BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menompang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dilakukan oleh tiga pelaku ekonomi, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut merupakan pilar perekonomian Indonesia. Salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat indonesia adalah koperasi. Koperasi memiliki arti penting dalam membangun perekonomian nasional, seperti tertuang dalam Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Nama koperasi memang tidak disebutkan dalam pasal 33, tetapi asas kekeluargaan. Koperasi merupakan satu-satunya bentuk usaha yang paling sesuai dengan semangat dan jiwa gotong royong Bangsa Indonesia (Wardhani, 2013). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.dalam koperasi

2 2 memiliki beberapa prinsip yaitu keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka, pengelolaan dilaksanakan secara demokratis, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian. Prinsip tersebut menjadi keunggulan koperasi dibandingkan badan usaha lainnya. Maka koperasi diharapkan mampu menjadi sokoguru perekonomian indonesia dan menjadi cita-cita bangsa indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Di Indonesia koperasi berkembang seiring dengan jumlahnya yang meningkat setiap tahunnya. Data Kementerian Koperasi Usaha kecil dan Usaha Menengah Republik Indonesia menunjukkan bahwa sampai desember 2014 total koperasi di Indonesia mencapai unit, dengan unit koperasi aktif dan unit tidak aktif. Dari total koperasi yang aktif tersebut, anggota yang dimiliki sebanyak orang dengan modal sendiri Rp 105,80 triliun dan volume usaha sebesar Rp 189,85 triliun. Menurut Mustakim (2013), Sebagian besar koperasi di Indonesia mengarah ke masyarakat golongan menengah - kebawah dalam bidang Unit Simpan Pinjam. Koperasi simpan pinjam disebut juga Banknya masyarakat untuk menyimpan dan meminjam uang sebagai usaha bagi anggotanya. Semakin besar jumlah simpanan anggota semakin besar dana yang bisa dipinjamkan kepada anggota lain yang membutuhkan. Semakin besar pinjaman yang dilakukan dengan pengembalian sesuai yang diharapkan, maka akan menambah keuntungan bagi koperasi, salah satunya yaitu pembagian sisa hasil usaha kepada anggotanya. Sisa hasil usaha dibagikan sesuai dengan jasa usaha yang diberikan oleh anggota untuk koperasi tersebut.

3 3 Demikian pula pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama yang terletak di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu jenis koperasiyang bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam. Dengan adanya bidang usaha koperasi tersebut diharapkan anggota mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk memetik hasil yang maksimal dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya.koperasi ini didirikan bertujuan untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat Kelurahan Srondol Kulondengan memberikan pelayanan yang terbaik, terbaik dari sisi kualitas, pelayanan yang memuaskan dan memberikan manfaat yang optimal.koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama menyediakan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari Bank, pelayanan ini sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kredit. Dalam kegiatan usaha simpan pinjam, KSP Bina Usaha Utama tidak bisa terlepas dari pembukuan yang merupakan laporan keuangan. Laporan Keuangan tersebut terdiri dari neraca, laporan laba rugi atau laporan sisa hasil usaha serta laporan keuangan lainnya. Dari laporan keuangan tersebut perlu dianalisis lebih lanjut untuk memberikan informasi sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh koperasi dari periode tertentu agar prestasi kinerja koperasi tidak mengalami kemunduran atau penurunan, dan diharapkan nantinya kinerja keuangan koperasi tersebut dapat dipertahankan atau lebih ditingkatkan. Mengetahui kinerja keuangan sebuah koperasi ini sangat penting, karena walaupun koperasi tersebut mengalami peningkatan pada sisa hasil usaha itu bukanlah ukuran mutlak

4 4 bahwa koperasi telah bekerja dengan efektif dan efisien. Selama ini sistem perhitungan koperasi pada umumnya hanya membandingkan jumlah laba atau rugi yang diperoleh dan membandingkan jumlah aktiva yang dimiliki terutama kas untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan.koperasi beranggapan bahwa kinerja keuangan yang baik hanya dapat dilihat dari peningkatan saldo kas, aktiva tetap, dan laba. Sehingga koperasi belum mengetahui sejauh mana kondisi kinerja keuangan koperasi secara keseluruhan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja keuangan sebuah koperasi memang sangatlah penting sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan dan sekaligus menggambarkan kinerja koperasi. Dalam proses mencapai tujuan, diperlukan adanya pengukuran terhadap kinerja. Wardhani (2013), Koperasi dianggap sehat apabila mampu mengelola keuangan atau sumber daya yang ada, pengelolaan keuangan yang baik akan mampu meningkatkan pendapatan anggotanya. Oleh karena itu kesehatan koperasi menjadi hal penting dalam menjalankan usahanya, dengan demikian bahwa koperasi akan berhubungan dengan berbagai pihak baik pengurus, anggota dan pihak luar yang turut serta dalam memantau kondisi keuangannya. Dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya. Dalam penilaian tingkat kesehatankinerja koperasi dapat dilakukan menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang perubahan atas peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam Koperasi. Dalam pedoman penilaian ini, ruang

5 5 lingkupdari penilaian koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam. Ada beberapa aspek yang dapat menilai kinerja keuangan sebuah koperasi, aspek yang digunakan adalah Permodalan, Aktiva Kualitas Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, dan Jatidiri Koperasi. Perhitungan rasio-rasio diperlukan dalam menilai ketujuh aspek tersebut. Hasil dari perhitungan menggunakan rasio akan digunakan untuk mencari skor. Skor yang dihasilkan akan dijumlah secara keseluruhan dan dapat ditetapkan dalam suatu predikat, yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Menurut Wardhani dalam melakukan penelitian Analisis Kinerja Keuangan Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya hasil penelitian yang diperoleh dari penilaian kesehatan kinerja keuangan koperasi di tinjau dari rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi mendapat predikat cukup sehat. Menurut Aniza dengan penelitiannya yaitu Penilaian Kinerja Koperasi Berdasarkan Permenkop No 14/Per/M.KUKM/XII/2009 pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur Tahun Buku menghitung penilaian kesehatan koperasi berdasarkan 7 aspek yang meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi. Dari hasil penelitian memperoleh hasil dengan predikat yang sehat. Menurut Mustakim dengan penelitiannya Analisis Penilaian Kesehatan Koperasi Pada KPRI Jujur Pemkab Bintan di TanjungPinang, dari hasil penelitian tingkat kesehatan koperasi diketegorikan cukup sehat.

6 6 Sedangkan menurut adzim dengan penelitiannya yang berjudul Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Sejahtera Ngadiluwih Berdasarkan Undang-Undang No.20/Per/M.KUKM/XI/2008 dari hasil penelitian ketujuh aspek selama tahun 2010 dan 2011 memiliki predikat cukup sehat. Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama dalam hal ini belum pernah melakukan penilaian kesehatan kinerja keuangan koperasi sehingga belum diketahui perkembangan kinerja keuangannya. Penilaian kinerja keuangan yang tidak dilakukan setiap tahun menjadi penghambat bagi perkembangan koperasi, maka pada KSP Bina Usaha Utama perlu melakukan penilaian kesehatan kinerja keuangan. Dengan adanya penilaian kinerja dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan maupun anggota dalam membuat keputusan apa yang akan dilakukan untuk perkembangan koperasi dan juga dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi koperasi ditinjau dari kinerja keuangan dan manajemennya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS KINERJA KEUANGANPADAKOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kesehatan kinerja keuanganksp Bina Usaha Utama ditinjau dari aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, dan jatidiri koperasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan ini sebagai berikut :

7 7 1. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Permodalan? 2. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Kualitas Aktiva Produktif? 3. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Manajemen? 4. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Efisiensi? 5. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Likuiditas? 6. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Kemandirian dan Pertumbuhan? 7. Bagaimana tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek Jatidiri Koperasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek permodalan.

8 8 2. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif. 3. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek manajemen. 4. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek efisiensi. 5. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek likuiditas. 6. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan. 7. Untukmengetahui tingkat kesehatan kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ditinjau dari aspek jatidiri koperasi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat memberikan pengetahuan secara konseptual yaitu pengetahuan yang berdasarkan literatur dan buku dengan penerapannya di dalam perusahaan dalam hal ini adalah koperasi.

9 9 2) Manfaat praktis a. Bagi Koperasi Sebagai masukan bagi manajemen koperasi untuk mengetahui tingkat kinerja serta kesehatan koperasi yang pada akhirnya berguna bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang dilakukan di waktu yang akan datang. b. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai cara menganalisis kinerja keuangan koperasi yang diperoleh dari hasil penelitian, serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori di bangku kuliah dalam praktek di lapangan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya pada topik yang relevan serta berguna menambah pengetahuan dimasa yang akan datang. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dalam skripsi ini, maka disusun sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

10 10 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori tentang kinerja, kinerja keuangan, koperasi, analisis laporan keuangan koperasi, serta hal-hal yang menjadi acuan dalam penilaian tingkat kesehatan kinerja keuangan koperasi diatur dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisi jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian, metode pengumpulan data, dan metode penulisan skripsi. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi gambaran umum Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama yang meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi koperasi. kemudian akan dijelaskan mengenai hasil analisis kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama. BAB V : PENUTUP Berisi keterbatasan penelitian, kesimpulan dan saran.

11 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan misi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya informasi mengenai kinerja perusahaan, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atau kebijakan, meluruskan kegiatan-kegiatan utama dan tugas pokok perusahaan, bahkan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan (persentase pencapaian misi) perusahaan untuk memutuskan suatu kebijaksanaan dan lainya (Hardiningsih dkk, 2013). Setiap perusahaan dituntut untuk memberikan kinerja yang baik sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kinerja mencerminkan prestasi perusahaan berdasarkan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Melalui pengukuran kinerja, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam mengelola sumber daya dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien (Hardiningsih dkk, 2013) Penilaian Kinerja Dalam mengelola sebuah perusahaan, manajemen biasanya menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan datang disebut perencanaan.

12 12 Pelaksanaan rencana tersebut memerlukan pengendalian agar efektif dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berupa penilaian kinerja atau prestasi seorang manajer, dengan cara menilai dan membandingkan data keuangan perusahaan selama periode berjalan. Dalam hal ini penilaian kinerja seorang manajer dapat diukur berdasarkan hasil laporan keuangan yang disajikan dalam laporan pertanggungjawabannya. Menurut hardiningsih dkk (2013), penilaian kinerja adalah pertimbangan kumulatif tentang faktor-faktor yang bersifat subyektif dan obyektif untuk menetukan penilaian tentang aktivitas individu atau badan usaha yang berkaitan dengan sejumlah batasan selama beberapa periode Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilain kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksaan kegiatanya. 2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan keseluruhan. 3) Dapat digunakan sebagai alat penentu strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya. 5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

13 Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011:2) mengemukakan bahwa, kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan menggunakan secara baik dan benar. Sedangkan menurut Saraswati dkk, (2013).Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Maka dapat dijelaskan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan kegiatan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. 2.2 Koperasi Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coorporate, dalam bahasa inggris disebut coorperation. Co yang artinya bersama dan operation berarti usaha, sehingga co-operation berarti usaha bersama-sama (Saraswati dkk, 2013). Menurut Hardiningsih dkk (2013), koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, bahwa pada dasarnya koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang memiliki anggota dengan kegiatan usahanya berdasarkan pada asa kekeluargaan dan tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan anggota Nilai Koperasi Nilai koperasi dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 pasal (5) terdiri dari dua ayat:

14 14 1) Ayat pertama menjelaskan tentang nilai yang mendasari kegiatan koperasi yaitu : a. Kekeluargaan b. Menolong diri sendiri c. Bertanggung jawab d. Demokrasi e. Persamaan f. Berkeadilan g. Kemandirian 2) Ayat kedua menjelaskan tentang nilai yang diyakini anggota koperasi yaitu: a. Kejujuran b. Keterbukaan c. Tanggung jawab d. Kepedulian terhadap orang lain (Sumber : UU No. 17 Tahun 2012) Prinsip Koperasi Tata kehidupan dalam organisasi koperasi mengatur bagaimana hubungan diantara anggota dan pengurus koperasi. Tata kehidupan ini diatur oleh prinsipprinsip koperasi. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal (6) diuraikan bahwa: 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2) Pengawasan oleh anggota disenggarakan secara demokratis. 3) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan kegiatan ekonomi koperasi.

15 15 4) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen. 5) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi. 6) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nsional, regional, dan internasional. 7) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melaui kebijakan yang disepakati oleh anggotanya. Dari penjelasan tersebut, diuraikan bahwa prinsip koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. (Sumber : UU No. 17 Tahun 2012) Jenis Koperasi Dalam ketentuan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Sedangkan dalam penjelasan pasal tersebut, mengenai jenis koperasi ini diuraikan seperti antara lain: 1. Koperasi Simpan Pinjam 2. Koperasi Konsumen 3. Koperasi Produksi 4. Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa

16 16 Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional antara lain Pegawai Negeri, Anggota ABRI, Karyawan dan sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri. (Sumber : UU No. 17 Tahun 2012) 2.3 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan menurut Fahmi (2011:2), laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari perusahaan yang dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan dan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Di mana menurut Munawir (2010:18) jenis laporan keuangan yaitu:

17 17 1) Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. 2) Laporan Neraca Hutang adalah semua kewajiban-kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajibankewajiban perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang. 3) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan ditambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive. 4) Laporan Arus Kas Laporan arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo kas nampak seperti di neraca, laporan arus kas membutuhkan data atau informasi dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba rugi pada periode yang bersangkutan Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan

18 18 dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti menguraikan akunakun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Berdasarkan penngertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2.4 Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Pengertian Kinerja Laporan Keuangan Koperasi Kinerja laporan keuangan koperasi adalah penilaian atas laporan keuangan suatu koperasi dalam periode tertentu, minimal tiga periode akuntansi. Di Indonesia, kinerja laporan keuangan diatur oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Laporan keuangan koperasi pada umumnya sama dengan laporan keuangan perusahaanperusahaan di Indonesia.

19 Aspek-aspek Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi terdapat 7 aspek yang diperlukan untuk menilai kesehatan koperasi Permodalan Permodalan merupakan dana yang digunakan oleh koperasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan koperasi. Sumber dana koperasi (UU no. 17 tahun2012) berasal dari modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (debt capital). Modal sendiri (equity capital) adalah modal yang berasal dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah. Sedangkan modal pinjaman (debt capital) berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah. 1. Rasio modal sendiri terhadap total asset Rasio modal sendiri terhadap total asset merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan total asset yang dimilikinya. 2. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan beresiko Penilaian terhadap rasio antara modal sendiri terhadap pinjaman diberikan dimaksudkan untuk mengukur modal sendiri koperasi dan untuk menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan. Pinjaman diberikan yang beresiko adalah dana yang

20 20 dipinjamkan oleh koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai atau jaminan yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut. 3. Rasio kecukupan modal sendiri Penilaian terhadap kecukupan modal sendiri yaitu dengan membandingkan modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. (Sumber: Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah kekayaan yang dimiliki koperasi yang memberikan penghasilan untuk koperasi tersebut. Aktiva produktif yang diklasifikasi adalah jumlah aktiva produktif yang kolektibitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha operasional USP. Kualitas aktiva produktif dinilai atas dasar penggolongan kolektilitas yang terdiri atas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan resiko kerugian maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif.

21 21 1. Rasio pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan Menunjukkan bagian dari total volume pinjaman diberikan yang berasal dari volume pinjaman anggota. Volume pinjaman pada anggota adalah seluruh piutang pinjaman diberikan kepada anggota. Total volume pinjaman diberikan adalah seluruh piutang pinjaman diberikan baik kepada anggota maupun bukan anggota. 2. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman Pinjaman bermasalah menunjukkan bagian dari pinjaman diberikan yang berupa risiko pinjaman bermasalah. Pinjaman yang diberikan adalah sisa dari pinjaman pokok yang masih belum dikembalikan oleh peminjam. Risiko pinjaman bermasalah adalah perkiraan risiko atas pinjaman yang kemungkinan macet atau tidak tertagih. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) 3. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah Menunjukkan bagian dari risiko pinjaman bermasalah yang dijamin oleh cadanganrisiko. Cadangan risiko adalah dana yang dialokasikan oleh koperasi untuk menutup kerugian apabila terjadi pinjaman macet atau tidak tertagih. 4. Rasio pinjaman beresiko terhadap pinjaman yang diberikan Membandingkan antara dana yang dipinjamkan oleh koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dengan dana yang dipinjamkan oleh koperasi. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008)

22 Manajemen Manajemen koperasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azaz kekeluargaan. Untuk mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan diterapkannya fungsi-funsi manajemen. Penilaian aspek manajemen KSP dan USP koperasi meliputi lima komponen sebagai berikut: a) Manajemen umum b) Kelembagaan c) Manajemen permodalan d) Manajemen aktiva e) Manseerapa ajemen likuiditas (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) Efisiensi Efisiensi koperasi adalah seberapa besar kemampuan koperasi melayani anggotanya dengan penggunaan asset dan biaya se-efisien mungkin. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. 1. Rasio Beban Operasional Anggota Terhadap Partisipasi Bruto Beban partisipasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha untuk anggota ditambah beban perkoperasian yang dihitung secara proposional. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto.

23 23 2. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota. Sedangkan Sisa Hasil Usaha (SHU) kotor merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahum buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainya belum termasuk pajak dalam tahun buku. 3. Rasio efisiensi pelayanan Dihitung dengan membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi keutuhan jangka pendeknya. Penilaian terhadap likuiditas dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu: 1. Rasio Kas Dihitung dengan membandingkan kas dan bank dengan jumlah kewwajiban lancar. 2. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima Dana yang diterima adalah total passiva selain hutang biaya dan sisa hasil usaha belum dibagikan. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) Kemandirian dan Pertumbuhan Kemandirian mengandung arti dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu:

24 24 1. Rentabilitas Aset Rentabilitas aset, yaitu sisa hasil usaha sebelum pajak dibandingkan dengan total aset. 2. Rentabilitas Modal Sendiri, yaitu sisa hasil usaha bagian anggota dibandingkan total modal sendiri. 3. Kemandirian Operasional Pelayanan, yaitu partisipasi neto dibandingkan beban usaha ditambah dengan beban perkoperasia. Partisipasi neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok.rentabilitas adalah kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) Jatidiri Koperasi Jatidiri Koperasi adalah tujuan dari sebuah koperasi dalam mempromosikan ekonomi anggotanya. Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jatidiri koperasi menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu Rasio Partisipasi Bruto dan Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). 1. Rasio Partisipasi Bruto Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi atau besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto.

25 25 2. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi presentasenya semakin baik. Promosi Ekonomi Anggota adalah manfaat ang bersifat ekonomi yang diperoleh anggota dan calon anggota pada saat bertransaksi dengan koperasi. (Sumber : Permenkop Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008) 2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Tahun Judul Metode Analisis Hasil 1. Hardiningsih Analisis Laporan Analisis yang 1) Rasio likuiditas yang, (2013) Keuangan Dalam Menilai Kinerja digunakan Permenkop RI diukur dengan Current Ratio mengalami Keuangan Primkopad No.06/Per/M.KUK penurunan setiap tahunya, Kartika Benteng M/V/2006 tentang yaitu dibawah 100%. Sejahtera Di penilaian koperasi 2) Rasio solvabilitas Balikpapan berprestasi: menunjukkan bahwa 1. Rasio hutang yang dikelola Likuiditas koperasi memberikan 2. Rasio indikasi resiko karena Solvabilitas nilai rasio terus 3. Rasio mengalami peningkatan Profitabilitas setiap tahunnya. 4. Rasio Aktivitas 3) Rasio profitabilitasmenunjukkan hasil yang baik karena kriteria menunjukkan keadaan baik. Sedangkan untuk Asset Turn Over jauh dibawah standar

26 26 sehingga memberikan indikasi volume usaha masih jauh dari aktiva. 4) Rasio Aktivitas yang diukur dengan perputaran piutang mengalami peningkatan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010, namun masih jauh dibawah standar penilaian koperasi berprestasi. 5) Berdasarkan kriteria standar penilaian koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia maka Primkopad Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi. 2. Saraswati, Analisis Laporan Rasio keuangan 1) Perbandingan laporan (2013) Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja dengan metode time series analysis keuangan selama menunjukkan Keuangan pada : keadaan sebagai berikut: Koperasi Universitas 1. RasioLikuiditas a) Pada tahun 2009 Brawijaya Malang 2. Rasio Leverage. dibandingkan tahun Periode Rasio aktivitas likuiditas dianggap 4. Rasio baik. Karena peran profitabilitas. modal yang berasal dari kreditur lebih dominan dibandingkan modal sendiri. b) Periode jumlah SHU operasional mengalami peingkatan setiap tahunya.

27 27 3. Wardhani Analisis Kinerja Keuangan Unit Simpan Dasar analisi yang digunakan 2) Berdasarkan perhitungan dan analisis rasio keuangan menunjukkan keadaan sebagai berikut: a) Tingkat likuiditas selama periode tahun bila dilihat dari rasio current ratio dan cash ratio menunjukkan pergerakan yang fluktuasi. b) Tingkat rasio hutang bila dilihat berdasarkan debt ratio menunjukkan KPRI Universitas Brawijaya Malang masih dominan mengandalkan modal pinjaman untuk membiayai total aktiva. c) Tingkat rasio aktivitas bila dilihat berdasarkan total asset turnover cenderung meningkat dari tahun 2009 sampai dengan 2012, hal tersebut menunjukkan bahwa koperasi mampu menjaga konsistensi. d) Tingkat rasio profitailitas KPRI Universitas Brawijaya Malang dari tahun berfluktuasi tetapi cenderung mengalami penurunan. 1) Dari penilitian yang telah dilakukan mengenai

28 28 (2013) Pinjam Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya 4. Wiseptya Penilaian Kinerja KPRI (2013) SRI REJEKI Kecamatan Donomulyo Berdasarkan Permenkop No.14/Per/M.UMKM/ XII/2009 Permenkop No. 14/Per/M.KUKM/X II/2009 meliputi: 1. Rasio Permodalan 2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif 3. Rasio Manajemen 4. Rasio Efisiensi 5. Rasio Likuiditas 6. Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan 7. Rasio Jatidiri Koperasi Dasar analisis yang digunakan Permenkop No. 14/Per/M.KUKM/ XII/2009 meliputi: 1. Permodalan 2. Kualitas Aktiva Produktif 3. Manajemen 4. Efisiensi 5. Likuiditas 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 7. Jatidiri analisis kinerja keuangan Unit Simpan Pinjam KPRI UB yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/200 9 selama tahun bahwa tingkat kesehatan USP KPRI UB mendapat predikat koperasi yang CUKUP SEHAT. Sedangkan pada tahun 2011 mendapat predikat SEHAT. 2) Dari ketujuh aspek yang telah dinilai, aspek permodalan dan jatidiri koperasi merupakan aspek yang kondisinya tergolong buruk. 1) Berdasarkan hasil penelitian tingkat kesehatan KPRI Sri Rejeki selama tahun 2009 hingga 2013 dinyatakan CUKUP SEHAT. 2) Dari ketujuh aspek yang dinilai, dapat dicatat bahwa terdapat beberapa rasio yang dinuatakan kurang baik. 3) Dari ketujuh aspek yang dinilai, dapat dicatat bahwa terdapat beberapa rasio yang dinuatakan

29 29 Koperasi kurang baik. 5. Mustakim Analisis Penilaian Dasar analisi yang 1) Berdasarkan hasil (2014) Kesehatan Koperasi Pada KPRI JUJUR digunakan Permenkop No. penelitian keseluruhan dari perhitungan Pemkap Bintan Di 14/Per/M.KUKM/ dengan menggunakan Tanjung Pinang XII/2009 meliputi: Peraturan Menteri Negara 1. Permodalan Koperasi dan Usaha Kecil 2. Kualitas Aktiva dan Menegah Republik Produktif Indonesia nomor 3. Manajemen 14/Per/M.KUKM/XII/ Efisiensi 9 mendapatkan predikat 5. Likuiditas CUKUP SEHAT 6. Kemandirian 2) Tingkat kesehatan dan koperasi tersebut termasuk Pertumbuhan pada kategori CUKUP 7. Rasio Jatidiri SEHAT. Koperasi 3) Secara keseluruhan dapat dinilai dari seluruh aspek KPRI JUJUR PEMKAB BINTAN TAHUN 2012 adalah termasuk kategori CUKUP SEHAT.

30 Kerangka Pikir Agar penelitian ini dapat dipahami dan dimengerti, maka penulis menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut: Aktivitas KSP Bina Usaha Utama Laporan Keuangan KSP Bina Usaha Utama Analisis Kinerja : a. Permodalan b. Kualitas Aktiva Produktif c. Manajemen d. Efisiensi e. Likuiditas f. Kemadirian dan Pertumbuhan g. Jatidiri Koperasi Pengukuran Rasio menggunakan Permenkop No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Hasil Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

31 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Sumber Data Jenis Data Menurut Sifatnya 1) Menurut Wiseptya (2013), data kuantitatif yaitu data yang bisa dihitung atau diukur secara langsung dan biasanya berupa bilangan-bilangan. Data kuantitatif yang akan digunakan untuk penyusunan skripsi iniadalah data mengenai elemen-elemen neraca pada Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama Tahun ) Data Kualitatif, yaitu data yang diukur secara tidak langsung dan berupa informasi atau keterangan-keterangan. Data kualitatif yang akan digunakan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini berupa gambaran umum perusahan yaitu sejarah umum perusahaan, bidang usaha, dan struktur organisai yang digunakan perusahaan tersebut Jenis Data Menurut Sumbernya 1) Data Primer, yaitu data-data yang diperoleh dengan cara langsung dari sumbernya. Cara pengumpulan data ini diperoleh dari wawancara dan observasi langsung di tempat penelitian. Data primer yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data dari Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama dengan sejarah koperasi dan struktur organisasi. 2) Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku yang ada di tempat penelitian maupun literatur yang mendukung data-data penelitian. Data sekunder dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah

32 32 laporan sisa hasil usaha dan laporan posisi keuangan yang telah disahkan pada Rapat Akhir Tahun periode Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan menanyakan secara langsung kepada bagian yang terkait atau berhubungan dengan penyusunan Laporan Keuangan yaitu kepala bagian keuangankoperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama. 2) Dokumentasi Menurut Wiseptya (2013), dokumentasi yaitu teknik pengumpulan dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan dan diperoleh dari obyek yang diteliti. Dokumen dalam penelitian ini diperoleh dari Koperasi Simpan Pinjam Bina Usaha Utama berupa Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Laporan Keuangan lainnya yang telah disahkan pada Rapat Akhir Tahun periode Metode Analisis Data Dasar analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor. 14/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP). Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. 6) Melakukan Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Dalam melakukan analisis aspek penilaian kesehatan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama maka terhadap aspek yang

33 33 dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut. Tabel 3.1 Bobot Penilaian terhadap Aspek dan Komponen Penilaian Kesehatan Koperasi No Aspek yang Dinilai Komponen Bobot Penilaian 1. Permodalan 15 a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset = x 100% b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Beresiko = x 100% c. Rasio kecukupan modal sendiri = x 100% Kualitas Aktiva Produktif 25 a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume Pinjaman Diberikan = x 100% 10 b. Rasio Resiko Pinjaman Bermasalah terhadap Volume Pinjaman = h x 100% 5 c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah = h x 100% 5

34 34 d. Rasio pinjaman beresiko terhadap pinjaman yang diberikan = x 100% 5 3. Manajemen 15 a. Manajemen Umum b. Manajemen Kelembagaan c. Manajemen Permodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas Efisiensi 10 a. Rasio Beban Operasional Anggota Terhadap Partisipasi Bruto = x 100% 4 b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor = h x 100% 4 c. Rasio efisiensi pelayanan = x 100% 2

35 35 5. Likuiditas 15 a. Rasio Kas = + x 100% 10 b. Rasio volume pinjaman terhadap dana yang diterima = x 100% 5 6. Kemandirian dan Pertumbuhan 10 a. Rasio rentabilitas aset = x 100% 3 b. Rasio rentabilitas modal sendiri = x 100% 3 c. Rasio kemandirian operasional pelayanan = h + x 100% 4 7. Jatidiri Koperasi 10 a. Rasio Partisipasi Bruto = + x 100% 7 b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) = + x 100% Jumlah 100 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) 3

36 36 7) Melakukan Analisis Penetapan Golongan Tingkat Kesehatan Koperasi Setelah dihitung rasio masing-masing aspek penilaian kesehatan pada KSP Bina Usaha UtamaTahun maka penilaian aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan 100 sebagai berikut. 1) Aspek Permodalan a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total asset ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0. (2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah 5 dengan maksimum nilai 100. (3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5. (4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan.

37 37 Tabel 3.2 Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Rasio Modal (%) Nilai Bobot Skor 0 X < X < X < X < X < (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) b) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Beresiko Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0. (2) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. (3) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor permodalan.

38 38 Tabel 3.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Rasio Modal (dinilai dalam %) Nilai Bobot (dinilai dalam %) Skor 0 < x < < x < ,6 20 < x < ,2 30 < x < ,8 40 < x < ,4 50 < x < ,0 60 < x < ,6 70 < x < ,2 80 < x < ,8 90 < x < , ,0 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tabel 3.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio Modal (%) Nilai Bobot (%) Skor ,00 4 < X ,50 4 < X ,25 > ,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009)

39 39 2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota Terhadap Total Volume Pinjaman Diberikan. Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume pinjaman ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.5 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan Rasio(%) Nilai Bobot(%) Skor < ,00 25 X < ,00 50 < X < ,50 > ,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Diberikan Untuk mengukur Rasio antara Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Diberikan ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio 45 % atau lebih diberi nilai 0 (2) Untuk setiap penurunan rasio 1 % dari 45 % nilai ditambah 2, dengan maksimum 100 % (3) Nilai dikalikan dengan bobot 5 % diperoleh skor.

40 40 Tabel 3.6 Standar Perhitungan Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman Diberikan Rasio(%) Nilai Bobot(%) Skor > < x ,5 30 < x ,0 20 < x ,0 10 < x ,0 0 < x ,0 = ,0 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah (1) Untuk rasio 0 % berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan diberi nilai 0. (2) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 % nilai ditambah sampai dengan maksimum 100. (3) Nilai dikalikan bobot sebesar 5 % diperoleh skor.

41 41 Tabel 3.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah Rasio Modal (%) Nilai Bobot ( %) Skor < x ,5 10 < x ,0 20 < x ,5 30 < x ,0 40 < x ,5 50 < x ,0 60 < x ,5 70 < x ,0 80 < x ,5 90 < x ,0 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) d) Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan

42 42 Tabel 3.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor > , ,50 21 < ,75 < ,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) 3) Aspek Manajemen Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut: a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). Tabel 3.9 Standar Perhitungan Manajemen Umum Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,25 2 0,50 3 0,75 4 1,00 5 1,25 6 1,50

43 43 7 1,75 8 2,00 9 2, , , ,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). Tabel 3.10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,50 2 1,00 3 1,50 4 2,00 5 2,50 6 3,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ).

44 44 Tabel 3.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) d) Manajemen Aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). Tabel 3.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,30 2 0,60 3 0,90 4 1,20 5 1,50 6 1,80 7 2,10 8 2,40 9 2,70

45 ,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya ). Tabel 3.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Jumlah Jawaban Ya Skor 1 0,60 2 1,20 3 1,80 4 2,40 5 3,00 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) 4) Aspek Efisiensi a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95 % hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5 % nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 % diperoleh skor penilaian.

46 46 Tabel 3.14 Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto (%) Nilai Bobot (%) Skor X < X < X < (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio beban usaha terhadap SHU kotor ditetapkan sebagai berikut: (1) Untuk rasio lebih dari 80 % diberi nilai 25 dan untuk setiap penurunan rasio 20 % nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 % diperoleh skor penilaian. (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) Tabel 3.15 Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor (%) Nilai Bobot (%) Skor > < X < X < X

47 47 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) c) Rasio Efisiensi Pelayanan (1) Untuk rasio lebih dari 15 % diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 10 % hingga 15 % diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio 1 % nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100. (2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2 % diperoleh skor penilaian Tabel 3.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan Rasio Efisiensi Staf (%) Nilai Bobot (%) Skor ,0 5 < X ,5 10 < X ,0 < ,0 (Sumber : Permenkop Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009) 5) Aspek Likuiditas a) Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar (1) Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai 100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 % diberi nilai 50, untuk rasi lebih kecil satau sama denga 10 % diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi nilai 25. (2) Nilai dikalikan dengan bobot 10 % diperoleh skor penilaian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN

ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN ANALISIS KNERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) BINA USAHA UTAMA TAHUN 2012 2014 Risci Dwi Deniyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula Raya No 5 Semarang 2212201101923@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 i NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU 2008-2010 RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aike Mariya Anusasanawati (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA ARVIATI ELNAMITA 090462201041 FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Pemerintah melaksanakan pembangunan dibidang Ekonomi dengan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya pemerintah berusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun perhitungan rasio masing-masing aspek dalam menentukan tingkat kesehatan koperasi dapat dilihat dari data laporan keuangan tahun buku 2013. 4.2 Aspek Permodalan c.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERESI PEGAWAI BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ( BPK RI ) BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya KSU Sejahtera Bersama Tapin KSU Sejahtera Bersama Tapin didirikan di Desa Tangkawang Baru Kecamatan Bakarangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi Menurut Undang-Undang Perkoperasian Bab 1 pasal 1tahun 2012 koperasi mempunyai pengertian sebagai berikut: Koperasiadalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Aike Mariya (2009) Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KPRI GOTONG ROYONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR UNTUK TAHUN 2015 Enggar Prasetyo 1), P.W. Agung Diponegoro 2) 1) Mahasiswa Progdi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. Usaha pemerintah untuk membangun perekonomian masyarakat Indonesia selama ini, termasuk saat menghadapi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM NUSA ABADI SINGARAJA TAHUN 2013-2015 DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu: Analisis Kinerja Keuangan pada KUD... ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M.

PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M. PENILAIAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA NGADILUWIH BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO.20/PER/M.KUKM/XI/2008 Moh. Syamsul Adzim Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi memiliki arti penting dalam membangun perekonomian nasional, seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU 2006-2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan peneliti terdahulu yang dijadikan pertimbangan penulis yaitu pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, Koperasi diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian. Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh

BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari 2.1.2 Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh beberapa pakar koperasi. Menurut Koesoemo dalam Razak (2012:3)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Secara Umum a. Pengertian Koperasi Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperation. Co artinya bersama dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010-2012 (Skripsi) Oleh MUHAMMAD RIDWAN AFIF FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang. Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang. Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja koperasi ditinjau dari aspek keuangan dan non keuangan pada Koperasi Pegawai Republik

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan kebutuhan yang layak dan memadai,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat kesehatan KSP/USP yang dijadikan objek penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa total

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( ) ANALISIS ASPEK-ASPEK PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA MUKTI DESA KARYA HARAPAN MUKTI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO ----------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Herdyanto (2013) terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur perekonomian Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi tiga (3) kelompok badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi, dan Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1998 dan 2009 terjadi krisis ekonomi yang dampaknya membekukan sejumlah bank Umum Swasta Nasional. Tidak hanya itu, terjadinya krisis kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KOPERASI DILIHAT DARI SEGI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PUSAT KOPERASI WARIS SURAKARTA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT

Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya Malang Еmail: ABSTRACT ANALISA TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BERDASARKAN PERATURAN NOMOR: 06/PER/DEP.6/IV/2016 (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri) Tri Dewi Eindrias Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Indonesia saat ini telah memporak porandakan perekonomian masyarakat bawah, menengah dan atas. Banyak usaha kecil maupun besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi masyarakat diarahkan untuk dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab untuk berperan serta secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

Priest Winka Sajida Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang

Priest Winka Sajida Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang PENILAIAN KINERJA KOPERASI KARYAWAN HARAPAN SEJAHTERA TULUNGAGUNG BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM NO. 14/PER/M.UKM/XII/2009 (Periode Pengamatan Tahun 2010-2013) Priest Winka Sajida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAHLIA KENDAL TAHUN BUKU 2009 2011 Dewi Amalia Nur Bisyara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

Draft Htl Maharani Agustus 2008

Draft Htl Maharani Agustus 2008 Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, partisipasi dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih terperinci