BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD TANI MAKMUR MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) TEGAS SMP NEGERI WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. koperasi memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi tidak saja

Draft Htl Maharani Agustus 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) merupakan satu dari. sekian banyak lembaga keuangan yang terbentuk dari program-program

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN SKRIPSI

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Draft Htl Maharani Agustus 2008

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Fungsi Linier Untuk Penentuan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang beranggotakan oleh seseorang atau badan hukum koperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO

BAGIAN III PERMODALAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

BAB I PENDAHULUAN. koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

Putri Handayani. Abstraksi

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan. Di Indonesia, koperasi

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua hal. Pertama, digunakan untuk keperluan investasi. Artinya, dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama cenderung

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KOPERASI SERBA USAHA BANGUN SEJAHTERA TAHUN BUKU 2014

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KSPPS BMT SEPAKAT SEJAHTERA BERSAMA CABANG ADILUWIH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BAITUL TAMWIL MUHAMMADIYAH SURYA UTAMA TUBAN PERIODE SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI WANITA SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA KOTA MALANG

EFISIENSI = REVENUE > COST

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA TUWUH BLORA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NOMOR: 14/Per/M.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian nasional Indonesia yang saat ini dihadapi

2015, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang PerKoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tam

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total skoring secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis tingkat kesehatan koperasi sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 14/Per/ M.KUKM/XII/2009 dapat digambarkan sebagai berikut: a. Tingkat kesehatan KSP/USP yang menjadi objek penelitian sesuai Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2009 bahwa semua KSP/USP termasuk dalam kategori skor antara 60 < x < 80 yang dinyatakan cukup sehat. b. Tingkat kesehatan KSP/USP berdasarkan berdasarkan aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan serta aspek jatidiri adalah sebagai berikut: 1) Ditinjau dari aspek permodalan mempunyai skor rata-rata 9.66 (cukup sehat), artinya ditinjau dari aspek permodalan koperasi yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, donasi/hibah dan cadangan modal dari SHU yang dipunyai koperasi yang menjadi objek penelitian secara umum dapat membiayai operasional koperasi dalam menjalankan usahanya. 2) Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif mempunyai skor rata-rata 17.98 (cukup sehat), dapat diartikan bahwa rata-rata koperasi tidak 125

126 mempunyai dana cadangan yang cukup untuk operasionalisasi kegiatan koperasinya, dan apabila terjadi kemacetan dalam penyaluran pinjaman dikhawatirkan akan mengganggu permodalan yang ada. 3) Ditinjau dari aspek manajemen mempunyai rata-rata skor 11.48 (sehat), sehingga dapat dikatakan bahwa semua koperasi yang dianalisis mempunyai kemampuan baik dalam pengelolaan koperasi, pengelolaan SDM dan sistem kerja, pengelolaan permodalan dan pinjaman anggota serta kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk baik. 4) Ditinjau dari aspek efisiensi memiliki rata-rata skor 9.90 (sehat), hal ini berarti semua koperasi yang dianalisis mempunai rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio beban usaha terhadap SHU kotor serta rasio efisiensi pelayanan yang baik. 5) Ditinjau dari aspek likuiditas memiliki skor rata-rata 6,.75 (tidak sehat), menunjukkan bahwa semua koperasi mempunyai permasalah yang sama yaitu mempunyai rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancarnya dinyatakan kurang sehat. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KSP/USP dalam mengelola kas dan bank yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan tidak baik. 6) Ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan memiliki skor ratarata 4.65 (kurang sehat), artinya kemampuan koperasi dalam memperoleh laba atau keuntungan dari aktiva atau modal yang dikelola masih sangat kecil. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

127 koperasi untuk mengelola modal sendiri yang tersedia untuk menghasilkan SHU bagian anggota masih belum optimal. 7) Ditinjau dari aspek jatidiri memiliki skor rata-rata 6.55 (cukup sehat), hal ini menunjukkan bahwa KSP/USP masih memperoleh SHU yang kecil dan beban yang dikeluarkan juga besar. Dari skor di atas faktor rasio partisipasi bruto tergolong kurang baik. Partisipasi bruto yang dimaksud dalam hal ini yaitu partisipasi anggota terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka memberikan pelayanan kepada anggota. Namun dari segi manfaat ekonomi yang diberikan KSP/USP kepada anggotanya semakin meningkat atau semakin menguntungkan dibandingkan lembaga lain yang melakukan kegiatan usaha yang sama. Hasil analisis yang telah peneliti laksanakan terhadap objek KSP/USP mengalami banyak hambatan yang membuat koperasi lambat dalam berkembang, hambatan tersebut berasal baik dari fasilitas koperasi, anggota, masyarakat, pemerintah, lingkungan maupun pengurus koperasi itu sendiri adapun masalah yang sering dihadapi oleh koperasi di antaranya: 1) keterbatasan dana yang dimiliki, 2) tingkat pendidikan, keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas, 3) kurangnya pengawasan dari para pengurus koperasi, 4) kurangnya edukasi tentang keuntungan dari koperasi bagi masyarakat. 6.2. Saran. berikut: Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

128 a. Ditinjau dari aspek permodalan, walaupun termasuk dalam kategori cukup sehat, maka sebaiknya pihak pengelola koperasi berusaha untuk mempertinggi perolehan kualitas modal sendirinya dan mempertahankan perolehan modal tertimbang dan aktiva tertimbangnya. Modal sendiri dapat ditingkatkan dengan cara menarik lebih banyak orang agar bergabung menjadi anggota koperasi. b. Mengingat kualitas aktiva berada dalam kategori cukup sehat, maka sebaiknya sebisa mungkin koperasi selalu mengalokasikan adanya dana cadangan risiko dan meminimalisir risiko pinjaman bermasalah agar semakin memperkuat posisi aktiva yang ada. Risiko pinjaman bermasalah dapat diminimaisir dengan penggunaan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pinjaman. c. Mengingat aspek likuiditas termasuk dalam kategori kurang sehat, diharapkan pengelola KSP/USP dapat melakukan perbaikan dalam pengelolaan rasio kas yang masih buruk, dimana perbandingan antara bank dan kas dengan kewajiban lancar sangatlah tidak seimbang. Pengelola koperasi perlu berupaya untuk meningkatkan lagi kelancaran pengembalian pinjaman yang telah disalurkan dengan mempertegas aturan pengembalian pinjaman. Selain itu perlu adalah bimbingan dari Dinas Koperasi untuk melakukan pembinaan yang terprogram. d. Dari beberapa laporan keuangan koperasi yang penulis teliti, masih banyak laporan keuangan yang belum sesuai secara format ataupun kriteria yang ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2009, sehingga akan menyulitkan dalam hal analisanya.

129 Untuk itu perlu diberikan pelatihan bagi pengurus KSP/USP tentang pembuatan laporan keuangan sesuai dengan kriteria dan format yang berlaku. e. Berdasarkan hasil identifikasi secara umum permasalahan yang dihadapi oleh KSP/USP yang menjadi objek penelitian diperlukan adanya koordinasi yang baik dari anggota, pengurus koperasi maupun pemerintah. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain : 1) Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang koperasi, agar masyarakat percaya dan yakin bahwa koperasi badan usaha yang bagus sekaligus bisa meningkatkan dana/modal koperasi karena banyak masyarakat yang mau menjadi anggota koperasi dan mau menginvestasikan uangnya kepada koperasi. 2) Memberikan pendidikan/ pelatihan untuk para anggota koperasi. 3) Adanya perjanjian hukum agar antar anggota dengan koperasi tidak saling merugikan baik dari pihak anggota maupun koperasi. 4) Adanya rasa saling percaya dan bertanggung jawab atas kemajua koperasi baik dari pihak anggota maupun dari pihak pengurus atau pengawas koperasi. 5) Memaksimalkan kerja para pengawas atau pengurus koperasi, karena ini adalah inti dari koperasi, jika pengurus atau pengawasnya tidak bekerja dengan baik seberapa banyak anggota yang ada dikoperasi tidak akan membuat koperasi berkembang.