Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG SD Negeri 01 Gumayun Kabupaten Tegal Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif dipadu dengan pendekatan REOG sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi, mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alat pengumpul data yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran, evaluasi dan observasi. Subyek yang diteliti guru dan siswa kelas V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap siklusnya mengalami perubahan secara signifikan. Dari yang baik menjadi lebih baik. Secara berturut-turut (siklus I dan II) keterampilan menulis puisi 58,1 pada pra siklus, siklus I sebesar 66 dan Siklus II sebesar 71,5 dan 76,5 siklus I, dan 83,7 pada siklus II untuk afektif. Untuk psikomotor adalah 70,5 siklus I, dan 84 pada siklus II dimana data tersebut didapat melalui pengamatan. 2015 Didaktikum Kata Kunci: Menulis Puisi; Pembelajaran Kooperatif; Pendekatan REOG PENDAHULUAN Keterampilan menulis ( writing skills) merupakan salah satu dari empat keterampilan dalam Bahasa Indonesia yang termasuk dalam keterampilan yang bersifat aktif produktif. Dalam pelaksanaannya ke empat keterampilan tersebut tidak dapat berdiri sendiri- sendiri, yang artinya ke empat keterampilan tersebut saling bersinergi. Baik menulis dengan membaca, menulis dengan berbicara, menulis dengan menyimak dan sebaliknya. Seperti dalam Tarigan (1984). Pengembangan keterampilan menulis, terutama yang berhubungan dengan karya sastra seperti puisi perlu mendapat perhatian yang serius karena menulis puisi tidak dapat terbentuk secara otomatis dan tidak semudah yang siswa bayangkan, siswa dituntut untuk pandai bermain kata-kata dan banyak memiliki referensi kata sehingga dapat menghasilkan sebuah puisi yang indah dan menarik untuk dibaca. Dengan demikian, pengembangan keterampilan menulis puisi akan melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam mengekspresikan ide-ide dan kecerdasan dalam mengolah kata-kata. Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan di sekolah tidak dimaksudkan untuk mencetak sastrawan, namun pembelajaran menulis puisi ini dimaksudkan untuk melatih siswa supaya terbiasa mengembangkan kemampuan mereke untuk menulis kreatif dalam hal ini menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi sering kali dihadapkan pada banyak kendala seperti kemampuan guru dalam mengajar, kemampuan siswa dan minat siswa yang rendah terhadap puisi itu sendiri. Apa 32
lagi siswa ketika diberikan tugas menulis itu sangatlah malas. Hal ini tentu menjadi permasalahan bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia itu sendiri. Bagaimana cara agar siswanya berminat dan termotivasi dalam keterampilan menulis puisi. Siswa beranggapan menulis puisi itu sangat sulit, karena terlebih dahulu mereka harus mengambil tema dan ide yang sangat cemerlang untuk menuangkan pemikirannya ke dalam kata-kata. Belum lagi ketika puisi yang telah dibuat dirasa tidak sesuai dengan alurnya, maka harus kembali di rubah dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyempurnakan puisi tersebut. Masalah yang kemudian sering muncul adalah apakah kebiasaan membaca telah tumbuh di kalangan siswa kita karena kita amati para generasi seusia siswa Sekolah Dasar atau SMP lebih banyak duduk di depan televisi dari pada membaca. Begitu pula minat membaca karya sastra terlihat masih kurang berdasarkan pengamatan peneliti. Bagaimana mereka bisa menulis, apabila membacanya kurang? Dari hasil pengamatan, ternyata menulis adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa terbukti dari nilai mengarang sangat rendah. Seperti apa yang terjadi pada siswa kelas V SD N Gumayun 01, Ngrampal dimana ketika siswa diuji coba dengan diberi tugas menulis puisi dengan tema Pahlawan, dari 25 siswa kelas V hanya bebererapa siswa yang selesai menulisnya, dan itupun belum sesuai harapan kita (belum memenuhi KKM yang telah ditentukan/ nilai 70), hanya 58,1 rata-rata nilai yang diperoleh dengan 36% siswa yang tuntas dalam kompetensi dasar menulis puisi. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah Apakah dengan penerapan pembejaran kooperatif yang dipadu dengan pendekatan REOG dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi?. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapaiberbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap (Baharudin dan Esa, 2008). Belajar menurut Slameto (2003) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Supriyono (2009) Belajar dalam idealisme berarti kegitan psiko- fisiksosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Pengertian menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) memberikan devinisin ya sebagai tindakan melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, menulis surat, menulis roman (cerita), mengarang cerita. Sedangkan menurut Tarigan (1984) adalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Juga oleh Tarigan (1986) dalam Supriatno (1997) Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang - lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suparno (2008) Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dari pendapat diatas pada prinsipnya menulis merupakan keterampilan bahasa yang produktif untuk melahirkan pikiran, perasaan, dan sesuai fungsinya sebagai alat komunikasi tidak langsung. Namun sebetulnya kegiatan menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan tetapi juga merupakan kegiatan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG 33
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research) dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penerapan pembelajaran kooperatif dipadu dengan pendekatan REOG sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa atau meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN Gumayun 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam kegiatan yang berbentuk Siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama yaitu: (a) perencanaan ( planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan (observing); (d) refleksi (reflecting) (Suharjono,2006) Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yakni mulai bulan Januari 2015 sampai dengan akhir bulan April. Penelitian dilakukan pada semester 2 dengan 2 siklus. Untuk tiap siklusnya dilakukan 2 pertemuan. Siklus I dilaksanakan tanggal 17 Januari dan 24 Januari 2015 dan siklus II dilaksanakan tanggal 3 Februari dan 10 Februari 2015. Pada semester 2 menggunakan materi Keterampilan Menulis Puisi dengan kompetensi dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Subjek penelitian adalah proses pembelajaran, guru dan siswa sebanyak 25 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Dalam perencanaan ini peneliti bersama teman sejawat (observer) mendiskusikan tentang materi ajar dan perangkatnya. Selanjutnya dibuat instrumen pembelajaran dan penilaiannya. Setelah instrument pembelajaran yang terdiri dari RPP, media pembelajaran, Lembar penilaian selesai, mengadakan tes penjajagan (pra siklus) dengan memberikan tugas menulis puisi bebas. Dari hasil penjajagan diperoleh nilai sebagai berikut: nilai rata rata kelas 58,1 dan ketuntasan belajar 36 % (7 siswa). Tabel 1. Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus I Siklus Ketuntasan % Menulis Afektif Psikomotor Aktifitas Guru % I II RT I II RT I II RT Pra Siklus 36 58,1 I 60 66 75,3 77,7 76,5 70 71 70,5 78 78 78 Siklus I 1. Perencanaan Siklus pertama diawali dengan kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan perencanaan tersebut yaitu mendiskusikan pokok permasalahan dalam penelitian bersama guru mata pelajaran TIK, menyusun rencana pembelajaran (RPP), menyiapkan materi dan media yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung dalam hal ini pokok bahasan membuat dan mengolah dokumen pengolah angka dengan variasi grafik, mempersiapkan lembar kerja (post-test) serta menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung. 2. Pelaksanaan Berdasarkan renncana pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 34
a. Tahap Awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengecek kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas dan persiapan untuk berdoa sebelum belajar. b. Tahap Inti Pada kegiatan inti ini, guru menjelaskan pengertian pusi, tata cara membuat puisi dan memberikan contoh puisi. Setelah itu guru memberikan latihan membuat puisi kepada sisw dan guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan hasil latihannya. c. Tahap Penutup Pada akhir kegiatan, guru tidak memberi penguatan materi dan tidak membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. 3. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Observasi yang dilakukan yaitu observasi kepada siswa. 4. Refleksi Setelah pelakasnaan pembelajaran pada siklus I selesai, guru melakukan refleksi untuk mengidentifikasi kekukarangan maupun kelebihan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Adapun refleksi pada siklus I adalah: a. Guru tidak memperhatikan bagian-bagian mana yang dianggap sulit oleh siswa. b. Guru tidak memberikan latihan secara bertahap. c. Siswa tidak berani mengajukan pertanyaan. Siklus II Dari hasil semua penilaian pada siklus ini terlihat masih banyak kekurangan dan belum mencapai indikator kerja. Untuk itu perlu dilaksanakannya siklus II agar dapat mencapai indikator kerja yang kita harapkan. Tabel 2. Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus II Siklus Ketuntasan % Menulis Afektif Psikomotor Aktifitas Guru % I II RT I II RT I II RT Pra Siklus 36 58,1 I 60 66 75,3 77,7 76,5 70 71 70,5 78 78 78 II 80 71,5 86 88 87 83,7 84 83,8 91 91 91 Adapun grafik rekapitulasi presentase perolehan penilaian pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu sebagai berikut pada Gambar 1. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG 35
Presentase 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 80% 60% 36% Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus Gambar 1. Grafik Rekapitulasi Presentase Perolehan Penilaian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 1. Perencanaan Kegiatan perencanaan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Guru harus memperhatikan perbedaan inidividu, dan (b) Guru sebaiknya memberikan motivasi seperti reward (nilai tambah) bagi siswa yang berani bertanya. 2. Pelaksanaan Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: a. Tahap Awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengecek kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas dan persiapan untuk berdoa sebelum belajar. b. Tahap Inti Pada tahap inti guru memberikan tindakan hampir sama dengan siklus I, hanya perbedaannya dalam memberikan reward kepada siswa yang berani membacakan puisi buatannya. c. Tahap penutup Pada akhir kegiatan, guru memberikan cara mudah untuk membuat puisi. 3. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Dan diperoleh hasil dengan kategori baik. 4. Refleksi Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pembelajran siklus II, aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran dapat dikatakan lebih baik dibandingkan siklus I. Hal ini dapat diketahui dengan beberapa perbaikan, diantaranya yaitu: a. Selama pembelajaran guru telah memperhatikan bagian-bagian mana yang dianggap sulit oleh siswa. b. Guru lebih rinci dalam memberikan latihan secara bertahap. c. Guru lebih aktif dalam memperhatikan perbedaan inidividu. d. Guru mulai memberikan penerapan setelah latihan dikuasai oleh siswa. e. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan kepada guru. 36
Pembahasan Siklus I Data pada Tabel 1 yang telah dijelaskan di hasil penelitian menunjukkan nilai keterampilan menulis puisi, Afektif dan psikomotor ( pengamatan ), terlihat bahwa rata-rata kelas ada peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai prestasi keterampilan menulis meningkat dari 58,1 ( pada pra siklus ) menjadi 66 dan persentase ketuntasan dari 36 % menjadi 60 %. Namun dari data di atas terlihat nilai rata rata kelas siswa masih belum mencapai indikator kerja masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan (KKM). Berarti masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis puisi. Sedangkan dari hasil pengamatan diperoleh untuk aspek Afektif siswa nilai rata - rata kelas 76,5 sedangkan aspek psikomotor siswa nilai rata rata kelas 70,5, yang berarti bahwa aspek afektif maupun psikomotor siswa kelas V kategori cukup. Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan instrumen pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah mencapai 78% yang berarti guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam katagori baik. Baik dalam penguasaan materi pembelajaran, skenario pembelajaran maupun dalam penilaian, namun dalam penguasaan kelas, skenario dan materi perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya. Siklus II Data Tabel 2 dan Gambar 1 menunjukkan nilai menulis, Afektif dan psikomotor (pengamatan), terlihat bahwa rata-rata kelas meningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai keterampilan menulis puisi meningkat dari 58,1 (pada pra siklus) menjadi 66 pada siklus I pada siklus ini menjadi 71,5, dengan ketuntasan dari 36% pada pra siklus menjadi 60%.pada siklus I dan menjadi 80% pada siklus II ini. Artinya rata-rata nilai prestasi siswa sudah mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai prestasi individu 70 Sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa ketuntasan siswa meningkat dari 60% pada siklus 1 menjadi 80% pada siklus kedua. Ini berarti bahwa ketuntasan siswa persentasenya telah melebihi indikator kerja (70%). Dari hasil pengamatan diperoleh untuk aspek Afektif siswa nilai rata-rata kelas dari 76,5 pada siklus I menjadi 87 pada siklus ini dan aspek psikomotor siswa nilai rata-rata kelas dari 70,5 pada siklus I menjadi 83,8 pada siklus ini, yang berarti bahwa aspek afektif maupun psikomotor siswa mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, terlihat dengan rata-rata kelas seperti diatas berarti hampir semua aspek penilain bisa dicapai siswa dan hasil tersebut dikatakan baik. Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru juga mengalami kenaikan yang cukup berarti dari 78 pada siklus I menjadi 91 yang berarti guru dalam melaksanakan pembelajaran dari cukup menjadi baik. Baik dalam penguasaan materi pembelajaran, skenario pembelajaran maupun dalam penilaian. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif yang dipadu dengan pendekatan REOG mampu meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD N Gumayun 01, Dukuhwaru. Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif yang dipadu dengan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG 37
pendekatan REOG hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan dari yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasarkan siklus I dan II) hasil belajar keterampilan menulis puisi dengan rata- rata prestasi 66 menjadi 71,5 untuk evaluasi, 76,5 menjadi 87 untuk ranah afektif, dan dari 70,5 menjadi 83,5 untuk ranah psikomotor. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pembejaran kooperatif yang dipadu dengan pendekatan REOG dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi. DAFTAR PUSTAKA Baharudin, Wahyuni N. I. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:AR-RUZZ Media Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suparno dan Yunus M. 2008. Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Supriatno A. 1997. Model Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Tarigan, Henry Guntur,1984, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa 38