AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kewajiban Dikelompokkan Menjadi :

HUTANG JANGKA PENDEK DAN AKUNTANSI UNTUK GAJI DAN UPAH

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN

Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Sifat Kewajiban Lancar (The Nature of Current Liabilities)

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

Pertemuan Ketiga PIUTANG

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Oleh. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM.

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

KEWAJIBAN. penyerahan kas, barang, atau jasa. KLASIFIKASI KEWAJIBAN pendek). 2. Kewajiban jangka panjang.

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

INVESTASI SEMENTARA & INVESTASI JANGKA PANJANG

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

By Muhammad Luthfi, S.E., M.Si. ; HP ;

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG

Pertemuan: 14 LIABILITIES. (Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

V. PENUTUPAN BUKU BESAR

Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.:

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

UTANG JANGKA PENDEK (CURRENT LIABILITIES)

Ill. SIKLUS AKUNTANSI

Penerimaan utang 1 November 2015 Kas Utang bank Penyesuaian per 31 Desember 2015 Beban Bunga Utang bank

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

Dosen: Adhi Prakosa, M. Sc

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA. DASAR-DASAR AKUNTANSI Eka Dewi Nurjayanti, S.P.,M.Si

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN

PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Branch Management. Finance for Non Finance. Facilitated By PT. Suzuki Indomobil Sales October 2015

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Gambar 14-1 Contoh Wesel

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

BEA MATERAI. Pengenaan pajak atas dokumen

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

Ilustrasi TAX PLANNING. Oleh BAMBANG KESIT

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JUMLAH AKTIVA

ANGGARAN. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

RINGKASAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

2. Pinjaman (kredit) dari bank dan investasi oleh pemilik adalah: a. Kewajiban c. Hak (klaim atas) kekayaan b. Modal d. Aktiva

L/R Buku Jurnal. Neraca

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah:

JAWABAN SOAL LATIHAN PRAKTIKA AKUNTANSI KEUANGAN II CHAPTER 13 : CURRENT LIABILITIES & CONTINGENCIES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

8 March Wiryanto, Bahan Diskusi Kuliah Manajemen Farmasi Komunitas/Apotik

Transkripsi:

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita pelajari Seperti Utang dagang, utang wesel, utang gaji, utang pajak, dan pendapatan diterima di muka

Hampir semua industri (perusahaan), baik perusahaan kecil maupun besar, pada umumnya mempunyai kewajiban (utang) Utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa di waktu yang akan datang. Contoh: Kewajiban yang timbul dari pembelian secara kredit, peminjaman uang dari bank, kewajiban membayar gaji, kewajiban membayar pajak, dll.

Kewajiban dikelompokkan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

Apa itu kewajiban lancar? Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu 1 tahun atau siklus operasi normal perusahaan, dan (2) dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain.

Kewajiban lancar meliputi utang wesel, utang dagang, pendapatan diterima di muka, dan biaya yang masih harus dibayar seperti utang gaji, utang pajak, dan utang bunga. Perusahaan harus selalu memperhatikan besarnya kewajiban lancar dalam hubungannya dengan jumlah aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki kewajiban lancar lebih besar dari aktiva lancar berada pada posisi yang mengkhawatirkan, karena ada kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan dapat melunasi kewajiban yang segera harus dibayar.

Oleh karena itu manajemen, kreditur, dan investor biasanya memberikan perhatian khusus pada jumlah modal kerja (aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar), perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar disebut dengan rasio lancar (current ratio) Contoh: PT. ABC melaporkan bahwa perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp 21.000.000 dan kewajiban lancar Rp 15.000.000, maka modal kerja perusahaan tersebut adalah Rp 6.000.000 (Rp 21.000.000 Rp 15.000.000), dan rasio lancar-nya 1,4 : 1. Angka tersebut menggambarkan bahwa PT. ABC akan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya.

JENIS-JENIS KEWAJIBAN LANCAR Utang wesel Kewajiban yang didukung dengan bukti tertulis secara formal, dalam bentuk wesel atau promes, disebut utang wesel atau wesel bayar. Wesel bisa dibuat dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Apabila jangka waktu wesel kurang dari 1 tahun, maka wesel tersebut digolongkan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek. Wesel bisa berbunga dan tidak berbunga.

Wesel berbunga Bank Duta menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar Rp 10.000.000 pada tanggal 1 Oktober 2002. Untuk itu bank meminta kepada CV. Progo untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12% dan berjangka waktu 4 bulan. Jurnal 2002 Okt 1 Kas Rp 10.000.000 Utang wesel. Rp 10.000.000 (Untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%, 4 bulan)

Seandainya tahun buku CV. Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang bunga, sebesar Rp 300.000 (Rp 10.000.000 x 12% x 3/12) Jurnalnya: 2002 Des 31 Biaya bunga.. Rp 300.000 Utang Bunga.. Rp 300.000 (Untuk mencatat biaya bunga wesel selama 3 bulan)

Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1 Februari 2003 (tanggal jatuh wesel) 2003 Feb 1 Utang wesel Rp 10.000.000 Utang bunga. Rp 300.000 Biaya bunga.. Rp 100.000 Kas. Rp 10.400.000 (Untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)

Wesel Tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan. Sebenarnya wesel tersebut tetap mengandung bunga, karena peminjam diwajibkan membayar jumlah yang lebih besar pada tanggal jatuhnya dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang diterimanya.

Contoh: CV. Progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 10.400.000,00, jangka waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk Bank Duta. Nilai tunai wesel Rp 10.000.000 Jurnalnya: 2002 Okt 1 Kas. Rp 10.000.000 Diskonto Utang wesel Rp 400.000 Utang wesel. Rp 10.400.000 (untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 4 bulan, tanpa bunga)

Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening Utang wesel. Dalam contoh, jumlah diskonto sebesar Rp 400.000 merupakan biaya peminjaman uang selama 4 bulan. Oleh karena itu biaya tersebut harus dibebankan sebagai biaya bunga selama jangka waktu wesel.

Seandainya CV. Progo menyusun laporan pada tanggal 31 Desember 2002, harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui biaya bunga selama tahun 2002 dan mengurangi saldo rekening Diskonto Utang Wesel sebesar Rp 300.000 (3/4 X Rp 400.000) 2002 Des 31 Biaya Bunga.. Rp 300.000 Diskonto Utang Wesel.. Rp 300.000 (untuk mencatat bunga selama 3 bulan)

Dengan adanya jurnal penyesuaian diatas maka saldo Rekening Diskonto Utang wesel tinggal Rp 100.000 (Rp 400.000 Rp 100.000) Penyajian utang wesel dan diskonto utang wesel pada neraca Utang wesel Rp 10.400.000 Dikurangi: Diskonto Utang Wesel.. (Rp 100.000) Rp 10.300.000

Pada tanggal jatuh wesel, rekening Diskonto Utang Wesel akan bersaldo nol, dan nilai jatuh wesel dibayar. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Februari 2003 untuk mengakui bunga 1 bulan dan pembayaran utang wesel 2003 Feb 1 Utang wesel.. Rp 10.400.000 Biaya bunga Rp 100.000 Diskonto Utang wesel. Rp 100.000 Kas Rp 10.400.000 (Untuk mencatat bunga satu bulan dan melunasi wesel)

Perbandingan Wesel Berbunga dengan Wesel Tak Berbunga Sebenarnya tidal ada wesel yang tidak berbunga Wesel Berbunga Wesel Tak Berbunga Laporan L/R Laporan L/R Biaya Bunga Rp 300.000 Biaya Bunga Rp 300.000 Neraca Neraca Utang Wesel Rp 10.000.000 Utang wesel Rp 10.400.000 Utang Bunga Rp 300.000 Diskonto wesel Rp 100.000 Rp 10.300.000 Rp 10.300.000

Utang Pajak Barang dan jasa yang kita beli/kita peroleh sering dikenai pajak atas barang/jasa yang kita peroleh. Contoh: Tanggal 25 Maret 2002 PT. Kelud menjual barang seharga Rp 10.000,00. Atas penjualan tersebut PT. Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%, sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp 11.000,00 Jurnal : 2002 Maret 25 Kas.. Rp 11.000,00 Penjualan.. Rp 10.000,00 Utang Pajak.. Rp 1.000,00 (Untuk mencatat penjualan dan utang PPN)

Pendapatan diterima di muka Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran di muka atas baang atau jasa yang penyerahannya akan dilakukan di waktu yang akan datang. Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang/jasa diserahkan ke pembeli, harus diberlakukan sebagai utang, karena penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa diwaktu yang akan datang. 2002 Contoh: Tanggal 1 Desember 2002, CV Serayu menerima pesanan 400 buah kursi kuliah dari PT. Merbabu dengan harga Rp 10.000/buah. Pada tanggal tsb PT. Merbabu membayar uang muka sebesar Rp 2.500.000 Jurnalnya CV. Serayu: Desember 1 Kas.. Rp 2.500.000 Pendapt. Diterima Dimuka. Rp 2.500.000

Pada tanggal 31 Desember 2002, CV Serayu menyerahkan 100 buah kursi sebagai penyerahan tahap 1. Jurnalnya: 2002 Des 31 Pendapt. Diterima dimuka. Rp 1.000.000 Penjualan Rp 1.000.000 Selain jurnal diatas CV. Serayu juga membuat jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan : 2002 Des 31 Harga Pokok Penjualan. Rp xxx Persediaan.. Rp xxx

Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun ini Perusahaan kadang-kadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang jatuh temponya (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih dari 1 tahun sejak tanggal neraca. Contoh: PT Kerinci pada tanggal 1 Juni 2000 menerima pinjaman jangka panjang dari Bank Nusantara. Pada tanggal tersebut ditandatangani sebuah promes yang bernilai nominal Rp 25.000.000,00 dengan jangka waktu 5 tahun. Dalam perjanjian ditetapkan bahwa promes tersebut harus diangsur pada setiap tanggal 1 Januari (mulai angsuran 1 Januari 2000) sebesar Rp 5.000.000,00. Apabila PT. Kerinci menyusun neraca pada tanggal 31 Desember 2000, maka 1/5 bagian dari utang wesel tersebut (Rp 5.000.000) dilaporkan sebagai kewajiban jangka pendek.

Pelaporan dalam neraca Kewajiban lancar adalah kelompok kewajiban yang harus dilaporkan paling atas dalam neraca. Cara penyajian paling lazim dalam praktik, ialah mencantumkan utang wesel paling atas diikuti dengan utang dagang, dan berikutnya utang lancar lainnya.

Contoh pelaporan kewajiban lancar dalam neraca PT. Jaya Wijaya Neraca (Sebagian) Per, 31 Desember 2000 Kewajiban Lancar (dalam jutaan rp) Utang wesel.. Rp 362 Utang Dagang..Rp 1.498 Utang Gaji Rp 733 Utang Pajak.. Rp 356 Utang jangka panjang jatuh tempo dalam 1 tahun.. Rp 78 Utang Bunga Rp 190 Utang lain-lain. Rp 65 Jumlah kewajiban lancar.. Rp 3.482

Akuntansi Penggajian (Payroll) Kewajiban perusahaan kepada karyawan dalam bentuk upah dan gaji yang belum dibayar, kadang-kadang cukup besar jumlahnya. Lebih-lebih pada perusahaan yang mempunyai tenaga kerja yang cukup banyak jumlahnya. Selain gaji, perusahaan biasanya juga memberikan berbagai kompensasi berupa tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, dll. Dengan adanya berbagai komponen yang harus dibayarkan kepada karyawan, maka diperlukan akuntansi penggajian yang tepat, disertai pengawasan yang memadai.

GAJI DAN UPAH Gaji semua gaji dan upah yang dibayarkan perusahaan kepada karyawannya. Para manajer, pegawai administrasi dan pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap. Karyawan atau pegawai perusahaan lainnya, seperti pegawai urusan gudang atau pabrik, biasanya mendapat upah yang tarifnya dinyatakan dalam rupiah perjam, per unit produk, atau satuan lainnya. Kadang-kadang istilah gaji dan upah diartikan sama, sehingga istilah penggajian dianggap meliputi pengupahan.

Pentingnya Pengendalian Intern atas penggajian Tujuannya adalah : 1. Mengamankan kekayaan perusahaan dari pembayaran gaji yang tidak sah. 2. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayanya catatan akuntansi tentang pengajian. Kegiatan penggajian meliputi 4 fungsi: 1. Pengangkatan pegawai 2. Perhitungan waktu kerja pegawai 3. Pembuatan daftar gaji 4. Pembayaran gaji

Penghasilan Kotor Penghasilan kotor terdiri atas 3 sumber: 1. Upah 2. Gaji 3. Bonus

Upah dan Gaji: Total upah seorang pegawai dihitung dengan mengalikan tarif upah per jam dengan jam kerja yang bersangkutan Budiman telah bekerja 44 jam dalam minggu ini: Jenis Penghasilan Pembayaran Jam Tarif Kotor Biasa 160 Rp 2.500 Rp 400.000 Lembur 16 Rp 3.000 Rp 48.000 Total Upah Rp 448.000

Gaji pegawai umumnya didasarkan pada tarif perbulan atau per tahun.

Bonus Perusahaan kadang-kadang memiliki perjanian bonus dengan karyawannya. Mereka yang mendapat bonus umumnya personil-personil kunci dalam perusahaan. Perjanjian bonus bisa didasarkan pada bermacam-macam faktor, misalnya kelebihan penjualan diatas jumlah tertentu, atau laba bersih.

PT. Lawu memberi bonus kepada karyawannya sebesar 10% dari penjualan. Seandainya penjualan pada suatu tahun Rp 200.000.000, maka bonus yang dibayarkan kepada karyawan berjumlah Rp 20.000.000 (10% X Rp 200.000.000) Jurnal: Biaya Bonus Rp 20.000.000 Utang Bonus. Rp 20.000.000 Apabila bonus dibayarkan, maka rekening Utang Bonus di debet dan Kas dikredit

Potongan Gaji Potongan karyawan ada yang sifatnya wajib dan ada pula yang ditetapkan berdasarkan aturan intern dalam perusahaan Potongan wajib adalah potongan yang harus dilakukan oleh perusahaan atau penghasilan kotor para karyawannya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah. Contoh: Pajak penghasilan karyawan, iuran asuransi tenaga kerja, dll.

Pajak Penghasilan Karyawan Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan atau sebagai imbalan atas jasa. Wajib pajak PPh pasal 21 adalah wajib pajak dalam negeri meliputi: a. Pegawai, karyawan atau karyawati tetap. b. Pegawai, karyawan atau karyawati lepas c. Penerima honorarium d. Penerima upah, baik upah harian, upah borongan, maupun upah satuan.

Obyek PPh pasal 21 adalah penghasilan. Adapun penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh pasal 21: a. Penghasilan rutin bulanan, baik penghasilan pokok maupun tunjangan. b. Penghasilan tidak rutin bulanan dan yang biasanya diberikan sekali saja atau sekali setahun. c. Upah harian, mingguan, upah borongan d. Upah pensiun, uang pesangon, uang tabungan hari tua, dan pembayaran lain yang sejenis. e. Honorarium, komisi, atau pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan.

Penghasilan bersih karyawan Penghasilan kotor.. Rp 448.000 Dikurangi potongan: PPh pasal 21. Rp 16.426 Iuran Astek.. Rp 4.480 Iuran Koperasi.. Rp 1.000 Angsuran pinjaman.. Rp 5.000 Rp 26.906 Penghasilan bersih. Rp 421.094

DAFTAR GAJI Dalam daftar gaji dicantumkan penghasilan seluruh karyawan yang meliputi: Gaji kotor, potongan-potongan, dan pengahsilan bersih setiap karyawan untuk tiap periode pembayaran gaji dan upah.

Pencatatan Gaji dan Upah Berdasarkan daftar gaji yang telah disusun oleh bagian penggajian, bagian akuntansi akan mencatat biaya gaji dan upah untuk bulan Januari dengan jurnal sbb: DAFTAR GAJI BULANAN PT GUNUNG MAS.xls Jan 31 Biaya Gaji kantor. Rp 2.550.000 Biaya upah.. Rp 2.162.000 Utang Gaji & Upah... Rp 4.338.250 Utang PPh -Karyawan. Rp 296.700 Utang Astek-Karyawan.. Rp 47.000 Utang Koperasi-Kary... Rp 12.500 Piutang Karyawan Rp 17.500

Pada saat pembayaran Gaji & Upah Februari 1 Utang gaji & Upah Rp 4.338.250 Kas Rp 4.338.250

Biaya Tenaga Kerja yang menjadi Tanggungan Perusahaan Perusahaan kadang-kadang melakukan pengeluaran untuk kepentingan karyawan yang ditanggung sebagai beban perusahaan Hal ini timbul karena kebijakan perusahaan sendiri atau diharuskan oleh pemerintah. Pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan karyawan yang diharuskan pemerintah, misalnya ASTEK. Bagian dari ASTEK yang menjadi beban perusahaan adalah Asuransi Kecelakaan ( 28 permil), Tabungan Hari Tua (1,5%), dan Asuransi Kematian (0,5%)

Tarif Iuran Astek ini bila dibebankan ke perusahaan PT. Gunung Mas Asuransi kecelakaan : 28/1000 x Rp 4.712.000 = Rp 131.936 Tabungan hari Tua : 1,5% x Rp 4.712.000 = Rp 70.680 Asuransi Kematian : 0,5% x Rp 4.712.000 = Rp 23.560 Jumlah iuran Astek bln Jan yang menjadi beban perush. = Rp 226.176

Jurnal untuk mencatat biaya iuran Astek yang menjadi beban perusahaan 2000 Jan 31 Biaya Tenaga Kerja... Rp 226.776 Pada saat pembayaran ke PT. Astek : 2000 Utang Astek perush. Rp 226.776 Feb 5 Utang Astek Perush. Rp 226.776 Utang Astek Karyw.. Rp 47.120 Kas... Rp 273.296