandung, e-mail : asukmana@home.unpa.ac.id

71 pesediaan dan pelanggan besedia menunggu sampai baang yang dipesan tiba. Segea setelah baang tiba, pemintaan tesebut dipenuhi dan tingkat pesediaan baang pada awal siklus beikutnya kuang dai Q unit. Pada siklus ke-3 tejadi kekuangan pesediaan dan pelanggan tidak besedia menunggu dan membatalkan pemesanan sehingga tingkat pesediaan pada awal siklus ke-4 sebesa Q. Tingkat Pesediaan (uni L Q 1 3 4 Makalah ini akan membahas model matematika untuk sistem pesediaan (Q,) dengan mutu baang yang tidak seluuhnya baik. Distibusi pemintaan yang dibahas adalah nomal dan eksponensial. Model juga mempetimbangkan kebijakan lost sales dan back ode dapat muncul besamaan dalam satu siklus dengan poposi tetentu. Uutan pembahasan sebagai beikut: fomulasi model, optimasi model dengan tujuan mencai nilai vaiabel keputusan yang optimal,dan contoh pehitungan seta analisisnya. Sistem pesediaan continuous eview dibahas antaa lain pada: [Hopp,1996] dan [Hadley,1963]. Pengembangan menjadi model (Q,,L) antaa lain oleh [Ben-Daya,1999] untuk L deteministik dan distibusi pemintaan nomal, sedangkan [Fenny, 4] untuk distibusi eksponensial. Model (Q,,L) dengan baang cacat dibahas [Wu, 1], [Sukmana,dkk 5] membahas model untuk infomasi pemintaan lengkap dan pasial.. Fomulasi Model.1 Notasi-notasi Waktu Notasi-notasi yang digunakan adalah sebagai beikut: D : Rata-ata banyak pemintaan pe tahun. A : pengadaan baang pe siklusnya h : simpan baang baik pe unit pe tahun h : simpan baang cacat pe unit pe tahun. (h <h) Q : Banyak baang yang dipesan dalam satu kali pemesanan. Y : Banyak baang cacat, bedistibusi Binomial(Q,p) p : poposi baang cacat p [,1 ), bedistibusi Beta. : Titik dimana pada saat tingkat pesediaan mencapai titik dilakukan pemesanan. L : Waktu pengiiman baang ( lamanya waktu antaa pemesanan dan baang tiba). : Poposi tejadinya back ode, dan 1- adalah poposi lost sales, [,1]. : denda / penalti yang haus dibaya kaena tejadi kekuangan pesediaan. : Kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang hilang kaena lost sales. v : pemeiksaan pe unit.

7 X : Rata-ata pemintaan selama waktu ancang (vaiabel acak). x : max{x,}. Model Pesediaan Ekspektasi biaya total pesediaan petahun diasumsikan tedii dai komponenkomponen: biaya pemesanan, biaya simpan baang bemutu baik, biaya simpan baang cacat, biaya kekuangan pesediaan, dan biaya pemeiksaan (inspeksi). Selama selang peencanaan setahun, ata-ata banyaknya siklus adalah 1 ET ( ) dengan ata-ata panjang setiap siklus adalah: E Q Y E T (1) D Beikut akan dibahas uaian masing-masing komponen biaya: pemesanan pemesanan petahun dihitung bedasakan ekspektasi fekuensi pemesanan selama satu tahun dikalikan dengan biaya (tetap) untuk setiap kali melakukan pemesanan. D A = D A () E Q Y Q E( Y ). simpan baang mutu baik untuk menyimpan baang bemutu baik petahun dihitung bedasakan pekalian ekspektasi banyaknya baang yang disimpan dalam satu siklus dengan ekspektasi fekuensi pemesanan dalam satu tahun dan biaya simpan baang pe unit petahun sama dengan: ( Q Y) Q Y D E. L 1 E X.. h D E( Q Y) Q QE( Y ) E( Y ) = h h[ L (1 ) E( X ) ] (3) ( Q E( Y )) di mana ( 1 ) E( X ) adalah banyaknya baang yang dikembalikan akibat pelanggan membatalkan pesanan (lost-sales). simpan baang cacat yang dikeluakan untuk menyimpan sementaa baang cacat hasil pemeiksaan sebelum dikembalikan kepada pemasok pada siklus beikutnya dihitung bedasakan ekspektasi jumlah baang usak dikalikan biaya simpan baang usak peunit petahun: ( Q Y ) D E( Y ) E( Y ) E Q h' = h' Q h' (4) D E( Q Y ) Q E( Y ) Q E( Y ) kekuangan pesediaan untuk membaya denda akibat peusahaan tidak dapat memenuhi pemintaan. Pada kasus lost-sales juga kehilangan kesempatan untuk mempeoleh keuntungan kaena pelanggan membatalkan pesanan. Ekspektasi biaya kekuangan petahun adalah: D E X D 1 = 1 E X (5) E Q Y Q E Y pemeiksaan (inspeksi)

73 yang haus dikeluakan untuk memeiksa kualiatas baang yang dipesan. Ekspektasi biaya pemeiksaan petahun adalah: DvQ DvQ = (6) EQ Y Q EY Sehingga ekpektasi biaya total petahun dapat ditulis: AD h Q E QY E Y EAC( Q, ) h. L 1 E X E Q E Y E Q E Y EY EY D 1 E X h' Q h' EQ EY EQ EY EQ EY DvQ (7) E Q E Y Banyaknya baang usak (Y) meupakan vaiabel acak bedistibusi Binomial dengan paamete Q dan p, sedangkan poposi baang usak (p) untuk setiap lot bebeda-beda mengikuti distibusi tetentu, sehingga ekspektasi Y adalah: E Y p QE p (8) dan vaiansi Y adalah: Va Y p QE p 1p (9) atau E Y Q E p QE p 1 p (1) Diasumsikan p bedistibusi Beta(s, dengan ataan E( p) s ( s dan vaiansi Va( p) st s t ( s t 1) Subsitusikan pesamaan (8) dan (1) ke pesamaan (7), menjadi pesamaan: AD h Q E p E p E p1 p EAC Q, Q 1 E p Q 1 E p 1E p 1E p E p1 p h. L 1 E X h' Q 1 1 E p 1 E p E p D 1 E X Dv (11) Q 1 Pesamaan (11) memuat bentuk E ( X ) yang begantung pada distibusi pemintaan. 3. Optimisasi 3.1 Distibusi Nomal Bila pemintaan bedistibusi nomal dengan ataan (mean) L L dan simpangan baku L L maka titik pemesanan kembali ditulis:

74 L k L. Ekspektasi jumlah kekuangan dinyatakan dalam pesamaan : E X X f X, dx, (1) Vaiabel x diubah menjadi t menggunakan tansfomasi t ( x L) L, sehingga: L L E( X ) ( t L L ) f ( t L L,,1) Ldt (13) Misalkan t ( L) L substitusikan L L kedalam (13), maka E( X ) ( t ) L f ( t L L,,1) Ldt (14) Vaiabel X diubah menjadi vaiabel t, sehingga pesamaan (14) menjadi: dengan Jacobian 1 (15) E( t ) ( t ) L f ( t L L,,1) J Ldt J dx dt L Sehingga dapat ditulis : E( t ) L ( t ) f ( t L L,,1) dt (16) Kaena t bedistibusi Nomal baku maka (16) dapat ditulis : E( t ) L ( t ) ( dt L t( dt ( dt dengan (.) fungsi kepadatan peluang nomal baku. Pesamaan (17) disedehanakan: Bukti: (17) ( i ) t ( dt ( ) (18a) (ii) ( dt [1 ( )] ( ) (18b) (i). E( t ( dt t( dt t( dt sehingga, t ( dt t( dt dengan () t fungsi kepadatan nomal baku. t 1 t ( dt te t Misalkan u, maka: dt

75 (ii). ) dt ( dt atau 1 u 1 u t( dt e du e ( ) ( t ( dt 1 ( dt 1 ( dt ( ) dimana ( ) ( dt fungsi distibusi kumulatif nomal baku Substitusikan kedalam (17), dipeoleh: E( t ) L( ) (19) dengan ( ) ( ) ( ). Kemudian substitusikan kedalam pesamaan (11). Nilai Q dan yang meminimumkan biaya, dicai melalui tuunan petama dan kedua dai ekspektasi total biaya EAC(Q,) tehadap vaiabel Q dan k. dan EAC( Q, k) AD h E p E p = 1 E p Q Q 1 E p 1 E p D 1 E p1 p L k h' Q 1 E p 1 E p EAC Q k AD D 3 3, [ (1 )] L ( k) Q Q [1 E( p)] Q [1 E( p)] sehingga untuk suatu nilai k yang tetap, ekspektasi biaya total adalah fungsi konveks. Dai pesamaan () dipeoleh nilai Q yang optimal adalah: Q * DA 1 L k 1 ' 1 h E p E p h E p p Dengan menggunakan atuan Leibnit pada pesamaan (1) dipeoleh: E ' ( X ) X f X L L dx,, f X,, L L dx = - P ( k ) () dimana k PZ k dan Z adalah vaiabel acak dai distibusi Nomal baku. P () (1)

76 Tuunan petama tehadap k adalah: EAC Q, k D 1 1 L h L h LP k P k k Q 1 E p kemudian disedehanakan menjadi: h P k (3) D h1 Q 1 E 1 p Kemudian dicai nilai k yang optimum yang memenuhi pesamaan () dan (3), hasilnya * * digunakan untuk mencai optimum menggunakan umus L k L. Solusi pesamaan () dan (3) tidak mudah diselesaikan secaa langsung, tetapi cukup mudah diselesaikan secaa iteatif menggunakan algoitma beikut: Algoitma : 1) Mulai dai 1 k s, hitung nilai dai ) Hitung Q1 dengan menggunakan pesamaan (1). 3) Substitusi nilai 1 4) Nilai 1 menggunakan pesamaan (19) k 1 Q ke dalam pesamaan (3) dipeoleh nilai dai P k. P k digunakan untuk mencai nilai dai k yang dipeoleh dai nilai inves dai 1- P k pada distibusi nomal baku. Ulangi langkah 1) - 4) sampai dipeoleh nilai Q dan k yang hampi tetap, nilai tesebut menjadi * * Q* dan k* optimal, nilai * dihitung menggunakan umus L k L. 3. Distibusi Eksponensial Bila pemintaan bedistibusi Eksponensial dengan paamete,nilai Q* memenuhi : 1, _ D Fexp L Q (4) _ h 1 E p 1 1 F exp, L dengan _ 1 F exp, L exp[ ] dx (5) L L Sedangkan nilai * memenuhi pesamaan: _ 1 1 1 1, exp g A E X h E p F L _ h D 1 Fexp, L 1 E p E p h ' E p 1 p 1 1 E X e dan..l dimana 1 (6)

f(x) Winoto Buwono, Agus Sukmana 77 4. Contoh Numeik Data di bawah ini akan diteapkan ke dalam model untuk dianalisa : D = 6 unit/tahun; A = $ untuk setiapkali pesan; h = $ peunit/tahun; v = $1.6 peunit ; h = $1 peunit petahun; = $5 pe unit; = $15 pe unit; L = 4 dan 8 minggu. Poposi baang cacat p diasumsikan bedistibusi Beta(3,1), sehingga p, p, 5 E. Gamba mempelihatkan peluang tebesa tejadi disekita p=,. Gafik Distibusi Beta (3, 1) E dan 4 3 1 4.1 Distibusi Nomal Gamba. fungsi kepadatan peluang Beta (3,1) Semakin besa poposi pelanggan yang memilih kebijakan backode (yang memilih kebijakan lost-sales semakin kecil) dapat menuunkan nilai *, ini tejadi kaena penalti untuk backode lebih kecil dibandingkan lost-sales. Sedangkan biaya total semakin menuun, akibat langsung dai menuunnya biaya simpan. Lamanya waktu tunggu bepengauh lebih besa pada * dibandingkan dengan Q*, kaena tingkat pesediaan * dipesiapkan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu, peningkatan sebesa kali untuk waktu tunggu meningkatkan * hampi dua kalinya (lihat Tabel 1) Tabel 1. Hasil pehitungan untuk pemintaan bedistibusi Nomal β poposi Back ode L Q* * Pesan Simpan Kekuangan Total 8 17 134 379.55 163.96 139.8 4683.33 4 13 76 466.83 1959.37 99. 455.41.1 8 17 134 378.88 15. 141. 467.1 4 13 75 466.35 195.89 1. 4517.46. 8 17 133 378.14 138.91 14.8 4659.84 4 13 75 465.81 1941.58 11.35 458.73.3 8 17 13 377.3 14.39 144.58 4646.7 4 13 74 465.19 1931.8 1.6 4499.9.4 8 18 131 376.33 18.15 146.63 4631.1 4 13 74 464.49 1919.75 14.9 4488.33.5 8 18 131 375.1 89.75 149.3 4613.98 4 13 73 463.66 196.69 15.81 4476.16 Sambungan Tabel 1...4.6.8 1 x

78 β poposi Back ode L Q* * Pesan Simpan Kekuangan Total.6 8 18 19 373.86 68.56 151.89 4594.3 4 13 7 46.68 1891.65 17.85 446.18.7 8 18 18 37.1 43.66 155.4 4571.8 4 13 71 461.48 1873.97 11.37 4445.81.8 8 18 16 37.1 13.59 159.87 4543.58 4 13 7 459.95 185.61 113.57 446.1.9 8 18 14 367.3 1975.8 165.87 459. 4 133 69 457.89 185.78 117.87 441.54 1 8 19 1 363.5 195.5 174.6 4463.35 4 133 67 454.9 179.3 14.13 4369.6 4. Distibusi Eksponensial Kaakteistik model untuk distibusi pemintaan eksponensial hampi sama dengan distibusi pemintaan nomal yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sedangkan pebedaannya teletak pada nilai Q* dan * yang nilainya hampi dua kali lipat nilai untuk distibusi nomal. (lihat tabel ) Tabel. β poposi backode L Q* * Pesan Simpan Kekuangan Total 8 34 33 184.9 795.83 179.3 176.36 4 177 174 139.76 4416.7 91.74 7458.1.1 8 34 315 1839.99 6949.4 1791.68 158.9 4 178 17 139.57 4343.81 9.9 7385.6. 8 35 38 1839.647 679.1 1793.38 143.3 4 178 166 139.34 464.63 9.96 736.94.3 8 35 99 1839. 6615.74 1795.41 15.36 4 178 16 139.8 4178.4 93.74 7.86.4 8 35 89 1838.7 643.7 1797.9 159.86 4 178 157 138.75 48.46 94.71 715.9.5 8 35 79 1838.6 68.38 18.99 9847.4 4 178 15 138.35 3975.83 95.9 7.8.6 8 35 66 1837.4 5965.1 184.95 967.31 4 178 146 137.84 3855.6 97.4 69.5.7 8 36 5 1836.15 5684.86 181.1 9331. 4 178 139 137.15 3716.5 99.45 6763.13.8 8 36 36 1834.65 5354.9 1817.51 96.45 4 178 131 136. 3553. 91.4 661.65.9 8 37 16 183.4 4951.6 188.36 861.5 4 178 11 134.83 3354.61 916.36 645.8 1 8 39 19 188.8 4434.8 1846.15 819.75 4 179 18 13.58 311. 93.8 6156.88 5. Penutup 5.1 Kesimpulan - Distibusi pemintaan sangat bepengauh tehadap nilai Q dan yang optimum. - Distibusi pemintaan menentukan ataan jumlah kekuangan pesediaan E ( X ) sebagai konsekuensinya untuk setiap distibusi memelukan umus tesendii untuk mencai Q dan

79 yang optimum (bandingkan umus (3) untuk distibusi nomal dan (6) untuk distibusi eksponensial yang memiliki bentuk yang sangat bebeda). - total bekuang seiing meningkatnya poposi backode. 5. Saan pengembangan Dalam paktek tidak telalu mudah untuk mengenali distibusi pemintaan dan juga menuunkan umus-umusnya. Oleh kaena itu pelu dikembangkan model sedehana untuk mengakomodasi bebagai kasus distibusi pemintaan tetapi memiliki solusi yang cukup dekat pada solusi eksaknya. Dafta Pustaka [1] M. Ben-Daya dan M.Haiga, 1999, Some Stochastic Inventoy Models with Deteministic Vaiable Lead Time, Euopean Jounal of Opeational Reseach, 113, p. 4-51. [] W.Buwono, 5, Model pesediaan (Q,, L) untuk poduk yang memuat baang cacat dengan infomasi pemintaan lengkap, Skipsi Juusan Matematika Univesitas Paahyangan. [3] W.J. Hopp, dan M.L. Speaman, M.L., 1996, Facto Physics: Foundations of Manufactuing Management, Richad D. Iwin. [4] A.Sukmana, W.Buwono, Y.Aman, dan Fenny, 5, Model Matematika untuk Sistem Pesediaan (Q,,L), dipesentasikan pada Semina Nasional Matematika 5 di Univesitas Pendidikan Indonesia Bandung, Agustus 5 [5] K.S. Wu dan L.Y. Ouyang, 1, (Q,,L) Inventoy Model with Defective Items, Computes and Industial Engineeing, 39, p.173-185 [6] Fenny, 4, Model Pesediaan (Q,, L) dengan Infomasi Pemintaan Lengkap dan L Deteministik, Skipsi Juusan Matematika, Univesitas Paahyangan.