JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA (KI-3161)

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

4 Hasil dan Pembahasan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

Asam Amino dan Protein

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA MANUSIA (EPITELIAL MULUT DAN DARAH) DAN TEKNIK PCR DAN ISOLASI PROTEIN DARI DRAH, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya

Titik Leleh dan Titik Didih

: Kirana patrolina sihombing

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

III. Bahan dan Metode

molekul-molekul agarose. Proses elektroforesis diawali dengan pembuatan gel sebagai medianya yaitu agarose dilarutkan ke dalam TAE 10 X 50 ml yang

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

Material Safety Data Sheet

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

: Kirana patrolina sihombing

BAB III BAHAN DAN METODE

ISOLASI DNA. Laporan Praktikum. UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o

3 Metodologi Percobaan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

Modul l Modul 2 Modul 3

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

Keselamatan Kerja di Laboratorium

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma.

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS PAGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi sel tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

Transkripsi:

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA Waktu Kegiatan dan Judul Percobaan 2 Februari 2018 Penjelasan Awal Praktikum di Lab. Biokimia Dasar 9 Februari 2018 23 Februari 2018 2 Maret 2018 9 Maret 2018 16 Maret 2018 23 Maret 2018 6 April 2018 13 April 2018 20 April 2018 27 April 2018 4 Mei 2018 Modul 1 Isolasi DNA dan Elektroforesis Gel Agarosa Modul 2 Reaksi Uji Protein dan Penentuan Kadar Protein Modul 3 Kinetika Reaksi Enzim Modul 4 Penentuan Kadar Glukosa dalam Darah Modul 5 Uji Aktivitas Suksinat Dehidrogenase Ujian Akhir Praktikum Akhir masa pengembalian dan penggantian peralatan

PANDUAN PENGGUNAAN HAZARDOUS MATERIALS IDENTIFICATION SYSTEM Hazardous Identification System adalah suatu metode untuk mengidentifikasi potensi bahaya suatu bahan kimia dengan kode numerik dan warna berdasarkan OSHA Hazard Communication Standard. Metode yang biasa digunakan untuk mengklasifikasikan hazard terbagi menjadi dua yaitu NFPA 704 (National Fire Protection Association) dan HIMS (Hazardous Materials Identification System). Prinsip kedua metode ini hampir sama hanya saja terdapat perbedaan pada cara menggambarkan risiko bahaya dan penggunaan standar hazardnya. Pada NFPA 704, bahaya digambarkan dengan belah ketupat berwarna sedangkan pada HIMS digunakan bar berwarna dan kode angka dari nol sampai empat. (a) Gambar 1 Hazardous Identification System untuk NFPA (a) dan HIMS (b) (b) NFPA Warna biru di sebelah kiri menandakan risiko kesehatan. Warna Merah di bagian atas merupakan keterangan mengenai tingkat mudah menyalanya suatu bahan dan warna kuning di sebelah kanan memberikan informasi mengenai tingkat reaktivitas bahan kimia tersebut. Proteksi personal sendiri diberikan pada warna putih di bagian bawah. Setiap warna pada Hazardous Identification System cara NFPA ini memiliki kode numerik yang menunjukkan tingkatan bahaya. HIMS Pada Hazardous Identification System cara HIMS, boleh dikatakan tidak terlalu berbeda dengan NFPA hanya saja penggambaran masing-masing kategorinya disusun berdasarkan kolom-kolom berwarna. Kolom pertama adalah kolom risiko kesehatan dan dilanjutkan dengan kolom kedua yang berisikan informasi tingkat mudah menyalanya suatu bahan kimia. Kolom ketiga berwarna oranye berisikan informasi reaktivitas dan terakhir kolom berwarna putih berisikan informasi alat kelengkapan untuk proteksi diri. Sama dengan NFPA, HIMS ini juga menggunakan kode numerik untuk memberikan informasi pada masing-masing kolom. 2

Kode Numerik Hazardous Identification System Biru / Kesehatan Kode Angka Keterangan 0 Tidak ada resiko signifikan bagi kesehatan 1 Iritasi atau cedera ringan mungkin 2 Cedera sementara atau minor dapat terjadi 3 Kemungkinan besar cedera kecuali dilakukan pengobatan medis dengan segera 4 Mengancam jiwa, kerusakan besar atau permanen dapat dihasilkan dari overexposures tunggal atau berulang Merah / Kemudahan menyala Kode Angka Keterangan 0 Bahan yang tidak akan terbakar 1 Bahan yang harus dipanaskan sebelum pengapian terjadi. Termasuk cairan, padatan dan semi-kristalin yang memiliki titik nyala di atas 93 C 2 Bahan yang harus dipanaskan atau terkena suhu lingkungan yang tinggi sebelum pengapian terjadi. Termasuk cairan yang memiliki titik nyala pada atau di atas 38 C, tetapi di bawah 93 C 3 Dapat menyala hampir di semua kondisi suhu normal. Termasuk cairan yang mudah terbakar dengan flash point di bawah 23 C dan titik didih di atas 38 C, serta cairan dengan flash point antara 23 C dan 38 C 4 Gas yang mudah terbakar, atau cairan yang mudah terbakar sangat fluktuatif dengan flash point di bawah 23 C, dan titik didih di bawah 38 C. Bahan dapat menyala secara spontan saat kontak dengan udara Kuning / Reaktivitas Kode Angka Keterangan 0 Bahan yang biasanya stabil, bahkan di bawah kondisi api, dan tidak akan bereaksi dengan air, berpolimerisasi, membusuk, menguap, atau bereaksi sendiri. Bahan yang tidak eksplosif 1 Bahan yang biasanya stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil (bereaksi sendiri) pada suhu tinggi dan pada tekanan tertentu. Bahan dapat bereaksi dengan air atau mengalami polimerisasi berbahaya dengan tidak adanya inhibitor 3

2 Bahan yang tidak stabil dan dapat mengalami perubahan kimia pada suhu dan tekanan normal dengan risiko ledakan rendah. Bahan dapat bereaksi hebat dengan air atau membentuk peroksida setelah terpapar udara 3 Bahan yang memungkinkan membentuk ledakan apabila bercampur dengan air, sangat eksplosif apabila ada sumber inisiasi kuat. Bahan dapat berpolimerisasi, membusuk, bereaksi sendiri, atau mengalami perubahan kimia lainnya pada suhu dan tekanan normal dengan risiko ledakan sedang 4 Bahan yang segera bereaksi dengan air (eksplosif), berpolimerisasi, atau bereaksi sendiri pada suhu dan tekanan normal Putih / Proteksi personal Kode Angka 0 Bahaya minimal 1 Agak berbahaya 2 Cukup berbahaya 3 Berbahaya 4 Sangat berbahaya Keterangan 4

Gambar 2 Alat kelengkapan proteksi diri 5

PERCOBAAN I ISOLASI DNA DARI BUAH DAN ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA PENDAHULUAN DNA (dexoyribonucleotide acid) atau asam nukleat deoksi merupakan materi genetik yang menentukan sifat suatu organisme. DNA adalah suatu polinukleotida yang disusun oleh monomer datp (deoksi adenine trifosfat), dttp (timin), dgtp (guanin), dctp (sitosin) yang bergabung melalui ikatan fosfodiester. Struktur DNA di dalam sel umumnya membentuk untai ganda berbentuk heliks dimana kedua untainya mempunyai urutan nukleotida yang komplemen dan terhubung oleh ikatan hidrogen antar basa, adenine-timin dan guanin-sitosin (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Gambar 1.1 Struktur DNA. Gambar 1.2 Ikatan hidrogen pada pasangan basa. Adenin berpasangan dengan timin (A-T), dan guanin berpasangan dengan sitosin (G-C). Adanya gugus fosfat pada monomer nukleotida, penyusun molekul DNA, menyebabkan larutan DNA bermuatan negatif di dalam air. Larutan DNA akan bermigrasi berdasarkan ukurannya pada medium pendukung gel agarosa dalam bufer dan medan listrik tertentu (elektroforesis). DNA hasil elektroforesis divisualisasikan dengan merendam gel agarosa tersebut dalam larutan etidium bromida atau zat pewarna lainnya. DNA yang mengikat zat pewarna akan mengalami fluoresensi jika diberi sinar UV (ultraviolet). Untuk menentukan ukuran DNA hasil elektroforesis, digunakan DNA standar yang telah diketahui ukurannya. Tujuan percobaan ini adalah mengisolasi DNA kromosom dari buah dan memahami konformasi struktur DNA dengan metode elektroforesis. DNA sel buah umumnya terdapat di dalam inti (Gambar 1.3). Oleh karena letaknya di dalam organel maka tahapan pertama isolasi DNA adalah memecahkan dinding sel dan membran sel secara mekanik. Detergen digunakan 6

untuk mendegradasi membran sel dan senyawa-senyawa lain di sekitar inti secara kimia. Komponen-komponen sel selanjutnya dipisahkan melalui penyaringan dan sentrifugasi. DNA diekstraksi dari larutan menggunakan pelarut organik, seperti etanol dan isopropanol. Gambar 1.3 Sel tanaman dan komponen-komponennya PERCOBAAN Alat: Alat elektroforesis Power supply Lampu UV Gelas kimia Batang pengaduk Tabung microcentrifuge Sarung tangan dan kacamat pelindung Bahan: Buah Detergen NaCl Isopropanol TAE bufer (0,04 M Tris-asetat, 0,002 M EDTA ph 7,8) 0,8% gel agarosa dalam TAE Gel-loading buffer (0,04M Tris-asetat mengandung 50% gliserol dan 0,25% bromphenol blue, ph 8.0) Marker DNA EtBr (ethidium bromida) Perhatian : Ethidium bromida adalah senyawa mutagenik dan karsinogenik. Gunakan sarung tangan dan jas lab selama bekerja. Gunakan kaca mata pelindung atau letakkan gel agarosa di bawah shield khusus ketika melihat DNA di bawah lampu UV karena sinar UV dapat merusak mata dan kulit. Jangan menyentuh alat elektroforesis yang dialiri arus listrik. 7

PROSEDUR A. Isolasi DNA dari buah 1. Potong buah strawberry atau kiwi dan haluskan dengan garpu dalam gelas kimia. 2. Tambahkan 3 g NaCl dan 10 ml detergen 3. Tambahkan air hingga volume 100 ml 4. Aduk campuran dengan garpu dan saring 5. Diamkan cairan hasil penyaringan selama beberapa menit dan pindahkan sebanyak 6 ml cairan ke dalam tabung reaksi 6. Tambahkan 9 ml larutan isopropanol dingin dan biarkan selama beberapa menit sampai terbentuk lapisan DNA berupa gelatin putih 7. Lilitkan DNA pada batang pengaduk dan larutkan dalam air di dalam tabung microsentrifuge. B. Elektrophoresis Gel Agarosa 1. Tambahkan gel loading buffer (tracking dye) ke dalam larutan DNA. 2. Tambahkan bufer elektroforesis ke dalam tank. 3. Masukkan 10 µl setiap campuran di atas (campuran B1) ke dalam masing-masing sumur gel agarosa dan pasang penutupnya. 4. Hubungkan kabel ke power supply dan lakukan elektroforesis pada 50-70 Volts. 5. Matikan power supply ketika tracking dye sampai pada ujung bawah gel. 6. Angkat gel dan masukkan ke dalam larutan etidium bromida 7. Periksa DNA di bawah lampu UV Pertanyaan 1. Gambarkan pola migrasi DNA hasil isolasi dan DNA standar. Jelaskan hasil yang diperoleh 2. Jelaskan mengapa etidium bromida dapat digunakan untuk memvisualisasi fragmen DNA TUGAS PENDAHULUAN 1. Mengapa DNA disebut sebagai blue print makhluk hidup? 2. Gambarkan struktur monomer pembentuk DNA dan gambarkan ikatan fosfodiester yang menghubungkan monomer DNA 3. Jelaskan prinsip gel elektroforesis agarosa DAFTAR PUSTAKA 1. Wood, E. J. Workshop Pendidikan Life Sciences, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB, 26-28 Agustus, 2003. 2. Berg, J. M., Tymoczko, J. L., and Stryer, L. Biochemistry, 6th ed, W. H. Freeman and Company, New York, 2006. 8