QUATERNION AND IT S PROPERTIES ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION

TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION

Transformasi Fourier Quaternion yang Didasarkan pada Bidang Ortogonal Split dengan Satu atau Dua Quaternion Murni

TRANSFORMASI FOURIER QUATERNION DUA SISI DENGAN KERNEL SIFAT-SIFATNYA. MUH. NUR Jurusan Matematika, Universitas Hasanuddin, Makassar

QUATERNION DAN APLIKASINYA. Sangadji *

TRANSFORMASI KANONIKAL LINEAR QUATERNION QUATERNION LINEAR CANONICAL TRANSFORM

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

TRANSFORMASI FOURIER FRAKSIONAL QUATERNION SISI KANAN. RIGHT SIDE of FRACTIONAL QUATERNION FOURIER TRANSFORM

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS

ISOMORFISMA DARI MATRIKS QUATERNION KOMPLEKS KE MATRIKS KOMPLEKS DAN SIFAT-SIFATNYA Ainun Mawaddah Abdal, Amir Kamal Amir, dan Nur Erawaty

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

Isomorfisma dari Gelanggang Polinom Miring Kompleks ke Gelanggang Quaternion Riil

Oktonion I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Pengolahan Dasar Matriks Bagus Sartono

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

GERSHGORIN DISK FRAGMENT UNTUK MENENTUKAN DAERAH LETAK NILAI EIGEN PADA SUATU MATRIKS. Anggy S. Mandasary 1, Zulkarnain 2 ABSTRACT

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

STRUKTUR ALJABAR: RING

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

Aljabar Linier. Kuliah 3. 5/9/2014 Yanita FMIPA Matematika Unand

Penggunaan Quaternion dan Matriks pada Perputaran Spasial

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

SUATU KRITERIA STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU REGULAR

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

HIMPUNAN BILANGAN KOMPLEKS YANG MEMBENTUK GRUP

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Penulis : Rahmad AzHaris. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

PEMBENTUKAN IDEAL MAKSIMAL GELANGGANG POLINOM MIRING MENGGUNAKAN IDEAL GELANGGANG TUMPUANNYA

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE SALIHU

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

Diktat Kuliah. Oleh:

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

Aplikasi Quartenion pada Game Engine

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

a11 a12 x1 b1 Definisi Vektor di R 2 dan R 3

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK SISTEM LINIER DISKRIT DENGAN POLE KONJUGAT KOMPLEKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Teori Bilangan (Number Theory)

Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

Ilustrasi Penggunaan Quaternion untuk Penanggulangan Gimbal Lock

Aljabar Linear Elementer

Bagian 2 Matriks dan Determinan

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

9. Teori Aproksimasi

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) )

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

RUANG HASIL KALI DALAM (RHKD) Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pengampu: Abdul Aziz Saefudin, M.

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

QUATERNION AND IT S PROPERTIES Muh. Irwan Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM Info: Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Edisi: Januari Juni 015 Artikel No.: 3 Halaman: 16-0 ISSN: 355-083X Prodi Matematika UINAM ABSTRAK Bilangan quaternion merupakan perluasan bilangan kompleks,sehingga sifat-sifat yang berlaku pada bilangan kompleks juga berlaku pada bilangan quaternion kecuali sifat komutatif terhadap operasi perkalian. Pada penelitian ini diperlihatkan beberapa sifat quaternion seperti modulasi, konjugasi serta perkalian bilangan quaternion dengan suatu fungsi eksponensial yang merupakan fungsi yang bernilai quaternion. Yang selanjutnya dapat diterapkan pada bidang-bidang tertentu. Kata Kunci: Bilangan kompleks, Quaternion 1. PENDAHULUAN Sistem bilangan dalam ilmu matematika merupakan suatu hal yang mendasar untuk diketahui. Berbagai jenis bilangan seperti bilangan genap, ganjil, prima, komposit, bilangan asli, bilangan nol, bilangan cacah, sampai pada bilangan riil dan imajiner. sedangkan gabungan antara bilangan imajiner dan bilangan riil dikenal dengan nama bilangan kompleks. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bilangan kompleks marupakan bilangan yang terluas dari sistem bilangan. Oleh karena itu, tidak salah jika bilangan kompleks memiliki penjelasan yang tidak sedikit dalam matematika dan terapannya. Seperti, geometri, vektor fungsi, matriks dan lain-lain. Bilangan kompleks memiliki banyak diantaranya dalam bidang fisika, kimia, komputer, statistika dan lain sebagainya. Salah satu perluasan bilangan kompleks adalah bilangan quaternion. Bilangan quaternion pertama kali diperkenalkan oleh Sir William Rowman Hamilton pada tahun 1805-1865. Perbedaan bilangan quaternion dengan bilangan kompeks terletak pada bagian imejiner, dimana bagian imejinernya ada tiga bagian yang merupakan kombinasi linear antara satu dengan yang lain. Seperti bilangan kompleks, bilangan quaternion juga memiliki peranan penting dalam berbagai bidang ilmu seperti kimia, fisika pemrosesan gambar dan signal, komputer grafik, dan kompressi data. Beberapa penelitian telah dilakukan di antaranya, The maximal and minimal ranks of a quaternion matrix expression with applications yang diteliti oleh somaye dkk. pada tahun 013, penelitian berikutnya The general quaternionic M J sets on the mapping z z α + c (α N), pada tahun 007 oleh wang Xing yuan dan sun yuan-yuan. Penelitian berikutnya pada tahun 008 yang berjudul The Colombeau Quaternion Algebra Cortes yang ditulis oleh w. ferrero m.a., dan juriaans s.o. Dari berbagai penelitian di atas sehingga pada penelitian ini akan dibahas tentang sifat-sifat bilangan quaternion. TINJAUAN PUSTAKA a. Bilangan Kompleks Definisi.1 Bilangan Kompleks Bilangan kompleks adalah pasangan terurut dari bilangan riil (a, b) atau a + bi, dimana i = 1. Berdasarkan definisi di atas, jika a = 0 dan b 0 maka bilangan kompleks disebut bilangan imajiner murni, jika x = 0 dan y = 1 disebut satuan imajiner. Karena Bilangan kompleks merupakan perluasan dari bilangan riil, sehingga semua operasi seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian yang berlaku pada bilangan riil juga berlaku pada bi langan kompleks. Misalkan, z 1 = a 1 + b 1 i, dan z = a + b i, sehingga 16

Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Ed. Jan-Juni 015 z 1 ± z = (a 1 ± b 1 i) + (a ± b )i = (a 1 ± a ) + (b 1 ± b )i (.1) Dari operasi di atas, maka diperoleh bahwa (a 1 ± a ) adalah bagian riil dan (b 1 ± b ) adalah bagian imajiner.langan kompleks. Selanjutnya, perkalian bilangan kompleks z 1 z adalah z 1 z = (a 1 + b 1 i)(a + b i) = (a 1 a y 1 y ) + i(x 1 y + y 1 x ) (.) Sedangkan pembagian z 1 oleh z, dengan z 0, z 1 = a 1 + b 1 i z a + b i = a 1a + b 1 b a + b + i(b 1a a 1 b ) a + b (.3) Definisi. Konjugate bilangan kompleks Jika z = a + ib bilangan kompleks maka konjuget dari z dituliskan dengan didefinisikan dengan z = a bi. b. Bilangan Quaternion z dan Himpunan bilangan quaternion dituliskan dengan simbol H sebagai penghargaan bagi Sir William Roman Hamilton, dimana elemenelemen dari bilangan quaternion merupakan kombinasi linear dari bilangan skalar riil dan tiga bagian imajiner i, j dan k yang dituliskan sebagai H = {q = q 0 + iq 1 + jq + kq 3 q 0, q 1, q, q 3 R}. (.4) Jika q dan q 3 bernilai nol maka persamaan (.4) merupakan suatu bilangan kompleks. Sedangkan jika q 0 = q 1 = q = q 3 = 0, maka persamaan (.4) merupakan elemen identitas penjumlahan quaternion. Jika q 0 = 1, q 1 = q = q 3 = 0 maka persamaan (.4) disebut elemen identitas perkalian quaternion (J.P. Morais, dkk. 01). Selanjutnya, persamaan (.4) dapat dituliskan menjadi q = Sc(q) + q, (.5) Dalam hal ini Sc(q) = q 0 adalah bagian skalar dari q, dan q = iq 1 + jq + kq 3 sebagai bagian vektor (vector part) dari q. Perkalian elemenelemen dari suatu bilangan quaternion berdasarkan aturan Hamilton dapat dituliskan sebagai i = j = k = ijk = 1. jk = kj = i, ij = ji = k dan jk = kj = i. (.7) (.6) Secara singkat dapat dituliskan dalam bentuk tabel sebagai berikut, 1 i j k 1 1 i j k i i 1 k j j j k 1 i k k j i 1 Dapat diperhatikan bahwa operasi penjumlahan dan pengurangan quaternion dilakukan seperti pada operasi penjumlahan dan pengurangan suku banyak. Jika p, q H dengan p = p 0 + ip 1 + jp + kp 3 dan q = q 0 + iq 1 + jq + kq 3 dimana p 0, p 1, p, p 3, q 0, q 1, q, q 3 R maka p + q = (p 0 + q 0 ) + i(p 1 + q 1 ) + j(p + q ) + k(p 3 + q 3 ). (.8) Dengan cara yang sama, operasi pengurangan pada bilangan quaternion p q = (p 0 q 0 ) + i(p 1 q 1 ) + j(p q ) + k(p 3 q 3 ). (.9) 17

Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Ed. Jan-Juni 015 Selanjutnya, operasi perkalian p dan q dilakukan berdasarkan perkalian polinom yaitu pq = p 0 q 0 p. q + p 0 q + q 0 p + p q, (.10) dimana p. q = (p 1 q 1 + p q + p 3 q 3 ) adalah hasil kali titik (dot product) dan p q = i(p q 3 p 3 q ) + j(p 1 q 3 p 3 q 1 ) + k(p 1 q p q 1 ). Hasil perkalian pq dengan qp tidak selalu sama, ini karena perkalian silang dari p dan q tidak komutatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa pq = qp jika dan hanya jika p 0 = q 0 dan p = q. Definisi.. Untuk sebarang p H dengan p = p 0 + ip 1 + jp + kp 3 dimana p 0, p 1, p, p 3 R, konjugasi dari p adalah p = p 0 + ip 1 + jp + kp 3 = p 0 ip 1 jp kp 3. (.11) Dan modulo p dituliskan dengan p dan didefinisikan sebagai p = p 0 + p 1 + p + p 3 (.1) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas tentang beberapa sifat bilangan quaternion. Teorema 3.1 (dekomposisi bilangan quaternion) Misalkan q = q 0 + iq 1 + jq + kq 3, maka q dapat didekomposisi menjadi q = q + + q = 1 (q + iqj) + 1 (q iqj), dari dekomposisi ini sehingga q ± = {q 0 ± q 3 + i(q 1 q )} 1 ± k (3.1) q ± = 1 ± k {(q 0 ± q 3 ) + j(q q 1 )}(3.) Berdasarkan sifat nonkomutatif terhadap perkalian maka persamaan (3.1) dan (3.1) dibuktikan dengan menguraikan dekomposisi quaternion, q ± = 1 (q ± iqj) = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) ± i(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 )j} = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) ± (ijq 0 + i(ij)q 1 + kjq + (ikj)q 3 )} Dengan menggunakan persamaan (.6), persamaan (3.3) menjadi (3.3) q ± = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) ± (kq 0 + ikq 1 + kjq + q 3 )} = 1 {(q 0 ± kq 0 ) + (iq 1 ± ikq 1 ) + (jq ± kjq ) + (kq 3 ± q 3 )} = 1 {(q 0 ± kq 0 ) + (iq 1 ± ikq 1 ) + ( ikq ± k( ik)q + (kq 3 ± q 3 )} 18

Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Ed. Jan-Juni 015 = 1 {(q 0 ± kq 0 ) + (iq 1 ± ikq 1 ) + ( ikq ± ( i)q ) + (kq 3 ± q 3 )} = 1 {q 0(1 ± k) + iq 1 (1 ± k) iq (1 ± k) ± q 3 (1 ± k)} (1 ± k) = ((q 0 ± q 3 ) + i(q 1 q )). Dengan cara yang sama dilakukan untuk membuktikan persamaan (3.) yaitu q = 1 (q iqj) = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) i(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 )j} = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) (ijq 0 + i(ij)q 1 + kjq + (ikj)q 3 )} = 1 {(q 0 + iq 1 + jq + kq 3 ) (kq 0 + ikq 1 + kjq + q 3 )} = 1 {(q 0 kq 0 ) + (iq 1 ikq 1 ) + (jq kjq ) + (kq 3 q 3 )} = 1 {(q 0 kq 0 ) + (iq 1 ikq 1 ) + ( ikq ( i)q ) + (kq 3 q 3 )} = 1 {q 0(1 k) + iq 1 (1 k) ± iq (1 k) q 3 (1 k)} (1 k) = ((q 0 q 3 ) + i(q 1 ± q )). Jadi Teorema 3.1 terbukti. Teorema 3. Quaternion modulus Misalkan q = q 0 + iq 1 + jq + kq 3, dan p = p 0 + ip 1 + jp + kp 3, maka pp = p pq = p q (3.4) Dengan menggunakan persamaan (.11) persamaan 3.4 (i) menjadi, pp = (p 0 + ip 1 + jp + kp 3 )(p 0 ip 1 jp kp 3 ) = p 0 i p 1 j p kp 3 = p 0 + p 1 + p + p 3 Berdasarkan definisi modulasi pada persamaan (.1) maka diperoleh pp = ( p 0 + p 1 + p + p 3 ) = p Selanjutnya, bagian (ii) dibuktikan dengan menggunakan persamaan (.11) dan dan (.1), 19

Jurnal MSA Vol. 3 No. 1 Ed. Jan-Juni 015 p q = ( p 0 + p 1 + p + p 3 ) ( q 0 + q 1 + q + q 3 ) = p 0 q 0 + p 1 q 1 + p q + p 3 q 3 = (p 0 q 0 ) + (p 1 q 1 + (p q ) + (p 3 q 3 ) dengan menjabarkan persamaan.10, diperoleh p q == (p 0 q 0 ) + (p 1 q 1 + (p q ) + (p 3 q 3 ) = pq Teorema 3.3 Misalkan p = p 0 + ip 1 + jp + kp 3, bilangan quaternion murni dan f(x) = e ix fungsi eksponensial dengan x R maka pf(x) = e ix (p 0 + ip 1 ) + e ix (jp + kp 3 ) (3.6) pf(x) = (p 0 + ip 1 + jp + kp 3 )e ix = (p 0 + ip 1 )e ix + (jp + kp 3 )e ix. Dengan menggunakan rumus Euler e ix = cos(x) + i sin(x), pf(x) = (p 0 + ip 1 )(cos(x) + i sin(x)) + (jp + kp 3 )(cos(x) + i sin(x)) = (p 0 (cos(x) + i sin(x)) + ip 1 (cos(x) + i sin(x))) + Karena ij = ji dan ki = ik, persamaan menjadi jp (cos(x) + i sin(x)) + kp 3 (cos(x) + i sin(x)) pf(x) = (cos(x) + i sin(x))(p 0 + ip 1 ) + (cos(x) i sin(x))(jp + kp 3 ) Dengan menggunakann kembali rumus Euler, diperoleh pf(x) = e ix (p 0 + ip 1 ) + e ix (jp + kp 3 ) Terbukti teorema 3.3. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian telah dibuktikan beberapa sifat quaternion yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut seperti Analisis Transformasi Fourier, Transformasi Kanonikal Linear dan lain sebagainya. 5. DAFTAR PUSTAKA Morais, J.P., Geogiev S., Sprosieg, W. 01. Real Quaternionic Calculus Handbook. Springer Basel: Hidelberg New York London. Bahri, M., Irwan, M., Toaha, S., dan Saleh, M. 014. Correlation Theorem for Two-Sided Quaternion Fourier Transform. Applied Mathematical Sciences. 41: 1999-005. Hitzer, E. M. S. 013. Quaternion Fourier Trasform on Quaternion Field and Generalization. Advance Applications of Clifford Algebras. 17: 1-0. 0