BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

PETA LOKASI PENELITIAN 105

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

7 KAPASITAS FASILITAS

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

VI. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI PELABUHANRATU. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

4. KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kota Banda Aceh Letak topografis dan geografis Banda Aceh

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

Lampiran 1. Peta Wilayah Tanjung Pasir ( Kecamatan Teluk Naga) Lokasi Penelitian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi yang memiliki delapan Desa atau Kelurahan diantaranya Desa Palabuhanratu, Citarik, Citepus, Cibodas, Pasirsuren, Cikadu, Tonjong, dan Buniwangi. Secara astronomi wilayah Palabuhanratu berada pada 106 0 31 BT 106 0 37 BT dan antara 6 0 57 LS 7 0 04 LS, secara administratif Kecamatan Palabuhanratu berbatasan langsung dengan Kecamatan Cikakak dan Cikondang di sebelah utara, Kecamatan Cimanggu disebelah timur, Kecamatan Simpenan di sebelah selatan dan Teluk Palabuhanratu sebelah Barat. Sungai besar yang melewati daerah Kecamatan dan menjadikan muara di pantai Perairan Palabuhanratu adalah Sungai Cipalabuhan, Citepus dan Cimandiri yang sekaligus sebagai garis perbatasan dengan Kecamatan Simpenan. Panjang pantai Perairan Palabuhanratu adalah 7,9 Km dengan jenis pantai berpasir Topografi wilayah Palabuhanratu bervariasi mulai dari daratan sampai berbukit, daratan landai terletak di sepanjang garis pantai dan sepanjang aliran sungai sampai dengan daerah perkotaan (Bappeda Kabupaten Sukabumi 2008). Kondisi iklim tropis di wilayah pesisir Teluk Palabuhanratu dipengaruhi oleh musim angin barat yang tertiup dari timur dan sebaliknya. Musim angin barat bertiup pada bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan musim angin timur berlangsung antara bulan Juni sampai bulan September. Suhu udara di Palabuhanratu berkisar antara 18 0-36 0 C dengan curah hujan 1.412 3.660 mm/tahun, sedangkan kelembaban udara berada pada kisaran 70 90%. Wilayah Palabuhanratu mempunyai ketinggian permukaan tanah berkisar antara 0 500 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan lahan antara 0 70%. Profil Teluk Palabuhanratu juga menyebutkan bahwa sumberdaya geologi pantai di pesisir Teluk Palabuhanratu umumnya sama dengan sumber daya geologi pantai barat dan selatan Jawa Barat, yaitu berupa bahan galian golongan C, seperti batu pecah, bentonit, krikil, lignit, dan pasir besi. Endapan pasir terutama dijumpai di bekas alur sungai purba yang dapat dipakai sebagai bahan bangunan. 23

24 Berdasarkan data kantor Kecamatan Palabuhanratu, penduduk Kecamatan Palabuhanratu berjumlah 101.072 jiwa yang terdiri dari 27.243 jumlah keluarga. Sedangkan jumlah desa di Kecamatan Palabuhanratu berjumlah 8 desa dengan jumlah dusun 26 dusun. Bila dilihat data yang ada kecamatan Palabuhanratu merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat dibandingkan dengan kecamatan lain di sekitar Teluk Palabuhanratu. Hal ini menujukan bahwa kemungkinan banyaknya variasi mata pencaharian di Kecamatan Palabuhanratu lebih banyak. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Palabuhanratu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Palabuhanratu Nama Desa/Kelu rahan Ekonomi Keluarga Data Situasi Ekonomi Jumlah Aktivitas Perekonomian 1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 2.4 Palabuhan 2.548 1.446 8.686 1.240 1.621 50 8.673 ratu Citarik 2.834 2.512 4.956 2.345 330 42 200 Citepus 3.152 3.780 2.680 1.262 183 51 479 Cibodas 767 388 2.424 1.360 12 131 21 Pasirsuren 169 1.452 1.984 615 4 214 135 Cikadu 180 1.762 2.326 1.500-200 299 Tonjong 1.081 87 1.781 274 53 139 842 Buniwangi 991 845 2.406 253 33 251 175 Jumlah 11.722 12.272 27.243 8.849 2.236 1.078 10.824 Sumber : Kecamatan Palabuhanratu 2012 (diolah) Keterangan : 1.1 : Jumlah Pra Keluarga Sejahtera 1.2 : Jumlah Keluarga Sejahtera 1 1.3 : Jumlah Keluarga 2.1 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang pertanian 2.2 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Nelayan 2.3 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Bangunan & Kontruksi 2.4 : Jumlah aktivitas ekonomi bidang Perdagangan, Hotel, dan Restoran

25 Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat yang beraktivitas di bidang perdagangan hotel dan restoran berjumlah 10.824 jiwa mendominasi mata pencaharian Kecamatan Palabuhanratu, hal ini dikarenakan Kecamatan Palabuhanratu merupakan pusat kota dari kawasan Teluk Palabuhanratu ini. Adapun masyarakat yang beraktivitas di bidang pertanian 8.849 jiwa dan yang beraktivitas di bidang nelayan sekitar 2.236 jiwa, dengan kata lain masyarakat Kecamatan Palabuhanratu telah memanfaatkan potensi yang ada dan ditunjang dengan visi Kecamatan Palabuhanratu yaitu Mewujudkan Masyarakat kecamatan Palabuhanratu yang Berakhlak Mulia, Maju, dan Sejahtera melalui Pengembangan Sumber Daya Alam dan Pariwisata. 4.1.1 Kegiatan Nelayan di Kecamatan Palabuhanratu Nelayan di Palabuhanratu tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia atau biasa disebut HNSI yang diketuai oleh Dede Ola. Organisasi ini berguna untuk menghimpun serta mendata nelayan yang masih aktif melaut. Organisasi ini juga bekerjasama dengan PPN Palabuhanratu dalam melakukan penyuluhan terhadap nelayan dalam memberikan informasi mengenai fishing ground, penanganan mutu ikan dll. Semakin berkembangnya nelayan Palabuhanratu tidak luput dari peran serta pemerintah. Oleh karena itu untuk menunjang kepentingan nelayan, PPN Palabuhanratu mendirikan perpustakaan dan balai tempat pertemuan nelayan. Balai pertemuan nelayan tersebut digunakan nelayan untuk berbagi informasi mengenai perkembangan perikanan di Palabuhanratu (Gambar 2). Gambar 2. Balai Pertemuan Nelayan

26 Jumlah nelayan yang menggunakan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu sebagai fishing base dari tahun 2008 sampai 2012 semakin bertambah. Bertambahnya nelayan yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai Fishing Base-nya selain karena fasilitas dan kemudahan dalam melaut, kemudian juga timbul adanya kesadaran dari masyarakat berupa pemanfaatan Sumber Daya Ikan (SDI) di Palabuhanratu. Perkembangan jumlah nelayan yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai fishing base disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Nelayan yang Menggunakan PPNP sebagai Fishing Base dalam Rentang Tahun 2008-2012 Tahun Nelayan (Orang) 2008 3.900 2009 4.453 2010 4.474 2011 4.569 2012 5.112 Sumber : Data Statistik PPNP 2012 (diolah) Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diuraikan bahwa dalam rentang tahun 2008-2012 yang tercatat di PPN Palabuhanratu bertambah dari tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah nelayan yang signifikan terjadi pada tahun 2012 dimana jumlah nelayan sebanyak 5.112 orang. 4.1.2 Perkembangan Perikanan Tangkap di Palabuhanratu Perkembangan perikanan tangkap di Palabuhanratu tidak lepas dari adanya peran serta dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP). Secara khusus, Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu menampung kegiatan masyarakat perikanan, terutama terhadap aspek produksi, pengolahan dan pemasaran, serta pembinaan masyarakat nelayan. Pelayanan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi meliputi; penyediaan basis (home base) bagi armada penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan hasil tangkapan, menyediakan suplai logistik bagi kapal-kapal ikan seperti air tawar, BBM, dan es

27 untuk perbekalan ke laut. Pelayanan terhadap nelayan sebagai sumber unsur tenaga peroduksi meliputi; aspek pemasaran dan aspek pembinaan masyarakat nelayan. Keberhasilan pembangunan perikanan dan kelautan juga sangat ditentukan oleh peran aktif masyarakat yang terdiri dari masyarakat nelayan, pengusaha, dll (PPNP 2012). Jenis armada penangkapan ikan yang terdapat di PPNP adalah jenis kapal motor dengan ukuran kapal < 10 GT s/d > 30 GT dengan berbagai macam alat tangkap seperti gill net, payang, jaring rampus, bagan, purse seine, pancing ulur, pancing tonda, tuna longline, pancing rawai dll. Jumlah kapal atau perahu motor tempel dan kapal motor lainnya yang beroperasi dari tahun 2008 sampai 2012 disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Armada Tangkap yang Beroperasi di Palabuhanratu dari Tahun 2008 sampai 2012 Jenis Kapal/Perahu (Unit) Tahun Kapal Motor Motor jumlah <10 GT 11-20 GT 21-30 GT >30 GT Sub jumlah Tempel 2008 102 7 52 69 230 416 646 2009 124 5 45 115 289 364 653 2010 315 8 77 91 491 446 837 2011 456 3 63 88 610 461 1.071 2012 224 4 141 53 442 903 1.747 Sumber: Data Statistik PPNP 2012 (diolah) Dari Tabel 4 di atas jumlah armada tangkap di Palabuhanratu dari tahun 2008 dampai 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk tahun 2012 perahu motor tempel mengalami kenaikan dari 461 menjadi 903 unit, sedangkan untuk jumlah kapal motor yang beroperasi berjumlah 422 unit mengalami penurunan dari jumlah asal 610 unit. Peningkatan jumlah armada tangkap yang beroperasi di Palabuhanratu dari tahun 2008 sampai 2012 lebih lengkap disajikan pada Gambar 3.

28 Sumber: Data Statistik PPNP 2012, (diolah) Gambar 3. Grafik Jumlah Armada Tangkap yang Beroperasional di Palabuhanratu dari Tahun 2008 sampai 2012 Berdasarkan Grafik 3, terlihat jumlah armada tangkap Palabuhanratu dari tahun 2008 sampai 2012 semakin meningkat. Bertambahnya jumlah armada tangkap dari tahun ketahun dikarenakan jumlah perahu motor tempel yang semakin banyak. Selain armada tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang diinginkan baik itu jenis ikan pelagis maupun demersal nelayan diperlukan pengetahuan tentang tingkah laku ikan, daerah penangkapan ikan (fishing ground) dan kemampuan menggunakan alat tangkap yang akan digunakan dalam operasional penangkapan ikan. Ada suatu konstruksi alat yang khusus untuk menangkap ikan tertentu seperti gill net yang merupakan salah satu alat tangkap untuk menangkap beberapa jenis ikan pelagis seperti tongkol, cakalang, tuna dan jenis ikan pelagis lainnya. Perkembangan jumlah alat tangkap yang beroprasi di Palabuhanratu berdasarkan jenisnya disajikan dalam Tabel 5.

29 Tabel 5. Perkembangan Jenis Alat Tangkap yang Beroperasi di Palabuhanratu dari Tahun 2008 sampai 2012 Tahun Alat Tangkap (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Rampus 35 110 56 24 338 563 Pancing 294 235 241 255 2.944 3.969 Payang 45 121 54 48 388 656 Bagan 200 23 65 270 148 706 Purse Seine 3 8 4 5 12 32 Gill Net 80 38 22 25 64 229 Rawai 7 7 2 6 6 28 Long Line 110 33 47 46 741 977 Sumber: Data Statistik Palabuhanratu 2012 (diolah) Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah Pancing dan Longline. Hal ini juga berkaitan dengan semakin banyaknya armada tangkap di bwah 10 Gt yang berada di Palabuhanratu. Produksi dan nilai produksi Perikanan tangkap juga merupakan hal yang sangat penting. Produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu berasal dari hasil tangkapan kapal-kapal domisili (Palabuhanratu) dan kapal-kapal pendatang yang diantaranya berasal dari Cilacap, Jakarta dan Binuangeun. Daerah penangkapan ikan bagi nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu antara lain Teluk Palabuhanratu, Cisolok, Ujung Genteng, perairan sebelah selatan Pulau Jawa dan barat Pulau Sumatera. Adapun data produksi dan nilai hasil produksi ikan lima tahun terakhir dari tahun 2008 sampai 2012 disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Data Produksi dan Nilai Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan di PPNP pada Tahun 2008 sampai 2012 Tahun Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp) 2008 4.580.683 42.562.536.675 2009 3.950.267 56.735.939.610 2010 6.744.292 144.701.150.000 2011 6.539.133 120.339.550.319 2012 8.846.526 183.439.608.741 Sumber : PPN Palabuhanratu 2012 (diolah)

30 Produksi ikan yang didaratkan mengalami fluktuasi dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 35,29 % dibanding produksi pada tahun 2011. Jumlah produksi ikan yang didaratkan pada tahun 2012 sebesar 8.846.526 kg. Peningkatan dan penurunan produksi dan hasil produksi di PPN Palabuhanratu disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Gambar 4. Grafik Produksi Ikan yang di Daratkan di PPNP pada Tahun 2008 Sampai 2012 Gambar 5. Grafik Nilai Produksi Ikan yang di Daratkan di PPNP pada Tahun 2008 Sampai 2012 Dengan melihat grafik di atas, terlihat jelas bahwa produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu pada periode 2008 sampai 2012 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan signifikan tersebut terjadi pada tahun 2012, hal ini dikarenakan jumlah armada tangkap nelayan di PPN Palabuhanratu yang semakin bertambah dan adanya ikan unggulan seperti ikan

31 tuna yang diekspor ke luar negeri. Ikan tuna merupakan yang terbesar produksinya dibandingkan dengan jenis ikan yang lain. Jenis ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu didominasi oleh jenis ikan cakalang, tongkol, tuna, layur, layaran dan tembang. Produksi ikan dominan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami fluktuasi. Berikut ini disajikan data produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu 5 tahun terakhir dari tahun 2008 sampai 2012 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Data dominasi jenis ikan yang didaratkan di PPN Jenis ikan Tahun Produksi (kg) Nilai Produksi (Rp) 2010 349.834 2.787.972.000 Cakalang 2011 864.739 8.082.567.850 2012 1.199.913 16.411.117.779 jumlah 2.414.486 27.281.657.629 2010 22.005 181.405.500 Tongkol 2011 563.051 3.722.791.000 2012 1.177.889 8.374.754.947 Jumlah 1.177.889 12.278.776.190 2010 4.773.125 127.750.020.000 Tuna 2011 3.502.497 93.387.337.350 2012 4.458.709 136.147.418.840 Jumlah 12.734.331 357.284.776.190 2010 23.104 87.788.000 Tembang 2011 91.575 294.999.500 2012 312.384 1.264.591.500 Jumlah 370.508 6.090.825.200 2010 41.423 512.642.000 Layaran 2011 9.569 140.226.500 2012 9.995 236.827.000 Jumlah 60.987 5.503.495.500 2010 36.730 556.035.500 Layur 2011 147.864 2.114.744.500 2012 185.914 3.420.045.200 Jumlah 370.508 6.090.825.200 Sumber: Data Statistik PPNP 2012 (diolah)

32 Jenis ikan pada Tabel 7 tersebut merupakan jenis ikan dominan yang berada di Palabuhanratu. Produksi ikan cakalang pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 38,76 % dibandingkan dengan tahun 2011, yang diikuti kenaikan naiknya produksi ikan cakalang, nilai produksi sebesar 103,4 %. Harga rata-rata ikan cakalang pada periode tahun 2012 senilai Rp 13.677,-/Kg. Sedangkan produksi jenis ikan tongkol mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 109,19 %. Kenaikan ini akibat aktivitas alat tangkap pancing tonda dan payang yang terus meningkat. Ikan tongkol ini merupakan salah satu target penangkapan alat tangkap pancing tonda dan jaring payang oleh nelayan di Palabuhanratu. Seperti yang tercantum pada Tabel 7 produksi jenis ikan tuna dan tembang mengalami fluktuasi. Produksi dan nilai produksi jenis ikan tuna mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 27,30 % dibanding tahun 2011 demikian juga nilai produksinya mengalami peningkatan sebesar 45,78 %. Harga rata-rata ikan tuna selama tahun 2012 senilai Rp 26.663,-/Kg. Produksi dan nilai produksi ikan tuna juga merupakan yang terbesar dibandingkan dengan jenis ikan yang lain. Hal ini dikarenakan jenis ikan tuna diekspor ke luar negeri seperti Jepang dan Korea. Produksi jenis ikan tembang pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 241,12 % diiringi dengan kenaikan nilai produksinya sebesar 238,67 %. Harga rata-rata jenis ikan tembang periode tahun 2012 senilai Rp 3. 221,-/Kg. Seperti yang tercantum pada Tabel 6 diatas, produksi jenis ikan layaran mengalami peningkatan sebesar 4,45 % pada tahun 2012, begitu pula dengan nilai produksinya naik sebesar 68,8 %. Harga rata-rata ikan layaran selama priode tahun 2012 senilai Rp. 23.694,-/Kg. Produksi ikan layur pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 25,73 % dibandingkan pada tahun 2011 dengan nilai produksinya naik sebesar 61,72 %. Harga rata-rata ikan Layur selama tahun 2012 Rp. 14.302,-/Kg. Kenaikan harga ikan diakibatkan karena kesadaran nelayan di lingkungan Palabuhanratu dan tuntutan pasar yang mengutamakan kualitas ikan hasil tangkapan, kondisi tersebut akan mengakibatkan taraf hidup nelayan meningkat.

33 Untuk lebih meningkatkan nilai jual hasil tangkapan ikan yang didaratkan di Palabuhanratu perlu diupayakan kembali mekanisme lelang dan pasar yang sehat, didukung oleh semua pihak yang terlibat khususnya pengelola TPI. Produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Palabuhanratu selain hasil tangkapan kapal-kapal perikanan yang mendarat di dermaga Pelabuhan juga berasal dari beberapa tempat pendaratan ikan yang dikirim melalui jalan darat seperti PPI Cisolok, PPI Loji, PPI Ujung Genteng, dan daerah lainnya seperti Binuangeun (Jawa Barat), Cilacap, dan Muncar (Jawa Tengah). Jenis ikan tersebut antara lain cakalang, tembang, layur, eteman, layaran dan tongkol. Jakarta merupakan daerah yang memberikan Kontribusi terbesar, karena jenis ikan yang didaratkan pantai Utara Jawa saling melengkapi dengan jenis ikan yang dihasilkan di Palabuhanratu (Pantai Selatan Jawa). Sehingga pada kondisi/musim tertentu saling membutuhkan, dimana ada beberapa jenis ikan dipantai Utara Jawa kurang sedangkan di pantai Selatan Jawa sedang musim. Akibatnya terjadi arus distribusi silang ikan dari Palabuhanratu ke daerah Jakarta dan sebaliknya. 4.2 Kawasan Wisata Bahari di Kecamatan Palabuhanratu Wisatawan yang datang berkunjung ke Palabuhanratu bertujuan untuk menikmati suasana Pantai. Tujuan lainnya adalah fasilitas air yang ada di Palabuhanratu seperti banana boat, selancar kecil (bogie), membeli ikan segar, melakukan aktivitas di pesisir, memancing dan mencicipi hidangan khas laut. Kecamatan Palabuhanratu memiliki empat obyek wisata bahari yang menjadikan daya tarik terhadap wisatawan untuk berkunjung diantaranya; di Pantai Karangsari, Pantai Citepus (Kebon Kalapa), Pantai Citepus 1, dan pantai Citepus ( Balai Desa). Masing-masing pantai tersebut mempunyai daya tarik tersendiri terhadap wisatawan yang berkunjung ke kawasan Palabuhanratu. Obyek wisata bahari yang berada di Kecamatan Palabuhanratu disajikan pada Tabel 8.

34 Tabel 8. Nama dan Jenis Obyek di Kecamatan Palabuhanratu Nama Kecamatan Nama Obyek Jenis Obyek Palabuhanratu Pantai Karangsari Pantai Citepus (Kebon Kalapa) Pantai Citepus I Pantai Citepus (Balai desa) Wisata Bahari Wisata Bahari Wisata Bahari Wisata Bahari Sumber : DISPARBUDPORA Palabuhanratu 2012 (diolah) Seperti yang terdapat pada Tabel 8 Kecamatan Palabuhanratu mempunyai empat jenis obyek wisata bahari diantaranya pantai karangsari yang terdapat di Desa Palabuhanratu. Pantai Karangsari merupakan tempat favorit wisatawan baik lokal maupun mancanegara, karena di Pantai Karangsari ini selain wisatawan disuguhi dengan pemandangan yang indah wisatawan juga bisa berenang dengan menggunakan selancar kecil (bogie) atau bermain banana boat yang bisa disewa di sekitaran pantai. Berikut adalah Gambar dari Pantai Karangsari Gambar 6. Pantai Karangsari Berbeda dengan Pantai Karangsari, sepanjang Pantai Citepus Kebon Kalapa, Pantai Citepus I, dan Pantai Citepus Balai Desa wisatawan selain dapat melihat pemandangan lautnya juga dapat menikmati hidangan ikan bakar yang berada dirumah makan sepanjang Pantai Citepus tersebut. Selain itu istri nelayan juga ikut andil dengan membuka warung-warung dan berjualan cinderamata berupa baju Pantai Palabuhanratu.

35 4.2.1 Sarana dan Prasarana Pariwisata Dinas PARBUDPORA Kabupaten Sukabumi selalu berupaya untuk meningkatkan perkembangan dalam hal bidang sarana dan Prasarana wisata yang merupakan sektor utama kepariwisataan di Kabupaten Sukabumi khususnya di Pantai Palabuhanratu. Adapun sarana dan prasarana yang ada di kawasan Palabuhanratu diantaranya : a). Perhubungan dan Transportasi Sarana perhubungan menuju kawasan Pantai Palabuhanratu sudah semakin membaik. Hal ini ditunjunkan dengan adanya perbaikan jalan utama disetiap tahunnya. Selain jalan utama, jalan kecamatan Palabuhnanratu juga mengalami perkembangan dari tahun ke tahun terbukti dengan adanya perbaikan jalan dengan cara pelebaran sisi jalan. Adapun trayek angkutan yang dapat diakses yaitu dengan menggunakan bus dari kota Sukabumi menuju Palabuhanratu. Terminal Palabuhanratu berada di pusat kota Palabuhanratu yang berdekatan dengan Tourism Information Centre Palabuhanratu, hal ini memudahkan wisatawan mancanegara yang datang dengan menggunakan bus umum untuk mencari informasi mengenai wisata di Pantai Palabuhanratu. Di kawasan Palabuhanratu jumlah sarana transportasi masih terbatas, angkutan umum yang ada di Palabuhanratu masih sedikit. Apabila jarak yang akan ditempuh dekat biasanya wisatawan menggunakan sepeda motor (ojek) sebagai alat transportasi mereka. Banyaknya wisatawan yang datang menggunakan alat transportasi pribadi menjadikan angkutan umum di Palabuhanratu relatif tidak banyak. b). Penginapan dan Restoran Kawasan pantai Palabuhanratu memiliki banyak restoran sebagai penunjang kebutuhan pokok wisatawan, restoran ini berada hampir sepanjang kawasan Pantai Palabuhanratu dengan harga yang bervariasi mulai dari yang ekonomis sampai cukup tinggi. Sarana penginapan di kawasan pantai Palabuhanratu menyediakan banyak fasilitas untuk menginap, fasilitas tersebut meliputi hotel dan losmen. Sepanjang kawasan Pantai Palabuhanratu terdapat hotel dengan harga yang bervariasi. Salah satu hotel yang terkenal di Pantai Palabuhanratu adalah Samudera Beach Hotel berbintang 4 ini menawarkan

36 berbagai kenyamanan dan fasilitas kepada para pengunjungnya. Hal yang membuat Hotel Samudera Beach ini istimewa dan menarik banyak pengunjung ke sana adalah sebuah kamar misterius bernomor 308. Menurut mitos yang dipercayai masyarakat kamar tersebut merupakan kamar peristirahatan terakhir Nyai Roro Kidul, nuansa kamar pun diatur sedemikian rupa dengan dominasi warna hijau yang dipercaya sebagai warna favorit Nyai Roro Kidul. Hal seperti ini juga menjadikan daya tarik wisatawan yang datang ke Pantai Palabuhanratu dan Hotel Samudera Beach. c). Tempat Perbelanjaan Pantai Palabuhanratu memiliki area perbelanjaan yang lengkap mulai dari perlengkapan rumah tangga sampai dengan perlengkapan lauk pauk seperti, pasar ikan segar maupun olahan yang tertata dengan rapih. Pasar ikan yang berada di Palabuhanratu berada di sebelah Tempat Pelelangan Ikan (TPI), biasanya pasar ikan ini mulai buka dari jam 05:30 sampai dengan 20:00 WIB. d). Pusat Informasi dan Komunikasi Tourism Information Centre Palabuhanratu di bawah naungan Dinas PARBUDPORA Kabupaten Sukabumi merupakan Pusat informasi yang berada di Pantai Palabuhanratu. Selain menjadi pusat informasi bagi wisatawan yang datang ke Pantai Palabuhanratu, tourism information centre Palabuhanratu juga memfasilitasi wisatawan yang berminat untuk belajar khusus dalam hal diving dan surfing. Sarana komunikasi yang terdapat di Pantai Palabuhanratu adalah kantor pos untuk mengirim surat, barang dan wesel. Saluran telepon dan telekomunikasi hampir semua operator GSM, CDMA bisa dimanfaatkan dengan baik. e). Pengamanan Pantai/Life Guard Pantai Palabuhanratu mempunyai satuan penyelamatan dan pengamanan pantai yang disebut Balawista. Balawista tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok untuk ditugaskan di setiap pos Life Guard yang ada, masing-masing pos berisi 5 orang Balawista dengan fungsi yang penting yaitu untuk menyelamatkan wisatawan..

37 4.3 Karakteristik Responden Responden nelayan dan keluarga nelayan dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan berbagai macam pekerjaan dan kegiatan, yaitu 13 orang meyewakan perahu untuk memancing, 6 orang menyewakan banana boat, 4 orang menyewakan alat selancar kecil (bogie), 3 orang menjual pakaian khas Palabuhanratu, dan 6 orang menjual makanan ringan. Adapun karakteristik responden yang diamati meliput umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga (Lampiran 2). 4.3.1 Umur Umur merupakan hal yang penting bagi produktivitas seseorang dalam melakukan sesuatu usaha atau kegiatan. Berikut data umur responden disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Umur Responden di Palabuhanratu No Umur (Tahun) Responden (Orang) Persentase (%) 1 15 30 3 9,4 2 31 55 24 75 3 > 55 5 15,6 Jumlah 32 100 Pada Tabel 9 di atas, dapat dilihat dengan jelas pengelompokan umur berdasarkan hasil wawancara dari kelompok umur terendah dan tertinggi dari jumlah responden 32 orang yaitu, umur 15-30 tahun, 31-55 tahun, >55 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah kelompok responden terbesar adalah kelompok umur 31 55 tahun yaitu sebanyak 75 %( 24 responden), diikuti dengan kelompok umur > 55 tahun, yaitu sebanyak 15,6 % ( 5 responden), dan kelompok umur 15-30 dengan jumlah 9,4 % ( 3 responden). 4.3.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang erat kaitannya dengan dengan kecerdasan dan pola pikir dalam pengambilan keputusan terhadap suatu masalah. Berikut tingkat pendidikan responden disajikan dalam Tabel 10.

38 Tabel 10. Tingkat Pendidikan Responden Palabuhanratu No Pendidikan Responden (Orang) Persentase (%) 1 SD 25 78,1 2 SMP 6 18,8 3 SMA 1 3,1 Jumlah 32 100 Berdasarkan Tabel 10 di atas, dari jumlah responden 32 orang dapat dilihat tingkatan pendidikan dari responden yang dikelompokan ke dalam tingkatan pendidikan yaitu, SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Kelompok responden yang memiliki tingkat pendidikan paling banyak yaitu SD dengan jumlah 78,1 % ( 25 responden), diikuti dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 18,8 % (6 responden) dan tingakat SMA sebesar 3,1 % ( 1 responden). 4.3.3 Pengalaman Kerja Pengalam bekerja merupakan waktu yang telah dihabiskan seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Berikut pengalaman bekerja responden disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Pengalaman Kerja Responden Pengalaman Kerja (Tahun) Responden (Orang) Persentase (%) < 1 2 6,3 1 10 19 59,4 11 20 10 31,2 > 20 1 3,1 Jumlah 32 100 Pada Tabel 11 di atas, dapat dilihat dengan jelas pengelompokan pengalaman kerja responden berdasarkan hasil wawancara dari kelompok terendah dan tertinggi dari jumlah responden 32 orang yaitu, pengalaman kerja < 1 tahun, 1-10 tahun, 11-20 tahun dan >10 tahun. Kelompok responden terbesar adalah kelompok pengalaman kerja 1-10 tahun yaitu sebanyak 59,4 %( 19 responden), hal ini dikarenakan kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu masih terbilang baru seperti banana boat, dan sewa papan selancar kecil (bogie). diikuti dengan kelompok pengalaman kerja 11-20 tahun, yaitu sebanyak 31,2 % (

39 10 responden), kemudian kelompok pengalaman kerja <1 tahun, yaitu sebanyak 6,3 % ( 2 responden) dan yang < 1 tahun dengan jumlah sebanyak 3,1 % (1 responden). 4.3.4 Jumlah Tanggungan Keluarga Tabel 12. Tanggungan Keluarga Responden No Jumlah Tanggungan (Orang) Responden (Orang) Persentase (%) 1 0 (tidak ada tanggungan) 1 3,1 1-2 10 31,2 2 3 4 21 65,7 Jumlah 32 100 Pada Tabel 12 diatas, dari jumlah responden 32 orang dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga responden yang dikelompokan ke dalam tingkatan jumlah tanggungan terendah sampai tertinggi, yaitu 0 (tidak ada tanggungan), 1 2 orang, dan 3-4 orang. Tingkatan kelompok yang memiliki jumlah tanggungan keluarga paling banyak yaitu 3-4 dengan jumlah 65,7 % (21 responden), dilanjutkan tanggungan 1-2 dengan jumlah sebanyak 31,2 % (10 responden), dan 0 (tidak ada tanggungan) sebanyak 3,1 % (1 responden). Adanya responden yang tidak memiliki jumlah tanggungan dikarenakan responden ini adalah anak nelayan yang ikut serta dalam kontribusi wisata bahari. 4.4 Analisis Usaha Perikanan Tangkap Kegiatan usaha perikanan tangkap di Palabuhanratu yang menjalankan Usaha wisata bahari. Dalam pengoprasian penangkapan ikan, nelayan yang berkontribusi wisata bahari rata-rata dalam sebulan hanya menangkap ikan 18 kali (trip). Dalam penangkapan ikan, suatu perahu atau armada tangkap terdiri dari juru mudi, dan ABK. Rata-rata upah ABK yang didapat dari hasil menangkap ikan hanya mendapatkan 30 % dari jumlah hasil tangkapan. Analisis usaha nelayan perikanan tangkap di Palabuhanratu disajikan dalam Tabel 13.

40 Tabel 13. Analisis Usaha Nelayan Perikanan Tangkap di Palabuhanratu No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Perahu < 10 Gt 14.961.538 - Alat Tangkap 9.203.769 - Mesin 11.576.923 - Jumlah 35.769.230 2 Biaya Tetap - Penyusutan Perahu 2.115.385 - Penyusutan Alat Tangkap 2.361.538 - Penyusutan mesin 1.617.308 - Jumlah 6.094.231 3 Biaya Variabel - Bahan Bakar 42.240.923 - Perbekalan 8.778.462 - Jumlah 51.019.385 4 Biaya Total 92.882.846 5 Penerimaan 124.984.615 6 Kriteria finansial Pendapatan Bersih 32.101.769 BCR 1,34 Berdasarkan pada Tabel 13 di atas, rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha Nelayan Perikanan di Palabuhanratu yang tergabung dalam ratarata biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 92.882.846 (biaya total), Sedangkan untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 124.984.615. Sehingga dari kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 32.101.769. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 1,34 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu (Lampiran 3). 4.5 Analisis Usaha Kegiatan Wisata Bahari Dalam analisis usaha kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu terdapat beberapa aktivitas nelayan atau rumah tangga nelayan meliputi kegiatan usaha menyewakan perahu untuk memancing, sewa banana boat, sewa papan selancar kecil (bogie), menjual pakaian khas dan menjual makanan ringan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menambah penghasilan rumah tangga nelayan. Kegiatan usaha sewa perahu untuk memancing yang dilakukan nelayan Palabuhanratu rata-rata dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Hal ini karena

41 perahu yang disewakan merupakan perahu yang biasa dijadikan untuk menangkap ikan. Pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu biasanya para nelayan Palabuhanratu tidak melaut untuk menangkap ikan, akan tetapi mereka mengisi waktu dengan cara usaha dibidang wisata bahari seperti menyewakan perahu, menyewakan selancar kecil (bogie), dan menyewakan banana boat. Untuk lebih jelasnya mengenai analisis usaha kegiatan wisata bahari di kawasan Palabuhanratu disajikan dalam beberapa Tabel berikut: Tabel 14. Analisis Usaha Menyewakan Perahu dalam 1 Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Perahu 14.769.231 - Mesin 11.307.692 - Jumlah 26.076.923 2 Biaya Tetap - Penyusutan perahu 2.115.384 - Penyusutan mesin 1.365.385 - Jumlah 3.480.769 3 Biaya Variabel - Bahan bakar 5.666.769 4 Biaya Total 35.224.461 5 Penerimaan 43.338.461 6 Kriteria finansial Pendapatan Bersih 8.114.000 BCR 1,23 Berdasarkan Tabel 14 di atas, terlihat bahwa rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha menyewakan perahu yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 35.224.461 (biaya total), Sedangkan untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 43.338.461. Sehingga dari kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 8.114.000. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 1,23 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu (Lampiran 4).

42 Tabel 15. Usaha Sewa Banana Boat dalam 1 Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Banana Boat 15.000.000 - Perahu + Mesin 40.000.000 Jumlah 55.000.000 2 Biaya Tetap - Penyusutan Perahu 1.000.000 - Penyusutan Banana Boat 1.200.000 Jumlah 2.200.000 3 Biaya Variabel - Perbekalan 4.800.000 - Keamanan 1.920.000 - Bahan Bakar 18.720.000 Jumlah 25.440.000 4 Biaya Total 82.640.000 5 Penerimaan 86.400.000 6 Kriteria finansial Pendapatan 3.760.000 BCR 1 Usaha penyewaan banana boat di Palabuhanratu hanya dilakukan hari Sabtu dan Minggu saja. Terdapat 6 nelayan buruh yang bekerja pada penyewaan banana boat, peran nelayan di kegiatan ini hanya menjadi pekerja buruh yang langsung berhadapan dengan wisatawan yang ingin menyewa banana boat. Biasanya nelayan buruh langsung menawarkan kepada wisatawan yang ingin menyewa banana boat, dalam 1 kali trip wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp 30.000. Berdasarkan Tabel 15, rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha penyewaan banana boat yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel sejumlah Rp 82.640.000 (biaya total), sedangkan rata-rata penerimaan adalah Rp 86.400.000. Dalam kurun waktu 1 tahun didapat keuntungan sebesar Rp 3.760.000. Untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan upah nelayan buruh dalam 1 tahun maka, Rp 86.400.000 (jumlah penerimaan) dikurangi Rp 25.440.000 (jumlah biaya variabel ) = Rp 60.960.000, kemudian

43 hasil ini dibagi menjadi dua bagian atau 50:50 dengan pemilik resmi banana boat, setelah itu didapat hasil sebesar Rp 30.480.000, setelah jumlah bagi hasil dengan pemilik sudah didapat kemudian nantinya dibagi 6 (jumlah nelayan buruh), maka upah nelayan buruh pada sewa banana boat dalam 1 tahun yaitu sebesar Rp 5.080.000 atau dalam 1 kali operasi rata-rata sebesar Rp 52.916. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 1 yang artinya kegiatan usaha ini impas karena BCR sama dengan satu (Lampiran 5). Tabel 16. Usaha Sewa Papan Selancar Kecil dalam 1 Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Papan Selancar 4.500.000 - Tenda dan Kursi 1.575.000 Jumlah 6.075.000 2 Biaya Tetap - Perawatan Papan Selancar 1.687.500 - Perawatan Tenda 150.000 - Iuran Sampah 240.000 Jumlah 2.077.500 3 Biaya Variabel - Perbekalan 9.581.250 4 Biaya Total 17.733.750 5 Penerimaan 37.412.500 6 Kriteria finansial Pendapatan Bersih 19.678.750 BCR 2,10 Pada Tabel 16 di atas, terlihat rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha penyewaan papan selancar kecil (Bogie) yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 17.733.750 (biaya total), sedangkan rata-rata penerimaan adalah Rp 37.412.500. Dalam kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 19.678.750. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 2,10 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu (Lampiran 6).

44 Tabel 17. Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu dalam 1 Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Bangunan/Tenda 2.333.333 - Gantungan Pakaian 233.333 - Meja 150.067 - Pakaian 11.666.667 - Jumlah 14.383.400 2 Biaya Tetap - Perawatan Bangunan/Tenda 433.333 - Perawatan Gantungan 116.667 - Retribusi 320.000 - Jumlah 870.000 3 Biaya Variabel - Listrik 120.000 4 Biaya Total 15.373.400 5 Penerimaan 27.983.333 6 Kriteria Finansial Pendapatan Bersih 12.609.933 BCR 1,82 Pada Tabel 17 di atas, terlihat rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha menjual pakaian khas Palabuhanratu yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 15.373.400 (biaya total), sedangkan untuk rata-rata penerimaan adalah Rp 27.983.333. Dalam kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 12.609.933. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 1,82 itu artinya kegiatan usaha ini layak karena BRC lebih dari satu (Lampiran 7).

45 Tabel 18. Usaha Menjual Makanan Ringan Palabuhanratu dalam 1 Tahun No Uraian Nilai (Rp) 1 Biaya Investasi - Bangunan 2.166.667 - Meja dan Kursi 250.000 - Peralatan Dapur 258.333 - Jumlah 2.675.000 2 Biaya Tetap - Perawatan Bangunan 241.667 - Perawatan Meja dan Kursi 133.333 - Perawatan Peralatan Dapur 150.000 - Iuran Sampah 298.333 - Jumlah 823.333 3 Biaya Variabel - Modal Usaha 8.250.000 - Listrik 240.000 - Jumlah 8.490.000 4 Biaya Total 11.988.333 5 Penerimaan 29.200.000 6 Kriteria Finansial Pendapatan Bersih 17.211.667 BCR 2,43 Berdasarkan Tabel 18 diatas, rata-rata biaya pengeluaran dalam kegiatan usaha menyewakan sewa papan selancar kecil (Bogie) yang tergabung dalam biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel sejumlah Rp 11.988.333 (biaya total), sedangkan rata-rata penerimaan adalah Rp 29.200.000. Dalam kurun waktu satu tahun didapat keuntungan sebesar Rp 17.211.667. BCR pada kegiatan usaha ini sebesar 2,43 yang artinya kegiatan usaha ini layak karena BCR lebih dari satu (Lampiran 8). 4.6 Curahan Waktu Kerja Nelayan pada Kegiatan Wisata Bahari 4.6.1 Usaha Sewa Perahu Untuk Memancing Pada umumnya kegiatan sewa perahu untuk memancing dilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Terdapat 13 responden yang memiliki kegiatan wisata bahari didapatkan rata-rata curahan waktu kerja nelayan yaitu 12 jam dalam 1 hari. Kegiatan sewa perahu di Palabuhanratu biasanya dilakukan hanya hari Sabtu dan Minggu saja, berarti perhitungannya dalam 1

46 bulan didapatkan curahan kerja 12 jam X 8 hari = 96 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut : CK SPM = 96 X 100% = 13,33 % 720 Artinya adalah nelayan yang melakukan kegiatan usaha sewa perahu memiliki curahan waktu kerja sebesar 13,33 % dalam sebulan (720 jam). 4.6.2 Usaha Sewa Banana Boat Kegiatan sewa banana boat yang bertempat di kawasan Palabuhanratu, dilakukan di pesisir pantai setiap hari Sabtu dan Minggu saja. Terdapat 6 responden dalam kegiatan ini, didapat rata-rata curahan kerja nelayan yaitu 9 jam dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 9 jam X 8 hari = 72 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut : CK SBB = 72 X 100 % = 10 % 720 Artinya adalah nelayan yang melakukan kegiatan usaha sewa banana boat memiliki curahan waktu kerja sebesar 10 % dalam sebulan (720). 4.6.3 Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie) Kegiatan Usaha Sewa Selancar Kecil (bogie) ini berdasarkan wawancara terhadap 4 responden, didapatkan rata-rata curahan kerjanya yaitu 10,25 jam dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 10,25 jam X 30 hari = 307,5 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut : CK 307,5 SSK = X 100% = 42,70 % 720 Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan kegiatan usaha sewa selancar kecil (bogie) memiliki curahan waktu kerja sebesar 42,70 % dalam sebulan (720 jam).

47 4.6.4 Usaha Jual Pakaian Khas Curahan Kerja Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang memiliki usaha jual pakaian khas Palabuhanratu, berdasarkan wawancara terhadap 3 responden, didapatkan curahan kerjanya rata-rata yaitu 9,33 jam dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 9,33 jam X 30 hari = 279,9 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut : CK JPK = 279,9 720 X 100% = 38,75% Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan usaha jual pakaian khas Palabuhanratu memiliki curahan waktu kerja sebesar 38,75 % dalam sebulan (720 jam). 4.6.5 Usaha Menjual Makanan Ringan Curahan Kerja Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang memiliki usaha menjual makanan ringan, berdasarkan wawancara terhadap 6 responden, didapatkan curahan kerjanya rata-rata yaitu 12,5 jam dalam sehari. Perhitungan dalam 1 bulan didapatkan curahan kerja 12,5 jam X 30 hari = 375 jam. Sehingga didapat curahan waktu kerja per bulan sebagai berikut : CK MMR = 375 720 X100% 52,08 % Artinya adalah Rumah Tangga Nelayan (RTN) yang melakukan usaha menjual makanan ringan memiliki curahan waktu kerja sebesar 52,08 % dalam sebulan (720 jam). 4.7 Analisis Pendapatan Nelayan 4.7.1 Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Luar Penangkapan 1. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Perhitungannya sebagai berikut: Usaha Sewa Perahu I w. Bahari : Pendapatan sewa perahu = Rp 8.114.000 I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu : Rp 32.101.769 + Rp 8.114.000

48 Maka, : Rp 40.215.769 I relatif off fishing = 8.114.000 x 100% = 20,17 % 40.215.769 Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa perahu terhadap rumah tangga nelayan sebesar 20,17 %. Usaha Sewa Banana Boat I w. Bahari : Pendapatan sewa banana boat = Rp 5.080.000 I total Maka, : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa banana boat : Rp 32.101.769 + Rp 5.080.000 : Rp 37.181.769 I relatif off fishing = 5.080.000 x 100% = 13,66 % 37.181.769 Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa banana boat terhadap rumah tangga nelayan sebesar 13,66 %. Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie) I w. Bahari : Pendapatan sewa selancar kecil (bogie) = Rp 19.678.750 I total Maka, : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa selancar kecil (bogie) : Rp 32.101.769 + Rp 19.678.750 : Rp 51.780.519 I relatif off fishing = 19.678.750 51.780.519 x 100% = 38 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan sewa selancar kecil (bogie) terhadap rumah tangga nelayan sebesar 38 %. Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu I w. Bahari : Pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu = Rp 12.609.933 I total : Usaha Penangkapan + Usaha menjual pakaian khas Palabuhanratu

49 Maka, : Rp 32.101.769 + Rp 12.609.933 : Rp 44.711.702 I relatif off fishing = 12.609.933 44.711.702 x 100% = 28,20 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu terhadap rumah tangga nelayan sebesar 28,20 %. Usaha Menjual Makanan Ringan I w. Bahari : Pendapatan menjual makanan ringan = Rp 17. 211.667 I total Maka, : Usaha Penangkapan + Usaha menjual makanan ringan : Rp 32.101.769 + Rp 17. 211.667 : Rp 49.313.436 I relatif off fishing = 17.211.667 49.313.436 x 100% = 34,90 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan menjual makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 34,90 %. 2. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dan adanya peran anak nelayan, dengan 1 usaha wisata bahari. Terdapat 1 rumah tangga nelayan dimana anak nelayan ikut serta dalam usaha kontribusi wisata bahari. Perhitungannya sebagai berikut: Usaha Sewa Banana Boat dan Usaha Sewa Banana Boat (Anak Nelayan) I w. Bahari : Pendapatan sewa banana boat + Pendapatan sewa banana boat = I total Maka, Rp 10.160.000 : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu : Rp 32.101.769 + Rp 10.160.000 : Rp 42.261.769

50 I relatif off fishing = 10.160.000 42.261.769 x 100% = 24,04% Jadi, kontribusi relatif usaha sewa banana boat dengan adanya peran anak nelayan terhadap pendapatan rumah tangga nelayan sebesar 24,04 %. 3. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Terdapat 1 rumah tangga nelayan yang memiliki 2 usaha wisata bahari, perhitungannya adalah sebagai berikut: Usaha Sewa Banana Boat dan Menjual Makanan Ringan I w. Bahari : Pendapatan banana boat + menjual makanan ringan = Rp 22.291.667 I total : Usaha Penangkapan + Usaha Sewa Perahu : Rp 32.101.769 + Rp 22.291.667 : Rp 54.393.436 I relatif off fishing = 22.291.667 54.393.436 x 100% = 40,98 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha sewa banana boat dan menjual makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 40,98 %. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 19. Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Usaha Pendapatan usaha (Rp) Pendapatan Nelayan (Rp) Total Pendapatan (Rp) Kontribu si relatif (%) 1 Sewa Perahu 8.114.000 32.101.769 40.215.769 20,17 2 Sewa Banana 5.080.000 32.101.769 37.181.769 13,66 Boat 3 Sewa Bogie 19.678.750 32.101.769 51.780.519 38 4 Jual Pakaian Khas 12.609.933 32.101.769 44.711.702 28,20 5 Jual Makanan 17. 211.667 32.101.769 49.313.436 34,90 Ringan 6 Sewa Banana 10.160.000 32.101.769 42.261.769 24,04 Boat & Sewa Banana Boat 7 Sewa Banana Boat & Jual Makanan Ringan 21.795.000 32.101.769 54.393.436 40,98

51 4.7.2 Kontribusi Mutlak Pendapatan RTN di Luar Penangkapan 1. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Perhitungannya sebagai berikut: Usaha Sewa Perahu I relatif off fishing = 8.114.000 x 32.101.769 = Rp 6.476.905 40.215.769 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa perahu terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 6.476.905. Usaha Sewa Banana Boat I relatif off fishing = 5.080.000 x 32.101.769 = Rp 4.385.939 37.181.769 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa banana boat terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 4.010.704. Usaha Sewa Selancar Kecil (Bogie) I relatif off fishing = 19.678.750 51.780.519 x 32.101.769 = Rp 12.200.006 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan sewa selancar kecil (bogie) terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 12.200.006. Usaha Menjual Pakaian Khas Palabuhanratu I relatif off fishing = 12.609.933 44.711.702 x 32.101.769 = Rp 9.053.584 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan menjual pakaian khas Palabuhanratu terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 9.053.584 Usaha Menjual Makanan Ringan

52 I relatif off fishing = 17.211.667 49.313.436 x 32.101.769 = Rp 11.204.349 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan menjual makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 11.204.349 2. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dan adanya peran anak nelayan, dengan 1 usaha wisata bahari. Terdapat 1 rumah tangga nelayan dimana anak nelayan ikut serta dalam kontribusi wisata bahari. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Usaha Sewa Banana Boat dan Usaha Sewa Banana Boat I relatif off fishing = 10.160.000 42.261.769 x 32.101.769 = Rp 7.717.470 Jadi, kontribusi mutlak usaha sewa banana boat dengan adanya peran anak nelayan terhadap pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 7.717.470. 3. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha wisata bahari di Kecamatan Palabuhanratu. Terdapat 1 rumah tangga nelayan yang memiliki 2 usaha wisata bahari, perhitungannya adalah sebagai berikut: Usaha Sewa Banana Boat dan Menjual Makanan Ringan I relatif off fishing = 22.291.667 54.393.436 x 32.101.769 = Rp 13.156.034 Jadi, kontribusi mutlak pendapatan usaha sewa banana boat dan menjual makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu dalam 1 tahun sebesar Rp 13.156.034. Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel berikut:

53 Tabel 20. Kontribusi Mutlak Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Usaha Pendapatan usaha (Rp) Pendapatan Nelayan (Rp) Total Pendapatan (Rp) Kontribusi Mutlak (Rp) 1 Sewa Perahu 8.114.000 32.101.769 40.215.769 6.476.905 2 Sewa Banana Boat 5.080.000 32.101.769 37.181.769 4.385.939 3 Sewa Bogie 19.678.750 32.101.769 51.780.519 12.200.006 4 Jual Pakaian Khas 12.609.933 32.101.769 44.711.702 9.053.584 5 Jual Makanan 17. 32.101.769 49.313.436 11.204.349 Ringan 211.667 6 Sewa Banana Boat 10.160.000 32.101.769 42.261.769 7.717.470. & Sewa Banana Boat 7 Sewa Banana Boat & Jual Makanan Ringan 21.795.000 32.101.769 54.393.436 13.156.034 Berikut adalah ini adalah kontribusi relatif dan kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan Palabuhanratu, untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 21. Tabel 21. Kontribusi Relatif dan Mutlak Pendapatan RTN Palabuhanratu di Luar Penangkapan No Usaha Total Pendapatan (Rp) Kontribusi Relatif (%) Kontribusi Mutlak (Rp) Waktu Kerja (%) 1 Sewa Perahu 40.215.769 20,17 6.476.905 13,33 2 Sewa Banana Boat 37.181.769 13,66 4.385.939 10 3 Sewa Bogie 51.780.519 38 12.200.006 42,70 4 Jual Pakaian Khas 44.711.702 28,20 9.053.584 38,75 5 Jual Makanan 49.313.436 34,90 11.204.349 52,08 Ringan 6 Sewa Banana Boat 42.261.769 24,04 7.717.470. - & Sewa Banana Boat 7 Sewa Banana Boat & Jual Makanan Ringan 54.393.436 40,98 13.156.034 -

54 4.8 Pendapatan dan Kesejahteraan Nelayan Pendapatan rumah tangga nelayan di Kecamatan Palabuhanratu yang paling besar diperoleh dari pendapatan hasil tangkapan, sewa papan selancar kecil (bogie), sewa banana boat, menjual makanan ringan, menjual pakaian khas Palabuhanratu, sewa perahu dan sewa banana boat. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan besar kontribusi sebagai berikut Tabel 22. Pendapatan Nelayan No Jenis Pemasukan Pendapatan (Rp) Kontribusi 1 Hasil Tangkapan 32.101.769 33,9 2 Sewa Bogie 19.678.750 20,75 3 Menjual Makanan Ringan 17.211.667 18,15 4 Menjual Pakaian Khas 12.609.933 13,3 5 Sewa Perahu 8.114.000 8,55 6 Sewa Banana Boat 5.080.000 5,35 Jumlah 94.796.119 100 Dari Tabel 22 di atas, terlihat bahwa pendapatan nelayan paling besar adalah penangkapan ikan yaitu sebesar Rp 32.101.769, kemudian untuk usaha wisata bahari yang memberikan kontribusi terbesar adalah sewa selancar kecil (bogie) yaitu sebesar Rp 19.678.750, menjual makanan ringan sebesar Rp 17.211.667, menjual pakaian khas Palabuhanratu sebesar Rp 12.609.933, sewa perahu Rp 8.114.000 dan sewa banana boat sebesar Rp 5.080.000 Tingkat Kesejahteraan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui gubernur pada setiap provinsi di Indonesia secara berkala menerbitkan keputusan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang memuat nilai Upah Minimum masing-masing kabupaten (UMK) sebagai acuan standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Adapun UMR Kabupaten sukabumi yaitu Rp. 1.201.000. per bulan. Penentuan kesejahteraan dalam penelitian ini adalah dengan

55 menggunakan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Kebutuhan fisik minimum disini adalah kebutuhan yang dikeluarkan nelayan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Adapun hal yang dimaksud dalam KFM dalam penelitian ini meliputi: kebutuhan beras, lauk pauk, biaya kesehatan, biaya pendidikan dan biaya rekreasi. KFM nelayan Palabuhanratu yang menjalankan usaha wisata bahari disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. KFM Nelayan Palabuhanratu yang Berkontribusi Wisata Bahari No Pendapatan Pendapatan Jumlah UMR (Kab. (KFM) Nelayan Usaha Lain Total Sukabumi) 1 41.340.000 6.460.000 16.582.500 31.217.500 Sejahtera 2 34.360.000 5.700.000 21.432.500 18.627.500 Sejahtera 3 25.960.000 5.960.000 17.807.500 14.112.500 Sejahtera 4 50.100.000 3.912.000 26.360.000 27.652.000 Sejahtera 5 19.500.000 8.260.000 23.857.500 3.902.500 Tidak Sejahtera 6 34.350.000 2.870.000 21.457.500 15.762.500 Sejahtera 7 43.900.000 14.500.000 20.232.500 38.167.500 Sejahtera 8 40.000.000 9.760.000 19.607.500 30.152.500 Sejahtera 9 32.400.000 3.660.000 14.700.000 21.360.000 Sejahtera 10 17.100.000 5.120.000 15.200.000 7.020.000 Tidak Sejahtera 11 33.960.000 14.260.000 15.800.000 32.420.000 Sejahtera 12 37.600.000 13.160.000 19.607.500 31.152.500 Sejahtera 13 27.700.000 11.860.000 23.935.000 15.625.000 Sejahtera 14 52.200.000 15.610.000 18.325.000 49.485.000 Sejahtera 15 24.016.000 18.760.000 27.485.000 15.291.000 Sejahtera 16 36.160.000 18.460.000 20.910.000 33.710.000 Sejahtera 17 22.480.000 25.885.000 21.432.500 26.932.500 Sejahtera 18 27.660.000 13.109.800 23.235.000 17.534.800 Sejahtera 19 51.720.000 9.400.000 25.660.000 35.460.000 Sejahtera 20 28.860.000 15.320.000 28.210.000 15.970.000 Sejahtera 21 32.260.000 26.120.000 28.757.500 29.622.500 Sejahtera 22 18.360.000 14.530.000 17.807.500 15.082.500 Sejahtera 23 21.700.000 15.550.000 22.057.500 15.192.500 Sejahtera 24 29.640.000 16.350.000 17.525.000 28.465.000 Sejahtera 25 26.080.000 18.700.000 16.482.500 28.297.500 Sejahtera 26 25.240.000 22.291.667 19.060.000 28.471.667 Sejahtera 27 17.280.000 5.080.000 20.910.000 1.450.000 Tidak Sejahtera 28 16.800.000 5.080.000 18.407.500 3.472.500 Tidak Sejahtera 29 12.480.000 10.160.000 17.807.500 3.832.500 Tidak Sejahtera 30 21.600.000 5.080.000 21.457.500 5.222.500 Tidak Sejahtera