MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT RENCANA KERJA ANGGARAN

PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI BARAT DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PADA TAHUN

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini merupakan hasil pemekaran ketiga (2007) Kabupaten Gorontalo. Letak

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 8 AKUNTANSI TRANSFER

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

Tahun Jumlah penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa/ km 2 )

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

, ,00 10, , ,00 08,06

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

8.1. Keuangan Daerah APBD

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas. Kedua aspek tersebut menjadi

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 02 AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA. potensi jasa dalam periode pelaporan yang. pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BUPATI GARUT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN KEUANGAN ( SKPD ) ( Per 31 Desember 2016 ) AUDITED

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 13 TAHUN 2009

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal.

LAPORAN KEUANGAN POKOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SABU RAIJUA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

Transkripsi:

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR Disusun oleh: Kelompok 8 Akuntansi Pemerintahan 1. Annisa Fitri (03) 2. Lily Radhiya Ulfa (18) 3. Wisnu Noor Fahmi (37) 4. Yossita Ayu Hartantri (38) Kelas : 6 L POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN 2016

DAFTAR ISI BAB I... 1 A. Gambaran Umum... 1 1. Sejarah... 1 2. Keadaan Geografis... 2 3. Transportasi... 2 4. Demografis... 3 5. Potensi Wilayah... 3 6. Pemerintahan dan Administrasi... 5 7. Kantor Pemerintahan Keuangan... 5 BAB II... 6 A. Overview Realisasi Anggaran... 6 B. Pembahasan... 8 1. Jurnal Finansial... 8 2. Jurnal Anggaran... 18 3. Asumsi Dasar... 26 ii

BAB I A. Gambaran Umum DATA DAN FAKTA Kabupaten Polewali Mandar (sering disingkat Polman) adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali Mandar adalah 455.572 jiwa. Ibu kotanya adalah Polewali yang berjarak 246 km dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. 1. Sejarah Sebelum dinamai Polewali Mandar, daerah ini bernama Kabupaten Polewali Mamasa disingkat Polmas yang secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Setelah daerah ini dimekarkan dengan berdirinya Kabupaten Mamasa sebagai kabupaten tersendiri, maka nama Polewali Mamasa pun diganti menjadi Polewali Mandar. Nama Kabupaten ini resmi digunakan dalam proses administrasi pemerintahan sejak tanggal 1 Januari 2006 setelah ditetapkan dalam bentuk PP No. 74 Tahun 2005, tanggal 27 Desember 2005 tentang perubahan nama Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar. Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu di antara 5 (lima) Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran ex-daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi 3 kabupaten atau daerah tingkat II yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959. Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan 22 Kabupaten/Kota Baru di seluruh wilayah provinsi, dua di antara kabupaten/kota itu adalah Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa. Mamasa merupakan 1

hasil pemekaran dari Daerah Tingkat II Polewali Mamasa, sehingga kedua onder afdeling Polewali dan Mamasa dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah, yaitu: Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa. 2. Keadaan Geografis Luas wilayah Polewali Mandar adalah 2.022,30 km² dan secara administrasi kepemerintahan, Polewali Mandar terbagi menjadi 16 kecamatan. Secara geografis, Kabupaten Polewali Mandar terletak antara 2 40 00-3 32 00 LU dan 118 40 27-119 32 27 BT. Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Majene, sebelah selatan berbatasan dengan laut, batas barat berbatasan dengan Kabupaten Majene, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mamasa dan Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Transportasi Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Sarana jalan sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Melalui jalan, mobilitas penduduk dapat difasilitasi sehingga roda ekonomi (arus barang dan jasa) juga turut lancar. Panjang jalan yang membelah daratan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004 sepanjang 1.266,1 km. jumlah ini mengalami peningkatan sepanjang 151,1 km dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor di dareah ini pada tahun 2004 mencapai 13.910 unit atau meningkat sebesar 26% dibanding 2

tahun 2003 yang hanya sebanyak 11.006 unit. Kendaraan bermotor di Polewali Mandar terdiri dari 386 unit mobil penumpang, 525 unit mobil truk, 1.131 unit bus dan 11.868 unit motor. Disamping transportasi darat, Kabupaten Polewali Mandar juga memiliki transportasi laut. Dinas Perhubungan mencatat bahwa kunjungan kapal di Kabupaten Polwali Mandar sepanjang tahun 2004 sebanyak 622 kunjungan yang semuanya merupakan pelayaran rakyat. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2003 yang mencapai 651 ton. Pada pelayaran rakyat tahun 2004, jumlah bongkar barang mencapai 13.248 ton. Jumlah ini meningkat sebesar 9.555 ton atau 258% dibanding tahun 2003 yang hanya sebesar 3.693 ton. Sementara jumlah muat barang pada tahun 2004 yang sebesar 277 mengalami penurunan sebesar 371 ton atau 57% dibandingkan tahun 2003 sebesar 648 ton. 4. Demografis Tahun 2004 penduduk berjumlah 360.382 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,58% per tahun. Jumlah penduduk tersebut terbagi dalam 77.157 rumah tangga. Kecamatan Campalagian merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 49.400 jiwa (13,37%) sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga, 4.761 jiwa (1,32%). Kepadatan penduduk rata-rata di Polewali Mandar sebesar 178 jiwa per km 2. 5. Potensi Wilayah 3

Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan berprospek cerah. Produksi padi di Polewali Mandar pada tahun 2004 sebesar 151.586,53 ton yang di panen dari areal seluas 30.249 ha atau rata-rata 5,01 ton per hektare. Yang berarti naik sekitar 6,42 % dibandingkan tahun 2003 yang menghasilkan 142.444,57 ton padi dengan luas panen 25.987 ha atau rata-rata produksi padi di daerah ini dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,4 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 148.611.12 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Adapun produksi jagung pada tahun 2004 sebesar 3.018,27 ton dengan luas panen 902 ha atau menghasilkan rata-rata 3,35 ton/ha. Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis Polewali Mandar juga memiliki potensi di sektor perkebunan. Luas areal tanaman perkebunan rakyat secara keseluruhan sebesar 81.276,12 ha. Dari luas ini. Sebesar 65.444,03 ha merupakan luas tanaman perkebunan rakyat yang paling menghasilkan. Data dari dinas terkait menyebutkan, bahwa pada tahun 2004 produksi tanaman perkebunan yang terbesar adalah kakao dan kelapa dalam masing-masing sebesar 30.146.67 ton dan 20.069,49 ton. Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama. Data dinas kehutanan 4

Polewali Mandar (2004) menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 72.814 ha yang terdiri dari 55.375 ha hutan lindung, 16,539 ha hutan produksi dan 900 ha merupakan cagar alam. Dari hutan tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2004 masing-masing mencapai 2.025.238 kubik dan 1,375 kubik. Selain itu Polewali Mandar juga masih memiliki banyak potensi di bidang peternakan, industri, pertambangan, serta perdagangan. 6. Pemerintahan dan Administrasi Untuk menunjang fungsi pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dikelola 5.885 Pegawai Negeri Sipil, Pegawai BUMN dan BUMD yang tersebar di berbagai dinas, kantor, badan dan sekretariat. Hingga tahun 2004, jumlah pegawai yang telah mangikuti Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan (Diklat Penjenjangan) sebanyak 595 orang, yaitu: ADUM/ADUMLA 425 orang, SPAMA/DIKLAT PIM III 120 orang dan SMAPEN/DIKLAT PIM II 50 orang. 7. Kantor Pemerintahan Keuangan Di Kabupaten Polewali Mandar, terdapat Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Polewali Mandar. KP2KP ini termasuk dalam Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara Kantor ini beralamat di Jalan Dr. Ratulangi (Poros Polewali), Kel. Darma, Kec. Polewali, Polewali Mandar. 5

BAB II PEMBAHASAN A. Overview Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Polewali Mandar 1. Perbandingan Anggaran dengan Realisasi Tahun 2012 a. Pendapatan Total pendapatan yang direncanakan sebesar Rp692.494.117.993,00 dan terealisasi sebesar Rp652.741.974.382,91, sisa pendapatan yang belum terealisasi sebesar Rp 39.752.143.610,09 atau realisasi capaian adalah sebesar (94,26 %). b. Belanja Belanja yang direncanakan pada Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp723.278.677.381,58 dan terealisasi sebesar Rp667.268.053.483,96 selisih realisasi sebesar Rp56.010.623.897,62 atau realisasi mencapai (92,26 %). c. Pembiayaan Pembiayaan ditargetkan sebesar Rp30.784.559.388,58 dan terealisasi sebesar Rp24.789.176.575,51 kemudian sisa yang tidak terealisasi sebesar Rp9.779.691.096,93 atau tingkat capaian kinerja sebesar (80,52 %). 2. Perbandingan Realisasi dari Tahun 2011 ke 2012 a. Pendapatan Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan sebesar Rp. 7.618.203.859,00 atau (20,13%), Dana Perimbangan mengalami kenaikan sebesar Rp. 6

164.066.249.477,00 atau (13,53%), demikian juga komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, naik sebesar Rp. 1.593.579.509,00 atau (40,71%). Sementara total pendapatan pada Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp. 173.278.032.845,00 atau (20,36%). b. Belanja Belanja pada Tahun Anggaran 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp. 169.549.388.591,96 atau (20,10%), komponen belanja tidak langsung juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 95.951.083.911,68 atau (14,12%), Sedangkan komponen belanja langsung mengalami kenaikan sebesar Rp. 73.598.304.680,28 atau (27,86%). c. Pembiayaan Namun demikian pada Pembiayaan Tahun 2012 mengalami penurunan dibanding dengan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 22.673.089.091,00 atau (14,24%), komponen Penerimaan Pembiayaan Daerah mengalami penurunan sebesar Rp. 26.173.089.091,00 atau (45,24%), sedangkan Pengeluaran Pembiayaan Daerah naik sebesar Rp. 3.500.000.000,00 atau (89,64%) dari tahun sebelumnya. Berbagai perubahan komposisi anggaran tersebut diatas dilatarbelakangi oleh kebijakan Pemerintah Daerah untuk melakukan penajaman prioritas program dan kegiatan pembangunan sebagai dampak meningkatnya besaran komponen belanja gaji pegawai. 7

Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi terkait dengan tidak tercapainya target fisik dan keuangan, adalah sebagai berikut : a. Kurang optimalnya pelaksanaan fungsi perencanaan, utamanya dalam penyusunan prediksi pendapatan asli daerah pada penyusunan perubahan anggaran tahun berjalan, sehingga realisasi pendapatan asli daerah masih sangat rendah. b. Terjadinya kenaikan belanja pegawai pada kelompok belanja tidak langsung merupakan realisasi belanja yang tidak dapat dihindari sebagai akibat kebijakan dari Pemerintah Pusat. B. Pembahasan 1. Jurnal Finansial JURNAL FINANSIAL Uraian Debit Kredit Januari Jurnal Anggaran PPKD Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 8

Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Februari Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 7.843.403.468 Kas di Kas Daerah 7.843.403.468 Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 RK SKPD 5.000.000.000 Kas di Kas Daerah 5.000.000.000 Belanja modal peralatan dan mesin RK SKPD 208.032.300,00 Kas di Kas Daerah 208.032.300,00 Belanja modal tanah Maret Kas di Kas Daerah 2.263.716.155 RK SKPD 2.263.716.155 Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 7.123.519.906 Pendapatan DBH LO 7.123.519.906 Penerimaan dana bagi hasil pajak 9

Kas di Kas Daerah 100.925.789 Pendapatan DBH LO 100.925.789 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 Kas di Kas Daerah 21.431.142.000 Pendapatan DAK LO 21.431.142.000 Penerimaan dana alokasi khusus RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Beban Bantuan Keuangan 9.279.664.246 Kas di Kas Daerah 9.279.664.246 Pengeluaran untuk belanja bantuan keuangan yang disalurkan secara LS April Kas di Kas Daerah 2.118.088.038 RK SKPD 2.118.088.038 Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 10

Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 RK SKPD 44.622.903.376,80 Kas di Kas Daerah 44.622.903.376,80 Belanja Gedung dan Bangunan Mei Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 40.130.084.129 Kas di Kas Daerah 40.130.084.129 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Juni Kas di Kas Daerah 3.018.288.206 RK SKPD 3.018.288.206 Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 7.123.519.906 Pendapatan DBH LO 7.123.519.906 Penerimaan dana bagi hasil pajak Kas di Kas Daerah 100.925.789 Pendapatan DBH LO 100.925.789 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam 11

Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 Kas di Kas Daerah 17.859.285.000 Pendapatan DAK LO 17.859.285.000 Penerimaan dana alokasi khusus Kas di Kas Daerah 1.981.880.875 Pendapatan Hibah LO 1.981.880.875 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Hibah Kas di Kas Daerah 5.708.367.903 Pendapatan Bagi Hasil Pajak LO 5.708.367.903 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 36.850.213.500 Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otsus - LO 36.850.213.500 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Dana Peny. Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 21.984.687 Pendapatan Lain-Lain LO 21.984.687 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Lain-lain RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 7.843.403.468 Kas di Kas Daerah 7.843.403.468 Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Beban Hibah 1.841.475.000 12

Kas di Kas Daerah 1.841.475.000 Pengeluaran untuk belanja hibah yang disalurkan secara LS Juli Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Agustus Kas di Kas Daerah 1.694.470.430 RK SKPD 1.694.470.430 Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 40.130.084.129 Kas di Kas Daerah 40.130.084.129 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 RK SKPD 10.072.667.229,00 13

Kas di Kas Daerah 10.072.667.229,00 Belanja Peralatan dan Mesin September Kas di Kas Daerah 4.527.432.309 RK SKPD 4.527.432.309 Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 8.548.223.887 Pendapatan DBH LO 8.548.223.887 Penerimaan dana bagi hasil pajak Kas di Kas Daerah 121.110.947 Pendapatan DBH LO 121.110.947 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 Kas di Kas Daerah 17.859.285.000 Pendapatan DAK LO 17.859.285.000 Penerimaan dana alokasi khusus RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Beban Bantuan Keuangan 9.279.664.246 Kas di Kas Daerah 9.279.664.246 Pengeluaran untuk belanja bantuan keuangan yang disalurkan secara LS Oktober Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 14

Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 7.843.403.468 Kas di Kas Daerah 7.843.403.468 Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 RK SKPD 29.748.602.251,20 Kas di Kas Daerah Belanja Modal Gedung dan Bangunan November Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 RK SKPD 40.130.084.129 Kas di Kas Daerah 40.130.084.129 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 RK SKPD 34.541.914.658,99 Kas di Kas Daerah 34.541.914.658,99 15

Belanja Modal Jalan, Irigasi,dan Jaringan RK SKPD 163.650.000,00 Kas di Kas Daerah 163.650.000,00 Belanja Aset Tetap Lainnya Desember Kas di Kas Daerah 2.239.121.640 RK SKPD 2.239.121.640 Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 5.282.004.361 RK SKPD 5.282.004.361 Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 1.722.826.175 RK SKPD 1.722.826.175 Penyetoran pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 3.069.006.610 RK SKPD 3.069.006.610 Penyetoran lain-lain PAD yang sah oleh SKPD Kas di Kas Daerah 5.698.815.924 Pendapatan DBH LO 5.698.815.924 Penerimaan dana bagi hasil pajak Kas di Kas Daerah 80.740.631 Pendapatan DBH LO 80.740.631 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Kas di Kas Daerah 40.416.519.000 Pendapatan DAU LO 40.416.519.000 Kas di Kas Daerah 14.287.428.000 Pendapatan DAK LO 14.287.428.000 Penerimaan dana alokasi khusus 16

Kas di Kas Daerah 1.981.880.875 Pendapatan Hibah LO 1.981.880.875 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Hibah Kas di Kas Daerah 5.708.367.903 Pendapatan Bagi Hasil Pajak LO 5.708.367.903 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 36.850.213.500 Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otsus - LO 36.850.213.500 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Dana Peny. Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 21.984.687 Pendapatan Lain-Lain LO 21.984.687 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Lain-lain RK SKPD 34.753.356.672 Kas di Kas Daerah 34.753.356.672 Beban Bunga 19.360.406 Kas di Kas Daerah 19.360.406 Beban Hibah 1.841.475.000 Kas di Kas Daerah 1.841.475.000 Pengeluaran untuk belanja hibah yang disalurkan secara LS Beban Bantuan Sosial 2.000.000 Kas di Kas Daerah 2.000.000 Pengeluaran untuk belanja bantuan sosial yang disalurkan secara LS Beban Bagi Hasil ke Pemerintah Desa 253.500.000 Kas di Kas Daerah 253.500.000 Pengeluaran untuk bagi hasil ke Pemerintah Desa yang disalurkan secara LS 17

2. Jurnal Anggaran JURNAL ANGGARAN Uraian Debit Kredit Januari Estimasi Pendapatan Estimasi Perubahan SAL Apropriasi Belanja Jurnal Anggaran PPKD 724.747.493.375,00 22.419.589.091,00 747.167.082.466,00 Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Februari Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 18

Maret Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 7.123.519.906 Pendapatan DBH LRA 7.123.519.906 Penerimaan dana bagi hasil pajak Estimasi Perubahan SAL 100.925.789 Pendapatan DBH LRA 100.925.789 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Estimasi Perubahan SAL 21.431.142.000 Pendapatan DAK LRA 21.431.142.000 Penerimaan dana alokasi khusus Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Belanja Bantuan Keuangan 9.279.664.246 Estimasi Perubahan SAL 9.279.664.246 Pengeluaran untuk belanja bantuan keuangan yang disalurkan secara LS April 19

Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Mei Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Juni Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 7.123.519.906 20

Pendapatan DBH LRA 7.123.519.906 Penerimaan dana bagi hasil pajak Estimasi Perubahan SAL 100.925.789 Pendapatan DBH LRA 100.925.789 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Estimasi Perubahan SAL 17.859.285.000 Pendapatan DAK LRA 17.859.285.000 Penerimaan dana alokasi khusus Estimasi Perubahan SAL 1.981.880.875 Pendapatan Hibah LRA 1.981.880.875 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Hibah Estimasi Perubahan SAL 5.708.367.903 Pendapatan Bagi Hasil Pajak LRA 5.708.367.903 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Bagi Hasil Pajak Estimasi Perubahan SAL 36.850.213.500 Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otsus - LRA 36.850.213.500 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Dana Peny. Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 21.984.687 Pendapatan Lain-Lain LRA 21.984.687 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Lain-lain Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 21

Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Belanja Hibah 1.841.475.000 Estimasi Perubahan SAL 1.841.475.000 Pengeluaran untuk belanja hibah yang disalurkan secara LS Juli Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Agustus Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 22

September Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 8.548.223.887 Pendapatan DBH LRA 8.548.223.887 Penerimaan dana bagi hasil pajak Estimasi Perubahan SAL 121.110.947 Pendapatan DBH LRA 121.110.947 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Estimasi Perubahan SAL 17.859.285.000 Pendapatan DAK LRA 17.859.285.000 Penerimaan dana alokasi khusus Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Belanja Bantuan Keuangan 9.279.664.246 Estimasi Perubahan SAL 9.279.664.246 Pengeluaran untuk belanja bantuan keuangan yang disalurkan secara LS Oktober Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 23

Pengeluaran untuk belanja pegawai langsung yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 November Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Pengeluaran untuk belanja barang dan jasa yang disalurkan secara UP Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Desember Penyetoran pendapatan pajak daerah oleh SKPD 24

Penyetoran pendapatan retribusi daerah oleh SKPD Penyetoran pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah oleh SKPD Penyetoran lain-lain PAD yang sah oleh SKPD Estimasi Perubahan SAL 5.698.815.924 Pendapatan DBH LRA 5.698.815.924 Penerimaan dana bagi hasil pajak Estimasi Perubahan SAL 80.740.631 Pendapatan DBH LRA 80.740.631 Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam Estimasi Perubahan SAL 40.416.519.000 Pendapatan DAU LRA 40.416.519.000 Estimasi Perubahan SAL 14.287.428.000 Pendapatan DAK LRA 14.287.428.000 Penerimaan dana alokasi khusus Estimasi Perubahan SAL 1.981.880.875 Pendapatan Hibah - LRA 1.981.880.875 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Hibah Estimasi Perubahan SAL 5.708.367.903 Pendapatan Bagi Hasil Pajak - LRA 5.708.367.903 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Bagi Hasil Pajak Estimasi Perubahan SAL 36.850.213.500 Pendapatan Dana Penyesuaian dan Otsus - LRA 36.850.213.500 Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Dana Peny. Bagi Hasil Pajak Kas di Kas Daerah 21.984.687 Pendapatan Lain-Lain - LRA 21.984.687 25

Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - Lain-lain Belanja Bunga 19.360.406 Estimasi Perubahan SAL 19.360.406 Belanja Hibah 1.841.475.000 Estimasi Perubahan SAL 1.841.475.000 Pengeluaran untuk belanja hibah yang disalurkan secara LS Belanja Bantuan Sosial 2.000.000 Estimasi Perubahan SAL 2.000.000 Pengeluaran untuk belanja bantuan sosial yang disalurkan secara LS Belanja Bagi Hasil ke Pemerintah Desa 253.500.000 Estimasi Perubahan SAL 253.500.000 Pengeluaran untuk bagi hasil ke Pemerintah Desa yang disalurkan secara LS 3. Asumsi Dasar a. PENDAPATAN 1) Pendapatan Asli Daerah a) Pendapatan Pajak Daerah disetorkan oleh SKPD setiap 4 bulan sekali dengan proporsi setiap penyetoran 35%, 28%, dan 37%; b) Retribusi Daerah realisasi sebesar disetorkan oleh SKPD setiap 3 bulan sekali dengan proporsi setiap penyetoran 15%, 20%, 30%, dan 35%; c) HPKDD disetorkan oleh SKPD pada akhir tahun; dan d) Lain-lain PAD yang sah disetorkan oleh SKPD pada akhir tahun. 2) Dana Perimbangan a) DBH diterima setiap bulan 3 bulan sekali dengan proporsi 25%, 25%, 30%, dan 20% 26

b) DAU diterima setiap bulan c) DAK diterima setiap 3 bulan sekali dengan proporsi 30%, 25%, 25%, dan 20% 3) Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Seluruh LPDS diterima setiap 6 bulan sekali dengan proporsi 50% : 50%. b. BELANJA 1) Belanja Tidak Langsung a) Belanja Pegawai disalurkan secara LS setiap bulan kepada SKPD; b) Belanja Bunga dibayarkan setiap bulan secara LS; c) Belanja Subsidi sesuai LRA realisasi 0%; d) Belanja Hibah disalurkan secara LS setiap 6 bulan; e) Belanja Bantuan Sosial disalurkan secara LS pada akhir tahun; f) Belanja Bagi Hasil disalurkan secara LS pada akhir tahun; g) Belanja Bantuan Keuangan kepada Prop/Kab/Kota dan Pemdes realisasi sebesar 100%, disalurkan secara LS pada bulan 3 dan 9; h) Belanja Tak Terduga realisasi sebesar 0% 2) Belanja Langsung a) Belanja Pegawai realisasi sebesar 98.53% dari anggaran sebesar Rp 23,881,265,000 (lihat CALK), diberikan secara UP kepada SKPD pada bulan 2, 6, dan 10; b) Belanja Barang dan Jasa realisasi sebesar 100%, diberikan secara UP kepada SKPD pada bulan 5, 8, dan 11; c) Belanja Modal realisasi sebesar Rp 124,357,769,815.99 diberikan secara UP kepada SKPD dengan jadwal sebagai berikut: i. Belanja Modal Tanah pada bulan Februari ii. Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada Februari sebesar Rp 5.000.000.000 dan bulan Agustus sisanya 27

iii. Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada bulan April dan Oktober dengan proporsi 60% dan 40% iv. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada bulan November v. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya pada bulan November 28