Lalu Mulyadi dan Agung Murti Nugroho, Karakter Fisik Kota Cakranegara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini disebabkakan oleh kehidupan dan kebudayaan masyarakat Bali yang

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

sampai sasaran keempat. Berikut ini merupakan kesimpulan dari konsep Konservasi; 1. Konsep pada kondisi tetap: Konsep Preservasi jaringan jalan (pola

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

WALIKOTA PALANGKA RAYA

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. besar dari sejak awalnya berdirinya desa (kurang lebih 150 tahun yg lalu)

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

area publik dan privat kota, sehingga dihasilkan ekspresi rupa ruang perkotaan khas Yogyakarta. Vegetasi simbolik ini dapat juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat.

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konservasi Nilai-nilai Hunian Bali Aga (Bali Kuno) dalam Wisata Budaya di desa Penglipuran, Bangli

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

VERNAKULAR-TA.428-SEMESTER GENAP-2007/2008 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR-S1 FPTK-UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI

ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI. L. Edhi Prasetya

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kampus

ornamen yang disakralkan. Kesakralan ornamen ini berkaitan dengan lubang pintu kori agung yang difungsikan sebagai jalur sirkulasi yang sifatnya sakra

Formasi Spasial Permukiman Komunitas Hindu di Dusun Sawun dan Dusun Jenglong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

PERANCANGAN ARSITEKTUR dan PERANCANGAN KOTA

IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

P E N D A H U L U A N

Identifikasi Perubahan Tatanan Spasial Karang di Desa Taro Kelod Gianyar Bali

Bali. Pola Tata Ruang Tradisional

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Kelahirannya dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, dan dilandasi adat

Gubahan Bentuk Taman dan Bentuk Ruang Taman Kiriman; Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn., Dosen PS. Desain Interior ISI Denpasar.

Konservasi Puri Smarapura di Klungkung, Bali

BAB III METODE PERANCANGAN. Pencarian ide gagasan yang digunakan dalam proses perancangan resort di

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Menurut sejarah yang diceritakan K.R.T. Darmodipuro, dahulu di tepi sungai

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB VII KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 1. Pengembangan pemukiman nelayan di Segara Anakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix

14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya kebudayaan baru dan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang -1-

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

Pertemuan I ARSITEKTUR LANSEKAP (TR 438)

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

Lingkungan Alam dan Buatan di Sekitar Rumah dan Sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas Mars

Teori Urban Desain. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Figure ground

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

PERAN AKTIVITAS SOSIAL BUDAYA DAN KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK POLA RUANG KOTA CAKRANEGARA LOMBOK

LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN. ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN ALUN-ALUN MALANG

BAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya

TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya setiap manusia ingin melangsungkan pernikahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Design Mikro (Bangsal)

Transkripsi:

KARAKTER FISIK KOTA CAKRANEGARA Lalu Mulyadi ) dan Agung Murti Nugroho* ) ) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, ITN Malang ) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang *email : sasimurti@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan utama konservasi kota lama di Indonesia adalah pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa membuang karakter khusus yang perlu dipertahankan untuk warisan dan identitas kota. Kawasan Cakranegara di Lombok yang dahulu merupakan kota lama dengan pola gridnya merupakan kota yang perlu diketahui karakter khusus secara fisik serta konsep tata ruangnya. Makalah ini mencoba mengkaji konsep tata ruang kota Cakranegara terutama pada karakter fisiknya Metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan karakter fisik dengan pengamatan visual. Hasil kajian menunjukkan bahwa pola grid dan kedudukan pura adalah karakter yang menonjol. Kajian ini menyimpulkan bahwa prinsip tata ruang fisik dibentuk oleh konsep tata ruang rumah dan pemukiman. Keywords karakter fisik, kawasan Cakranegara PENDAHULUAN Kajian tentang karakter dan konsep tata ruang yang menunjukkan identitas yang khas dari suatu kawasan belum banyak dilakukan di Indonesia. Pola jalan, pola tata ruang dan bangunan pada kawasan kota bersejarah seperti kasus kota lama Cakarnegara di Lombok mengungkapkan dua hal yang harus diidentifikasi yaitu karakter dan konsep. Kuda hal tersebut cenderung mengalami perubahan baik oleh pihak pemerintah daerah maupun masyarakat. Oleh karena itu kajian tentang karakter fisik perlu dilakukan untuk identifikasi awal elemen kawasan maupun rumah sebagai rujukan untuk konservasi kawasan. Karakter sebuah kota adalah prinsip yang mempengaruhi identitas maupun citra sebuah kota. Karakter fisik seperti bentuk dan tata ruang kota dapat membentuk presepsi visual terhadap lingkungan kota (Sanoff, 99). Oleh karena itu karakter fisik memainkan peranan penting dalam menghasilkan sebuah citra kota yang sesuai dan menarik. Dalam konteks perkembangan kota, kajian karakter fisik adalah penting untuk menentukan hubungan yang seimbang antara unsur lama dengan unsur baru. Dengan demikian kajian karakter lingkungan kota perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum menentukan konsep tata ruang kota. Cakranegara sebagai sebuah lingkungan kota lama dan bersejarah yang berlokasi di pulau Lombok, Indonesia merupakan kawasan yang memiliki tata ruang yang khusus. Menurut Funo (99) Cakranegara adalah sebuah kota berpola grid yang dibentuk oleh blok-blok kawasan perumahan. Handinoto (000) menyatakan bahwa Cakranegara adalah salah satu kota tua di Indonesia yang dirancang berdasarkan falsafah Hindu. Selanjutnya Suardana (00) menyatakan bahwa Cakranegara adalah kota seribu perempatan. Oleh sebab itu maka kajian tentang karakter fisik kawasan Cakranegara penting dilakukan.

MINTAKAT Jurnal Arsitektur, Volume I Nomor II, September 0, -9, p-issn -9 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunaan metode pengamatan visual yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk fisik kota. Hasil kajian ini akan digunakan untuk perbandingan dan juga memperlengkap informasi penelitian sebelumnya. Menurut Worskett (99) karakter fisik kota dapat dianalisis dengan menilai pandangan secara subjektif dan memeriksa bukti-bukti arkeologi yang mempengaruhinya sehingga metode pengamatan visual merupakan salah satu tahapan yang penting dalam penelitian lingkungan kota. Menurut Spreiregen (9) kekuatan utama teknik pengamatan visual ialah memungkinkan peneliti mengkaji bentuk, komposisi dan rupa kota. Menurut Shuhana dan Ahmad Bashri (99) penggunaan teknik pengamatan visual dalam penelitian mempunyai kelebihan terutama untuk menerangkan bentuk dan rupa kota secara jelas dan terperinci. Menurut Rapoport (9) metode pengamatan visual dapat digunakan untuk mempelajari pola tata ruang yang berasaskan sosial budaya seperti pada kawasan tradisional. Hal ini juga dibenarkan oleh Wikantiyoso (999) yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan konsep tata ruang kawasan tradisional, penggunaan metode ini lebih akurat karena didapatkan tipologi susunan rumah dan tipologi tata ruang yang ada di dalam sebuah kawasan. Berdasarkan aspek keluasannya pengamatan visual kepada tata ruang kota dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tata ruang mikro, mezo dan makro (Haryadi, 99). Lingkup mikro adalah lingkungan rumah, mezo adalah kawasan pemukiman sedangkan makro adalah kawasan kota secara keseluruhan. Metode pengamatan visual terbagi atas tiga cara, yaitu pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran. Shuhana dan Ahmad Bashri (00) menyatakan bahwa pengamatan karakter fisik kawasan secara terperinci dapat diperoleh melalui kajian pengamatan visual dan penggambaran terukur elemenelemen fisiknya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian pangamatan visual kajian ini dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap pertama lingkup kawasan kota secara keseluruhan seperti batas kawasan, kedudukan bangunan-bangunan penting, bentuk struktur jalan, bentuk ruang terbuka serta kegunaannya Tahap kedua lingkup kawasan pemukiman seperti batas pemukiman, bangunan-bangunan penting, bentuk dan jenis jalan, ruang terbuka, serta kegunaannya. Tahap ketiga lingkup lingkungan rumah seperti pada gambar. Kawasan kota secara keseluruhan diambil satu sampel yaitu kawasan Cakranegara, kawasan pemukiman diambil tujuh sampel, dan lingkungan rumah diambil duapuluh satu sampel. Dalam kajian ini teknik pengamatan digunakan untuk merekam elemen-elemen fisik kawasan kajian yang meliputi pengambilan gambar, sketsa dan mencatat informasi penting seperti yang telah dilakukan oleh Spreiregen (9). Analisis secara deskriptif akan dibuat melalui tiga bagian, yaitu analisis kawasan

9 bandar secara keseluruhan, analisis lingkungan pemukiman dan analisis lingkungan rumah. Analisis seperti ini seperti yang dilakukan oleh Shuhana dan Ahmad Bashri (00). P = M L = M. Pura keluarga. Halaman. Kamar tidur. Dapur. Kamar mandi. Pintu gerbang. Gardu jaga. Sumur Gambar. Tahap : Pengamatan skala lingkungan Gambar. Tahap : Pengamatan skala lingkungan kota m m m 9m m m 9m m m 9m m m m Denah pura keluarga Gambar. Tahap Pengamatan Visual (Sumber: Kajian Lapangan, 00). Kamulan. Taksu. Ngrurah. Piasan. Padmasana. Sanggar. Aling-Aling Jalan Beo Jalan Kebudayaan Jalan Balam Jalan Merak Jalan Cendrawasih Jalan Pejanggik Jalan Subak I m 0m m Karakter Fisik Cakranegara Hasil kajian karakter fisik pada makalah ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu karakter fisik rumah dan kawasan pemukiman yang masing-masing terbagi atas beberapa pembahasan antara lain pola tata ruang, bentuk dan karakter visual serta hirarki dan orientasi ruang. 0m 0m 00m 0m Gambar. Tahap : Pengamatan skala kawasan pemukiman

90 MINTAKAT Jurnal Arsitektur, Volume I Nomor II, September 0, -9, p-issn -9. Pola Tata Ruang Rumah Tata ruang ruang dan masa dalam lingkungan rumah disusun secara terpisah dengan halaman berada di tengah-tengah setiap lingkungan rumah. Pola tata ruang dan masa rumah secara terpisah memiliki kejelasan fungsi, kejelasan hubungan antar ruang, dan kejelasan orientasi yang merupakan elemen pembentuk karakter fisik lingkungan rumah (gambar ). Halaman rumah Masa rumah Jalan Menengah Bersama 9 Pola Tata atur Kawasan Rumah Jalan Menengah Bersama 9 Denah Lingkungan Rumah. Pura keluarga. Gardu Jaga. Dapur. Kamar tidur anak perempuan. Kamar tidur orangtua. Kamar tidur anak lelaki. Kamar tidur anak yang sudah menikah. Kamar mandi 9. Pintu gerbang Gambar. Pola Tata Ruang Lingkungan Rumah (Sumber: Kajian Lapangan, 00). Kamar tidur orangtua. Kamar tidur anak lelaki. Bentuk dan Karakter Visual Lingkungan Rumah Bentuk kawasan rumah adalah segi empat sama sisi. Bentuk seperti ini dibangun sejak awal pembangunan kawasan kota Cakranegara. Bentuk kawasan rumah yang persegi empat dengan pagar tembok dan pintu gerbang serta ukuran, ketinggian, warna dan hiasan

9 yang tersendiri ikut membentuk karakter fisik lingkungan rumah. Batas merupakan elemen linier yang mengatur elemen-elemen untuk memperkuat ikatan lingkungan yang meliputi keseluruhan batas. Menurut Lynch (90) batas yang paling kuat tidak hanya mempunyai penampilan visual yang baik dan tidak dapat ditembus, kejelasan wujud fisik, fungsi batas, bahan dan perbedaan yang jelas. Pagar bertembok dengan bentuk fisik yang unik yang berfungsi sebagai batas antara lingkungan rumah telah menyumbang kepada pembentukan karakter fisik. berorientasi ke arah Gunung Rinjani. Kedudukan pura yang sama di setiap lingkungan rumah membentuk karakter fisik lingkungan rumah. Tanah kosong 9 Aktivitas harian Aktivitas pemuja an Gambar. Bentuk Pagar Bertembok dan Pintu Gerbang. Hierarki dan Orientasi Tata Ruang Kawasan Rumah Menurut Ching (9) hirarki adalah tingkatan suasana atau nilai ruang yang berbeda. Pengamatan terhadap lingkunan rumah menghasilkan formasi tata ruang terpisah dan memiliki fungsi dan kedudukan yang khusus. Perbedaan fungsi, nilai ruang, dan suasana membentuk hirarki. Hirarki ini dapat menyumbang kepada pembentukan karakter fisik kawasan rumah. Lingkungan rumah memiliki orientasi yang dibentuk oleh perbedaan karakter fisik dan perbedaan fungsi masa bangunan. Tata ruang lingkungan rumah Aktivitas pelayanan. Pura keluarga,. Gardu Jaga. Dapur,. Kamar tidur anak perempuan. Kamar tidur orangtua,. K. tidur anak lelaki. Kamar tidur anak yang sudah menikah. Kamar mandi, 9. Pintu gerbang Gambar. Hirarki Tata Ruang Lingkungan Rumah (Sumber: Kajian, 00) U

9 MINTAKAT Jurnal Arsitektur, Volume I Nomor II, September 0, -9, p-issn -9 Interpretasi:. Mengikut kedudukan kamar tidur Barat Laut Barat Daya Timur Laut Tenggara NILAI SUCI. Karang Sampalan. Karang Sidemen. Karang Jasi. Karang Lelede. Karang Bungkulan. Negara Sakah Barat. Karang Bangket Peta Kawasan Kota Bersejarah Cakranegara Pura Pemukiman Peta Kawasan Pemukiman. Pura keluarga,. Halaman rumah,. Kamar tidur orangtua dan anak,. Dapur,. Kamar Mandi,. Pintu gerbang,. Pos jaga,. Sumur. Gambar. Orientasi Tata Ruang Kawasan Rumah. Pola Tata Ruang Lingkungan Pemukiman Berdasarkan pengamatan pada tujuh sampel kawasan pemukiman ditemukan pola jalan menghadap ke utaraselatan dan blok-blok kawasan pemukiman tersusun berderet utara-selatan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 9. Pola tata ruang dan blok kawasan pemukiman ini menjadi komponen penting dalam karakter fisik kawasan. NILAI KOTOR Interpretasi:. Mengikuti kedudukan pura keluarga dan kamar mandi Jalan Utama Bersama Jalan Menengah Bersama Jalan Menengah Bersama. Bentuk dan Karakter Visual Ruang Kawasan Pemukiman Kajian mendapati bentuk blok pemukiman berdasarkan kepentingan makna diambil daripada sistem komunitas masyarakat Hindu yang bertahan hingga hari ini. Ini sesuai dengan pernyataan Shuhana (99) bahwa pembentukan identitas suatu tempat dipengaruhi oleh keistimewaan karakternya. Pada aspek Jalan Menengah Gambar 9. Formasi Tata Ruang Kawasan Pemukiman (Sumber: Kajian Lapangan, 00) Jalan Utama Bersama

9 kajian visual, dua elemen yang menonjol adalah fungsi, tipe jalan dan tanah kosong di hadapan rumah dan yang kedua adalah pura pemukiman. Jalan berfungsi sebagai ruang terbuka dan sebagai tempat untuk menjalankan aktivitas sosial budaya dan keagamaan sementara tanah kosong diperuntukkan untuk menanam pohon dan tempat upacara adat-istiadat keagamaan. Pura pemukiman berfungsi sebagai tempat pemujaan dan mempunyai ciri-ciri unik seperti pembatas pagar tembok dan adanya bale kulkul. Bentuk bale kulkul dapat memberikan citra kepada kawasan pemukiman. Ini sesuai dengan penyataan Gelebet (9) bahwa pura adalah bagian utama bagi kawasan karena mampu menghidupkan kawasan tersebut. Sehingga secaa ringkas elemen jalan yang berfungsi sebagai ruang bersama dan aktivitas sosial budaya, tanah kosong untuk penanaman pohon dan upacara keagamaan, serta pura sebagai tempat pemujaan merupakan elemen fisik yang dapat menyumbang kepada karakter fisik kawasan pemukiman.. Hierarki dan Orientasi Tata Ruang Kawasan Pemukiman Formasi tata masa kawasan pemukiman dan penempatan pura pemujaan serta batas kawasan yang jelas dapat membentuk hirarki ruang. Menurut Gelebet (9) dan Dharmayudha (999) tiga unsur yang menyebabkan kawasan pemukiman memiliki hirarki, yaitu jiwa, tenaga dan badan. Lebih jauh dijelaskan bahwa pura adalah jiwa, rumah tempat tinggal adalah tenaga dan batas adalah badan. Ardi (9) menyatakan untuk mengetahui hirarki kawasan masyarakat Hindu Bali adalah melalui pengamatan terhadap kedudukan pura, kawasan rumah dan bataskawasan. Suwena (00) menyatakan penilaian hirarki bagi masyarakat Bali boleh dilihat pada topografi (tinggi-datar-rendah) dan kedudukan pura, tempat tinggal dan jalan. Secara ringkas kawasan pemukiman Cakranegara memiliki hirarki yang diwujudkan oleh formasi dan fungsi tata ruang yang berbeda. Hirarki yang dibentuk oleh formasi susunan pura pemukiman, blok kawasan rumah dan batas adalah elemen yang dapat menyumbang kepada pembentukan karekter fisik kawasan tersebut. Menurut Ardi (9), Gelebet (9), Budihardjo (99), Geriya (00) dan Eiseman (00), penilaian terhadap orientasi tata ruang kawasan pemukiman masyarakat Hindu Bali dapat dilakukan dengan memeriksa formasi tata ruang kawasan yang bernilai berlawanan, seperti kedudukan tempat ibadah paling tinggi berbanding kedudukan perkuburan. Pengamatan kondisi lapangan menemukan bahwa orientasi tata ruang kawasan pemukiman menghadap ke arah timur laut. Elemen orientasi seperti ini dapat menyumbang kepada pembentukan karakter fisik kawasan pemukiman di kawasan kota Cakranegara.

9 MINTAKAT Jurnal Arsitektur, Volume I Nomor II, September 0, -9, p-issn -9 karakter yang kuat yang amat mempengaruhi persepsi dan kognisi masyarakat setempat. Kelompok Kawasan Rumah Utara KUIL KESIMPULAN Karakter fisik adalah kualitas visual yang dihasilkan dari gabungan berbagai elemen kota Cakranegara. Perbedaan karakter antar kota-kota di Indonesia disebabkan oleh perbedaan kombinasi elemen dan kualitas dan berhubungan erat dengan identitas dan citra kota. Kualitas yang dominan akan menghasilkan Model Hirarki Kawasan Pemukiman Masyarakat Agama Hindu (Sumber: Gelebet,9; Ardi, 9; Dharmayudha, 999; Suwena, 00). Pura. Kelompok Kawasan Rumah. Jalan Gambar 0. Pola Tata Ruang Pura di Kawasan Pemukiman Secara ringkas karakter fisik rumah meliputi pembagian ruang, bentuk dan pintu gerbang. Pembagian ruang terlihat dengan posisi ruang misalnya bagian utara adalah ruang orangtua, bagian timur ruang anak lelaki, bagian selatan ruang anak yang sudah berkahwin, bagian barat ruang anak perempuan, bagian timur laut pura keluarga, bagian tenggara dapur, bagian barat daya kamar mandi, bagian barat laut gardu jaga dan di tengah-tengah kawasan adalah halaman rumah. Bentuk kawasan rumah yang segi empat dengan pagar bertembok yang berfungsi sebagai batas dan mempertegas bentuk kawasan tersebut. Ukuran dan ketinggian pagar tembok (.0 meter) dapat berfungsi melindungi dan menjaga keamanan penghuni. Di setiap kawasan rumah terdapat pintu gerbang yang berfungsi sebagai pintu masuk ke kawasan rumah. Karakter fisik kawasan pemukiman terdiri atas deretan kawasan rumah menghadap utara-selatan, posisi pura pemukiman, pola jalan serta keteraturan arah pintu gerbang rumah menghadap ke arah timur dan barat. Pola tata ruang kawasan pemukiman yang diambil dari sistem komunitas adalah banjar. Banjar merupakan sebuah pola tata ruang yang baik karena memberikan identitas kawasan berupa batas kawasan yang jelas dan adanya tempat ibadah. Secara umum kajian ini menemukan terdapat beberapa elemen yang penting yang membentuk karakter kota. Kualiti yang penting bagi bandar Cakranegara ialah

9 makna, aktivitas dan fisik. Kualitas makna disumbangkan oleh kebiasaaan dan nilai sejarah. Kebiasaan mempunyai kaitan dengan tahap penggunaan kawasan kota. Kualitas aktivitas disumbangkan oleh kekerapan aktivitas sosial budaya dan keagamaan yang dilakukan di dalam kawasan kota. Kualitas fisik disumbang oleh rupa bentuk struktur ruang kawasan dan bangunan-bangunan penting. Rupa bentuk struktur ruang dan bangunan penting mempunyai kaitan dengan persepsi masyarakat setempat. Dalam kajian ini elemen-elemen utama yang mempunyai kaitan dengan kebiasaan dan kekerapan aktivitas adalah pura di pemukiman, tiga pura utama kawasan, simpang empat di tengah kota maupun di setiap blok kawasan, dan jalan dengan ukuran besar (.00 meter), sedang (.00 meter), dan kecil (09.00 meter). Sementara elemen yang mempunyai kaitan dengan rupa bentuk ialah struktur jalan berbentuk simpang empat yang banyak (pola grid) dan bangunan pura Meru. Suardana, I.N.G. (00). Arsitektur Bertutur. Denpasar: Yayasan Pustaka Bali. Shuhana Shamsuddin & Ahmad Bashri Sulaiman (00). Developing A Guideline for Designing Urban Intervention in Places of Historical and Cultural Significance in Malaysia. Unpublished Research Report. Skudai, Johor Bahru: Jabatan Seni Bina, Fakulti Alam Bina. Universiti Teknologi Malaysia. Spreiregen Paul D. (9). Urban Design. The Architecture of Town and Cities. New York: McGraw-Hill. Worskett (99). The Character of Towns. London: Architectural Press. REFERENSI Funo, Shuji (99). Cakranegara, A Unique Hindu City in Lombok (Indonesia) The Grid in the Tradition of Asian City Planning. Surabaya: Makalah yang disampaikan dalam Seminar Arsitektur Nusantara, Keajekan dan Perubahan, World Trade Centre. Handinoto (000). Sistem Jalan di Cakranegara dan Purbolinggo, Sebuah Perbandingan. Jurnal Dimensi. Surabaya: Petra Press. Sanoff H. (99). Visual Research Method in Design. New York: Van Nostrand Reinhold.