ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG"

Transkripsi

1 ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG Firdaus Jl. Kalibeber KM 3 Wonosobo, Jawa Tengah firdaus.1024@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai viskositas antara minyak goreng yang sudah dipakai dengan yang belum dipakai dan mengetahui bagaimana pola perubahan viskositas minyak goreng. Penelitian ini menggunakan beberapa jenis minyak goreng yaitu jenis A, B, C, D,dan E. Nilai viskositas minyak goreng diperoleh dari pengukuran waktu redwood dan massa jenis minyak itu sendiri. Pengukuran pertama yaitu menentukan waktu redwood, alat yang digunakan adalah viscometer redwood. Pengukuran yang kedua yaitu menentukan massa jenis/kerapatan minyak goreng. Suhu minyak goreng yang digunakan dalam penelitian adalah 50 o C. Metode analisis yang digunakan adalah metode perhitungan dan analisanya menggunakan grafik dengan software logger pro Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: (1) Terdapat perbedaan nilai viskositas antara minyak goreng yang belum dipakai dengan minyak goreng yang sudah digunakan. Nilai viskositas untuk minyak jenis A, B, C, D, dan E yang paling besar yaitu pada saat minyak goreng belum dipakai dan viskositas paling kecil yaitu pada saat minyak goreng yang sudah dipakai empat kali. (2) Pola perubahan viskositas minyak untuk menggoreng kentang dengan variasi jumlah pemakaian berkurang secara eksponensial, artinya nilai viskositas berkurang seiring dengan banyaknya jumlah pemakaian minyak goreng. Kata kunci: perubahan viskositas, minyak goreng PENDAHULUAN Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, gejala atau fenomena alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhanannya dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang kita alami, apa yang kita lakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian akan bisa dijawab melalui suatu studi ilmiah dengan menggunakan sikap dan metode ilmiah untuk menghasilkan produk ilmiah yang berupa teori dan atau hukum fisika yang dapat diuji kebenarannya. Jadi berbagai fenomena atau gejala alam dalam kehidupan dapat terungkap berkat perkembangan ilmu fisika. Ilmu fisika terdiri dari berbagai cabang, di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika fluida. Munson (2003: 3) menjelaskan bahwa mekanika fluida adalah disiplin ilmu dari bidang mekanika terapan yang mengkaji perilaku zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran darah di saluran-saluran kapiler sampai pada kajian tentang aliran minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil. ~~~ ( 53 ) ~~~

2 Ilmu perekayasaan tentang mekanika fluida telah dikembangkan melalui pemahaman mengenai sifat-sifat fluida, penerapan hukum-hukum dasar mekanika dan termodinamika, dan percobaanpercobaan yang teratur. Streeter & Wyle (1999: 3) menjelaskan bahwa sifat kerapatan dan sifat viskositas memegang peranan yang penting dalam hal aliran di dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup dan dalam hal aliran sekitar benda yang terendam. Efek tagangan permukaan mempunyai arti yang penting dalam pembentukan tetes-tetes cairan, dalam aliran jet kecil, dan dalam situasi di mana terdapat permukaan temunya. Sifat tekanan uap, yang bertanggung jawab atas perubahan fase dari cairan menjadi gas, menjadi lebih penting bila terdapat tekanan yang berkurang. Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinu apabila mengalami geseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun, seperti yang diungkapkan oleh Munson (2003: 14). Jenis fluida terdapat dua macam yaitu cairan dan gas. Fluida yang berbeda secara umum pasti mempunyai sifat yang berbeda pula. Misalnya, gas bersifat ringan dan dapat dimampatkan, sementara zat cair bersifat berat dan relatif tidak dapat dimampatkan. Minyak akan mengalir secara perlahan dari sebuah bejana, tapi air mengalir dengan deras ketika dituangkan dari ke dalam sebuah bejana. Sejalan dengan hal tersebut Djijidihardjo (1983: 2) menjelaskan juga tentang fluida bahwa baik fluida vikos maupun encer akan mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya bila ada gaya geser yang yang bekerja padanya. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu fluida tidak dapat menahan gaya geser. Di antara sifat-sifat fluida yang ada, viskositas memerlukan perhatian yang terbesar dalam telaah tentang aliran fluida. Viskositas adalah kekentalan suatu fluida (kemampuan fluida untuk mengalir) atau besarnya tahanan fluida untuk mengalir di bawah pengaruh tegangan geser (Streeter & Wyle, 1999: 8). Zat cair dan gas memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, bahkan sesama zat cair juga memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda, misalnya kekentalan minyak goreng berbeda dengan kekentalan air. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas gas meningkat dengan naiknya suhu, tetapi viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu. Hal ini dikarenakan kohesi pada zat cair berkurang dengan naiknya suhu, maka demikian pula viskositasnya. Olson, et al (1993: 167) menyatakan bahwa minyak goreng merupakan salah satu contoh dari fluida zat cair dan turunan ester dari gliserol serta asam lemak. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggoreng yang sangat penting dan kebutuhannya pun semakin meningkat. Di Indonesia, minyak goreng diproduksi dari minyak kelapa sawit dalam skala besar. Setelah digunakan, minyak goreng tersebut akan mengalami perubahan dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak goreng tersebut tidak layak lagi digunakan sebagai bahan makanan. Oleh karena itu minyak goreng yang telah dipakai atau minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi barang buangan atau limbah dari industri penggorengan. Tetapi masyarakat kita sangat majemuk dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Ada masyarakat yang menggunakan minyak goreng hanya untuk sekali pakai, namun ada juga ~~~ ( 54 ) ~~~

3 masyarakat yang menggunakan minyak goreng untuk berkali-kali pakai. Selain tinjauan perubahan kimia yang terkandung dalam minyak goreng, peneliti tertarik untuk mengamati perubahan fisika yang terkandung pada minyak goreng. Perubahan viskositas merupakan salah satu jenis perubahan fisika sebagai parameter yang yang akan diteliti oleh peneliti. METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium fisika. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah berbagai jenis minyak goreng (tipe A, B, C, D, dan E). Variabel Penelitian Pengamatan pertama yaitu menentukan massa jenis minyak goreng. Variabel bebas: jenis minyak dan jumlah pemakaian, variabel terikat: massa minyak goreng, dan variabel kontrol: waktu penggorengan, massa kentang, suhu minyak, volume minyak. Pengamatan kedua yaitu menentukan waktu redwood. Variabel bebas: jenis minyak dan jumlah pemakaian, variabel terikat: waktu redwood, dan variabel kotrol: waktu penggorengan, massa kentang, suhu minyak, volume minyak. Alat dan Bahan Penelitian 1. minyak goreng jenis A, B, C, D, dan E 2. gelas ukur 10 ml 3. gelas beaker 100 ml 4. bunsen 5. kaki tiga 6. termometer 7. corong kecil 8. saringan 9. neraca digital 10. kabel 11. tabung erlemeyer 50 ml 12. stopwatch 13. viskcmeter redwood a. tabung minyak b. penutub tabung minyak c. tabung alir d. pipa pemanas e. pemanas Desain dan Instrumen Penelitian Pengukuran massa jenis minyak termometer Gambar 1. Disain penelitian untuk mengukur massa jenis minyak goreng Pengukuran Waktu Redwood kran keluaran statif kasa bunsen tabung erlemeyer kaki tiga termometer penutup tabung minyak tabung minyak tabung pemanas pemanas gelas ukur neraca digita stopwatch Gambar 2. Disain penelitian untuk mengukur waktu redwwod ~~~ ( 55 ) ~~~

4 Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini akan dikumpulkan dengan metode eksperimen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran massa jenis minyak goreng a. menyiapkan alat dan bahan seperti gambar 1 b. memasukkan minyak goreng dalam gelas ukur c. memanaskan minyak goreng sampai suhu sebesar 50 o C d. memasukkan minyak yang panas ke dalam gelas ukur yang berbeda sebanyak 10 ml e. mengukur massa minyak goreng dengan neraca digital f. mencatat hasil pengukuran dalam data percobaan g. mengulangi percobaan dengan volume yang sama h. mengulangi percobaan a g dengan variasi jenis minyak goreng dan variasi jumlah pemakaian minyak goreng. 2. Pengukuran waktu redwood a. menyiapkan alat dan bahan seperti gambar 2 b. memasukkan minyak goreng sebanyak 50 ml ke dalam tabung viscometer c. mengatur besarnya suhu pada pemanas untuk memansakan minyak goreng d. mengamati suhu minyak goreng sampai di dapat suhu sebesar 50 o C e. membuka penutup tabung dengan bersamaan menekan tombol start pada stopwatch f. menghitung waktu yang diperlukan minyak goreng menetes dalam tabung erlemeyer sebanyak 50 ml g. mencatat waktu yang diperoleh dalam data percobaan h. mengulangi percobaan dengan cara yang sama untuk pengulangan i. mengulangi percobaan a h dengan variasi jenis minyak goreng dan variasi jumlah pemakaian minyak goreng. Teknik Analisis Data Analisis pertama yaitu dengan melakukan perhitungan terhadap hasil pengukuran yang sudah dilakukan. Perhitungannya meliputi menentukan nilai massa jenis dan viskositas mutlak minyak goreng. Massa jenis minyak goreng dihitung dengan persamaan berikut: m V (Tipler, 1998: 384) keterangan: ρ = massa jenis (kg/m 3 ) m = massa (kg) V = volume (m 3 ) Ketidakpastian massa jenis minyak goreng dihitung dengan persamaan berikut: m m V 2 V V Viskositas mutlak dihitung dengan persamaan berikut: 1,175 0, 0026t minyak t (Streeter & Wyle, 1995: 351) udara keterangan: η = viskositas mutlak (poise) T = waktu redwood (detik) Ketidakpastian viskositas mutlak minyak goreng dihitung dengan persamaan berikut: ~~~ ( 56 ) ~~~

5 2 2 m 2 2 1, , m u t t 1,175 0, 0026t t Analisis kedua akan dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara jumlah pemakaian minyak goreng terhadap nilai kekentalan (viskositas mutlak) yang dihasilkan, ini dilakukan agar pola perubahan kekentalan minyak goreng antara minyak yang belum digunakan dengan yang sudah digunakan dapat teramati dengan jelas. Software yang digunakan untuk membuat grafik adalah logger pro HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Data nilai massa jenis minyak goreng Jenis ρ (gr/cm 3 ) minyak Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali Belum dipakai goreng pemakaian pemakaian pemakaian pemakaian A 0,852 ± 0,003 0,855 ± 0,003 0,855 ± 0,003 0,856 ± 0,003 0,856 ± 0,003 B 0,848 ± 0,003 0,849 ± 0,003 0,850 ± 0,003 0,851 ± 0,003 0,853 ± 0,003 C 0,855 ± 0,003 0,856 ± 0,003 0,857 ± 0,003 0,857 ± 0,003 0,858 ± 0,003 D 0,861 ± 0,003 0,862 ± 0,003 0,863 ± 0,003 0,864 ± 0,003 0,865 ± 0,003 E 0,837 ± 0,003 0,839 ± 0,003 0,839 ± 0,003 0,840 ± 0,003 0,841 ± 0,003 Tabel 4. Data nilai viskositas mutlak minyak goreng Jenis η (poise) minyak Belum Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali goreng dipakai pemakaian pemakaian pemakaian pemakaian A 0,562 0,002 0,550 0,002 0,541 0,002 0,534 0,002 0,528 0,002 B 0,556 0,002 0,542 0,002 0,534 0,002 0,526 0,002 0,523 0,002 C 0,564 0,002 0,551 0,002 0,543 0,002 0,534 0,002 0,526 0,002 D 0,572 0,002 0,558 0,002 0,549 0,002 0,542 0,002 0,536 0,002 E 0,542 0,002 0,526 0,002 0,514 0,002 0,506 0,002 0,500 0,002 Pola perubahan massa jenis berdasarkan jumlah pemakaian pada variasi jenis minyak goreng dapat teramati dengan jelas pada grafik gambar 3. Pola perubahan viskositas beberapa jenis minyak goreng dapat teramati pada grafik hubungan antara jumlah pemakaian minyak goreng terhadap nilai viskositas grafik gambar 4. ~~~ ( 57 ) ~~~

6 Gambar 3. Grafik hubungan antara jumlah pemakaian minyak goreng jenis A, B, C, D, dan E terhadap massa jenisnya Gambar 4. Grafik hubungan antara jumlah pemakaian minyak goreng jenis A, B, C, D, dan E terhadap viskositas mutlaknya Minyak goreng yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak lima jenis yaitu minyak goreng jenis A, minyak goreng jenis B, minyak goreng jenis C, minyak goreng jenis D, dan minyak goreng jenis E. Masing-masing minyak divariasi menjadi lima jenis yaitu minyak goreng yang belum dipakai, minyak goreng satu kali pakai, minyak goreng dua kali pakai, minyak goreng ~~~ ( 58 ) ~~~

7 tiga kali pakai, dan minyak goreng empat kali pakai. Minyak goreng yang dipakai semuanya dikontrol dengan lama waktu penggorengan selama ± 12 menit untuk menggoreng kentang, massa per kentang dalam sekali penggorengan sebesar 110 gram. Nilai viskositas minyak goreng diperoleh dari pengukuran waktu redwood dan besarnya massa jenis minyak itu sendiri. Pengukuran pertama yaitu menentukan massa jenis/kerapatan minyak goreng. Pengukuran dilakukan dengan menghitung massa dan volume minyak goreng, kemudian nilai massa jenis dihitung dengan membagi massa minyak goreng dengan volumenya. Pengukuran yang kedua yaitu menentukan waktu redwood, alat yang digunakan adalah viscometer redwood. Suhu yang digunakan dalam penelitaian adalah 50 o C. Data hasil percobaan yang diperoleh kemudian dianalisis secara perhitungan dan diplot dalam grafik. Perhitungan pertama yaitu menentukan massa jenis minyak dengan persamaan, Temperatur ( 0 C) m, V massa dan volume sudah ditentukan melalui percobaan. Perhitungan kedua yaitu menentukan viskositas minyak goreng dengan persamaan, 1,175 0, 0026t minyak udara, t waktu redwood diperoleh melalui percobaan dan massa jenis minyak goreng diperoleh dari perhitungan pertama, sedangkan massa jenis udara diperoleh dari tetepan yang sudah ada. Berdasarkan tabulasi data pada tabel 1, nilai massa jenis minyak goreng bernilai pada kisaran 0,83 gr/cm 3 0,86 gr/cm 3. Nilai tersebut dapat dibandingkan dengan massa jenis yang telah ditentukan oleh Esteban, et al. (2012: ) yang sudah diterbitkan di journal of Biomass and Bioenergy pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Hubungan massa jenis minyak dengan temperatur Massa jenis minyak (gr/cm 3 ) bunga kacang kelapa sawit jagung anggur matahari 10 0,9251 0,9254-0,9237 0, ,9169 0,9185-0,9167 0, ,9114 0,9127-0,9113 0, ,9043 0,9061 0,8996 0,9046 0, ,8994 0,8998 0,8922 0,8979 0, ,8926 0,8941 0,8845 0,8920 0, ,8877 0,8879 0,8789 0,8864 0, ,8798 0,8817 0,8721 0,8801 0, ,8743 0,8750 0,8664 0,8740 0, ,8670 0,8689 0,8595 0,8678 0,8695 Di Indonesia minyak goreng biasanya diproduksi dari kelapa sawit. Pada suhu 50 0 C, massa jenis kelapa sawit mempunyai nilai sebesar 0,8922 gr/cm 3. Nilai tersebut tidak jauh beda dengan nilai massa jenis yang sudah diukur oleh peneliti. Dari hasil pengamatan, besarnya nilai massa jenis bertambah seiring dengan jumlah pemakaian. Minyak goreng yang sudah dipakai empat kali mempunyai nilai massa jenis yang paling besar karena ~~~ ( 59 ) ~~~

8 minyak goreng tersebut telah bertambah nilai kerapatannya akibat percampuran dengan kentang saat penggorengan. Berdasarkan tabulasi data pada tabel 2, nilai viskositas mutlak bernilai pada kisaran 0,5 poise. Satuan viskositas yang lazim digunakan adalah dalam cgs yang dinamakan poise. Nilainya setara dengan 1 dyne.s/cm 2 atau 1 gr/cm.s. Sedangkan dalam satuan SI-nya yaitu N.s/m 2 atau kg/m.s. Secara teori nilai viskositas mutlak beberapa fluida sudah dihitung secara rinci oleh Munson yang disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 5. Minyak goreng merupakan turunan ester dari gliserin serta asam lemak. Nilai viskositas mutlaknya dari suhu 0 0 C C berkisar antara 4 N.s/m 2 0,01 N.s/m 2. Jika dibandingkan dengan toeri nilai viskositas mutlak yang dihitung oleh peneliti sebesar 0,5 poise atau sebesar 0,05 N.s/m 2 sudah sesuai. Gambar 5. Grafik viskositas mutlak fluida sebagai fungsi temperatur ~~~ ( 60 ) ~~~

9 Viskositas terbesar dari semua minyak yang diteliti terjadi pada saat minyak goreng belum digunakan, dan nilai viskositas terkecil yaitu pada saat minyak goreng yang sudah dipakai empat kali. Nilai viskositas sebanding dengan massa jenis fluida tersebut, artinya semakin besar nilai massa jenis suatu benda semakin besar pula viskositasnya. Akan tetapi, tidak hanya massa jenis yang mempengaruhi besarnya viskositas, lamanya waktu yang dibutuhkan minyak goreng sebanyak 50 ml untuk mengalir merupakan faktor lain yang mempengaruhi besarnya viskositas. Waktu yang paling lama untuk minyak mengalir yaitu pada saat minyak goreng belum digunakan dan waktu yang paling cepat untuk minyak mengalir yaitu pada saat minyak goreng yang sudah dipakai empat kali. Viskositas minyak goreng antara minyak yang belum dipakai dan sudah dipakai mengalami perbedaan, pola perubahan viskositas berbagai minyak goreng dipaparkan melalui grafik yang terdapat dalam gambar 3. Viskositas minyak goreng berkurang secara eksponensial seiring dengan banyaknya jumlah pemakaian minyak goreng, minyak goreng yang telah dipakai empat kali mempunyai nilai viskositas paling kecil. Perubahan ini terjadi karena pada saat penggorengan minyak berinteraksi dengan kentang dan mengalami pemanasan, ini menyebabkan minyak mengalamai kerusakan dan terjadinya penguraian molekul-molekul didalamnya dan minyak menjadi lebih encer. Di dalam fluida, hambatan terhadap gerak relatif antara lapisanlapisan fluida yang bersebelahan berhubungan dengan gaya kohesi antar molekul. Dengan meningkatnya jumlah pemakaian minyak goreng, gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan berkurangnya hambatan terhadap gerakan. Karena viskositas adalah indeks dari hambatan ini, maka viskositas berkurang seiring dengan banyaknya jumlah pemakaian minyak goreng. Minyak goreng yang digunakan secara berulang akan berdampak tidak baik bagi penggunanya. Menurut penelitian yang dilakukan Aminah (2010: 7 10) menyebutkan bahwa minyak goreng supaya tidak digunakan berulang. Hal ini berkaitan dengan terjadinya hidrolisis, oksidasi, pirolisis, dan dekomposisi munyak goreng. Minyak goreng berulang kali atau minyak jelantah telah mengalami penguraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastis, dan bila disimpan dapat menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Bau tengik dapat terjadi karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida menjadi gliserol dan FFA (Free Fatty Acid) atau asam lemak bebas. Selain itu, minyak goreng ini juga sangat disukai oleh jamur aflatoksin. Jamur ini dapat menghasilkan racun aflatoksin yang dapat menyebabkan penyakit pada hati. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai viskositas antara minyak goreng yang belum dipakai dengan minyak goreng yang sudah dipakai. Nilai viskositas untuk minyak jenis A, B, C, D, dan E yang paling besar yaitu pada saat minyak goreng belum dipakai dan viskositas paling kecil yaitu pada saat minyak goreng yang sudah dipakai empat kali. Pola perubahan viskositas minyak untuk menggoreng kentang ~~~ ( 61 ) ~~~

10 dengan variasi jumlah pemakaian berkurang secara eksponensial, artinya nilai viskositas berkurang seiring dengan banyaknya jumlah pemakaian minyak goreng. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. (1) Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengganti metode penelitian dengan alat yang berbeda. (2) Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menentukan sifat fisik minyak yang lain. (3) Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengganti jenis fluida. (4) Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggantikan variabel bebas yaitu jumlah pemakaian minyak dengan lamanya waktu penggorengan. DAFTAR PUSTAKA Aminah, S. (2010). Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik Tempe pada Pengulangan Penggorengan. Jurnal Pangan dan Gizi, 1 (1), Djijidihardjo, H. J. (1983). Mekanika Fluida. Jakarta: Erlangga. Esteban, B. (2012). Temperature dependence of density and viscosity of vegetable oils. Journal of Biomass and Bioenergy, 42, Munson, B. R. (2003). Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Olson, M., et al. (1993) Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik Edisi 5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Streeter, V. L. dan Wyle, E. B. (1999). Mekanika Fluida Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Streeter, V. L. dan Wyle, E. B. (1995). Mekanika Fluida Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Tipler, P. A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga ~~~ ( 62 ) ~~~

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN ACARA II PENENTUAN MASSA JENIS ZAT CAIR Penanggung Jawab: Krisna Kharisma Suga (A1F015024) Farah Fatimah (A1F015034) KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA *Syifa Fauziah, Riad Syech, Sugianto Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN?

MEKANIKA FLUIDA CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN KESEHATAN? MEKANIKA FLUIDA DISIPLIN ILMU YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI BIDANG MEKANIKA TERAPAN YANG MENGKAJI PERILAKU DARI ZAT-ZAT CAIR DAN GAS DALAM KEADAAN DIAM ATAUPUN BERGERAK. CONTOH TERAPAN DIBIDANG FARMASI DAN

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11,No.2, April 2008, hal 53-58 STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS Sutiah, K. Sofjan Firdausi, Wahyu Setia Budi Laboratorium Optoelektronik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Variabel Terhadap Warna Minyak Biji Nyamplung Tabel 9. Tabel hasil analisa warna minyak biji nyamplung Variabel Suhu (C o ) Warna 1 60 Hijau gelap 2 60 Hijau gelap

Lebih terperinci

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR

PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR A. Judul Percobaan : PENENTUAN VISKOSITAS ZAT CAIR B. Prinsip Percobaan Mengalirkan cairan pipa ke dalam pipa kapiler dari Viskometer Oswald dengan mencatat waktunya. C. Tujuan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal DOI: https://doi.org/10.17969/jtipi.v9i1.6108 http://jurnal.unsyiah.ac.id/tipi Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal PENGUKURAN VISKOSITAS BEBERAPA PRODUK MINYAK GORENG

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan masyarakat yang saat ini harganya masih cukup mahal, akibatnya minyak goreng digunakan berkali-kali untuk menggoreng, terutama dilakukan

Lebih terperinci

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin. Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di Laboratorium Kimia dan Biokimia, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat Zat dan Wujudnya P E T A K O N S E P Zat dan Wujudnya Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat Gaya Tarik Antarpartikel Zat Pengertian Zat Zat adalah Sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Bahan Baku Minyak Minyak nabati merupakan cairan kental yang berasal dari ekstrak tumbuhtumbuhan. Minyak nabati termasuk lipid, yaitu senyawa organik alam yang tidak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya

Lebih terperinci

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR

ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR ACARA III VISKOSITAS ZAT CAIR A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum Menentukan koefisien Viskositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hukum Stokes 2. WaktuPraktikum Senin, 18 Mei 2015 3. Tempat

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS. Daniel Parenden Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS Daniel Parenden dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Pelumas merupakan sarana pokok dari mesin untuk

Lebih terperinci

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan 1 Viskositas Cairan Tujuan: Memahami cara penentuan kerapatan zat cair (viskositas) dengan metode Ostwald dan falling ball Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN II PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD OLEH : NAMA : RAMLAH NIM : F1F1 12 071 KELAS : B KELOMPOK : IV ASISTEN : DIAN ARIASTIKA JURUSAN FARMASI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam

VISKOSITAS CAIRAN. Selasa, 13 Mei Raisa Soraya* ( ), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 13 Mei 2014 Raisa Soraya* (1112016200038), Siti Masitoh, M.Ikhwan Fillah Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Lebih terperinci

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN BABffl METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Baban dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO {Crude Palm Oil), Iso Propil Alkohol (IPA), indikator phenolpthalein,

Lebih terperinci

ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)

ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE) ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE) Analysis of Pyrolysis Liquid Product from Inner Tube and Plastic Type LDPE (Low Density

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI FLUID STTIS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fluida statis.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben

Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben EAT-03 Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben Alfian Putra 1 *, Silvia Mahrdania 2, Agustina Dewi 2 dan Eva Saptia 2 1 Jurusan Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. MODUL II VISKOSITAS Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang praktikum

Lebih terperinci

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? Antiremed Fisika Persiapan UAS 1 Fisika Kelas 7 Doc. Name: AR07FIS01UAS Version: 2015-04 halaman 1 01. Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? (A) 20 ml (B) 40 ml (C) 40 ml (D)

Lebih terperinci

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa gurih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi

Lebih terperinci

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA DEFINISI Mekanika fluida gabungan antara hidraulika eksperimen dan hidrodinamika klasik Hidraulika dibagi 2 : Hidrostatika Hidrodinamika PERKEMBANGAN HIDRAULIKA

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010.

LAMPIRAN A. Pembuatan pelumas..., Yasir Sulaeman Kuwier, FT UI, 2010. LAMPIRAN A Transesterifikasi Transesterifikasi ini merupakan tahap awal pembuatan pelumas bio dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan metanol dengan bantuan katalis NaOH. Transesterifikasi ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi I. PENDAHULUAN Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa

Lebih terperinci

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. 4. Archimedes 1. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. 2. Alat dan Bahan 1. Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah. 2. Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah 3. Neraca

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU L1.1 KOMPOSISI ASAM LEMAK BAHAN BAKU CPO HASIL ANALISIS GCMS Tabel L1.1 Komposisi Asam Lemak CPO Dari perhitungan, maka diperoleh berat molekul rata-rata FFA CPO sebesar 272,30

Lebih terperinci

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE 1* Sukmawati, 2 Tri Hadi Jatmiko 12 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PENGERINGAN A. PENDAHULUAN Pengeringan adalah proses pengeluaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II VISKOSITAS CAIRAN Selasa, 08 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto 1112016200018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

PERANCANGAN VISKOSIMETER DIGITAL UNTUK MENGUKUR VISKOSITAS MINYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535 DENGAN TAMPILAN PC

PERANCANGAN VISKOSIMETER DIGITAL UNTUK MENGUKUR VISKOSITAS MINYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535 DENGAN TAMPILAN PC PERANCANGAN VISKOSIMETER DIGITAL UNTUK MENGUKUR VISKOSITAS MINYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT8535 DENGAN TAMPILAN PC NURJANNAH 1 nurjannah.niez@yahoo.com NASRUDDIN M.N 2 nasnoer@yahoo.com TULUS IKHSAN NASUTION

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data statistik menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbarui, oleh sebab itu persediaan bahan bakar fosil di bumi semakin menipis dan apabila digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo merupakan kota yang semua supermarket menjual berbagai jenis minyak goreng

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS CAIRAN LAPORAN PENELITIAN Oleh, Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing (112059) Sarah Ratna Sari Panjaitan (112108) Andrew Sefufan Simamora

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Metode yang akan digunakan untuk pembuatan monogliserida dalam penelitian ini adalah rute gliserolisis trigliserida. Sebagai sumber literatur utama mengacu kepada metoda konvensional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Kimia Dan Peralatan. 3.1.1. Bahan Kimia. Minyak goreng bekas ini di dapatkan dari minyak hasil penggorengan rumah tangga (MGB 1), bekas warung tenda (MGB 2), dan

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU L1.1 KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK JELANTAH Tabel L1.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Jelantah Asam Lemak Komposisi Berat Molekul % x BM (%) (gr/mol) (gr/mol) Asam Laurat (C12:0)

Lebih terperinci

MASSA JENIS MATERI POKOK

MASSA JENIS MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian massa jenis 2. Persamaan konsep massa jenis 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis fluida 4. Contoh hasil pengukuran massa jenis beberapa zat TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mendefinisikan

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa 11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1 A. Latar Belakang dan Tujuan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang untuk analisis kadar protein, viskositas, dan sifat organoleptik.

Lebih terperinci

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan

Lebih terperinci

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak menyadari mengapa es

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,

Lebih terperinci

Definisi dan Sifat Fluida

Definisi dan Sifat Fluida TKS 4005 HIDROLIKA DASAR / 2 sks Definisi dan Sifat Fluida Ir. Suroso, M.Eng., Dipl.HE Dr. Eng. Alwafi Pujiraharjo Department University of Brawijaya Apakah Fluida itu? Bandingkan antara zat padat dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS

PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS PERTEMUAN IV DAN V VISKOSITAS Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010 PEMBUATAN BIODIESEL Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu 109096000004 Kelompok : 7 (tujuh) Anggota kelompok : Dita Apriliana Fathonah Nur Anggraini M. Rafi Hudzaifah Tita Lia Purnamasari Tanggal : 27

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCBAAN Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak 1.2 DASAR TERI 1.2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 G, H, S ) DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015. 29 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 hingga Maret 2015. Pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar, di Laboratorium

Lebih terperinci

Pengaruh Ampas Tebu sebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel

Pengaruh Ampas Tebu sebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-257 Pengaruh Ampas Tebu sebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel Ratno,

Lebih terperinci

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( )

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( ) Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil Oleh : Riswan Akbar (4207 100 091) Latar Belakang Terjadinya krisis energi, khususnya bahan bakar

Lebih terperinci

Hidraulika dan Mekanika Fuida

Hidraulika dan Mekanika Fuida Drs. Rakhmat Yusuf, MT Hidraulika dan Mekanika Fuida Hidraulika dan Mekanika Fuida Hidraulika dan Mekanika Fuida Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Diploma III Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes. BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat - Beaker glass 50 ml - Cawan porselin - Neraca analitis - Pipet tetes - Oven - Gelas erlenmeyer 50 ml - Gelas ukur 10 ml - Desikator - Buret digital

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK

TEGANGAN PERMUKAAN MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian tegangan permukaan 2. Penyebab tegangan permukaan 3. Metode pengukuran tegangan permukaan 4. Menghitung tegangan permukaan 5. Tegangan di dalam sebuah gelembung 6. Tekanan di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Departemen Teknik Mesin dan Biosistem dan Laboratorium Kimia Pangan Departemen Ilmu Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu (Aziz, dkk, 2009). Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada penelitian ini, proses pembuatan monogliserida melibatkan reaksi gliserolisis trigliserida. Sumber dari trigliserida yang digunakan adalah minyak goreng sawit.

Lebih terperinci

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES Nurlaili 1* dan Muh. Haiyum 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Bahan Baku Minyak Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini diantaranya yaitu minyak Jarak dan minyak Kelapa. Kedua minyak tersebut memiliki beberapa karakteristik

Lebih terperinci

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA BAB I

MEKANIKA FLUIDA BAB I BAB I I.1 Pendahuluan Hidraulika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani yang berarti air. Dengan demikian ilmu hidraulika dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu teknik yang mempelajari prilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa

Lebih terperinci

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI

FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 2016 FLUIDA STATIS 15B08001 ALFIAH INDRIASTUTI 1 FLUIDA STATIS Fluida meliputi zat cair dan gas. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak

Lebih terperinci

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA Sampel hasil pemanasan hasil pemanasan Campuran n 3,6ml asam asetat glacial dan 2,4 ml kloroform Diambil 6ml asam 1ml asetat sampel dari glacial hasil dan pemanasan 2,4 ml kloroform 1ml Volume sampel Nadari

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI A. Tujuan Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes. B. Alat dan Bahan 3. Translasi dan rotasi 1. Jangka sorong [15,42 cm, 0,02 mm ] 1 buah. 2. Neraca pegas [ 5 N ] 1 buah

Lebih terperinci