KOMANG SUARDIKA; ;JURUSAN P. FISIKA; UNDIKSHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMANG SUARDIKA; ;JURUSAN P. FISIKA; UNDIKSHA"

Transkripsi

1 PERCOBAAN HUKUM HUKUM GAS I. ujuan Percobaan ujuan dari dari percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Memahami prinsip persamaan gas ideal. 2. Mempelajari persamaan gas ideal. 3. Membuktikan kebenaran hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac. II. Landasan eori Gas ideal mengandung dua pengertian yaitu secara mikroskopik dan secara makroskopik. Secara mikroskopik gas ideal diartikan dengan membuat anggapan anggapan, sebagai berikut. 1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel yang dinamakan molekul-molekul. Bergantung pada gas tersebut, setiap molekul akan terdiri dari sebuah atom atau kelompok atom. 2. idak ada gaya-gaya yang cukup besar yang bereaksi pada molekul-molekul kecuali selama tumbukan. Dengan anggapan ini, maka sebuah molekul akan bergerak dengan kecepatan tetap diantara tumbukan-tumbukan. Dengan demikian, karena ukuran molekul sangat kecil, maka jarak rata-rata diantara melekul-melokul adalah besar. 3. Ukuran partikel dibandingkan jarak antara partikel partikel sangat kecil sehingga volumenya dapat diabaikan jika di bandingkan volume ruang yang ditempati seluruh gas. Diameter partikel adalah 2,5 x m, sedangkan jarak partikel sekitar 3 x m. 4. Molekul-molekul gas bergerak secara acak dan mengikuti hukum-hukum gerak Newton. Molekul-molekul bergerak bergerak di dalam semua arah dan dengan berbagai laju. 5. Jumlah seluruh molekul adalah sangat banyak. Arah dan kelajuan molekul dapat berubah secara tiba-tiba karena tumbukan dengan dinding atau molekul lainnya. 1

2 Setiap tumbukan yang terjadi baik antara partikel-partikel gas ataupun antara partikel gas dengan dinding wadahnya, merupakan tumbukan lenting sempurna, sehingga tidak ada energi yang hilang. Setiap molekul gas akan mengikuti sebuah jalan yang berliku-liku karena tumbukan-tumbukan ini. etapi karena banyaknya molekul, maka jumlah besar tumbukan yang terjadi akan mempertahankan distribusi kecepatan molekul secara keseluruhan. 6. umbukan-tumbukan adalah elastik dan tumbukan-tumbukan terjadi di dalam waktu yang sangat singkat. umbukan-tumbukan di antara molekul-molekul dan di antara molekul dan dinding akan mempertahankan kekekalan momentum dan kekekalan tenaga kinetik. Gambar 1.1 : tumbukan molekul gas pada dingding Sedangkan gas ideal secara makroskopik dapat lihat dari besaran-besaran yang terkait di dalam perhitungan gas ideal, yaitu Volume (V), ekanan (P),emperatur (). Dimana besaranbesaran tersebut memilki suatu hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, yang sering disebut dengan persamaan keadaan. Mengenai perlakuan gas, terdapat beberapa hukum gas diantaranya : 1) Hukum Boyle 2) Hukum Charles 3) Hukum Gay-lussac 2

3 4) Hukum Gas Ideal 1. Hukum Boyle Hukum Boyle berbunyi bahwa suatu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Gambar 1.2 : Boyle Gambar 1.3 : gas ideal seperti pada gambar 1.3.,Jika piston digerakkan ke bawah, maka tekanan gas akan naik sedangkan volumenya akan turun. Gerakan piston secara berlahan-lahan akan menyebabkan gas tetap dalam keadaan kesetimbangan termal dengan resevoir, sehingga suhu gas selama proses berlangsung dapat dipertahankan konstan. Pernyataan hukum Boyle, dapat dirumuskan sebagai berikut. C1 P V Atau PV C1...(1) Dimana P merupakan tekanan gas, V adalah volume gas, sedangkan C 1 adalah konstanta pembanding. Apabila pernyataan dari hukum boyle digambarkan dalam sebuah grafik, maka grafiknya membentuk kurva isoterm(gambar 1.2) P P 1 > 2 > 3 V V Gambar 1.4 : Grafik P-V( kurva isothermal) 3

4 2. Hukum Charles Hukum Charles mengatakan bahwa Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Apabila pada gambar 1.2, suatu gas ditempatkan dalam bejana tertutup. Pada saat bejana dipanaskan, mulamula tekanan naik sehingga piston pada bejana yang berpenampang kecil terdorong keatas sampai tekanan gas dalam bejana sama dengan tekanan gas semula. sehingga tekanan gas selama proses berlangsung dapat dipertahankan konstan. Pengukuran volume gas menunjukkan bahwa volume gas bertambah sesuai dengan kenaikkan suhu. Dari hukum Charles. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut. V C2 Atau V C...(2) 2 Dimana V merupakan volume gas, adalah temperatur gas, C 2 adalah konstanta pembanding. Grafik dari hukum Charless membentuk kurva isobarik(gambar 1.3) V P 1 P 2 P 3 Gambar 1.5 Grafik V-(kurva isobarik) P 1 >P 2 >P 3 Gambar 2 4

5 3. Hukum Gay-lussacc Pernyataan hukum Gay-lussacc menyatakan bahwa apabila volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Suatu gas ditempatkan di dalam bejana tertutup dimana perubahan volume bejana akibat perubahan suhu dapat diabaikan. Sehingga pada saat bejana dipanaskan maka suhu dan tekanan gas dalam bejana naik. Hukum gay-lussac dapat dirumuskan sebagai berikut. P C3 atau P C 3 (3) Dimana P merupakan tekanan gas, adalah temperatur gas, C 3 adalah konstanta pembanding. Grafik dari hukum gay-lussac membentuk kurva isokhorik(gambar 1.4) P V 1 V 2 V 1 V 1 <V 2 <V 3 Gambar 1.6 Grafik P-( kurva isokhorik)) 4. Hukum Gas Ideal Hukum gas ideal merupakan perpanduan dari hukum boyle, hukum Charles, dan hukum gay-lussac. Dimana persamaan 1,2.dan 3 digabungkan menjadi sebagai berikut PV C4 atau PV C (4) 4 5

6 Dimana P merupakan tekanan gas, adalah temperatur gas V adalah volume gas, C 4 adalah konstanta yang tergantung pada banyaknya gas. Karena volume yang ditempati oleh suatu gas pada tekanan dan temperatur sebanding dengan massanya, maka konstanta persamaan 5 haruslah sebanding dengan massa gas. Konstanta pada persamaan 4 dapat dituliskan sebagai n.r dengan n adalah banyaknya mol dan R konstanta yang harus ditentukan secara eksperimen untuk setiap gas. Sehingga persamaan 4 menjadi : PV = nr...(5) Atau pv Nk.(6) R =konstanta gas umum gas (8,324 x10 3 J/kmol K) k = konstanta Boltzmann (1,38 x J/K). n = N/N 0 N = Jumlah molekul total N 0 = Bilangan Avogadro( 6,02 x molekul/mol) III. Alat dan bahan 1. Barometer (Nst = 1 mm Hg) 2. ermometer dengan( Nst = 2 0 C, ssp= C) 3. Mistar dengan Nst = 0,1 cm 4. Jangka sorong (Nst = 0,05 mm) 5. Labu kaca dengan pipa penghubung 6. Statif lengkap dengan klemnya 7. Gelas ukur 8. Kompor listrik dan panci 9. Satu set peralatan hukum Boyle dengan nst millimeterblok 1 mm 10. Air secukupnya 11. Es secukupnya 6

7 12. Isolasi secukupnya IV. Langkah-Langkah Percobaan Langkah kerja dalam pratikum ini adalah sebagai berikut. 1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan. 2. Mengukur tekanan udara (P 0 ) dengan barometer dan mencatat hasilnya. 3. Mengukur temperatur kamar () dengan ermometer dan mencatat hasilnya. 4. Menyusun peralatan hukum Boyle seperti pada gambar 1.6 berikut ini d Keterangan : = tinggi kolom gas (udara) A = kaki pipa tertutup h = selisih tinggi raksa pada kedua kaki B = kaki pipa terbuka K = kran penutup h K A d B Gambar 1.6 Peralatan hukum Boyle 5. Mengukur diameter pipa dengan jangka sorong. 6. Membuka kran K dan menyamakan tinggi permukaan raksa pada kedua kaki dengan menggerakkan (naik-turun) kaki pipa terbuka B. 7

8 7. Menutup kran, kemudian menggerakan turun pipa B sehingga tekanan pada ruang tertutup akan berkurang. Menunggu beberapa saat untuk memastikan apakah tidak ada kebocoran. 8. Mengukur selisih ketinggian air raksa (h) pada kedua kaki dengan menggunakan mistar. ekanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus P = P 0 + gh, dengan adalah massa jenis air raksa yang besarnya 1,36 gr/cm 3 dan g adalah percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s Mengukur ketinggian kolom udara pada ruang tertutup (d), kemudian menghitung volume gas. dengan menggunakan rumus V = r 2 d, dengan r adalah jari-jari pipa. 10. Mencatat hasil pengukuran untuk suhu tetap pada jurnal praktikum. 11. Mengubah tekanan udara dalam ruang tertutup dengan jalan mengubah tinggi rendah kaki pipa terbuka, kemudian mencatat perubahan tekanan dan volume udara dengan mengukur h dan d seperti langkah 8,9 dan 10 sebanyak 10 kali 12. Membuka kran K dan menghubungkan labu gelas ke pipa dengan selang karet, kemudian mengikatnya dengan isolasi agar tidak terjadi kebocoran. 13. Setelah itu, memasukan labu gelas ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dan es sampai labu terendam, seperti tampak pada gambar 1.7 berikut ini Keterangan : K d h = selisih tinggi raksa pada kedua kaki A h B d = tinggi kolom gas (udara) A = kaki pipa tertutup B = kaki pipa terbuka K = kran penutup Y Gambar 1.7 Peralatan hukum Boyle Y= kompor listrik 8

9 14. Melakukan pengukuran pada volume konstan dengan cara menaikkan atau menurunkan kaki pipa terbuka sedemikian rupa sehingga kolom udara di atas raksa pada pipa A tingginya tetap sebesar d. 15. Mencatat suhu gas dengan cara mengukur suhu campuran es dan air pada bejana. menghitung serta mencatat tekanan dengan mengukur h. 16. Mengubah suhu gas dengan memanaskan bejana berisi es dan air sampai suhunya beberapa 0 C. 17.Mengatur agar tinggi (d) tetap seperti pada langkah 14 dan melakukan kegiatan 15 dan 16 sebanyak 8 kali. Serta mencatat hasilnya dalam tabel. 18.Mencari hubungan antara suhu dan volume pada tekanan yang tetap. ekanan tetap dapat diperoleh dengan cara mengatur agar perbedaan tinggi kolom raksa pada kedua kaki (h) selalu tetap. 19. Mencatat data volume untuk 10 nilai suhu yang berbeda. 20. Mengubah suhu seperti pada langkah 15 dan membaca volume dengan cara mengukur (d) setelah (h) dibuat konstan. 21. Mencatat hasilnya dalam tabel. V. Data Hasil Percobaan P o = 734,6 mmhg = 73,46 cmhg t = 26,1 0 C d = 0,68 cm, r = 0,34 cm abel 1 Data Hasil Pengukuran P dan V untuk tetap 9

10 = 299,1 K No. Perc h (cm) d (cm) P (cmhg) V (cm 3 ) P.V 1 1,5 54,2 2 3,3 53,2 3 5,2 52,2 4 5,4 52,2 5 7,2 51,2 6 7,4 51,2 7 9,2 50,2 8 11,7 49,2 9 14,2 48, ,8 47,2 abel 2 Data Hasil Pengukuran P dan untuk V tetap D = 55,2 cm atau V = cm 3 No. Perc h (cm) ( o C) P (cmhg) ( o K) P/ 1 2,0 24,0 2 1,0 70,0 3 1,0 82,0 4 2,0 86,0 10

11 5 1,0 90,0 6 1,0 92,0 7 2,0 94,0 8 2,0 94,0 abel 3 Data Hasil Pengukuran V dan untuk P tetap h = 2,0 mm atau P = cmhg No. Perc d (cm) ( o C) V (cm 3 ) ( o K) V/ 1 56,2 95,0 2 55,2 90,0 3 54,3 84,0 4 52,4 80,0 5 50,2 76,0 6 50,0 74,0 7 49,5 72,0 8 49,0 70,0 9 48,2 68,0 11

12 10 47,0 65,0 VI. eknik Analisis data Dalam percobaan ini kita tidak menentukan besarnya sesuatu,akan tetapi kita hanya mempelajari hukum-hukum gas, sehingga analisis dilakukan secara kualitatif yaitu dengan menjawab pertanyaan. Sedangkan untuk mengecek hukum-hukum gas, baik hukum Boyle, hukum Charles, maupun hukum Gay Lussac dilakukan dengan membandingkan grafik yang penulis peroleh dari hasil percobaan dengan grafik yang seharusnya diperoleh secara teori. Langkah analisis yang lakukan adalah sebagai berikut. Melengkapi tabel hasil pengamatan hingga kolom terakhir. Membandingkan nilai data pada tabel 1, 2, dan 3. Nilai ini tidak lain adalah konstanta pembanding. Apabila semua harga yang tercantum pada kolom terakhir besarnya tetap dalam batas ketelitian percobaan, itu menunjukkan keberhasilan dalam memeriksa rumus gas ideal dengan baik. Melukis grafik P-V brdasarkan data pada tabel 1, grafik P- berdasarkan data pada tabel 2, dan grafik V- berdasarkan data pada tabel 3. Kemudian menganalisis grafik yang dapatkan, apakah sesuai dengan teori atau tidak. Apabila sebaran data berada pada atau disekitar kurva, maka dianggap berhasil mengecek hukum-hukum gas di atas. Untuk dapat melukis grafik dengan baik, pertama-tama harus mengetahui cara melukis grafik dengan benar terutama saat menarik garis ekstrapolasi dari sebaran data percobaan. Untuk mengisi setiap kolom hasil percobaan, maka dilakukan beberapa perhitungan, yaitu sebagai berikut. 12

13 Untuk emperatur () Konstan Karena temperaturnya dibuat konstan, maka disini yang dicari untuk melengkapi tabel 1 adalah V(volume), P( tekanan), PV. Volumenya dapat dihitung dengan rumus : V = r 2 d (7) dimana nilai r dan d sudah diukur diawal percobaan, sedangkan = 22/7 atau 3,14. Sedangkan untuk menghitung tekanan gas digunakan persamaan : P = P 0 + gh (8) dimana nilai P 0 sudah diuukur dengan menggunakan barometer, adalah massa jenis air raksa yang besarnya 1,36 gr/cm 3 =1360 kg/m 3 dan g adalah percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s 2. Apabila nilai P dan V sudah didapatkan, maka nilai PV akan dapat ditentukan. Dimana hasil dari PV tidak lain adalah konstanta pembanding, seperti yang telah dinyatakan pada persamaan (1). Untuk Volume (V) Konstan Pengaturan volume konstan dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan kaki pipa terbuka sedemikian rupa sehingga kolom udara di atas raksa pada pipa A tingginya tetap sebesar (d). Yang diamati adalah perbedaan ketinggian(h) air raksa (Hg) dari pipa A Pada volume konstan yang dicari adalah temperature(),tekanan gas(p), dan P/ untuk melengkapi tabel 2. dimana temperature tersebut dapat diukur secara langsung dengan mengukur suhu campuran es dan air pada bejana, sedangkan menghitung nilai P adalah dengan menggunakan persamaan (8). Sehingga dari nilai dan P yang telah diketahui, kita dapat mencari nilai P/. Untuk ekanan (P) Konstan Untuk tekanan tetap dapat diperoleh dengan cara mengatur agar perbedaan tinggi kolom raksa pada kedua kaki (h) selalu tetap, Setelah adanya peningkatan suhu atau penurunan suhu nantinya air raksa akan bergerak sedikit demi sedikit, (h) dibuat konstan dengan 13

14 maksud agar tekanan (P) konstan. Perubahan tinggi kolom raksa (d) diukur dan hasilnya dimasukkan ke dalam tabel data hasil pengamatan yang berisikan variabel d (cm) dan temperatur ( 0 C). Volume dicari dengan menggunakan rumus r 2 d. Sedangkan temperatur didapat dengan cara melihat langsung skala yang ditunjukan oleh termometer. Sehingga setelah V dan diketahui, maka V/ dapat dihitung. (keterangan : dalam melakukan perhitungan, dilakukan penyetaraan satuan, dimana satuannya diubah menjadi satuan international.) VII. Hasil Analisis Data abel 1 : P dan V untuk konstan No. Perc h (m) d (m) P (Pa) V (m 3 ) P.V 1 0,015 0,542 9,78 x ,197 x ,93 2 0,033 0,532 9,80 x ,193 x ,83 3 0,052 0,522 9,83 x ,189 x ,86 4 0,054 0,522 9,83 x ,189 x ,86 5 0,072 0,512 9,86 x ,186 x ,83 6 0,074 0,512 9,86 x ,186 x ,83 7 0,092 0,502 9,88 x ,182 x ,80 14

15 8 0,117 0,492 9,92 x ,179 x ,76 9 0,142 0,482 9,95 x ,175 x , ,158 0,472 9,97 x ,171 x ,71 abel 2 : P dan untuk V tetap No. Perc h (m) ( o C) P (Pa) ( o K) P/ 1 0,02 24,0 9,79 x ,36 x ,01 70,0 9,77 x ,85 x ,01 82,0 9,77 x ,75 x ,02 86,0 9,79 x ,73 x ,01 90,0 9,77 x ,69 x ,01 92,0 9,77 x ,68 x ,02 94,0 9,79 x ,67 x ,02 94,0 9,79 x ,67 x 10 2 abel 3 Data Hasil Pengukuran V dan untuk P tetap h = 2,0 mm atau P = cmhg No. Perc d (m) ( o C) V (m 3 ) ( o K) V/ 1 56,2 95,0 0,204 x ,54 x

16 2 55,2 90,0 0,200 x ,51 x ,3 84,0 0,197 x ,52 x ,4 80,0 0,190 x ,38 x ,2 76,0 0,182 x ,21 x ,0 74,0 0,181 x ,22 x ,5 72,0 0,179 x ,19 x ,0 70,0 0,178 x ,19 x ,2 68,0 0,175 x ,13 x ,0 65,0 0,171 x ,06 x 10-8 GRAFIK P - V Grafik yang diperoleh: 16

17 GRAFIK P - 17

18 GRAFIK V - 18

19 VIII. Pembahasan a. Penyimpangan-penyimpangan yang diperoleh dan dugaan penyebabnya. Dari analisis data yang telah dilakukan terdapat berbagai penyimpangan penyimpangan yang terjadi, terutama pada hasilnya. Hal ini disebabkan karena terjadi kesalahan-kesalahan pada saat melakukan kegiatan pratikum. Bila dilihat dari hasil yang telah didapatkan yang tertera pada tabel pada hasil analisis data, dan dibandingkan dengan hukum gas yang ada( hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay lussac), maka hasilnya tidaklah sesuai, akan tetapi ketidaksesuian 19

20 tersebut hanyalah kecil. Menurut hukum Boyle, gas yang berada pada bejana tertutup, jika temperature dipertahankan konstan maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volumenya, yang ditulis PV = konstan. Dengan melihat ini maka, pada hasil analisis data untuk temperature konstan, seharusnya pada kolom PV hasilnya adalah sama dari percobaan 1 sampai percobaan ke -10. Pada kolom PV tersebut hasil yang didapatkan berbeda,, tetapi Selisih perbedaan hasilnya masih dapat dibilang kecil. Sedangkan hukum Charles, mengatakan bahwa Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya, yang ditulis V/ = konstan. Apabila kita lihat pada hasil analisis data, pada kolom V/ seharusnya sama nilainya, tetapi hasil yang didapatkan berbeda sedikit. Begitu pula pada hukum Gay lussac, dikatakan bahwa apabila volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya, yang ditulis P/. Ini juga berarti bahwa pada hasil analisis data, seharusnya pada kolom P/ nilainya adalah sama, tetapi dari pratikum yang dilakukan hasilnya berbeda. Perbedaan hasil tersebut juga berpengaruh terhadap hasil grafik yang diperoleh, sehingga grafiknya tidak sesuai dengan teori. Penyimpangan terhadap hasil yang telah diperoleh dari kegiatan pratikum karena terjadi suatu kesalahan-kesalalahan. Yang dimaksud kesalahankesalahan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kesalahan Umum Kesalahan ini disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia(personal) itu sendiri, seperti dalam pembacaan skala alat ukur serta kesalahan dalam penaksiran hasilhasil pengukuran. Kesalahan umum yang kami lakukan saat pratikum adalah : 1) tidak tepatnya saat menyamakan tinggi permukaan raksa pada kedua kaki pipa. 2) ketika mengukur selisih tinggi kolom raksa pada kedua kaki, dimana kesalahannya adalah pembacaan skala pada millimeter blok. 3) kurang teliti dalam membaca skala maupun penafsiran skalanya pada alat ukur yang digunakan( jangka sorong, thermometer). 2. Kesalahan Sistematis Kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur atau instrumen dan pengaruh lingkungan pada saat melakukan percobaan. Kesalahan sistematis yang terjadi pada saat melakukan 20

21 kegiatan pratikum, diantaranya : alat yang digunakan saat mengukur diameter pipa adalah jangka sorong, semestinya alat ukur yang digunakan adalah mikrometer. Karena mikrometer memilki ketelitian yang tinggi dari pada jangka sorong, saat mikrometer digunakan untuk mengukur benda yang kecil. Kesalahan sistematis yang lain terjadi adalah ketika mengukur selisih tinggi kolom raksa pada kedua kaki pipa, dimana warna raksa hampir mirip dengan warna pipa, sehingga mengalami kesulitan saat mengukurnya. 3. Kesalahan Acak, kesalahan yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya, namun berpengaruh besar terhadap percobaan. Seperti dalam pratikum yang dilakukan, ekanan di tempat praktikum tidak konstan sehingga dapat mempengaruhi hasil dalam praktikum. b. Kendala yang dihadapi saat pratikum maupun dalam menganalisis data. 1. Kendala yang disebabkan karena kurang nya pengetahuan mengenai pratikum yang akan dilakukan. 2. Kendala saat Pengukuran V dan untuk P tetap, disini kami harus menunggu dalam selang waktu tertentu agar temperature gas mengalami penurunan. Karena cukup lama menunggu, maka pipa yang dipegang sering bergeser. 3. Dalam menganalis data terlalu banyak variable yang dihitung, seperti menghitung P 1 sampai P 10, V 1 sampai V 10, 1 sampai 10, P 1 V 1 sampai P 10 V 10, P 1 / 1 sampai P 10 / 10 dan V 1/ 1 sampai V 10/ 10 IX. Jawaban pertanyaan 1. Perbedaan tinggi skala pada kedua kaki pipa dapat menyebabkan tekanan pada udara yang terkurung di pipa tertutup, hal ini dapat kita ketahui melalui hukum tekanan Hirostatik(P h ), secara sistematis hukum ini ditulis : P = gh. dimana dalam hal ini P merupakan tekanan gas, adalah massa jenis raksa( besarnya sudah diketahui), g merupakan percepatan gravitasi yang besarnya 9,8 m/s 2, h adalah selisih tinggi kolom raksa pada kedua kaki pipa. sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan terjadi karena adanya agar perbedaan tinggi kolom raksa pada kedua kaki (h). 21

22 2. Dari grafik P-V, grafik P-, dan grafik V-, dapat diperoleh bahwa : 1) Pada grafik P- V ( tetap) diperoleh grafik isotermal. Grafik itu menunjukkan bahwa tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas, atau grafik P-V tersebut dapat dinyatakan bahwa apabila tekanannya diperbesar maka volume gas menjadi lebih kecil dan sebaliknya(pv = konstan). Pada grafik P- (V konstan) diperoleh grafik isokorik, grafik ini menunjukan bahwa apabila tekanan gas mengalami kenaikan,maka temperaturnya juga mengalami kenaikkan, begitu juga sebaliknya.( P/ = konstan). Sedangkan pada grafik V- (P konstan) diperoleh grafik isobarik, grafik V- ini menunjukkan bahwa apabila olume gas naik, maka temperatur gas juga naik, dan sebaliknya. 3. Hukum Boyle tidak berlaku secara tepat untuk gas ideal pada sembarang suhu, pada tekanan sangat tinggi atau pada tekanan yang sangat rendah. Hal ini, terbukti dari grafik yang terbentuk. jika kita meneruskan untuk membuat grafik sampai nilai P yang cukup tinggi maka nilai volume(v) gas cenderung untuk tidak berubah,dengan kata lain perubahan volume yang didapatkan adalah relatif kecil. Begitu pula bila grafik dilanjutkan sampai pada tekanan (P) yang cukup rendah maka dengan sedikit penurunan tekanan akan diimbangi perubahan volume yang sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum Boyle tidak berlaku lagi pada pengukuran tekanan yang sangat tinggi dan tidak berlaku pula pada pengukuran tekanan yang sangat rendah. X. Kesimpulan 1. Prinsip persamaan gas ideal, adalah keadaan suatu gas ideal tang dipengaruhi oleh tiga besaran yang saling berhubungan satu sama lain yaitu tekanan (P), volume (V), dan temperatur (). Hubungan besaran yang satu dengan yang lainnya ini disebut dengan persamaan keadaan. 2. Persamaan keadaan gas ideal diperoleh dengan menggabungkan persamaan PV = C 1, V C, dan 2 C 3 P PV, sehingga diperoleh C. Persamaan ini dikenal dengan hukum 4 22

23 gas ideal, karena C 4 sama dengan nr dan nr sama dengan Nk. Maka persamaan itu menjadi : P V = n R atau PV = Nk 3. Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay Lussac pada penerapannya tidak berlaku secara tepat untuk gas ideal pada sembarang suhu, pada tekanan sangat tinggi, dan volume yang sangat besar. LAMPIRAN 23

24 P 0 = tekanan udara luar (73,46 cmhg = 73,46 x 1, , , Pa ) = massa jenis air raksa (1,36 gr/cm 3 = 0, kg/m 3 ) g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2 ) r = 0,34 cm = 3,4 x 10-3 m ( r adalah jari-jari pipa) h dan d yang semula satuannya cm diubah menjadi meter yang semula satuannya celcius diubah menjadi K A. Pengukuran P dan V untuk konstan Percobaan ke 1. Menghitung P 1, V 1, dan P 1 V 1 Penyelesaian : P 1 = P 0 + gh 1 P 1 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,015 m) P 1 = 9, Pa + 0, Pa P 1 = 9,78 x 10 4 Pa V 1 = r 2 d1 V 1 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,542 m V 1 = 3,14 x 11, m 2 x 0,542 m V 1 = 0,197 x 10-4 m 3 P 1 V 1 = 9,78 x 10 4 Pa. 0,197 x 10-4 m 3 24

25 P 1 V 1 = 1,93 Pa. m 3 2. Menghitung P 2, V 2, dan P 2 V 2 penyelesain P 2 = P 0 + gh 2 P 2 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,033 m) P 2 = 9, Pa + 0, Pa P 2 = 9,80 x 10 4 Pa V 2 = r 2 d2 V 2 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,532 m V 2 = 3,14 x 11, m 2 x 0,532 m V 2 = 0,193 x 10-4 m 3 P 2 V 2 = 9,80 x 10 4 Pa. 0,193 x 10-4 m 3 P 2 V 2 = 1,83 Pa. m 3 3. Menghitung P 3, V 3, dan P 3 V 3 penyelesain P 3 = P 0 + gh 3 P 3 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,052 m) P 3 = 9, Pa + 0, Pa P 3 = 9,83 x 10 4 Pa V 3 = r 2 d3 25

26 V 3 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,522 m V 3 = 3,14 x 11, m 2 x 0,522 m V 3 = 0,189 x 10-4 m 3 P 3 V 3 = 9,83 x 10 4 Pa. 0,189 x 10-4 m 3 P 3 V 3 = 1,86 Pa. m 3 4. Menghitung P 4, V 4, dan P 4 V 4 Penyelesaian P 4 = P 0 + gh 4 P 4 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,054 m) P 4 = 9, Pa + 0, Pa P 4 = 9,83 x 10 4 Pa V 4 = r 2 d4 V 4 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,522 m V 4 = 3,14 x 11, m 2 x 0,522 m V 4 = 0,189 x 10-4 m 3 P 4 V 4 = 9,83 x 10 4 Pa. 0,189 x 10-4 m 3 P 4 V 4 = 1,86 Pa. m 3 5. Menghitung P 5, V 5, dan P 5 V 5 penyelesaian P 5 = P 0 + gh 5 26

27 P 5 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,072 m) P 5 = 9, Pa + 0, Pa P 5 = 9,86 x 10 4 Pa V 5 = r 2 d5 V 5 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,512 m V 5 = 3,14 x 11, m 2 x 0,512 m V 5 = 0,186 x 10-4 m 3 P 5 V 5 = 9,86 x 10 4 Pa. 0,186 x 10-4 m 3 P 5 V 5 = 1,83 Pa. m 3 6. Menghitung P 6, V 6, dan P 6 V 6 penyelesaian P 6 = P 0 + gh 6 P 6 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,074 m) P 6 = 9, Pa + 0, Pa P 6 = 9,86 x 10 4 Pa V 6 = r 2 d6 V 6 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,522 m V 6 = 3,14 x 11, m 2 x 0,512 m V 6 = 0,186 x 10-4 m 3 P 6 V 6 = 9,86 x 10 4 Pa. 0,186 x 10-4 m 3 27

28 P 6 V 6 = 1,83 Pa. m 3 4. Menghitung P 7, V 7, dan P 7 V 7 penyelesaian P 7 = P 0 + gh 7 P 7 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,092 m) P 7 = 9, Pa + 0, Pa P 7 = 9,88 x 10 4 Pa V 7 = r 2 d7 V 7 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,502 m V 7 = 3,14 x 11, m 2 x 0,502 m V 7 = 0,182 x 10-4 m 3 P 7 V 7 = 9,88 x 10 4 Pa. 0,182 x 10-4 m 3 P 7 V 7 = 1,80 Pa. m 3 5. Menghitung P 8, V 8, dan P 8 V 8 penyelesaian P 8 = P 0 + gh 8 P 8 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,117 m) P 8 = 9, Pa + 0, Pa P 8 = 9,92 x 10 4 Pa V 8 = r 2 d8 28

29 V 8 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,492 m V 8 = 3,14 x 11, m 2 x 0,492 m V 8 = 0,179 x 10-4 m 3 P 8 V 8 = 9,92 x 10 4 Pa. 0,179 x 10-4 m 3 P 8 V 8 = 1,76 Pa. m 3 6. Menghitung P 9, V 9, dan P 9 V 9 penyelesaian P 9 = P 0 + gh 9 P 9 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,142 m) P 9 = 9, Pa + 0, Pa P 9 = 9,95 x 10 4 Pa V 9 = r 2 d9 V 9 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,482 m V 9 = 3,14 x 11, m 2 x 0,482 m V 9 = 0,175 x 10-4 m 3 P 9 V 9 = 9,95 x 10 4 Pa. 0,175 x 10-4 m 3 P 9 V 9 = 1,74 Pa. m 3 7. Menghitung P 10, V 10, dan P 10 V 10 penyelesaian P 10 = P 0 + gh 10 29

30 P 10 = 9, Pa + (0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,158 m) P 10 = 9, Pa + 0, Pa P 10 = 9,97 x 10 4 Pa V 10 = r 2 d10 V 10 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,472 m V 10 = 3,14 x 11, m 2 x 0,472 m V 10 = 0,171 x 10-4 m 3 P 10 V 10 = 9,97 x 10 4 Pa. 0,171 x 10-4 m 3 P 10 V 10 = 1,71 Pa. m 3 B. Pengukuran P dan untuk V tetap Percobaan ke 1. Menghitung P 1, 1, P 1 / 1 Penyelesaian P 1 = P 0 + gh1 P 1 = 9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,02 m P 1 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 1 = 9,79 x 10 4 Pa 1 = ( 0 C + 273)K 1 = = 297 K 30

31 P1 1 P1 1 9,97 x ,36 x Pa / K 2. Menghitung P 2, 2, P 2 / 2 Penyelesaian P 2 = P 0 + gh2 P 2 = 9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,01 m P 2 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 2 = 9,77 x 10 4 Pa 2 = ( 0 C + 273)K 2 = = 343 K P 2 2 P 2 2 9,77 x ,85 x Pa / K 3. Menghitung P 3, 3, P 3 / 3 Penyelesaian P 3 = P 0 + gh3 P 3 = 9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,01 m P 3 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 3 = 9,77 x 10 4 Pa 31

32 3 = ( 0 C + 273)K 3 = = 355 K P3 3 P3 3 9,77 x ,75 x Pa / K 4. Menghitung P 4, 4, P 4 / 4 Penyelesaian P 4 = P 0 + gh4 P 4 =9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,02 m P 4 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 4 = 9,79 x 10 4 Pa 4 = ( 0 C + 273)K 4 = = 359 K P 4 4 P 4 4 9,79 x ,73 x Pa / K 5. Menghitung P 5, 5, P 5 / 5 Penyelesaian P 5 = P 0 + gh5 P 5 = 9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,01 m 32

33 P 5 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 5 = 9,77 x 10 4 Pa 5 = ( 0 C + 273)K 5 = = 363 K P5 5 P5 5 9,77 x ,69 x Pa / K 6. Menghitung P 6, 6, P 6 / 6 Penyelesaian P 6 = P 0 + gh6 P 6 = 9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,01 m P 6 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 6 = 9,77 x 10 4 Pa 6 = ( 0 C + 273)K 6 = = 365 K P6 6 P6 6 9,77 x ,68 x Pa / K 7. Menghitung P 7, 7, P 7 / 7 33

34 Penyelesaian P 7 = P 0 + gh7 P 7 =9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,02 m P 7 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 7 = 9,79 x 10 4 Pa 7 = ( 0 C + 273)K 7 = = 367 K P7 7 P7 7 9,79 x ,67 x Pa / K 8. Menghitung P 8, 8, P 8 / 8 Penyelesaian P 8 = P 0 + gh8 P 8 =9,76 x 10 4 Pa + 0,136 x 10 4 kg/m 3. 9,8 m/s 2. 0,02 m P 8 = 9,76 x 10 4 Pa + 0, x 10 4 Pa P 8 = 9,79 x 10 4 Pa 8 = ( 0 C + 273)K 8 = = 367 K 34

35 P8 8 P8 8 9,79 x ,67 x Pa / K C. Pengukuran V dan untuk P tetap Percobaan ke 1. Menghitung V 1, 1, dan V 1/ 1 Penyelesaian : V 1 = r 2 d1 V 1 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,562 m V 1 = 3,14 x 11, m 2 x 0,562 m V 1 = 0,204 x 10-4 m 3 1 = ( 0 C) = 95, (K) = 368 K V ,204 x ,54 x 10 m / K 2. Menghitung V 2, 2, dan V 2/ 2 Penyelesaian : V 2 = r 2 d2 35

36 V 2 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,552 m V 2 = 3,14 x 11, m 2 x 0,552 m V 2 = 0,200 x 10-4 m 3 2 = ( 0 C) = 90, (K) = 363 K V2 5,51 x ,200 x 10 8 m 3 /K 3. Menghitung V 3, 3, dan V 3/ 3 Penyelesaian : V 3 = r 2 d3 V 3 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,543 m V 3 = 3,14 x 11, m 2 x 0,543 m V 3 = 0,197 x 10-4 m 3 3 = ( 0 C) = (K) = 357 K V ,197 x ,52 x 10 m 3 /K 4. Menghitung V 4, 4, dan V 4/ 4 Penyelesaian : 36

37 V 4 = r 2 d4 V 4 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,524 m V 4 = 3,14 x 11, m 2 x 0,524 m V 4 = 0,190 x 10-4 m 3 4 = ( 0 C) = 80, (K) = 353 K V4 5,38 x ,190 x 10 8 m 3 /K 5. Menghitung V 5, 5, dan V 5/ 5 Penyelesaian : V 5 = r 2 d5 V 5 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,502 m V 5 = 3,14 x 11, m 2 x 0,502 m V 5 = 0,182 x 10-4 m 3 5 = ( 0 C) = (K) = 349 K V ,182 x ,21 x 10 m 3 /K 6. Menghitung V 6, 6, dan V 6/ 6 37

38 Penyelesaian : V 6 = r 2 d6 V 6 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,500 m V 6 = 3,14 x 11, m 2 x 0,500 m V 6 = 0,181 x 10-4 m 3 6 = ( 0 C) = (K) = 347 K V ,181 x ,22 x 10 m 3 /K 7. Menghitung V 7, 7, dan V 7/ 7 Penyelesaian : V 7 = r 2 d7 V 7 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,495 m V 7 = 3,14 x 11, m 2 x 0,495 m V 7 = 0,179 x 10-4 m 3 7 = ( 0 C) = (K) = 345 K V ,179 x ,19 x 10 m 3 /K 38

39 8. Menghitung V 8, 8, dan V 8/ 8 Penyelesaian : V 8 = r 2 d8 V 8 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,490 m V 8 = 3,14 x 11, m 2 x 0,490 m V 8 = 0,178 x 10-4 m 3 8 = ( 0 C) = (K) = 343 K V ,178 x ,19 x 10 m 3 /K 9. Menghitung V 9, 9, dan V 9/ 9 Penyelesaian : V 9 = r 2 d9 V 9 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,482 m V 9 = 3,14 x 11, m 2 x 0,482 m V 9 = 0,175 x 10-4 m 3 9 = ( 0 C) = (K) = 341 K 39

40 V ,175 x ,13 x 10 m 3 /K 10. Menghitung V 10, 10, dan V 10/ 10 Penyelesaian : V 10 = r 2 d9 V 10 = 3,14 x (3,4 x 10-3 m) 2 x 0,470 m V 10 = 3,14 x 11, m 2 x 0,470 m V 10 = 0,171 x 10-4 m 3 10 = ( 0 C) = (K) = 338 K V ,171 x ,06 x 10 m 3 /K DAFAR PUSAKA Giancoli, Douglas C Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Pujani, Ni Made dan rapi Petunjuk praktikum Fis lab II.Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha. 40

41 41

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3) eori Kinetik Gas Pengertian Gas Ideal Istilah gas ideal digunakan menyederhanakan permasalahan tentang gas. Karena partikel-partikel gas dapat bergerak sangat bebas dan dapat mengisi seluruh ruangan yang

Lebih terperinci

FIsika TEORI KINETIK GAS

FIsika TEORI KINETIK GAS KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI TEORI KINETIK GAS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi gas ideal dan sifat-sifatnya.. Memahami

Lebih terperinci

Bab VIII Teori Kinetik Gas

Bab VIII Teori Kinetik Gas Bab VIII Teori Kinetik Gas Sumber : Internet : www.nonemigas.com. Balon udara yang diisi dengan gas massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara mengakibatkan balon udara mengapung. 249 Peta Konsep

Lebih terperinci

:: MATERI MUDAH :: Persamaan Gas Ideal Pertemuan ke 1

:: MATERI MUDAH :: Persamaan Gas Ideal Pertemuan ke 1 A. ARGE PEMBELAJARAN : No :: MAERI MUDAH :: Persamaan Gas Ideal Pertemuan ke arget yang diharapkan Menyebutkan ciri dan sifat konsep gas ideal. Menuliskan persamaan umum gas ideal. 3 Menentukan besaran

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal eori Kinetik Gas eori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Setiap benda, baik cairan, padatan, maupun gas tersusun

Lebih terperinci

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas.

Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. Pilihan ganda soal dan jawaban teori kinetik gas 20 butir. 5 uraian soal dan jawaban teori kinetik gas. A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Partikel-partikel gas ideal memiliki sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB TEEORI KINETIK GAS

BAB TEEORI KINETIK GAS 1 BAB TEEORI KINETIK GAS Gas adalah materi yang encer. Sifat ini disebabkan interaksi yang lemah antara partikel-partikel penyusunnya sehingga perilaku termalnya relatif sederhana. Dalam mempelajari perilaku

Lebih terperinci

sifat-sifat gas ideal Hukum tentang gas 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor

sifat-sifat gas ideal Hukum tentang gas 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor teori kinetik gas mempelajari sifat makroskopis dan sifat mikroskopis gas. TEORI KINETIK GAS sifat-sifat gas ideal 1. terdiri atas molekul-molekul yang sangat banyak dan jarak pisah antar molekul lebih

Lebih terperinci

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 14 TEORI KINETIK GAS

BAB 14 TEORI KINETIK GAS BAB 14 TEORI KINETIK GAS HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC P 1 V 1 T 1 P 2 V 2 PERSAMAAN UMUM GAS IDEAL P. V n. R. T Atau P. V N. k. T Keterangan: P tekanan gas (Pa). V volume (m 3 ). n mol gas. R tetapan umum gas

Lebih terperinci

Soal Teori Kinetik Gas

Soal Teori Kinetik Gas Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 FISIKA KELAS XI November, 203 Oleh Ayu Surya Agustin Soal Teori Kinetik Gas Tahun Ajaran 203-204 A. SOAL PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

BAB TEORI KINETIK GAS

BAB TEORI KINETIK GAS 1 BAB TEORI KINETIK GAS Contoh 13.1 Sebuah tabung silinder dengan tinggi 0,0 m dan luas penampang 0,04 m memiliki pengisap yang bebas bergerak seperti pada gambar. Udara yang bertekanan 1,01 x 10 5 N/m

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari Pokok Bahasan/Materi 1. Sifat-sifat gas ideal 2. Teori kinetik gas 3. Hukum termodinamika 4. Energi bebas dan potensial kimia 5. Kesetimbangan kimia 6. Kinetika

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal TKG ( Teori Kinetik Gas )

Xpedia Fisika. Soal TKG ( Teori Kinetik Gas ) Xpedia Fisika Soal TKG ( Teori Kinetik Gas ) Doc Name : XPFIS0604 Version : 06-05 halaman 0. Yang bukan merupakan sifat-sifat gas ideal adalah... terdiri dari partikel yang memiliki energi kinetik energinya

Lebih terperinci

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FI-1101: Kuliah 13 TEORI KINETIK GAS Teori Kinetik Gas Suhu Mutlak Hukum Boyle-Gay y Lussac Gas Ideal Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FISIKA TERMAL Cabang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

Panas dan Hukum Termodinamika I

Panas dan Hukum Termodinamika I Panas dan Hukum Termodinamika I Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari tempat

Lebih terperinci

TEORI KINETIK GAS. Nama : Kelas : Bahan ajar Teori Kinetik Gas. Bahan Ajar Fisika Kelas XI Semester II Page 1

TEORI KINETIK GAS. Nama : Kelas : Bahan ajar Teori Kinetik Gas. Bahan Ajar Fisika Kelas XI Semester II Page 1 TEORI KINETIK GAS Nama : Kelas : Bahan ajar Teori Kinetik Gas Bahan Ajar Fisika Kelas XI Semester II Page 1 Bahan Ajar Fisika Kelas XI Semester II Page HUKUM BOYLE TEKANAN VOLUME HUKUM GAY LUSSAC TEORI

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TEORI KINETIK GAS. Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI / II. Nama Kelompok:

LEMBAR KERJA SISWA TEORI KINETIK GAS. Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI / II. Nama Kelompok: BAB 3 LEMBAR KERJA SISWA TEORI KINETIK GAS Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI / II Nama Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar: I Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik I TEORI KINETIK

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

Teori Kinetik Zat. 1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya. 2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

Teori Kinetik Zat. 1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya. 2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil. Teori Kinetik Zat Teori Kinetik Zat Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara

Lebih terperinci

1. Suhu. - pengertian suhu - pengukuran suhu - skala suhu - pemuaian

1. Suhu. - pengertian suhu - pengukuran suhu - skala suhu - pemuaian 1. Suhu - pengertian suhu - pengukuran suhu - skala suhu - pemuaian 1 Pengertian Suhu Pengertian awam: temperatur merupakan sensasi indra kita terhadap panas-dinginnya (hotness and coldness) suatu benda.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : eori Kinetik Gas : Pertama keempat / 8 x 45 menit : Ceramah 3. Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik o Memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac o Menggunakan persamaan keadaan gas ideal o Menerapkan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UAS 02 Doc Name: AR11FIS02UAS Version : 2016-08 halaman 1 01. Miroslav Klose menendang bola sepak dengan gaya rata-rata sebesar 40 N. Lama bola bersentuhan dengan kakinya

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas Fisika Teori Kinetik Gas - Latihan Soal Doc Name : KARFIS090 Version : 04-09 halaman 0. Yang bukan merupakan sifat-sifat gas ideal adalah... Terdiri dari partikel yang memilik energi kinetik

Lebih terperinci

RBL Hidrostatik. I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah.

RBL Hidrostatik. I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah. I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah. II. Alat dan Bahan 1. Satu set tabung pengukur tekanan hidrostatik 2. Air 3. Alat ukur (mistar,

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/07 DEFIISI GAS IDEAL DISRIBUSI KECEPAA KECEPAA GAS IDEAL HUBUGA EKAA DA KECEPAA PERSAMAA GAS IDEAL PROSES ISOBARIK PROSES ISOKHORIK PROSES ISOERMIK PROSES ADIABAIK KALOR JEIS GAS HUKUM ERMODIAMIKA

Lebih terperinci

1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B

1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B Paket 1 1. Pada gambar dibawah ini, tekanan hidrostatis yang paling besar berada pada titik. a. A b. B A C c. C E d. D B e. E D 2. A 1 F 1 F 2 A 2 A 2 Perhatikan gambar, jika A1: A2 = 1: 10, dan gaya F1=

Lebih terperinci

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda VOLUME MOLAR GAS I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda II. DASAR TEORI 1. Penggolongan Benda Benda-benda di bumi sangat banyak jenis dan jumlahnya. Contohnya Air, oksigen,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2. Modul Fisika- Suhu dan Kalor 29

Kegiatan Belajar 2. Modul Fisika- Suhu dan Kalor 29 Kegiatan Belajar 2 1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan siswa dapat: Mendeskripkan fenomena yang berkaitan dengan pemuaian zat Menyebutkan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor Xpedia Fisika Soal Zat dan Kalor Doc. Name: XPPHY0399 Version: 2013-04 halaman 1 01. Jika 400 g air pada suhu 40 C dicampur dengan 100 g air pada 30 C, suhu akhir adalah... (A) 13 C (B) 26 C (C) 36 C (D)

Lebih terperinci

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. TUJUAN 1. Menentukan berat molekul senyawa yang mudah menguap (volatile) berdasarkan pengukuran massa jenis gas 2. Melatih

Lebih terperinci

GAS. Sifat-sifat gas

GAS. Sifat-sifat gas GAS Sifat-sifat gas Volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya. Mudah dimampatkan. Bercampur dengan segera dan merata. Kerapatannya lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan padatan. Sebagian tidak berwarna.

Lebih terperinci

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut

Lebih terperinci

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd TEMPERATUR A. TEMPERATUR; Sebuah Kuantitas Makroskopis Secara kualitatif, temperatur dari sebuah objek (benda) dapat diketahui dengan merasakan sensasii panas atau dinginnya benda tersebut pada saat disentuh.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas Fisika Fluida Dinamis - Latihan Soal Halaman 0. Perhatikan gambar penampang pipa berikut! Air mengalir dari pipa A ke B terus ke C. Perbandingan luas penampang A dengan penampang C adalah

Lebih terperinci

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Zat-Zat yang Berwujud Gas Di dalam atmosfir normal terdapat sebanyak 11 unsur dalam bentuk gas dan beberapa senyawa di atmosfir juga ditemukan dalam wujud gas. Sifat fisik gas

Lebih terperinci

HUKUM I TERMODINAMIKA

HUKUM I TERMODINAMIKA HUKUM I TERMODINAMIKA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Termodinamika Kelompok 3 Di susun oleh : Novita Dwi Andayani 21030113060071 Bagaskara Denny 21030113060082 Nuswa

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

W = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai

W = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut

Lebih terperinci

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar HIDROSTATIS 05. EBTANAS-02-09 Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar Gunung es 01. EBTANAS-93-05 Di dalam tabung gelas terdapat minyak setinggi 20 cm. Dengan mengabaikan tekanan udara luar,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB IX TEORI KINETIK GAS Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAAN TERMOMETER (K.I.1)

PENERAAN TERMOMETER (K.I.1) PENERAAN TERMOMETER (K.I.1) I. Pendahuluan A. Latar Belakang Termometer sudah tidak asing lagi di telinga kita. Termometer adalah alat ukur panas yang digunakan untuk mengukur temperatur. Termometer memiliki

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan Panjang benda yang diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,1 mm) diperlihatkan seperti gambar di bawah ini : 3 cm 4 cm 0 5 10 Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang benda adalah... A 33,00

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil WUJUD ZAT (GAS) SP-Pertemuan 2 Gas : Jarak antar partikel jauh > ukuran partikel Sifat Gas Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil Laju-nya selalu berubah-ubah karena adanya tumbukan dengan wadah

Lebih terperinci

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Chapter 6 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 Atm 5.1 1 5.1 Sifat-sifat fisis yang

Lebih terperinci

HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1

HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1 HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1 Tujuan Eksperimen 1. Menentukan tekanan udara dalam ruang tertutup 2. Menentukan jumlah mol udara dalam ruang tertutup 3. Menentukan jumlah partikel udara dalam

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas dan Termodinamika 1 TEORI KINETIK GAS

Teori Kinetik Gas dan Termodinamika 1 TEORI KINETIK GAS Teori Kinetik Gas dan Termodinamika 1 TEORI KINETIK GAS GAS IDEAL. Untuk menyederhanakan permasalahan teori kinetik gas diambil pengertian tentang gas ideal : 1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS0601 Version : 2014-09 halaman 1 01. Seorang wanita bermassa 45 kg memakai sepatu hak tinggi dengan luas permukaan bawah hak

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS Doc. Name: AR10FIS0UTS Doc. Version: 014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang /

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN

TERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN TERMODINAMIKA MIRZA SATRIAWAN March 20, 2013 Daftar Isi 1 SISTEM TERMODINAMIKA 2 1.1 Deskripsi Sistem Termodinamika............................. 2 1.2 Kesetimbangan Termodinamika..............................

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan

Lebih terperinci

BAB I GAS DAN SIFAT-SIFATNYA

BAB I GAS DAN SIFAT-SIFATNYA BAB I GAS DAN SIFA-SIFANYA ujuan Pembelajaran Setelah proses perkulian berlangsung, diharapkan para mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Gas Sempurna. Menerapkan hukum-hukum gas dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI :

STANDAR KOMPETENSI : STANDAR KOMPETENSI : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari KOMPETENSI DASAR Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Seseorang sedang mencoba menyeberangi sungai yang airnya mengalir dengan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K3 Revisi Antiremed Kelas Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARFIS0PAS Version: 206- halaman 0. Perhatikan gambar! 5kg F Berapakah besar gaya F agar papan tersebut setimbang?

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS Oleh: NI PUTU WIDIASTI NI PUTU MERRY YUNITHASARI I DEWA GEDE ABI DARMA (1113031049)/D (1113031059)/D (1113031064)/D

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMK : XI (Sebelas) : FISIKA A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep impuls dan momentum. B. Kompetensi Dasar 1. Mengenali

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida Zat Padat dan Fluida Pertanyaan Apa itu fluida? 1. Cairan 2. Gas 3. Sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu (Aziz, dkk, 2009). Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1 A. Latar Belakang dan Tujuan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S Fisika Panas SKS Adhi Harmoko S Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Balon dicelupkan ke Nitrogen Cair Bagaimana fenomena ini dapat diterangkan? Apa yang terjadi dengan molekul-molekul gas di dalam balon?

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry

1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry 1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Reamur C. Kelvin D. Fahrenheit E. Henry 2. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu gas sebesar 1 ºC, disebut...

Lebih terperinci

TEORI KINETIK GAS (TKG)

TEORI KINETIK GAS (TKG) YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini Hukum Termodinamika Usaha dan Kalor Mesin Kalor Mesin Carnot Entropi Hukum Termodinamika Usaha dalam Proses Termodinamika Variabel Keadaan Keadaan Sebuah Sistem Gambaran

Lebih terperinci

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3) FLUIDA STATIS 1. Tekanan Hidrostatis Tekanan (P) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dalam Sistem Internasional (SI), satuan tekanan adalah N/m 2, yang disebut juga dengan pascal (Pa). Gaya F yang

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA

MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 1. NURHIDAYAH 2. ELYNA WAHYUNITA 3. ANDI SRI WAHYUNI 4. ARMITA CAHYANI 5. AMIN RAIS KELAS : FISIKA A(1,2) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

Particle Density (Rapat Jenis Partikel) Massa dari sebuah atom atau molekul biasanya dinyatakan dalam atomic mass unit (u) atau massa unit atom

Particle Density (Rapat Jenis Partikel) Massa dari sebuah atom atau molekul biasanya dinyatakan dalam atomic mass unit (u) atau massa unit atom BAB- 8 G A S Particle Density (Rapat Jenis Partikel) Massa dari sebuah atom atau molekul biasanya dinyatakan dalam atomic mass unit (u) atau massa unit atom konversi untuk 1 u adalah : 1u 19392637x10 12

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

Momentum Linier. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Momentum Linier. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com Momentum Linier Hoga saragih 1. Momentum dan Hubungannya dengan Gaya Momentum linier dari sebuah benda didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatannya Momentum dinyatakan dengan simbol P P=mv m

Lebih terperinci

A. Gas Ideal KEGIATAN BELAJAR 9 MATERI POKOK : TEORI KINETIK GAS A. URAIAN MATERI. 1. Pengertian Gas Ideal. 2. Persamaan Gas Ideal

A. Gas Ideal KEGIATAN BELAJAR 9 MATERI POKOK : TEORI KINETIK GAS A. URAIAN MATERI. 1. Pengertian Gas Ideal. 2. Persamaan Gas Ideal KEGIATAN BELAJAR 9 MATERI POKOK : TEORI KINETIK GAS A. URAIAN MATERI tekanan (p) p 2 p 1 y z Gambar 7.1 Gerak arah partikel-partikel gas dalam ruang tertutup. 100 K isotermal V 1 V 2 volume (V) Gambar

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Dalam perhitungan gas, temperatur harus dituliskan dalam satuan... A. Celsius B. Fahrenheit C. Henry D. Kelvin E. Reamur 2. Dalam teori kinetik gas ideal, partikel-partikel

Lebih terperinci

TEORI KINETIK GAS DAN TERMODINAMIKA

TEORI KINETIK GAS DAN TERMODINAMIKA BAB 9 TEORI KINETIK GAS DAN TERMODINAMIKA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu mendiskripsikan, menganalisis, dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN Page 1 of 7 NAMA :.. KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN 1. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil pengukuran 0,05080 m. Banyaknya

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika

FIsika KTSP & K-13 TERMODINAMIKA. K e l a s. A. Pengertian Termodinamika KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI TERMODINAMIKA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian termodinamika.. Memahami perbedaan sistem

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS 2 Doc. Name: AR10FIS02UTS Doc. Version: 2014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERCOBAAN MANOMETER TERBUKA UNTUK MENENTUKAN NILAI P0 BERDASARKAN HUKUM BOYLE

PEMBUATAN ALAT PERCOBAAN MANOMETER TERBUKA UNTUK MENENTUKAN NILAI P0 BERDASARKAN HUKUM BOYLE SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PEMBUATAN ALAT

Lebih terperinci

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama.

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama. 1. KONSEP TEMPERATUR 2 Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama. Kalor (heat) adalah energi yang mengalir dari benda

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas WUJUD ZAT 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas 1.1 Jumlah Fasa (P) Fasa adalah bagian dari sistem yang bersifat homogen, dan dipisahkan dari bagian sistem yang lain dengan batas yang jelas. Jumlah Fasa

Lebih terperinci

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS SIFA-SIFA GAS Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Halaman 1 01. Jika P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah molekul, R adalah konstanta gas umum, dan T adalah suhu mutlak. Persamaan

Lebih terperinci

TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari

TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (II) Dr. Ifa Puspasari a) Gas terdiri atas partikelpartikel yang sangat kecil yang disebut molekul, massa dan besarnya sama untuk tiap-tiap jenis gas. b) Molekul-molekul ini selalu bergerak

Lebih terperinci

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VII (TUJUH) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BESARAN DAN PENGUKURAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

7. Temperatur Teori Atom Zat. Tidak dapat dibagi

7. Temperatur Teori Atom Zat. Tidak dapat dibagi 7. Temperatur 1. Teori Atom Zat Atom Tidak dapat dibagi Hukum perbandingan yang tetap: ketika dua atau lebih unsur bergabung untuk membentuk senyawa, seyawa tersebut akan terbentuk dengan perbandingan

Lebih terperinci

HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1

HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1 HUKUM BOYLE TIM EKSPERIMEN FISIKA DASAR 1 Tujuan Eksperimen 1. Menentukan tekanan udara dalam ruang tertutup 2. Menentukan jumlah mol udara dalam ruang tertutup 3. Menentukan jumlah partikel udara dalam

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci