BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan. sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara. Kemajuan perindustrian tidak lepas dari peran pemerintah. memberi kemudahan di sektor perizinan industri.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: ( 1 ) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menangani

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pemerintah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. 1

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan dan analisis, maka dapat ditarik. simpulan :

DAFTAR PUSTAKA. Adisapoetra R. Kosim, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Pradnya Paramita, 1978.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Daftar Pustaka. SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, September 1987.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap seperti pelayanan perizinan

BAB III PENUTUP. sampailah pada kesimpulan yaitu : 1. Bahwa proses pemberian izin industri batik di Kota Yogyakarta, Dinas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu, hal ini disebabkan oleh antara para pakar tidak terdapat persesuaian paham,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

penjual minuman keras yang lolos dari hukum.

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN BANGUN-BANGUNAN

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

BAB III PENUTUP. biopori guna meningkatkan potensi air tanah. Namun upaya ini masih

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum. Pembangunan dalam segala bidang menjadi penting

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEWENANGAN DAN PERIZINAN VILLA. pemerintahan dan fungsi pelayanan pemerintahan, namun dalam melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berita AIPI (1997) mengatakan bahwa pelaksanaan berasal dari kata

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Batu Bacan merupakan batu hidup yang akan berubah warnanya

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN BANJAR

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SAMARINDA

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Adanya kendala-kendala yang menyebabkan terjadinya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PENUTUP. pemeriksaan yang telah ditargetkan sesuai PKPT setiap tahunnya dapat

3. Diperlukan adanya aturan tentang penapisan jenis usaha/kegiatan di daerah. jenis usaha/dan atau kegiatan agar terjaga fungsi pelestarian lingkungan

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

129

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Rendah maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Berdasarkan pada Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan bahwa

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

IMPLEMENTASI PERIZINAN TERTENTU TERHADAP KEGIATAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG (DEPOT AIR) DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

QANUN KABUPATEN ACEH SINGKIL NOMOR 3 TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

JURNAL DAMPAK PENERBITAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN HOTEL TERHADAP PERMOHONAN IZIN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERIZINAN MENARA TELEKOMUNIKASI. A. Pelaksanaan Perizinan Menara Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi permasalahan itu yakni dengan mengatur pengambilan air dalam

BAB I PENDAHULUAN. 10 hambatan terbesar kegiatan investasi perusahaan adalah tidak memadainya

BAB V PENUTUP tentang Pengendalian Hotel di kota Yogyakarta sejauh ini dapat. dikatakan berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan maksud dan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional untuk memajukan adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2008

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB V PENUTUP. Kabupaten Bantul berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kegiatan pariwisata berfungsi sebagai penggerak seluruh potensi

BAB III PENUTUP. dapat diambil kesimpulan bahwa Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mencermati dan mengkaji tentang peranan Badan Satuan Polisi Pamong

BAB I PENDAHULUAN. memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang besar untuk mengelola

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BAB II PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN. Di dalam kamus istilah hukum, izin (vergunning) dijelaskan sebagai

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN PENANDATANGANAN SEBAGIAN PERIZINAN DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

DAFTAR PUSTAKA. Adisapoetra, Prins-R. Kosim, 1976, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Pradnya Paramita, Jakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku

kemandirian dan kemajuan suatu bangsa. rata-rata negara dengan kekayaan sejahtera. Namun, hal ini harus diiringi dengan pengelolaan yang baik dan

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Menengah Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122); 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Salah satu pertimbangan hakim dalam memberikan izin suami beristeri lebih

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA. A.G. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008.

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJQ. NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DAFTAR PUSTAKA. Buku :

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERIZINAN PENDIRIAN KLINIK. Dalam kamus hukum, izin (vergunning) diartikan sebagai;

Transkripsi:

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kebijakan pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam penerapan Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) atau di Kabupaten Karanganyar disebut dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) dalam menangani perizinan perindustrian sangat membantu para pemohon izin usaha industri dalam permohonan izin tersebut. Keikut sertaan dinasdinas yang terkait dalam menangani perizinan industri sangat membantu proses penanganan perizinan. Dengan adanya keterkaitan dinas-dinas tersebut berarti tidak melepas fungsi atau peran masingmasing dinas, meskipun perizinan industri sekarang ini penanganannya berada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Munculnya BPPT dalam penanganan perizinan perindustrian lebih membantu dibandingkan sebelumnya. Dimana masyarakat menangani perizinan industri dari pintu ke pintu atau dinas ke dinas, sekarang penanganannya pemohon izin usaha industri hanya menyerahkan persyaratan ke bagian informasi di BPPT, kemudian pelaksanaan penanganan perizinan oleh tim dari BPPT. 53

54 2. BPPT telah banyak membantu dalam perizinan, ini dapat disimpulkan dari hasil survei yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Masyarakat pemohon izin usaha industri banyak yang memperoleh kemudahan baik dari segi waktu, biaya, ataupun pelayanan. Sehingga adanya BBPT membantu baik bagi masyarakat sebagai pemohon perizinan, pemerintah Kabupaten Karanganyar dan mayarakat sekitar. Bagi Pemerintah Kabupaten sendiri dengan segala kemudahan yang diberikan oleh BPPT tentu dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Karanganyar sehingga PAD Kabupaten Karanganyar dapat meningkat meskipun ini bukan tujuan utama yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Masyarakat sekitar tentu diuntungkan pula karena apabila pemerintah kabupaten memberikan kemudahan permohonan izin usaha industri bagi investor, masyarakat sekitar tentu akan memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar lagi sehingga tingkat pengangguran di Kabupaten Karanganyar dapat berkurang. 3. Kendala yang dihadapai BPPT dalam penanganan perizinan industri terkendala adanya kesulitan dalam koordinasi antara petugas-petugas yang ada di lapangan. Masyarakat yang tidak jujur dalam memberikan keterangan juga memberi kesulitan dalam penanganan perizinan industri. Kendala-kendala tersebut selebihnya tidak memberikan kesulitan yang berarti bagi BPPT, kesulitan tersebut hingga saat ini masih dapat ditangani dengan baik dan proses perizinan dapat berjalan.

55 B. Saran 1. Bagi masyarakat (Pemohon Izin Usaha Industri) Pemohon izin diharapkan memberi informasi yang jelas sehingga tidak mempersulit petugas yang ada di lapangan. Pemohon izin industri mematuhi dan melaksanakan peraturan yang sudah ada. 2. Bagi aparatur perizinan Bagi BPPT dalam pengenaan biaya diharapkan memberi rincian sehingga pemohon izin usaha industri mengetahui biaya yang mereka keluarkan meliputi apa saja. Pemohon izin tentu tidak keberatan dengan adanya rincian pengeluaran dalam mengurus izin usaha industri. Pemohon juga akan merasa senang dengan adanya keterbukaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Buku Atmosudirdjo, S. Prajudi, 1983, Hukum Admiuniatrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hadikusuma, Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau skripsi Ilmu Hukum, Bandung, Cv. Mandar Maju. LP3ES, 2000, Petunjuk Mengurus Izin dan Rekomendasi Sektor industri dan Perdagangan, Jakarta: Pustaka LP3ES. Pemerintah Kabupaten Karanganyar, 2007, Profil Pelayanan Perizinan Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Karanganyar. Pemerintah Kabupaten Karanganyar, 2009, Direktori Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Karanganyar. Spelt, N.M. dan ten Berge, disunting Philipus M. Hadjon, 1993, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridika. Sri Pudyatmoko, Y, 2009, Perizinan (Problem dan Upaya Pembenahan), Jakarta: Grasindo Sujana, Nana, 1998, Tuntunan Penyusunan Karya Penulisan Ilmiah Makalah Disertasi, Bandung: Sinar Baru. Van der Pot dalam Utrech dan Moh. Saleh Djindang, 1985, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Jakarta: Balai Buku Ichtiar. Kamus M. Muliono, Anton, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, 2001, Jakarta: Balai Pustaka Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi Revisi: Difa Publisher Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian Lembaran Negara Republik Indonesia No.22 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Peraturan Mentri Perindustrian Nomor: 41/M-IND/PER/6/2008 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 8 Tahun 2002 Tentang Retribusi Industri

Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 3 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Karanganyar Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Dan Fungsi Jabatan Struktural Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Karanganyar Lain-lain Sumiarni, Endang, 2009, Hand Out: Mata kuliah Metodelogi Penelitian Hukum, Yogyakarta