BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tengah. Tawangmangu menjadi salah satu objek wisata favorit karena daerahnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implementasi karakter positif sangat penting dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Negara harus adil dalam mendistribusikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SILABUS PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan. Tahun Pelajajaran : 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

IMPLEMENTASI KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK PEDAGANG KAKI LIMA DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik

: SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 Menghargai perilaku beriman dan 1. Menunjukkan perilaku beriman dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior hotel, suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

I. PENDAHULUAN. Kemajuan tersebut dapat diperoleh dengan tercapainya tujuan yang telah

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM BUKU AJAR PPKN SMP

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSIDASAR BAHASA INDONESIA SMPLB AUTIS

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNARUNGU

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNARUNGU

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latara Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dari bangsa Indonesia. Hal lain yang mendukung keberterimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

DAFTAR PUSTAKA. Aqib, Zainal Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya.

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semakin canggih. Permainan yang dahulu tradisonal, kini sudah beralih menjadi

NO.SOAL SKOR TINGKAT KESUKARAN. NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL BENTUK SOAL 1 Matematika Wajib. Uraian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Tawangmangu menjadi salah satu objek wisata favorit karena daerahnya yang sangat sejuk dan terletak di lereng barat Gunung Lawu. Ketersediaan sarana dan prasarana seperti hotel, villa, lapangan golf, serta kawasan outbond menjadikan Tawangmangu banyak dikunjungi oleh masyarakat. Objek tujuan wisata utama yang ada terdapat di Tawangmangu adalah Air Terjun Grojogan Sewu yang letaknya di Kelurahan Tawangmangu. Grojogan Sewu mempunyai arti yaitu Grojogan Seribu. Pedagang adalah profesi yang cukup diminati di daerah kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Pedagang menawarkan barang dagangan seperti strawberry, kripik ketela, pakaian, dan asesoris lainnya. Pedagang di kawasan Grojogan Sewu dalam melakukan kegiatannya tidak bisa dilepaskan dengan karakter, terutama kejujuran dan kerja keras. Tidak jarang permasalahan muncul karena pedagang tidak menerapkan karakter kejujuran dan kerja keras dalam melakukan aktivitasnya. Banyak kasus mencerminkan karakter negatif yang dilakukan pedagang secara umum di masyarakat. Fakta yang dijabarkan MNCTV News Com (2012), menceritakan kecurangan yang dilakukan pedagang di sebuah pasar tradisional dengan cara mengoplos jeruk yang sudah busuk dengan jeruk yang masih segar. 1

2 Pedagang tersebut membeli jeruk dengan sistem per peti karena harga beli yang lebih murah. Pedagang untuk menutupi kerugian tetap menjajakan jeruk busuk yang belum laku dengan cara mengoplosnya. Kecurangan atau ketidakjujuran terkadang memang dilakukan para pedagang. Kecurangan yang secara umum dilakukan oleh para pedagang adalah perbedaan pemberat pada alat ukur atau timbangan manual. Anggota BPSK menuturkan bahwa mayoritas pengaduan dari pelanggan pasar mengeluhkan pedagang yang timbangannya tidak sesuai, sehingga dapat merugikan konsumen atau pembeli. Tindak lanjut dari BPSK adalah dengan merekomendasikan ke dinas Koperindag untuk melakukan penertiban langsung kepada pedagang pasar mengenai kecurangan timbangan tersebut (Sindonews.com, Februari 2013). Pada dasarnya karakter kejujuran dan kerja keras harus ada dalam setiap diri pedagang, tidak terkecuali pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Penanaman karakter kejujuran dilakukan agar pedagang mampu menerapkan sikap jujur dalam aktivitas jual beli. Hal tersebut berdampak langsung pada kepercayaan pembeli, sehingga tidak jera untuk kembali membeli barang di masa mendatang. Karakter kerja keras juga harus tertanam pada diri seorang pedagang agar menimbulkan rasa ikhlas dengan usahanya sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penanaman karakter kejujuran dan kerja keras oleh Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa

3 Tengah. Alasan peneliti memilih kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar sebagai tempat penelitian, karena di lokasi tersebut terdapat Paguyuban Pakis yang memiliki kegiatan positif dalam membina pedagang sebagai anggotanya. Keterkaitan tema yang akan diteliti dengan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UMS terletak pada visi dan misi yang menyinggung kalimat membentuk karater yang kuat. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UMS meletakkan perhatian pada karakter yang selaras dengan tema penelitian ini. Keterkitan dengan mata kuliah yang ada di Program Studi PPKn adalah mata kuliah Sosiologi Indonesia, hal ini selaras karena cakupan mata kuliah Sosiologi Indonesia yang fokus perhatian pada masalahmasalah sosial. Keterkaitan yang lain adalah dengan adanya mata pelajaran PPKn kelas VII SMP/MTS pada KI (Kompetensi Inti) yang ke-2, yaitu menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI ke-2 memuat 4 KD (Kompetensi Dasar), yaitu menghargai semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara, menghargai perilaku sesuai normanorma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya dan masyarakat sekitar, menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan

4 jenis kelamin, serta menghargai semangat persatuan dan kesatuan dalam memahami daerah tempat tinggalnya sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam kerangka Negara Kesatuan RepubIik Indonesia (NKRI). Hal tersebut mengisyaratkan bahwa mata pelajaran PPKn di SMP/MTS kelas VII selaras dengan aspek kejujuran yang ada di KI 2 yang berbunyi menghargai dan menghayati perilaku jujur. Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya serta masyarakat sekitar yang terdapat dalam KD juga merupakan aspek sosial kemasyarakatan yang fokus perhatiannya pada masalah-masalah sosial sebagaimana penelitian ini. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting dalam sebuah karya ilmiah. Peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi akar permasalahannya. Adanya permasalahan yang jelas akan membuat proses pemecahannya lebih terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kegiatan Paguyuban Pakis di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah? 2. Bagaimanakah bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran yang dilakukan Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah?

5 3. Bagaimanakah bentuk-bentuk penanaman karakter kerja keras yang dilakukan Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan titik pijak dalam merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan agar dirumuskan secara jelas. Tujuan penelitian mempunyai fungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan Paguyuban Pakis di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. 2. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran yang dilakukan Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. 3. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penanaman karakter kerja keras yang dilakukan Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat luas pada umumnya mengenai penanaman karakter kejujuran oleh Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan, khususnya mengenai penanaman karakter kerja keras oleh Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan penelitian yang relevan selanjutnya. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyebarluaskan informasi mengenai penanaman karakter kejujuran dan kerja keras oleh Paguyuban Pakis kepada pedagang di kawasan wisata Grojogan Sewu Kelurahan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti sebagai calon pendidik, sehingga dapat mentransformasikan kepada peserta didik serta masyarakat Indonesia pada umumnya.

7 E. Daftar Istilah Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi skripsi, peneliti perlu mencantumkan daftar istilah. Adapun daftar istilah pada skripsi ini adalah: 1. Penanaman. Penanaman dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005:1134). Penanaman merupakan penekanan pada sesuatu yang bertujuan untuk membiasakan, menentukan, melakukan, dan memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan atau dengan bantuan yang seperlunya (wahyuningsih, 2013). Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman adalah cara atau proses yang bertujuan untuk membiasakan, menentukan, melakukan, dan memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan atau dengan bantuan yang seperlunya. 2. Karakter. Karakter dapat diartikan sebagai suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku (Kesuma dkk., 2011:11). Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Suyanto dalam Wibowo, 2012:65). Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bawah karakter adalah suatu nilai yang menjadi ciri khas dan terwujud dalam bentuk perilaku individu. 3. Kejujuran. Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain (Gunawan, 2012:33). Jujur adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten, antara apa yang dikatakan

8 dan dilakukan, berani karena benar, dapat dipercaya, dan tidak curang (Samani, 2011:51). Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah perilaku yang mencerminkan individu agar terbuka, konsisten, dan menjadi seseorang yang selalu dapat dipercaya. 4. Keja keras. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Wibowo, 2013:14). Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan atau menjadi tugasnya sampai tuntas (Kesuma dkk., 2011:17). Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpukan kerja keras adalah upaya yang terus dilakukan untuk mengatasi berbagai hambatan. 5. Pedagang. Pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan berdagang (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005:229). Pedagang adalah distributor yang membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan menggunakan namanya sendiri untuk memperoleh laba (Prishardoyo dkk., 2013:95). Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan cara membeli barang untuk dijual kembali agar memperoleh laba. 6. Paguyuban. Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama yang anggotaanggotanya memiliki hubungan batin kuat, bersifat alamiah, dan bersifat kekal (Maryati, 2006:144). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama yang anggota-

9 anggotanya memiliki hubungan batin kuat, bersifat alamiah, dan bersifat kekal.