BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas jasa yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tentunya tidak lepas dari quality assurance atau penjaminan kualitas terhadap terhadap lulusan yang dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam institusi pendidikan. Sallis (1995) mengatakan bahwa salah satu tantangan penting yang dihadapi institusi pendidikan adalah bagaimana mengelola sebuah mutu atau kualitas, terutama sekali dalam dunia persaingan global dan industri masal. Walaupun demikian, mutu tidak hanya ada dalam institusi industri bisnis, tetapi juga menjadi kebutuhan institusi pendidikan. Hal ini ditujukan agar institusi pendidikan mampu bertahan dalam dunia persaingan yang sangat kompetitif, serta mampu mendidik akademisi dan praktisi yang handal. Kebutuhan akan kualitas pendidikan semakin diperhatikan oleh masyarakat. Sebagian masyarakat rela mengorbankan biaya yang tinggi asalkan mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan menjajikan akan masa depan yang lebih baik. Pendidikan sangat menentukan ke arah mana seseorang akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Melihat perkembangan pendidikan di Indonesia, tentu saja tidak bisa dipisahkan dari tumbuhnya berbagai sekolah unggulan, baik yang dikelola oleh pemerintah (sekolah negeri) maupun sekolah swasta. Sekolah-sekolah unggulan ini 1
membedakan diri dari yang lain dengan berbagai program pendidikan dan pengajaran yang berkualitas, fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang sangat memadai, dan penguasaan bahasa asing yang baik. Namun demikian, di sisi lain biasanya biaya untuk masuk sekolah unggulan semacam ini, dan biaya bulanan yang harus dikeluarkan siswa juga sangat mahal. Berbagai fenomena di atas mempunyai beberapa implikasi yang mendorong percepatan pendidikan sebagai sebuah industri. Dari sisi pelaku dunia pendidikan, sekarang ini dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi. Karena sekarang ini persaingan menjadi semakin ketat dengan tumbuh suburnya lembaga pendidikan di lingkungan sekitar. Pendidikan sekarang ini sudah mengarah pada proses industrialisasi. Dunia pendidikan tidak bisa lagi dianggap sebagai lembaga sosial, tetapi harus diperlakukan sebagai industri yang harus dikelola secara profesional. Karena, dengan semakin ketatnya persaingan, lembaga pendidikan akan ditinggalkan konsumen jika dikelola seadanya (Sinaga, 2010). Hal tersebut menyebabkan persaingan didalam bisnis pendidikan akan semakin ketat, dimana masing-masing instansi pendidikan baik swasta maupun negeri, instansi pendidikan formal maupun informal berlomba memberikan produk-produk terbaik mereka. Semakin tingginya tingkat persaingan dan semakin banyaknya instansi pendidikan yang ada, maka pelanggan memiliki semakin banyak pilihan untuk menentukan instansi pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. 2
Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaliguas mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Fokus utama Six Sigma sebagai sebuah sistem manajemen adalah pada tiga hal, yaitu fokus pada konsumen, manajemen proses serta dan data. Dalam six sigma, kepuasan konsumen menjadi fokus utama. Jenicke, et. al, (2008) mengatakan bahwa metodologi six sigma telah berhasil diterapkan di banyak organisasi yang mengarah ke peningkatan kualitas luar biasa dalam produk yang diproduksi dan jasa yang diberikan, namun institusi akademik telah tertinggal organisasi lain dalam melaksanakan six sigma. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyowati, et.al (2008) yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Distributor Jawa Timur, APJ Surabaya Selatan UPJ Ngagel. Penelitian ini mengintegrasikan metode servqual, lean six sigma dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan mengintegrasikan ketiga metode ini dapat diimplementasikan di industri jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengintegrasikan metode servqual, lean six sigma dapat diimplementasikan di industri jasa (layanan). Salah satu instansi pendidikan di kota Yogyakarta adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah teknik negeri yang pertama di Indonesia, pada saat awal dibukanya sekolah ini memiliki tiga kompetensi keahlian yaitu: teknik sipil, teknik listrik dan teknik mesin. Pada saat ini 3
SMK Negeri 2 Yogyakarta telah memiliki sembilan kompetensi keahlian, antara lain: (1) Teknik Gambar Bangunan, (2) Teknik Kostruksi Batu dan Beton, (3) Teknik Survei dan Pemetaan, (4) Teknik Audio dan Video, (5) Teknik Komputer dan Jaringan, (6) Multimedia, (7) Teknik Instalasi Tenaga Listrik, (8) Teknik Permesinan, (9) Teknik Kendaraan Ringan. Visi SMK Negeri 2 Yogyakarta adalah Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan bertaraf internasional dan berwawasan lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu berwirausaha, beriman dan bertaqwa. Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta adalah (1) melaksanakan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berbasis ICT dan berkelanjutan, (2) meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar, (3) meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yang nyaman memenuhi standar kualitas dan kuantitas, (4) mengembangkan kurikulum, metodologi pembelajaran dan sistem pernilaian berbasis kompetensi, (5) menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based Training) dan PBE (Production-Based Education) menggunakan bilingual dengan pendekatan ICT, (6) membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam maupun luar negeri, (7) menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik mampu mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia. Motto SMK Negeri 2 Yogyakarta adalah Layanan prima, unggul dalam mutu, tinggi dalam prestasi. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, SMK Negeri 2 Yogyakarta telah berusaha untuk meningkatkan mutu layanan kepada siswa dan melengkapi berbagai 4
sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar untuk menuju sekolah unggulan bertataf internasional. Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas untuk mendukung berbagai kegiatan akademik, beberapa fasilitas yang terdapat di SMK Negeri 2 Yogyakarta adalah: laboratorium praktik mata pelajaran produktif di masing-masing jurusan, laboratorium komputer, fasislitas internet hotspot, laboratorium bahasa inggris, laboratorium fisika/kimia, perpustakaan, melengkapi ruang kelas dengan PC (Personal Computer), viewer, wall screen untuk pembelajaran berbasis ICT, serta fasilitas penunjang lainnya seperti: Unit Kesehatan Sekolah (UKS), lapangan olah raga, kantin, dan lain lain. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari profil sekolah SMK Negeri 2 Yogyakarta, sekolah ini memperoleh peringkat akreditasi A untuk delapan kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Sekolah ini sudah bersertifikasi ISO 9001:2000 yang dikeluarkan oleh TuV Rheinland Cert Gmbh pada tanggal 27 maret 2008, bidang sertifikat adalah sistem manajemen mutu, kemudian sertifikasi ISO tersebut diperbarui dengan sertifikat ISO 9001:2008 tanggal 15 Juni 2010. Namun yang menjadi persoalan adalah perolehan peringkat akreditasi A dan sertifikasi ISO belum banyak berkontribusi terhadap peningkatan kinerja sekolah, hal ini terbukti perolehan nilai rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) dalam tiga tahun terakhir yang cenderung menurun. Nilai rata-rata UN Tahun Pelajaran 2009/2010: Matematika : 7,10, Bahasa Indonesia : 7,40 Bahasa Inggris : 7,20 Produktif: 8,30. Nilai rata-rata UN Tahun Pelajaran 2011/2012: Matematika : 7,00, Bahasa Indonesia : 7,20 Bahasa Inggris : 7,10 Produktif : 8,10. Rata-rata Nilai UN 5
Tahun Pelajaran 2011/2012: Matematika: 7,00, Bhs Indonesia: 7,00, Bahasa Inggris: 7,00, Produktif : 8,00. Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengukur kinerja layanan akademik di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menggunakan instrument Service Performance (Servperf), (2) menganalisis perancangan six sigma untuk meningkatkan kinerja layanan akademik. Dengan analsis six sigma tersebut, diharapkan SMK Negeri 2 Yogyakarta dapat melakukan usaha-usaha perbaikan agar dapat meningkatkan kinerja layanan kepada siswa dan melakukan perbaikan berkesinambungan di bidang layanan akademik. 1.2 Rumusan Masalah Dalam industri jasa, termasuk juga jasa pendidikan, pelanggan berharap untuk mendapatkan kinerja layanan yang berkualitas dan memuaskan. Dilain pihak pemberi jasa juga mempunyai standar kualitas dalam memberikan jasanya, pelanggan sebagai pelanggan mempunyai harapan terhadap kinerja layanan yang mungkin berbeda dengan pemberi layanan. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari profil sekolah SMK Negeri 2 Yogyakarta, sekolah ini memperoleh peringkat akreditasi A untuk delapan kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Sekolah ini sudah bersertifikasi ISO 9001:2000 yang dikeluarkan oleh TuV Rheinland Cert Gmbh pada tanggal 27 maret 2008, bidang sertifikat adalah sistem manajemen mutu, kemudian sertifikasi ISO tersebut diperbarui dengan sertifikat ISO 9001:2008 tanggal 15 Juni 6
2010. Apakah perolehan sertifikat ISO 9001:2008 bidang sistem manajemen mutu dan hasil akreditasi A tersebut dapat meningkatkan mutu layanan kepada siswa?. Masalah tersebut belum pernah diteliti secara mendalam di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat kinerja layanan akademik di SMK Negeri 2 Yogyakarta yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metodologi six sigma untuk peningkatan kinerja layanan kepada siswa. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Berapa rata-rata nilai kinerja layanan akademik di SMK Negeri 2 Yogyakarta berdasarkan pengukuran dengan menggunakan kuesioner Service Performance (Servperf)? 2. Bagaimana analisis six sigma untuk meningkatkan kinerja layanan akademik di SMK Negeri 2 Yogyakarta? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengukur nilai kinerja layanan akademik siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan menggunakan instrumen Service Performance (Servperf). 7
2. Menganalisis dengan menggunakan metode six sigma untuk meningkatkan kinerja layanan akademik siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya bagi pihak-pihak di bawah ini: 1. Bagi praktisi (pihak SMK Negeri 2 Yogyakarta), penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak pengelola SMK Negeri 2 Yogyakarta dalam rangka peningkatan kinerja layanan akademik kepada siswa dengan penerapan metodologi six sigma. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atas penelitian-penelitian di bidang peningkatan kinerja layanan akademik siswa menggunakan metodologi six sigma yang sebelumnya dan menjadi menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 1.6 Batasan Penelitian Agar pembahasan dapat sesuai dengan tujuan, maka diberikan batasan pada penelitian ini. Beberapa batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini difokuskan pada proses layanan akademik siswa di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Indikator yang digunakan untuk melakukan pengukuran atas layanan akademik siswa adalah: bukti fisik (tangible), kehandalan 8
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy). 2. Pengendalian kualitas pada penelitian ini difokuskan pada usulan tindakan untuk melaksanakan peningkatan mutu layanan, belum pada tahap implementasi. 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran penulisan dalam penelitian ini, berikut ini merupakan sistematika penulisan yang berisi informasi umum yang akan dibahas di setiap babnya sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar menuju penelitian yang berisi gambaran singkat mengenai isi tesis yang menyangkut latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori six sigma, fase-fase dalam six sigma, manfaat six sigma, kinerja layanan, layanan akademik siswa, service performance (servperf), penelitian terdahulu tentang six sigma. BAB III. METODE PENELITIAN Merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrument penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. 9
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Merupakan hasil pembahasan berisi deskripsi data penelitian, hasil penelitian dan pembehasan yang meliputi: uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian, analisis kinerja layanan akademik siswa, analisis CTQ (Critical to Quality), analisis six sigma pada fase define, measure, analyze, improve dan control, rekomendasi perbaikan kinerja layanan akademik dan urutan prioritas perbaikan. BAB V. SIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang berisi tentang simpulan, keterbatasan penelitian, implikasi teoritis dan praktis, serta saran-saran. 10