BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tambang mineral yang

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

JUL LI ,43. senilai US$ juta. 327,07 ribu. senilai. ton atau. Ekspor. negeri yang. perdagangan luar 16,63

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2016

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017

EKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN OKTOBER 2007

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

EKSPOR DAN IMPOR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN SEPTEMBER 2007

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MEI 2017

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

RINGKASAN LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN JULI 2011

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Ekspor dan Impor

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

BADAN PUSAT STATISTIK ACEH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI PAPUA BULAN JULI 2017*

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR MALUKU JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak tambang mineral yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan pada bahan tambang masih belum optimal karena adanya kendala pada teknologinya dan kurangnya pabrik pemurnian tambang mineral sehingga menguntungkan pihak asing memperoleh nilai tambah yang lebih besar yang dimana beberapa produk dari tambang mineral telah masuk dalam komoditas yang diekspor dalam bentuk bijih meliputi nikel, bauksit dan konsentrat tembaga (Kementrian ESDM, 2012). Hal ini dapat dibuktikan bahwa Indonesia berhasil masuk 10 besar negara industri manufaktur terbesar di dunia dan mampu melampaui negara industri lainnya seperti Inggris, Rusia dan Kanada (International Yearbook of Industrial Statistic, 2016). Sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara diberlakukan dengan mengolah hasil tambang didalam negeri berdampak pada pertumbuhan industri logam dasar yang mengalami kenaikan signifikan lebih tinggi dari pertumbuhan kumulatif industri non migas (Kemenkumham, 2009). Perlu adanya penyederhanaan dari beberapa perizinan yang berkaitan industri dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pelayanan berbasis elektronik yang nantinya dapat bertujuan mempermudah proses perizinan, sedangkan adanya kesepakatan antara pelaku industri logam nasional 1

2 dapat menggabungkan visi dan misa yang nantinya berguna bagi peningkatan struktur industri dalam negeri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dari industri serta memanfaatkan potensi sumber daya mineral yang dijadikan dasar sebagai prioritas utama pada pertumbuhan ekonomi tanpa mengabaikan pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya (Kementrian Perindustrian, 2013). 250 200 150 100 50 0 Grafik 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Logam Dasar Indonesia Bulan Januari 2015-Mei 2017 (US$) Nikel Besi dan Baja Tembaga Alumunium Sumber: ITC calculations based on BPS-Statistics Indonesia statistics. Berdasarkan Grafik 1.1 menunjukkan bahwa perbandingan ekspor logam dasar Indonesia bulan Januari 2015-mei 2017 yang dimana ekspor besi baja dan tembaga hampir setara, sehingga dapat dikatakan sektor tembaga masih memiliki peluang sangat besar, terutama dengan adanya pelarangan ekspor minerba melalui undang-undang dan kebutuhan besi baja yang tinggi di dalam berbagai proyek. Laju perubahan ekspor dapat terjadi karena adanya perubahan dari masalah komoditas mengenai masalah ekspor, masalah distribusi pasar dunia dari negara eksportir dan masalah daya saing dalam harga atau kualitas (Prasetia, 2012). Sebelum melakukan kegiatan ekspor komoditas ke negara asing, maka eksportir harus mengetahui secara lebih detail bagaimana kondisi pasar ekspor

Feb-15 Apr-15 Jun-15 Agust-15 Okt-15 Des-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Agust-16 Okt-16 Des-16 Feb-17 Apr-17 3 dan memahami suatu jenis produk yang memiliki peluang dan berpotensi tinggi untuk diekspor ke suatu negara atau wilayah tertentu sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi (Putra, 2017). Tembaga atau yang biasa dikenal dunia dengan nama copper merupakan logam terbaik nomor dua setelah perak dalam hal kemampuan konduktivitas listrik dan panas dan telah diakui sebagai produk yang berkualitas karena mempunyai kelebihan dan dapat menguntungkan serta memberikan manfaat dengan digunakan sebagai bahan pilihan dalam berbagai aplikasi rumah tangga, industri dan teknologi tinggi. Penggunaan utama dalam bidang industri adalah tembaga digunakan untuk produksi kabel, kawat, dan produk listrik untuk industri listrik dan bangunan, pipa untuk jaringan pemipaan, pemanasan dan ventilasi serta kawat bangunan dan lembaran logam pelapis. Adapun alasan mengapa tembaga dijadikan prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari karena logam merupakan konduktor panas dan memiliki sifat yang fleksibel sehingga mudah untuk dibentuk, tahan korosi, mudah ditempa dan dapat bertahan lama (Kemendag, 2013). Grafik 1.2 Perbandingan Nilai Ekspor Tembaga Jawa Tengah Dan South Australia Bulan Januari 2015 Mei 2017 (US$) 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 Ekspor South Australia Menurut Komoditi Tembaga Nilai Ekspor Jawa Tengah Menurut Komoditi Tembaga Sumber: ABS.stat; Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah

4 Berdasarkan Grafik 1.2 menunjukkan perbandingan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah dan nilai ekspor tembaga South Australia bulan Januari 2015 sampai Mei 2017. Tembaga merupakan komoditas yang mulai diakui dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, meskipun komoditas tembaga bukan termasuk komoditas unggulan tetapi pada bulan Mei, Juli dan Oktober 2016 mempunyai nilai ekspor tembaga Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor tembaga South Australia dan mengalami penurunan pada bulan agustus 2016. Kebijakan ekonomi yang telah ditetapkan pemerintah, melalui dinas perindustrian dan perdagangan jawa tengah dengan memberikan dukungan penuh kepada sejumlah pengusaha maupun pengrajin sektor logam baik dengan menyelenggarakan pameran, pelatihan dan permodalan melalui instansi terkait yang ada (Disperindag Jawa Tengah, 2014). Melakukan kegiatan ekspor sering terjadi kegagalan ketika akan memulai bisnis karena minimnya pengetahuan, sasaran dan tujuan serta pengembangan mengenai ekspor yang berkualitas serta kurangnya ketelitian dalam penjualan dan distributor asing sehingga berdampak memiliki risiko-risiko yang beragam. Ekspor memiliki beberapa tujuan yang meliputi dapat meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta bertujuan memperoleh harga jual yang lebih baik, dalam perluasan pasar dengan cara membuka pasar baru di luar negeri, memanfaatkan kelebihan kapasitas yang sudah terpasang, membiasakan diri dalam persaingan antar pasar internasional (Putra, 2017). Perdagangan internasional dalam era globalisasi mampu berguna bagi pertumbuhan apabila perdagangan tersebut mampu menumbuhkan daerah-daerah

5 baru yang mengalami pertumbuhan yang pesat, mencapai kesempatan kerja penuh dan mampu ikut serta dalam kegiatan ekspor impor sehingga faktor-faktor produksi yang digunakan menjadi lebih efisien serta menjadi bagian dari tata kehidupan dan kelola ekonomi negara-negara di dunia, termasuk indonesia yang termasuk negara berkembang dengan melakukan perdagangan internasional memungkinkan mengimpor mesin-mesin dalam melaksanakan kegiatan produksi dan cara produksi yang lebih baik sehingga menyebabkan adanya kompetitor dalam sebuah hubungan yang merupakan pengaruh dari globalisasi (Endarwati, 2013). Alasan yang kuat dalam melakukan perdagangan internasional karena pada setiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang yang dibutuhkan sehingga terpaksa mengimpor barang-barang yang dibutuhkan. Melakukan impor secara berlebihan maka akan mengakibatkan penurunan pada suatu kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen menggantikan barang-barang dalam negeri dengan barang-barang impor dan jika harga valuta asing mengalami peningkatan maka akan menyebabkan harga-harga barang impor menjadi semakin mahal. Beberapa kawasan di asia memiliki banyak kesamaan dengan memposisikan sebagai importir barang disebabkan karena naiknya standar kehidupan rakyat yang dimana memungkinkan untuk membeli barang impor lebih yang nantinya digunakan untuk diolah industri bertujuan ekspor (Assauri, 2012). Dampak dari perdagangan internasional adalah akan terjadi hubungan antar dua negara yang dimana saling menguntungkan dalam menentukan harga. Pengaruh perekonomian dunia memang mendominasi pengaruh kenaikan dan

Jan-15 Mar-15 Mei-15 Jul-15 Sep-15 Nop-15 Jan-16 Mar-16 Mei-16 Jul-16 Sep-16 Nop-16 Jan-17 Mar-17 Mei-17 6 penurunan dari harga komoditi ekspor tembaga di pasaran internasional maka perlu dilakukan usaha disverifikasi pasar ekspor sehingga berdampak pada volume dan nilai ekspor terus mengalami peningkatan (Kemenprin, 2013). Keuntungan yang melebihi target memang sering terjadi dalam sebagian pasar internasional, namun mengakibatkan adanya perbedaan harga antara negara pengekspor dan negara pengimpor yang bisa dikenal dengan istilah kenaikan harga. Selain itu, perubahan harga disebabkan karena kondisi pada perekonomian di suatu negara, penawaran dan permintaan barang pada suatu tingkat harga tertentu, adanya persaingan yang kuat antar negara-negara berkembang maupun negara-negara maju. Grafik 1.3 Perkembangan Harga Internasional Tembaga Bulan Januari 2015-Mei 2017 (US$) 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Sumber: International Monetary Fund; Commodity Market Review, Worldbank. Tembaga mengalami kenaikan signifikan harga hampir empat tahun, memimpin lonjakan komoditas logam pada perdagangan pengiriman ke luar negeri dari Cina, terhadap pengguna logam industri (Market Bisnis, 2017). Namun, terdapat beberapa permasalahan utama pada industri logam khususnya industri tembaga di Jawa Tengah adalah minimnya suplai bahan baku karena

7 harga yang tinggi sehingga harga produk jadi sulit dan tidak mampu bersaing dengan produk impor, kualitas produk yang belum memenuhi standar disebabkan teknologi yang digunakan masih tradisional serta tingkat kemampuan rendah pada sumber daya manusia industri. Dampak dari terjadinya peningkatan pada biaya-biaya yang berdampak langsung dari perpindahan barang melewati batasan negara dan kenaikan harga tersebut dapat meningkat dibandingkan harga di pasar domestik. Kenaikan harga bahan baku juga berdampak pada keuntungan yang diterima oleh produsen berkurang, sehingga produsen akan membatasi aktivitas pada tingkat produksi dan mengurangi tingkat penawaran sehingga mempengaruhi tingkat daya saing. Dalam rangka mewujudkan daya saing atas barang ekspor tembaga di Provinsi Jawa Tengah, kebijakan yang ditetapkan adalah menjaga stabilitas harga bahan pokok serta pengembangan jaringan dan peningkatan sarana distribusi, mengembangkan akses pasar dalam negeri maupun internasional, meningkatkan perlindungan konsumen, pengawasan barang beredar dan mewujudkan daerah tertib ukur. Terdapat banyak konsep mengenai persaingan dalam bidang industri yang bertujuan mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis dan memiliki hubungan yang saling berkaitan antara posisi bersaing dan strategi bisnis, dimana setiap industri menempati posisi bersaing yang berbeda-beda. Adapun keunggulan kompetitif (competitif advantage) yang merupakan keunggulan dalam bersaing yang dimana lebih dipandang sebagai suatu proses yang diantaranya terdapat sumber-sumber keunggulan, keunggulan posisional dan performance outcomes (Rangkuti, 2006).

8 Berdasarkan laporan (World Economic Forum, 2017), peringkat daya saing indonesia secara global pada 2017-2018 menempati posisi ke 36 dari 137 negara, atau naik 5 tingkat dibanding periode sebelumnya pada posisi ke 41 dan ke 32 dalam inovasi dan kecanggihan bisnis. hal ini disebabkan karena adanya dorongan ukuran pasar yang besar, pembangunan infrastruktur yang dilakukan belakangan ini, mampu menunjukkan dan memperbaiki kinerja dalam semua pilar, terutama dalam masalah infrastruktur hingga makro ekonomi. meskipun menganalami kenaikan ke posisi 36, peringkat daya saing indonesia masih berada di bawah 3 negara tetangga yaitu Thailand yang berada di posisi 32, Malaysia di posisi 23, dan Singapura di posisi 3. Namun, Indonesia masih berada di atas Vietnam yang berada di posisi 55 dan Filipina di posisi 56 serta Brunei Darussalam di posisi 46 (Aron, 2017). Daya saing di Indonesia secara keseluruhan merupakan hasil dari kinerja dari indikator-indikator pembentuknya, yang dimana apabila semakin baik kinerja indikator-indikator tersebut maka berdampak pada tingginya daya saing yang dihasilkan. Adapun indikator-indikator yang dianggap dapat menentukan daya saing suatu daerah, meliputi: perekonomian daerah, keterbukaan, sistem keuangan, infrastruktur dan sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia, institusi pemerintahan dan kebijakan pemerintah serta manajemen dan ekonomi mikro. Sebelum adanya fasilitas KITE, Kementerian Keuangan Dan Bea Cukai telah terlebih dahulu memberikan fasilitas kepada dunia logistik berupa pusat logistik berikat (PLB) yang menunjang ketersediaan pada bahan baku bagi

9 industri. PLB dapat memasukkan barang-barang impor yang berguna bagi kebutuhan produksi dengan mendapatkan penangguhan pungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor untuk produksi barang tujuan ekspor, maka industri dapat membeli barang dari PLB dengan mendapatkan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (Kemenkeu, 2016). Dengan adanya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), maka pelaku industri yang berorientasi ekspor akan lebih meningkatkan lagi volume impornya mengingat fasilitas ini memberikan kemudahan bagi eksportir dalam pembiayaan modal usaha maupun pembiayaan ekspor dengan suku bunga lebih ringan yang diberikan oleh lembaga pembiayaan ekspor Indonesia dan eksportir juga akan terbebas dari bea masuk dan ppn atas bahan baku untuk diolah, dirakit, dipasang dan hasil produksinya diekspor serta dampak pemberian fasilitas ini akan berpengaruh terhadap volume impor yang menyebabkan aliran dana dapat masuk ke dalam negeri sehingga berdampak pada peningkatkan perdagangan dunia, distribusi pasar dan daya saing terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah yang lebih kompetitif dan mendorong peningkatan kontribusi ekspor di pasar global. Berdasarkan hal diatas mengenai fasilitas yang diberikan pemerintah yaitu fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) yang diharapkan mampu mendorong ekspor tembaga di Jawa Tengah maka penulis memilih judul Analisis Determinan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Terhadap Pertumbuhan Nilai Ekspor Tembaga di Provinsi Jawa Tengah.

10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang, perumusan masalah dari analisis ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh fasilitas KITE terhadap kondisi pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017? 2. Bagaimana pengaruh fasilitas KITE melalui perdagangan dunia terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017? 3. Bagaimana pengaruh fasilitas KITE melalui distribusi pasar terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017? 4. Bagaimana pengaruh fasilitas KITE melalui daya saing terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas KITE terhadap kondisi pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017. 2. Menganalisis pengaruh fasilitas KITE melalui perdagangan dunia terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017. 3. Menganalisis pengaruh fasilitas KITE melalui distribusi pasar terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017.

11 4. Menganalisis pengaruh fasilitas KITE melalui daya saing terhadap pertumbuhan nilai ekspor tembaga di Jawa Tengah periode Januari 2015 Mei 2017. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelaku industri logam dasar, khususnya pada industri tembaga di Jawa Tengah dalam mempertimbangkan dan mengembangkan usahanya dengan menggunakan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dan diharapkan bagi instansi terkait di Jawa Tengah melakukan pembinaan, pelatihan dan bantuan yang dapat dilakukan sehingga mampu bersaing dalam perdagangan dunia, distribusi pasar dan daya saing serta dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai ekspor tembaga. E. Metode Analisis Data 1. Jenis dan Sumber Data Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah saya sampaikan maka penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data yang digunakan merupakan data publikasi resmi dari instansi pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, TradeMap, ITC Market Share Commodity Copper dari bulan Januari 2015 sampai bulan Mei 2017.

12 2. Metode Analisis Analisis data dilakukan dengan Metode Error Correction Model (ECM) merupakan alat ekonometrika perhitungannya yang dimana juga digunakan pada metode analisis deskriptif. Menurut model yang digunakan dalam melakukan koreksi ketidakseimbangan antara jangka pendek menuju jangka panjang dan model regresi berganda menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Model yang digunakan adalah sebagai berikut 1 : Persamaan model umum dari regresi berganda: Persamaan model umum Error Correction Model (ECM): Berdasarkan hal tersebut membentuk sebuah replikasi model statistik persamaan tunggal sebagai berikut: Model persamaan Error Correction Model (ECM): Keterangan: PNEJ (Y) PERDU (X1) DISPA (X2) DAS (X3) = Pertumbuhan Nilai Ekspor Tembaga Jawa Tengah = Perdagangan Dunia Jawa Tengah = Distribusi Pasar Jawa Tengah = Daya Saing Jawa Tengah 1 Model regresi merupakan replikasi model dari Gujarati, D. N., 2004. Basic Econometrics. Edisi Ke-4. New York: The McGraw-Hill Companies.

13 DUMMY = Penggunaan sebelum dan sesudah Fasilitas KITE Terhadap Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Tengah = Konstanta = Koefisien regresi = Error Correction Term = Kesalahan penganggu disebabkan oleh faktor lain di luar model = Periode waktu F. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Skripsi Bagian awal memuat tentang halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan dosen pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halam daftar tabel, halaman daftar gambar, halaman daftar lampiran, arti lambang dan singkatan dan abstraksi. 2. Bagian Utama Skripsi Bagian Utama terbagi atas bab dan sub bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang terdiri dari perdagangan dunia, distribusi pasar dan daya saing dengan rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan metode analisis data serta sistematika penulisan.

14 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi teori-teori yang mendiskripsikan mengenai pengertian perdagangan dunia, distribusi pasar dan daya saing secara umum yang didukung oleh penelitian serta terdapat penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi definisi operasional tiap variabel, jenis dan sumber data, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini meliputi uraian kondisi perdagangan dunia, distribusi pasar dan daya saing di Provinsi Jawa Tengah, analisis data dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini di sampaikan pokok-pokok kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan. 3. Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir dari skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan daftar lampiran.