FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN Nama: Handoyo Margi Waluyo

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

DASAR PENGUKURAN FISIKA

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Lembar Kegiatan Siswa

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

BAIQ HELMA HIDYANTI

Contoh Laporan Praktikum Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

Gambar mengukur menggunakan jengkal

BAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN. untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Pengukuran Besaran Fisika

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

MODUL MATA PELAJARAN IPA

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I BESARAN DAN SATUAN

MENGUKUR BESARAN DAN MENERAPKAN SATUANNYA

Neraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas

BESARAN DAN PENGUKURAN

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

Neraca Ohaus Tiga Lengan

DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MASSA JENIS MATERI POKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM HUKUM ARCHIMEDES

Kelompok:. Kelas :. Nama anggota:

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

BAB II PENGUKURAN DASAR

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

Kompetensi Siswa Hakikat Fisika

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

5. Viscositas. A. Tujuan. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan menggunakan hukum Stokes. B. Alat dan Bahan

MAKALAH MIKROMETER SEKRUP Leave a comment

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

PERCOBAAN PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS : YUSI ANDA RIZKY NIM : H KELOMPOK : II ( DUA ) TGL PERCOBAAN : 22 FEBRUARI 2010

ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MATA PELAJARAN : FISIKA : LINTAS FISIKA : SENIN, 7 OKTOBER 2013 ;120 MENIT

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

NERACA. Neraca Ohauss

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN

MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGUKURAN DAN BESARAN

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik ialah mampu melakukan

NERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG

Foto Alat. Pengujian Marshall

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

HUKUM ARCHIMEDES KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG

KOMANG SUARDIKA; ;JURUSAN P. FISIKA; UNDIKSHA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

MEKANIKA FLUIDA BAB I

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Pentalogy BIOLOGI SMA

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1

Alat dan Bahan a. Penggaris b. Jangka sorong c. Balok besi d. Bola-bola kecil

ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR UMUM I PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR


PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

Transkripsi:

A. Latar Belakang dan Tujuan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada pengukuran. Kebenaran tertinggi dalam fisika adalah hasil pengamatan (eksperimen). Hal ini berarti jika ada teori yang ramalannya tidak sesuai dengan hasil pengamatan, maka teori tersebut ditolak bagaimanapun bagusnya teori tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pengamatan dalam fisika itu sangat penting. Itulah sebabnya pengetahuan tentang cara pengukuran merupakan kebutuhan yang penting. Kita harus mempelajari cara pengukuran besaran fisika dan bagaimana menggunakan alat ukur dengan benar. Kesalahan dalam pengukuran alat ukur mengakibatkan data yang diperoleh tidak dapat dipertanggunngjawabkan karena mengandung kesalahan. Hal lebih fatal lagi adalah kesalahan penggunaan alat ukur dapat merusak alat ukur itu sendiri, bahkan dapat mencelakakan penggunanya. B. Landasan Teori Dalam penyelidikan untuk memahami dunia di sekitar kita, para ilmuwan mencari hubungan antara berbagai besaran fisika yang mereka teliti dan ukur.pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dalam fisika. Tetapi tidak ada pengukuran yang benar benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat ukur dan ketidakmampuan membaca sebuah instrumen di luar batas bagian terkecilyang ditunjukan. Misalnya, jika anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm, yaitu bagian terkecil dari penggaris tersebut. Alasannya adalah sulit bagi peneliti untuk memastikan suatu nilai di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu sendiri mungkin tidak di buat atau dikalibrasi sampai ketepatan yang lebih baik dari ini. Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan, atau perkiraan tidakpastian, pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar PENGUKURAN DASAR MEKANIKA Nama : Handoyo Margi Waluyo NIM : H12112022 papan tersebut dapat dituliskan sebagai 5,2 0,1 cm. Hasil ( kurang lebih 0,1 cm ) menyatkan perkiraan ketidakpastian pada pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya paling mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3 cm. Persen ketidakpastian merupakan rasio antara ketidakpastian dan nilai yang terukur, dikalikan dengan 100. Misalnya, jika pengukuran adalah 5,2 dan ketidakpastian antara sekitar 0,1 cm, persen ketidakpastian adalah. Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai struktur tidak dinyatakan secara explisit. Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebagai satu atau dua satuan ( atau bahkan tiga ) dari digit terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap 0,1 cm ( atau mungkin 0,2 cm ). Dalam hal ini, adalah penting bagi anda untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal ini menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm. Jumlah digit yang diketahui dapat diandalkan disebut jumlah angka signifikan, dengan demikian ada empat angka sinifikan pada angka 32,21 dan dua pada 0,062 cm ( nol pada angka pertama dan kedua hanya merupakan pemegang empat yang menunjukan di mana koma diletakan ). Jumlah angka signifikan mungkin tidak terlalu jelas. (Giancolli, 2001, hal 7-8) Pengukur sering mengindikasikan akurasi dari nilai terukur yaitu, seberapa dekat nilai terukur itu terhadap nilai sebenarnya dengan menuliskan bilangan diikuti symbol ±, dan bilangan kedua yang ketidakpastian pengukuran. Jika diameter sebuah batang baja dituliskan sebagai 56,47 ± 0,02 mm, ini artinya nilai sebenarnya tidak mungkin kurang dari 56,45 mm atau lebih dari 56,49 mm. dalam notasi pendek yang umumnya digunakan, bilangan 1,6454(21) memiliki arti 1,6454 ± 0,0021. Bilangan di dalam tanda kurung menunjukan ketidakpastian pada angka digit digit bilangan utama. (Young dan Freedman,1999) 1. Jangka Sorong FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu panjang benda yang mempunyai batas ketelitian 0,1 mm. Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau sekala nonius (SN). Jangka sorong terdiri dari dua pasang rahang pasangan. Rahang yang pertama digunakan untuk mengukur diameter dalam, sedangkan rahang yang kedua digunakan untuk mengukur diameter luar. (Giancoli, 2001 : 19-20) 2. Mikrometer Sekrup Mikro meter sekrup adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki 0,01 mm. Biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. (Giancoli, 2001 : 16-17) 3. Termometer Termometer adalah alat yang digunakan untuk temperature suatu zat. Ada dua jenis termometer yang umum digunakan dalam laboratorium, yaitu termometer air raksa dan termometer alcohol. Keduanya adalah termometer jenis batang gelas dengan batas ukur minimum -10 C dan batas ukur maksimum +110 C. Nilai skala terkecil untuk dua jenis termometer tersebut dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukuran yang diambill tersebut. (Giancoli, 2001 : 12-13) 4. Neraca Analitik Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda. (Giancoli, 2001 : 21-22) Dengan menggunakan tiga lengan, masing masing lengan neraca mempunyai skala. Lengan pertama mempunyai skala ratusan,lengan kedua mempunyai skala puluhan dan lengan ketiga mempunyai skala satuan. Untuk mengetahui massa benda yang diukur, kita hanya menggeser lengan skala tersebut. 5. Viskositas Hidrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis zat cair. Hydrometer sering juga disebut aerometer. Alat ini terdiri dari sebuah tabung berskala yang bagian bawahnya diberi beban raksa, supaya dapat mengapung tegak lurus dalam zat cair yang akan diukur berat jenisnya. Pengukuran berat jenis zat cair dengan hydrometer masih harus dibantu dengan perhitungan. Misalnya kita akan mengukur berat jenis alcohol. Hydrometer atau aerometer yang mempunyai skala yang dapat langsung menunjukkan berat jenis zat cair disebut densimeter (tidak perlu dengan perhitungan). Adapula hydrometer yang tidak dipakai untuk menentukan berat jenis zat cair, tetapi untuk menentukan kadar larutan asam, susu, gula pasir, dan alcohol. Hydrometer yang khusus digunakan untuk mengukur kadar larutan gula pasir disebut sakarimeter. (Giancoli, 2001 : 14-15) C. Metodologi Pengamatan dilakukan pada hari rabu, 10 oktober 2012 di lab. Fisika dasar FMIPA UNTAN. Pengamatan yang di lakukan antara lain: 1. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong Satu buah Jangka Sorong, satu buah Kubus, satu buah Cincin Silindris, dan Alat Tulis. Pertama, Jangka Sorong diambil kemudian ditentukan nilai skala utamanya dan dihitung jumlah skala noniusnya, dan tidak lupa jangka sorong untuk selalu dikalibrasikan setiap akan digunakan. Ditentukan dahulu NST jangka sorong yang akan digunakan. kubus yang telah disiapkan diukur dimensinya sebanyak tiga kali dan hasilnya dicatat dalam tabel. Selanjutnya untuk pengamatan kedua dengan jangka sorong, diameter dalam dan diameter luar dari cincin silindris di ukur masing-masing sebanyak tiga kali serta hasilnya dicatat dalam tabel. 2. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Satu buah mikrometer, satu buah koin, dan alat tulis. - Kegiatan Pengukkuran: Pertama, mikrometer diambil, kemudian ditentukan nilai skala FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 2

utamanya dan dihitung jumlah skala noniusnya, dan tidak lupa mikrometer sekrup untuk selalu dikalibrasikan setiap akan digunakan. ditentukan dahulu NST mikrometer sekrup yang akan digunakan. selanjutnya koin yang telah disiapkan diukur ketebalannya sebanyak tiga kali dan hasilnya dicatat dalam tabel. 3. Pengukuran Temperatur dengan Termometer Satu buah gelas ukur, satu buah termometer, satu buah pembakar spirtus, satu buah batang statif dan kakinya, air 100ml Pertama batang statif dan kakinya disatukan. Kemudian gelas ukur diisi dengan air 100ml dan gelas ukur disatukan dengan batang statif. Pembakar spirtus dihidupkan dan diletakkan di bawah gelas ukur. Termometer di masukkan di dalam Air dengan syarat tidak menyentuh gelasnya. Didihkan air hingga mencapai suhu 70 dan pembakar spirtus dimatikan. Setiap perbedaan atau penurunan suhu selama satu D. Hasil dan Pembahasan 1. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm) 1. 2 cm 1. 2 cm 1. 2 cm Kubus 2. 2 cm 2. 2 cm 2. 2 cm 3. 2 cm 3. 2 cm 3. 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm Cincin Silindris Diameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm) 1. 2,71 cm 1. 3,225 cm 2. 2,71 cm 2. 3,225 cm 3. 2,71 cm 3. 3,225 cm Nilai Skala Utama : 1 mm = 0,1 cm Jumlah Skala Nonius : 20 Skala NST Jangka Sorong : 0,01 mm = 0,001 cm Penghitungan Ketidakpastian: Kubus : menit dan berturut-turut, hasilnya dicatat dalam tabel. 4. Neraca Analitik Satu buah kubus, satu buah neraca analitik, dan alat tulis. Pertama neraca analitik disiapkan dan dikalibrasikan terlebih dahulu. Setelah itu, kubus diletakkan di atas neraca analitik. Massa yang ada pada kubus, dihitung sebanyak tiga kali dan dicatat dalam tabel. 5. Menentukan Massa Jenis Zat Cair Satu buah hidrometer, tiga buah gelas ukur dan masing-masing diisi dengan air, minyak, dan oli. Pertama gelas ukur diisi dengan air=500ml, minyak=950ml, dan oli=750ml. Hidrometer dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi air, minyak dan oli secara bergantian dan berurutan. Setelah itu, massa jenis ketiga zat cair tersebut dihitung masing masing sebanyak tiga kali. Hasilnya dicatat dalam tabel. Panjang Kubus (p); Lebar Kubus (l); Tebal Kubus (t); FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 3

Cincin Silindris Diameter Dalam ( ) DiameterLuar ( ) 2. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Benda Penunjukan SU Penunjukan SN Tebal Benda (mm) 1. 1,5 mm 1. 40 x 0,01 = 0,4 mm 1. 1,9 mm Koin 2. 1,5 mm 2. 40 x 0,01 = 0,4 mm 2. 1,9 mm 3. 1,5 mm 3. 40 x 0,01 = 0,4 mm 3. 1,9 mm Nilai Skala Utama : 0,5 mm Jumlah Skala Nonius : 50 Skala NST Mikrometer : 0,01 mm Penghitungan Ketidakpastian: Tebal Lempeng Logam/Koin 3. Pengukuran Temperatur dengan Termometer No Menit ke- Temperatur Perubahan Temperatur 1 1 69 69-29 =40 2 2 67 67-29 =38 3 3 65 65-29 =36 4 4 64 64-29 =35 5 5 63 63-29 =34 6 6 62 62-29 =33 NST Thermometer : 1 Temperatur mula-mula : 29 Hubungan antara lamanya pemanasan dengan perubahan temperature zat cair: FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 4

Suhu berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah, sehingga lamanya suatu zat yang dipanaskan akan mempengaruhi perubahan suhu. Dan juga, secara induktif makin besar kenaikan suhu makin besar pula kalor yang akan diserap oleh suatu benda. 4. Neraca Analitik Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm) Massa (Kg) 1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 6,16 x 10-2 Kg Kubus 2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 6,16 x 10-2 Kg 3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 6,15 x 10-2 Kg 1,9 cm 1,9 cm 1,9 cm 6,15 x 10-2 Kg Massa Jenis Benda: dik ma a 1 gr 0 0 1 g 1 10 2 Penghitungan Ketidakpastian: Panjang Kubus (p); Lebar Kubus (l); Tebal Kubus (t); Massa Kubus: 5. Menentukan Massa Jenis Zat Cair Air Minyak Oli Viskositas 1. 1,000 gr/cm 3 1. 0,905 gr/cm 3 1. 0,880 gr/cm 3 2. 0,990 gr/cm 3 2. 0.900 gr/cm 3 2. 0,880 gr/cm 3 3. 0,990 gr/cm 3 3. 0,905 gr/cm 3 3. 0,880 gr/cm 3 0,993 gr/cm 3 0,903 gr/cm 3 0,880 gr/cm 3 Ketidakpastian Air: FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 5

Massa Jenis Air adalah: Ketidakpastian Minyak Massa Jenis Minyak adalah: Ketidakpastian Oli: Massa Jenis Oli adalah: E. Kesimpulan Dari pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat ukur panjang yang paling teliti adalah mikrometer sekrup yang memiliki ketelitian 0,01mm. Setiap alat ukur panjang memiliki ketelitian yang berbeda. Sebaiknya, jika ingin mengukur benda yang tipis, lebih baik menggunakan mikrometer sekrup. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm, dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Untuk mengukur massa suatu benda, gunakan neraca analitik. Untuk mengukur massa jenis zat cair, gunakan hidrometer. Dan untuk mengukur suhu, gunakan termometer. Dari suatu pengukuran yang berulang, kemungkinan didapat hasil yang berbeda yang disebut sebagai ketidakpastian. Pustaka Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga Young, Freedman.1999. Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga Tippler, P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 6