Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Materi

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM FULVAT TERHADAP KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN DAN POPULASI PROTOZOA IN VITRO SKRIPSI DEA JUSTIA NURJANA

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah serta Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan selama 3 bulan dari bulan Februari - Mei 2012. Materi Alat Peralatan yang dipergunakan dalam pengujian fermentatif rumen antara lain neraca analitik, eksikator, tabung gas CO 2, termos, kain penyaring, shaker waterbath, cawan Conway, sentrifus, pompa vakum, labu penyuling, labu Erlenmeyer, oven 105 C, tanur, magnetic stirrer, destilator, buret, kondensor, tabung fermentor, tutup karet, pipet volumetik, cawan porselen. Peralatan yang dipergunakan dalam pengujian populasi protozoa adalah mikroskop dan counting chamber. Bahan Ternak dan Pakan. Cairan rumen sapi yang digunakan diambil dari ternak sapi Peranakan Ongole yang berada di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bogor, Bubulak, Bogor. Ransum perlakuan adalah ransum komplit A (energi tinggi) dan B (energi rendah) (rasio hijauan : konsentrat masing-masing adalah 40:60 dan 50:50) dan asam fulvat. Komposisi dan kandungan nutrien ransum komplit dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Asam Fulvat. Asam fulvat yang digunakan berasal dari produk pupuk cair. Asam fulvat yang digunakan diencerkan dengan konsentrasi 10%, larutan Mc Dougal sebagai pengencernya. Pemberian asam fulvat ini dilakukan sebelum pemberian larutan Mc Dougal di tabung fermentor. Tingkat keasaman (ph) asam fulvat sebesar 9,40. Kandungan mineral produk ini disajikan pada Tabel 3. 11

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gajah 40,00 50,00 Dedak Halus 6,00 8,00 Jagung 20,30 14,32 Pollard 5,80 5,00 Bungkil Kelapa 24,00 18,00 Bungkil Kedelai 2,00 2,86 CaCO 3 1,90 1,83 1 Berdasarkan BK yang disusun menggunakan program Winfeed. 2 Ransum disusun berdasarkan Kearl (1982) untuk sapi dengan bobot badan 350 kg dengan pertambahan bobot badan 1kg/ekor/hari; kebutuhan TDN 66,00%, PK 10,30%, Ca 0,35% dan P 0,25%. 3 Ransum disusun berdasarkan NRC (1988) untuk sapi dengan bobot badan 400 kg dengan produksi susu 15 liter dan kadar lemak susu 4%; kebutuhan TDN 62,19%, PK 13,03%, Ca 0,50% dan P 0,32%. Tabel 2. Kandungan Nutrien Ransum Komplit Kandungan Nutrien 1 Jenis Ransum Komplit (%BK) Ransum A (Energi Tinggi) Ransum B (Energi Rendah) Bahan Kering (%) 90,25 89,94 Abu (%) 10,26 12,68 Protein Kasar (%) 15,63 15,09 Lemak Kasar (%) 3,13 3,35 Serat Kasar (%) 20,27 23,56 Beta-N (%) 50,71 45,33 TDN (%) 2 66,96 62,38 Ca (%) 1,77 2,44 P (%) 0,40 0,63 1 Analisis Proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB (2012) 2 Berdasarkan perhitungan (Hartadi, 1980) Rumus TDN = 92,464 - (3,338 x SK) (6,945 x LK)- (0,762 x Beta-N) + (1,115 x PK) + (0,031 x SK 2 ) (0,133 x LK 2 ) + (0,036 x SK x Beta-N) + (0,207 x LK x Beta-N) + (0,1 x LK x PK) (0,022 x LK x PK) 12

Tabel 3. Kandungan Mineral Produk Asam Fulvat Mineral Konsentrasi C 12,9% N 0,51% P 0,04% Na 22,19% K Ca Fe Zn 109,90 ppm 8,23 ppm 4,08 ppm 44,85 ppm Sumber: Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB (2012). Bahan Kimia. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan 6 liter larutan Mc Dougal antara lain NaHCO 3 (58,8 g), Na 2 HPO 4.7H 2 O (42 g), KCl (3,42 g), NaCl (2,82 g), MgSO 4.7H 2 O (0,72 g) dan CaCl 2 (0,24 g). Bahan yang dibutuhkan untuk uji KCBK dan KCBO antara lain larutan HgCl 2 jenuh, kertas saring, dan aquades. Bahan yang dibutuhkan untuk uji NH 3 antara lain asam borat, Na 2 CO 3 jenuh, dan H 2 SO 4 0,005 N. Bahan yang digunakan untuk uji VFA antara lain NaOH 0,5 N, HCl 0,5 N dan H 2 SO 4 15%. Bahan yang digunakan untuk pengamatan protozoa yaitu TBFS (Trypan Blue Formalin Salin). Prosedur Pengambilan Cairan Rumen Metode Cairan rumen diambil dari rumah pemotongan hewan dengan menggunakan termos. Termos yang akan dipakai terlebih dahulu diisi dengan air panas sehingga suhunya mencapai 39 C kemudian ditutup. Cairan rumen diperas dengan menggunakan kain kasa dan dimasukkan ke dalam termos tersebut. Sebelum digunakan, air panas yang ada di dalam termos dibuang terlebih dahulu. Untuk menjaga agar cairan rumen tetap dalam kondisi anaerob, termos harus segera ditutup rapat dan dialiri gas CO 2 sebelum digunakan. 13

Prosedur Pembuatan Larutan Mc Dougal Dalam pembuatan larutan Mc Dougal sebanyak 6 liter maka sebanyak 5 liter air destilasi dimasukkan ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter. Selanjutnya bahan-bahan sebagai berikut NaHCO 3 (58,8 g), Na 2 HPO 4.7H 2 O (42 g), KCl (3,42 gram), NaCl (2,82 g), MgSO 4.7H 2 O (0,72 g) dan CaCl 2 (0,24 g) dimasukkan dan dilarutkan. Kemudian ditambahkan CaCl 2 setelah semua bahan larut. Lalu leher labu dicuci dengan air destilasi hingga permukaan air mencapai tanda tera. Campuran lalu dikocok dengan gas CO 2 secara perlahan-lahan dengan cara melewatkannya sampai ph larutan mencapai 7. Prosedur Fermentasi Pakan. Tabung fermentor yang telah diisi dengan 0,5 g sampel ransum perlakuan ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan Mc Dougal. Tabung fermentor dikocok dengan cara mengaliri gas CO 2 selama 30 detik (ph 6,5-6,9) dan ditutup dengan karet berventilasi. Tabung dimasukkan ke dalam shaker waterbath dengan suhu 39 C, dilakuan fermentasi selama 4 jam untuk sampel VFA/NH 3 dan fermentasi 48 jam untuk sampel KCBK/KCBO. Untuk menghentikan fermentasi tutup karet berventilasi dibuka dan ditetesi 2 tetes HgCl 2 jenuh untuk menghentikan aktivitas mikroba. Prosedur Pengukuran ph Rumen Pengukuran ph dilakukan pada sampel inkubasi 4 jam dengan menggunakan ph meter yang telah dikalibrasi. Nilai ph yang diambil yaitu nilai ph yang konsisten. Prosedur Pengukuran Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik (Tilley&Terry, 1963) Prosedur Pembuatan Larutan Pepsin. Untuk membuat 1 liter larutan pepsin dibutuhkan sebanyak 2,5 g pepsin yang dilarutkan dalam 800 ml aquades, kemudian pada ruang larutan yang sudah dibuat ditambahkan 17,8 ml larutan HCl 0,2%. Aquades ditambahkan hingga mencapai tanda tera. Prosedur Pencernaan Fermentatif. Sebanyak 0,5 g sampel pakan dimasukkan kedalam tabung fermentor, ditambahkan 10 ml larutan buffer Mc Dougal dan 40 ml cairan rumen lalu diaduk dengan gas CO 2 selama 30 detik dan ditutup rapat. Tabung 14

fermentor ditempatkan pada suhu 39 C dan fermentasi dibiarkan berlangsung selama 48 jam. Setiap 6 jam, tabung diaduk dengan gas CO 2. Prosedur Pencernaan Hidrolisis. Setelah diinkubasi selama 48 jam, ditambahkan 2-3 tetes HgCl 2 jenuh untuk menghentikan aktivitas mikroba. Lalu disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan supernatannya dibuang, kedalam tabung ditambahkan 50 ml larutan pepsin HCl 0,2%. Pencernaan enzimatis berlangsung aerob selama 48 jam. Hasil pencernaan hidrolisis (residu) disaring menggunakan kertas Whatman no. 41 yang dibantu dengan pompa vakum. Kemudian residu tersebut dimasukkan kedalam cawan porselen dan dipanaskan di dalam oven suhu 105 C selama 24 jam untuk menentukan BK residu. Selanjutnya residu BK dimasukan dalam tanur selama 6 jam untuk mendapatkan residu bahan organik. Kemudian KCBK dan KCBO dihitung berdasarkan rumus: Prosedur Pengukuran Konsentrasi Volatile Fatty Acids (VFA). Pengukuran konsentrasi VFA dengan menggunakan metode steam destilasi (General Laboratory Procedures, 1966). Pengukuran dengan penggunaan air yang dididihkan terlebih dahulu dan air dialirkan ke kondensor atau pendingin. Kemudian dimasukkan 5 ml sampel dan 1 ml H 2 SO 4 15% ke dalam alat destilasi. VFA yang dihasilkan ditangkap dengan 5 ml NaOH 0,5 N yang dimasukkan dalam labu erlenmeyer. Cairan ditampung hingga mencapai 250-300 ml setelah itu ditambahkan dengan indikator PP (Phenolpthaline) sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N sampai warna titrat berubah dari merah jambu menjadi tidak berwarna. Produksi VFA total yang dihasilkan, dihitung dengan rumus : Produksi VFA = [(ml titran blanko-ml titran sample) x N HCl x 1000/5] mm Prosedur Pengukuran Konsentrasi Amonia (NH 3 ). Pengukuran konsentrasi NH 3 menggunakan metode Mikrodifusi Conway (General Laboratory Procedures, 1966). Sebelum digunakan bibir cawan Conway diolesi dengan vaselin. Supernatan yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan inkubasi 4 jam diambil 1 ml, kemudian 15

ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway, pada ujung satunya dimasukkan 1 ml Na 2 CO 3 jenuh. Antara supernatan dan Na 2 CO 3 tidak boleh bercampur. Larutan asam borat berindikator sebanyak 1 ml ditempatkan dalam cawan kecil yang terletak di tengah cawan Conway, kemudian cawan Conway langsung ditutup rapat hingga kedap udara. Setelah itu cawan Conway digoyang-goyangkan hingga supernatan dan NaCO 3 tercampur rata, dan dibiarkan dalam suhu ruang selama 24 jam. Setelah 24 jam asam borat berindikator dititrasi dengan H 2 SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Kemudian konsentrasi NH 3 dihitung berdasarkan rumus: Konsentrasi NH 3 = [ml H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000] mm Prosedur Perhitungan Populasi Protozoa. Populasi protozoa dihitung dengan menggunakan counting chamber dan larutan TBFS. Tahapan perhitungannya yaitu sampel hasil fermentasi 4 jam dicampur larutan TBFS dengan perbandingan 1:1. Sampel cairan tersebut diteteskan pada counting chamber dengan ketebalan 0,2 mm, luas kotak terkecil 0,0625 mm 2 dan terdiri dari 16x16 buah kotak. Populasi protozoa diamati dengan mikroskop pada perbesaran 400x. Populasi protozoa dihitung dengan rumus: Keterangan: C = jumlah koloni yang dihitung Fp = faktor pengencer Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2x5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis ransum (ransum energi tinggi dan ransum energi rendah) dan faktor kedua adalah taraf suplementasi asam fulvat (0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%). Ulangan berdasarkan waktu pengambilan cairan rumen. Peubah yang diamati adalah nilai derajat keasaman (ph) rumen, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, konsentrasi VFA dan NH 3 serta populasi protozoa. Adapun rancangan percobaanya disajikan pada Gambar 5. 16

0% Asam Fulvat 2,5% Asam Fulvat Ransum A (Energi Tinggi) 5% Asam Fulvat 7,5% Asam Fulvat 10% Asam Fulvat Ransum Komplit 0% Asam Fulvat 2,5% Asam Fulvat Ransum B (Energi Rendah) 5% Asam Fulvat 7,5% Asam Fulvat 10% Asam Fulvat Gambar 5. Diagram Rancangan Percobaan Model matematik dari rancangan adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + i + j + i j + k + ijk Keterangan : Y ijk : nilai faktor A ke-i, faktor B ke-j, dan pengamatan kelompok ke-k µ : rataan umum i j i j k ijk : pengaruh faktor A (jenis ransum komplit) : pengaruh faktor B (taraf suplementasi asam fulvat) : pengaruh interaksi faktor A ke-i dan faktor B ke-j : pengaruh kelompok (waktu pengambilan cairan rumen) ke-k : galat perlakuan faktor A ke-i, faktor B ke-j dan kelompok ke-k Data yang diperoleh dari penelitian dianalisa menggunakan analisis ragam (Analysis of Variance, ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Analisis data menggunakan software statistik SPSS 17. 17