BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Everett M. Rogers dalam Mulyana (2012:69) komunikasi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyampaikan dan memperoleh pesan. Komunikasi selalu akan terjadi dalam

Materi Minggu 1. Komunikasi

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak pernah terlepas dari masalah masalah

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

Perilaku Keorganisasian IT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Komunikasi Interpersonal. Bambang Irawan Ari Pambudi

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

Modul Komunikasi Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

PENTINGNYA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN II 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode / SKS : FIF 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berupa gerakan, tindakan atau simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh pihak lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Penelitian Sebelumnya. mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Menurut Everett M. Rogers dalam Mulyana (2012:69) komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi dengan tujuan lain bermaksud dapat mempengaruhi orang lain akan berperilaku seperti kita. Komunikasi pasti dilakukan sehari-hari untuk berlangsungnya suatu interaksi. Adapun definisi komunikasi menurut Devito (2002:24) komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih, baik mengirim dan menerima pesan yang terdistorisi oleh gangguan (noise) yang terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Selain itu Devito menegaskan bahwa lingkungan atau konteks komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimesi yaitu dimensi fisik, dimensi sosial psikologis, dan dimensi temporal. Komunikasi untuk mempengaruhi seseorang tidak begitu saja berjalan dengan baik karena dalam komunikasi terdapat noise selama proses menerima dan mengirim pesan. Setelah adanya noise dilihat bagaimana umpan balik yang diberikan atau respon penerima pesan. Noise terjadi tidak hanya karena pesan yang tidak jelas melainkan bisa berupa faktor fisik seperti tidak mudah paham akan sesuatu begitu saja atau mungkin memiliki kekurang dalam panca indera karena komunikasi tidak hanya dilakukan dengan kata-kata saja melainkan juga 7

menggunakan kode seperti lambaian tangan, berkedip dan sebagainya. Kemudian faktor sosial psikologis yang berarti bagaimana keadaan lingkungan dan faktor temporal biasa disebut waktu dimana waktu tersebut mempengaruhi suasana emosional kita. Maksudnya ketika berkomunikasi sebaiknya mengerti dulu bagaiamana mood lawan bicara agar komunikasi dapat berjalan dengan semestinya. Sulit mengatakan kapan komunikasi itu dimulai dan kapan bisa berhenti karena terjadi jauh sebelum berbicara dengan seseorang bisa mempengaruhi interaksi, apabila muncul di dalam sebuah pertemuan tertentu bisa berkelanjutan dimasa depan. Seseorang tidak dapat membekukan komunikasi kapanpun. Komunikasi juga sistematis yang berarti bahwa itu terjadi dalam suatu sistem pada bagian yang saling berhubungan yang mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, lingkungan fisik dan waktu merupakan elemen-elemen dari sistem itu yang mempengaruhi interaksi menurut Wood (2013:3). Setiap orang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain untuk keberlangsungan hidup. Apabila seseorang tersebut tidak dapat berkomunikasi, maka dianggap sebagai bentuk patologi kepribadian yang serius. Kadang terjadi pada anak yang telah dikucilkan dari anak lainnya pada tahun pertama karena kurangnya kemampuan berkomunikasi (Masmuh,Rebulica,2005). 2.1.2 Komponen Komunikasi Menurut Harold Lasswell bahwa cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? 8

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsure komunikasi yang saling bergantung satu sama lain yaitu : (Mulyana,2012:69-71) a. Sumber Sumber (source), biasa disebut sebagai pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan yang ada dalam hati (perasaan) atau dalam kepala (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam simbol verbal dan non verbal agar mudah dipahami oleh penerima pesan. b. Pesan Pesan yaitu informasi yang disampaikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang menggambarkan perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen seperti makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. c. Saluran atau Media Alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, entah saluran verbal ataupun nonverbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran yaitu cahaya dan suara, meskipun bisa menggunakan kelima indera untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran merujuk cara penyajian pesan langsung atau tidak langsung dengan menggunakan media cetak, elektronik, sistem suara multimedia dan sebagainya. Pengirim pesan 9

akan memilih saluran-saluran itu bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. d. Penerima (receiver) Penerima sering juga disebut sasaran atau tujuan (destination), komunikate (communicate), penyandi balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yaitu orang yang menerima pesan dari sumber atau menjadi orang yang menjadi sasaran informasi. e. Efek Efek yaitu yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang menjadi bersedia membeli barang) dan sebagainya. 2.1.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Menurut Mulyana (2012:80-84) indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya adalah jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi yaitu : a. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi yang dilakukan diri sendiri sehingga dalam konteks inilah tidak diperlukan orang lain untuk menjadikan lawan bicara. b. Komunikasi Interpersonal Komunikasi yang dilakukan antara dua orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap orang dapat menangkap reaksi orang lain secara langsung. 10

Meskipun setiap orang dalam komunikasi dapat mengubah topik pembicaraan, kenyataannya dalam komunikasi intrapersonal bisa didominasi hanya satu pihak. c. Komunikasi Kelompok Komunikasi yang dilakukan oleh sekumpulan orang saling berinteraksi satu sama lain memiliki tujuan sama atau saling bergantung satu sama lain dan mengenal satu sama lain meskipun setiap orang memiliki peran berbeda. d. Komunikasi Publik Komunikasi antara satu orang dengan memiliki lawan bicara dengan jumlah lebih banyak namun tidak saling mengenal dan biasanya bersifat informal. e. Komunikasi Organisasi Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal atau informal dan langsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. f. Komunikasi Massa Komunikasi yang dilakukan dengan bantuan media massa baik cetak maupun elektronik dan memiliki biaya relatif mahal. Biasanya dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang ditujukan kepada sejumlah besar orang di banyak tempat, anonym dan heterogen. 2.2 Komunikasi Interpersonal 2.2.1 Definisi Komunikasi Interpersonal Menurut Mulyana (2012:81) komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjalin antara orang lain secara tatap muka, dimana setiap orangnya menangkap reaksi dari orang lain secara langsung baik dalam bentuk verbal maupun non verbal. Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, 11

komunikasi interpersonal dinilai paling berpengaruh untuk mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku orang lain. Hal ini dikarenakan dalam komunikasi interpersonal dilakukan dengan tatap muka (face to face communication) sehingga tanggapan komunikasi segera diketahui. Umpan balik dalam komunikasi bersifat langsung karena itulah dinamakan umpan balik seketika (immediate feedback). Dalam hubungan ini komunikator perlu bersikap tanggap terhadap tanggapan komunikan agar komunikasi yang telah berhasil sejak awal dapat dipelihara keberhasilannya. (Effendy,1986:20). Berikut gambar proses komunikasi interpersonal : Message Encoder Interpreter Decoder Encoder Interpreter Decoder Message Model Scramm Sumber : Dedy Mulyana (2012:152) Model Schramm merupakan model komunikasi manusia sederhana sampai yang lebih rumit sampai memperhitungkan pengalaman dua individu mencoba 12

berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu (Mulyana, 2012:151). Menurut Devito, mengemukakan lima sifat positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal yaitu : a. Keterbukaan (openness) Kualitas keterbukaan memiliki tiga aspek komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator yang efektif harus terbuka kepada lawan bicara dalam menyampaikan informasi. Terbuka bukan berarti menyampaikan mengenai riwayat hidupnya. Kedua, kesediaan komunikator untuk jujur terhadap stimulus yang datang. Memperlihatkan keterbukaan dengan cara memberikan reaksi secara spontan terhadap orang lain. Ketiga, mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain memang murni milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. b. Empati (emphaty) Empati yaitu bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, seperti orang lain sedih maka ikut merasakan sedih. Mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain sehingga dapat memahami motivasi dan pengalaman orang lain. Sikap ini membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya, misalnya menyesuaikan apa yang dikatakan atau apa yang orang lain katakan. c. Dukungan (supportiveness) Komunikasi interpersonal akan efektif jika mendapatkan dukungan berupa ucapan maumpun tindakan. Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan bersikap deskriptif, spontanitas dan provisional. Sikap deskriptif bukan evaluative 13

sehingga mempersepsikan suatu komunikasi sebagai permintaan akan informasi mengenai suatu kejadian tertentuk dan tidak menganggap sebagai ancaman. Sikap spontanitas dalam menyampaikan pendapat dapat menciptakan suasana mendukung karena orang yang spontan dalam berinteraksi memiliki cara komunikasi yang sama yaitu terus terang dan terbuka. Sikap provisional berarti mau terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain walaupun berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. d. Kepositifan (positiveness) Sikap positif mengacu pada dua aspek dari komunikasi intrapersonal. Pertama, komunikasi akan terbina apabila seseorang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. Kedua, interaksi yang efektif apabila memiliki perasaan positif dalam situasi komunikasi. Sikap positif juga berarti memberikan dorongan dengan menghargai keberadaan orang lain dan tidak mengacuhkannya. e. Kesetaraan (equality) Suatu hubungan intrapersonal ditandai dengan kesataraan yang bukan berarti mengharuskan untuk menerima dan menyetujui orang lain begitu saja. Kesetaraan berarti menerima orang lain atau menurut istilah Carl Rogers kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain (Devito,2002:285-290). 2.2.2 Prinsip-Prinsip Komunikasi Interpersonal : Menurut Murtiadi dkk (2015:96), prinsip-prinsip komunikasi terdiri dari : a. Komunikasi adalah merupakan rangkaian dari isyarat-isyarat b. Komunikasi adalah proses penyesuaian c. Komunikasi melibatkan isi dan suasana hubungan 14

d. Komunikasi dapat memperlihatkan hubungan setara dan hubungan tidak setara e. Komunikasi adalah rentetan tanda-tanda yang diberi makna f. Komunikasi adalah proses transaksi g. Komunikasi sesuatu yang tidak terelakkan, tetapi tidak dapat disimpan 2.2.3 Tahap-Tahap Komunikasi Interpersonal Hubungan interpersonal terbina melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap ini menggambarkan hubungan seperti apa adanya, yaitu : a. Kontak Tahap ini penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Meskipun demikian, kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan dinamisme terungkap pada tahap ini. b. Keterlibatan Tahap ini merupakan pengenalan lebih jauh ketika kita mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. c. Keakraban Tahap ini adanya komitmen diantara kedua pasangan baik berupa komitmen untuk perkawinan dan lainnya. Hanya sedikit orang yang melalui tahap ini. d. Perusakan Tahap ini merupakan penurunan hubungan karena ketidak sepahaman antara kedua belah pihak baik permasalahan terkecil hingga yang memungkinkan hubungan ini tidak berlanjut. 15

e. Pemutusan Tahap ini pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan, pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan actual dapat berupa hidup berpisah (Devito, 2002:255-258) 2.3 Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga 2.3.1 Definisi dan Lingkup Keluarga Keluarga merupakan unit sosial terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga memiliki fungsi majemuk agar terciptanya kehidupan sosial dalam masyarakat. Di dalam keluarga diatur hubungan antara anggota keluarga, sehingga setiap anggota mempunyai peran dan fungsinya yang jelas. Dalam kehidupan di masyarakat mengenal tiga macam bentuk keluarga yaitu : a. Keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah. b. Keluarga besar yaitu ikatan keluarga dalam satu keturunan terdiri dari kakek, nenek, ipar, paman, anak, cucu dan sebagainya. c. Keluarga polygamous yaitu terdiri dari beberapa keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga (Maryati,2001:66). 2.3.2 Peran Dan Fungsi Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama kali anak dapat belajar berinteraksi sebelum terjun langsung ke masyarakat dan berkembangnya anak baik secara fisik, emosi, spiritual dan sosial. Keluarga memberikan perlindungan, kasih sayang dan identitas bagi setiap anggotanya. Dari kajian lintas budaya ditemukan 16

dua fungsi utama keluarga yaitu internal, memberikan perlindungan psikososial bagi para anggotanya. Dan eksternal, mentransmisikan nilai-nilai budaya pada generasi selanjutnya (Minuchin dalam Lestari,2012:22). Menurut Berns dalam Lestari (2012:22), keluarga memiliki lima fungsi dasar yaitu : a. Reproduksi Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan populasi yang ada di masyarakat. Sehingga setiap keluarga memiliki keturunan untuk menjadi populasi tersebut. b. Sosialisasi atau edukasi Keluarga menjadi saran untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan dan tehnik dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebh muda. Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih anak dan mengembangkan kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. c. Penugasan peran sosial Keluarga memberikan identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial, ekonomi dan peran gender. d. Dukungan ekonomi Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan dan jaminan kehidupan. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan keluarga. 17

e. Dukungan emosi atau pemeliharaan Keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama untuk anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak. 2.3.3 Bentuk Komunikasi Dalam Keluarga Bentuk-bentuk komunikasi dalam keluarga menurut Pratikto yaitu : a. Komunikasi Orang Tua Komunikasi orang tua adalah komunikasi yang dilakukan oleh ayah dan ibu. Sebagai orang tertua di dalam keluarga bertujuan untuk menekankan bagaimana pentingnya peran keduanya dalam penentu suasana dalam keluarga. Karakter anak dapat dipengaruhi oleh baik atau buruknya komunikasi diantara orang tua. b. Komunikasi Orang Tua dan Anak Komunikasi orang tua dan anak adalah komunikasi yang terjalin antara ayah dan ibu kepada anaknya. Disini peran orang tua yang bertanggung jawab dalam masalah pendidikan anak. Komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak bersifat dua arah dengan pemahaman bersama. Keduanya berhak untuk menyampaikan pendapat, pikiran, informasi dan nasehat dan komunikasi ini akan berjalan efektif apabila adanya keterbukaan, rasa empati, dukungan, perasaan positif dan kesamaan antara orang tua dan anak. c. Komunikasi Anak dan Anak Lainnya Komunikasi yang terjadi antara anak satu dengan anak lain. Orang tua memiliki peran untuk membimbing dan mendampingi selama proses komunikasi terutama pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkat usia dan faktor kelahiran (Prasetyo, 2000:22) 18

Menurut Andarmoyo dalam Pratiwi (2010) pola komunikasi dalam keluarga dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Komunikasi Fungsional Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah keluarga yang berhasil dan sehat, didefinisikan sedemikian terang, transmisi langsung dan penyambutan terhadap pesan baik pada tingkat isi maupun instruksi. Dengan kata lain, komunikasi fungsional dalam lingkungan keluarga menuntut maksud dan arti dari pengirim yang dikirim lewat saluran-saluran yang relatif jelas dan penerima pesan mempunyai suatu pemahaman terhadap arti dari pesan itu yang mirip dengan pengirim. Keluarga fungsional mempunyai beberapa karakteristik komunikasi fungsional yaitu : 1. Ada toleransi antara penerima dan pengirim 2. Memahami ketidaksempurnaan dan individualitas 3. Terbuka dan jujur untuk mengakui kebutuhan dan emosi 4. Proses komunikasi bersifat dinamis, artinya mampu saling menukar posisi antara komunikator dan komunikan. Apabila karakteristik yang dijelaskan tersebut terjadi dalam keluarga maka komunikasi berhasil dan bisa dipertahankan. b. Komunikasi Disfungsional Berbeda dengan komunikasi yang fungsional maka komunikasi yang disfungsional dapat menggangu pelaksanaan fungsi keluarga. Pola komunikasi disfungsional didefinisikan sebagai komunikator (transmisi) dan komunikan isi dan instruksi perintah dari pesan yang tidak jelas tidak langsung dan ketidaksepadanan antara tingkat isi dan perintah dari pesan. Komunikasi 19

disfungsional terjadi akibat komunikator dan komunikan yang disfungsional. Komunikasi dari komunikator yang disfungsional bersifat defensif secara pasif maupun aktif dan sering menghapuskan kemungkinan untuk mencapai umpan balik yang jelas dari penerima. Karakteristik komunikator disfungsional adalah 1. Berdasarkan asumsi sendiri atau makna kabur 2. Ekspresi menghakimi atau pernyataan meremehkan dan otoriter 3. Tak mampu mengungkapkan kebutuhan atau merasa tak takut. Karena takut ditolak, pengungkapan perasaan dari komunikator harus diluar kebiasaan atau diungkapkan dengan suatu cara yang jelas sehingga perasaan tersebut tidak diketahui. Jika komunikator tidak berfungsi (disfungsional) maka akan terjadi kegagalan komunikasi karena pesan tidak diterima sebagaimana yang diharapkan. Karakteristik komunikator disfungsional adalah : a) Gagal mendengar b) Diskualifikasi c) Penyerangan dan negativitas d) Kurang eksplorasi e) Kurang validasi 2.3.4 Hubungan Orang Tua dan Anak Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Anak akan menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan hubungan. Berdasarkan penelitian ini peneliti menganalisis hubungan antara orang tua dan anak menggunakan teori penetrasi sosial. Teori ini mulai dikembangkan sejak tahun 1973 oleh dua ahli 20

psikologi yaitu Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Mereka mengajukan sebuah konsep penetrasi sosial yang menjelaskan bagaimana berkembangnya kedekatan hubungan. Model Teori Penetrasi Sosial menyediakan jalan yang lengkap untuk menggambarkan perkembangan hubungan interpersonal dan untuk mengembangkannya dengan pengalaman individu sebagai proses pengungkapan diri yang mendorong kemajuan hubungan. Sehingga teori telah digunakan secara luas sebagai model dalam pengajaran mengenai hubungan interpersonal dan sebagai kerangka kerja dalam mempertimbangkan pengembangan hubungan.teori penetrasi sosial juga menjelaskan bahwa dengan berkembangnya hubungan, keluasan dan kedalaman meningkat. Bila suatu hubungan menjadi rusak, keluasan dan kedalaman sering kali akan (teatpi tidak selalu) menurun, proses ini disebut depenetrasi. Dalam teori ini terdapat empat tahap dalam pengembangan sosial dalam proses komunikasi dalam kehidupan manusia, diantaranya orientasi, pertukaran afektif eksploratif, pertukaran afektif dan pertukaran seimbang (Kadarsih,Jurnal,2009). 2.3.5 Keterbukaan Orang Tua dan Anak Kualitas keterbukaan menurut Devito (2002:285-290) memiliki tiga aspek komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator yang efektif harus terbuka kepada lawan bicara dalam menyampaikan informasi. Terbuka bukan berarti menyampaikan mengenai riwayat hidupnya. Kedua, kesediaan komunikator untuk jujur terhadap stimulus yang datang. Memperlihatkan keterbukaan dengan cara memberikan reaksi secara spontan terhadap orang lain. Ketiga, mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang disampaikan kepada orang lain memang murni milik sendiri dan bertanggung jawab atasnya. Seperti halnya keterbukaan antara orang 21

tua dan anak sangat diperlukan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Orang tua dan anak saling sharing untuk bisa mengerti apa yang dirasakan satu sama lain, sehingga keputusan akhir tidak berdasarkan sepihak melainkan membuat keduanya nyaman untuk menjalani keputusan tersebut. Berdasarkan penelitian ini peneliti menganalisis keterbukaan antara orang tua dan anak menggunakan Teori Self Disclosure. Pengungkapan diri merupakan jantung dari proses komunikasi interpersonal yang menjadi cara bagi orang lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada diri kita, apa yang kita fikirkan dan apa kepedulian kita. Sebagai tambahan, pembukaan diri yang sesuai dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan kenyamanan dan mengintensifkan ketertarikan interpersonal. Sifat kecenderungan kita adalah menyembunyikan perasaan ketidakmampuan, kesepian, kesalahan, kecemasan diatas cinta dan penolakan serta konflik yang didasarkan pada kemarahan dan penyesalan. Menurut Hornstein dan Truesdell, perasaan ini adalah sifat dan mencerminkan batasan dalam jumlah pengungkapan hal pribadi dan personal yang dibuat selama tahap awal hubungan. Namun demikian, karena kelangsungan hubungan dan kepercayaan yang lebih besar telah ditetapkan, biasanya akan mulai berbagi informasi yang bersifat pribadi dan personal (Kadarsih,Jurnal,2009). 2.4 Pendidikan Homeschooling Berkembangnya jaman mempengaruhi dari segi pendidikan dan muncul istilah homeschooling. Homeschooling merupakan pendidikan non formal tidak terikat dengan pemerintah seperti sekolah pada umumnya. Biasanya lembaga tersebut didirikan oleh perorangan atau sebuah komunitas tertentu. Keterbatasan pengawasan pendidikan formal saat ini membuat orang tua khawatir menyerahkan 22

sepenuhnya pendidikan anak pada lembaga formal dengan mencoba pendidikan alternatif sesuai dengan kebutuhan anak mereka yaitu homeschooling (Fauziah,Jurnal,2014). Dalam buku Sumardiono (2007:7) pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk ikut bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik menggunakan rumah sebagai tempat berlangsungnya basis pendidikan. Jadi, tidak begitu saja tanggung jawab pendidikan anak diserahkan kepada guru dan sistem sekolah, orang tua homeschooling bertanggung jawab secara aktif atas proses pendidikan anaknya. Yang dimaksud bertanggung jawab secara aktif disini adalah keterlibatan penuh orang tua pada proses penyelenggaraan pendidikan, mulai dalam hal penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai (values) yang ingin dikembangkan, kecerdasan dan ketrampilan yang hendak diraih, kurikulum dan materi pembelajaran hingga metode belajar serta praktik belajar keseharian anak-anak. 2.5 Penelitian Terdahulu Berdasarkan judul penelitian yang ditulis ada dua penelitian terdahulu yang membahas mengenai aktivitas komunikasi guru dengan siswa berkebutuhan khusus dan homeschooling. Pertama, aktivitas komunikasi guru dengan siswa berkebutuhan khusus. Kedua, hubungan antara konsep diri dengan penyesuaian diri pada remaja yang mengikuti homeschooling Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Prabowo (2012) aktivitas komunikasi guru dengan siswa berkebutuhan khusus harus berjalan secara efektif agar pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima dengan baik. Apabila pesan kurang tersampaikan kepada siswa, guru langsung mengatasi 23

hal tersebut dengan melakukan pendekatan dan pengulangan-pengulangan menggunakan bahasa isyarat, leep reading dan bahasa universal. Namun jika hal tersebut dilakukan namun pesan belum tersampaikan maka guru menggunakan media lain disekitarnya yang bersifat kondisional. Berdasarkan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Pratiwi (2010), bahwa remaja yang mengikuti homeschooling dituntut untuk melakukan penyesuaian diri baik pribadi maupun sosial karena penyesuaian diri yang dilakukan tidak hanya pada lingkungan pendidikan namun juga pada lingkungan keluarga. Hal ini dipengaruhi faktor komunikasi yang terjadi pada lingkungan keluarga tersebut. Berdasarkan kedua penelitian diatas mempunyai tema yang aktivitas komunikasi dan homeschooling sehingga menambah referensi untuk penelitian penulis meskipun menggunakan subyek dan penelitian yang berbeda. Penelitian menggunakan dua penelitian terdahulu bertujuan menjadi dasar penelitian untuk melakukan penelitian tentang aktivitas komunikasi keluarga sehingga dapat memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. 24

2.6 Definisi Konseptual a. Komunikasi : komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih, baik mengirim dan menerima pesan yang terdistorisi oleh gangguan (noise) yang terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (Devito,2002:24). b. Komunikasi interpersonal : komunikasi dilakukan dengan tatap muka (face to face) sehingga tanggapan komunikasi segera diketahui. Umpan balik dalam komunikasi bersifat langsung karena itulah dinamakan umpan balik seketika (immediate feedback) (Effendy,1986:20). c. Hubungan : Jaringan sosial yang terwujud karena interaksi seseorang yang kedudukan sosial tinggi dengan orang-orang yang kedudukan sosialnya lebih rendah, dalam hal ini pihak yang kedua memberi jasa kepada pihak pertama yang telah memberi perlindungan (KBBI). d. Keterbukaan : Kesediaan komunikator untuk jujur terhadap stimulus yang datang (Devito,2002:285) 25