KONDISI SOSIAL EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 1

K O T A P E K A N B A R U

Tabel 14. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

BAB II TINJAUAN UMUM

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara.

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

BAB I PENDAHULUAN. total penduduk di hampir setiap negara di dunia (World Bank, 2012). Namun, kontribusi

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

BAB II GAMBARAN UMUMLOKASI PENELITIAN. Kecamatan Lima puluh adalah sebuah kecamatan dikota Pekanbaru, propinsi Riau.

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA


BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT RAYA TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia ternyata lebih tinggi daripada perkiraan. Revisi prediksi

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

BAB III GAMBARAN UMUM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

Transkripsi:

Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 21

Bab 3 KONDISI SOSIAL EKONOMI Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang mempunyai wilayah seluas 632,26 Km 2 yang pada tahun 2002 mempunyai 8 wilayah Pemerintahan Kecamatan. Penduduk kota pekanbaru sampai tahun 2002 adalah sebanyak 625.313 jiwa, sehingga tingkat kepadatan kota pekanbaru 989 jiwa dalam setiap Km. Oleh karena itu tingkat kepadatan penduduk tergolong tinggi. Sebagai Ibukota Propinsi yang kaya akan hasil sumber daya alamnya, kota ini menjadi salah satu daerah tujuan migran, oleh karena itu pertumbuhan penduduk kota Pekanbaru tergolong cukup tinggi. Hal ini telah menimbulkan berbagai persoalan sosial yang salah satu bentuknya adalah masalah kemiskinan. Produk dari masalah kemiskinan itu adalah memunculkan anak jalanan. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan penyediaan lapangan kerja, data menunjukkan penduduk yang sedang mencari kerja 43.303 jiwa, FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 23

sedangkan yang sudah bekerja sebanyak 208.376 jiwa. Berarti terdapat pengangguran sebanyak 17,21 persen. Gambaran umum Kota Pekanbaru di atas akan diuraikan lebih rinci menurut kecamatan yang ada menyangkut gambaran demografi, keadaan sosial ekonomi dan sosial budaya yang menyangkut persoalan tingkat pendidikan, jumlah panti, anak terlantar. 3.1. Demografi 3.1.1. Jumlah Penduduk Sampai dengan bulan Desember 2002 penduduk Kota Pekanbaru berjumlah 625.313 jiwa yang terdiri dari 315.859 berjenis kelamin laki-laki, 309.454 adalah wanita, dan jumlah rumah tangga Penduduk adalah 140.836 KK yang berarti setiap Rumah Tangga mempunyai rerata anggota adalah 4,4 jiwa. Selanjutnya kalau dilihat pula luas Kota Pekanbaru adalah 632,26 Km 2 yang berarti kepadatan kota Pekanbaru 989 jiwa/ Km 2. Untuk jelasnya jumlah penduduk, rumah tangga, luas wilayah dan rerata anggota rumah tangga dan kepadatan menurut kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Pekanbaru Tahun 2002 No Kecamatan Laki-laki Sumber: Pekanbaru Dalam Angka Jenis Kelamin Perempuan Jumlah 1 Tampan 75.820 74.017 149.837 2 Bukit Raya 98.226 95.854 194.080 3 Lima Puluh 20.131 21.102 41.233 4 Sail 11.018 10.618 21.636 5 Pekanbaru Kota 15.616 15.272 30.888 6 Sukajadi 30.240 30.671 60.911 7 Senapelan 17.772 17.469 35.241 8 Rumbai 46.036 45.451 91.487 Jumlah 315.859 309.261 625.313 24 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN

Tabel 3.2. Jumlah Rumah Tangga, Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru Tahun 2002 No Kecamatan Jml RT Luas Km 2 Jumlah Penduduk Sumber: Pekanbaru Dalam Angka Kepadatan Per Rmh Tg Km 2 1 Tampan 38.231 108,84 149.837 3,9 1376,7 2 Bukit Raya 40.274 299,88 194.080 4,8 647,2 3 Lima Puluh 8.843 4,04 41.233 4,7 10206,2 4 Sail 6.213 3,26 21.636 3,5 6636,8 5 Pekanbaru Kota 6.229 2,26 30.888 5,0 13667,3 6 Sukajadi 12.689 5,1 60.911 4,8 11943,3 7 Senapelan 7.297 6,65 35.241 4,8 5299,4 8 Rumbai 21.060 203,03 91.487 4,3 450,6 Jumlah 140.836 632,26 625.313 4,4 989,0 Tabel di atas menjelaskan jumlah penduduk, Rumah Tangga, Luas Wilayah, Kepadatan dan Rerata Anggota Rumah Tangga Kecamatan Yang ada di Kota Pekanbaru. Melihat tabel di atas terlihat bahwa penduduk Pekanbaru berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Hal ini menandakan bahwa Pekanbaru merupakan salah satu kota tujuan migran sedangkan yang banyak dilakukan adalah wanita. Karena penduduk pendatang menjadi penyebab utama pertumbuhan penduduk Pekanbaru. Dari 8 kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bukit Raya, yaitu 194.080 jiwa (31,0 %) dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sail, yaitu sebanyak 21.636 atau 3,5 persen dari penduduk Pekanbaru. Selanjutnya kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Bukit Raya dan yang terkecil adalah Kecamatan Pekanbaru Kota. Namun yang terpadat justru adalah Kecamatan Pekanbaru kota, sedangkan yang terjarang adalah Kecamatan Rumbai. FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 25

3.1.2. Umur Penduduk Kalau dikelompokkan umur penduduk dengan jarak 4 tahun maka jumlah kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur 20 hanya 24 tahun. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2002 No Kelompok Umur Jumlah Presentase 1 0-4 72.136 11,54 2 5-9 61.153 9,78 3 10-14 56.788 9,08 4 15-19 69.901 11,18 5 20-24 81.281 13,00 6 25-29 74.755 11,95 7 30-34 58.314 9,33 8 35-39 45.837 7,33 9 40-44 34.186 5,47 10 45-49 24.064 3,85 11 50-54 15.362 2,46 12 55-59 11.650 1,86 13 60 + 19.886 3,18 Jumlah 625.313 100 Sumber: Pekanbaru Dalam Angka 2001 Melihat tabel di atas terlihat kelompok usia terbanyak adalah yang berusia 20-24 tahun yang berjumlah 13,0 persen dari keseluruhan penduduk, sedangkan penduduk yang berpotensi untuk menjadi anak jalanan atau yang berusia 5 hingga 14 tahun dijumpai sebanyak 18,86 persen. 26 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN

3.1.3. Perkembangan Penduduk Melihat perkembangan penduduk untuk tahun 2001 adalah sebanyak 2,0 persen. Kalau dilihat perkembangan penduduk 10 tahun terakhir secara rerata sebesar 4,3 persen pertahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4. Perkembangan Penduduk Pekanbaru 1993-2002 e 4 8 8 8 0 5 3 3 7 5 6 6 8 0 No Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan 1 1993 401.477 1,04 2 1994 412.918 2,85 3 1995 431.464 4,49 4 1996 481.681 11,64 5 1997 512.123 6,32 6 1998 523.078 2,14 7 1999 531.632 1,64 8 2000 586.232 10,27 9 2001 597.971 2,00 10 2002 625.313 4,57 Sumber: Pekanbaru dalam Angka 2002 Tabel di atas menjelaskan perkembangan penduduk Pekanbaru yang tertinggi adalah pada tahun 1996, yaitu sebanyak 11,64 persen dan yang terendah adalah pada tahun 1993. 3.2. Sosial Ekonomi 3.2.1. Pendapatan Penduduk Hasil perhitungan dari BPS bahwa Produk Domestik Regional Bruto Kota Pekanbaru mengalami kenaikan. Perhitungan atas harga yang berlaku pada tahun 1999 adalah sebesar Rp. 2.194.962.29 juta tahun 2000 menjadi Rp. 3.212. FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 27

380.80 juta atau naik sebesar 46,35 persen. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk pekanbaru juga mengalami kanaikan. Perhitungan atas dasar harga yang berlaku tahun 1999 pendapatan perkapita penduduk adalah sebesar Rp. 3.413 040.10 naik menjadi Rp. 5.093 714.30 pada tahun 2000 atau naik sebesar 49,24 persen. Adanya kenaikan pendapatan perkapita Pekanbaru dalam kenyataannya tidak dialami secara merata oleh seluruh penduduk karena itu banyak diantara penduduk kota Pekanbaru yang masih hidup dibawah garis kemiskinan, bahkan masih dijumpai Rumah Tangga fakir miskin. 3.2.2. Jumlah Keluarga Fakir Miskin Di Kota Pekanbaru pada tahun 2002 terdapat 4.433 Rumah Tangga fakir miskin yang berarti ada 3,14 persen Rumah Tangga yang tergolong fakir miskin. Kondisi ini menggambarkan belum meratanya hasil pembangunan di daerah ini. Untuk jelasnya pada masing-masing kecamatan dapat dilihat tabel berikut: Tabel 3.5. Jumlah Keluarga Fakir Miskin dikota Pekanbaru Tahun 2002 No Kecamatan Jumlah Persentase 1 Tampan 637 14,4 2 Bukit Raya 1346 30,4 3 Lima Puluh 392 8,8 4 Sail 219 4,9 5 Pekanbaru Kota 342 7,7 6 Sukajadi 186 4,2 7 Senapelan 344 7,8 8 Rumbai 967 21,8 Jumlah 4.433 100,0 28 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN

Tabel di atas menjelaskan jumlah Keluarga Fakir Miskin pada tahun 2002 di masing-masing kecamatan dalam kota Pekanbaru di mana yang paling banyak dijumpai di kecamatan Bukit Raya dan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Sukajadi. Sementara itu jumlah penduduk yang tergolong miskin sampai akhir tahun 2003 di kota Pekanbaru berjumlah 13.300 KK atau sekitar 12,0 persen dari jumlah penduduk kota ini (Riau Pos, Jum at, 2 Januari 2004). Melihat jumlah keluarga yang tergolong miskin pada tahun 2001 berjumlah 2.415 KK, tahun 2002 berjumlah 4.433 KK dan tahun 2003 berjumlah 13.300 KK yang berarti setiap tahunnya terjadi peningkatan dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Meskipun di lihat dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 terjadi peningkatan pendapatan perkapita sebesar 16,14 persen. Seharusnya jumlah fakir miskin tentu akan semakin berkurang, namun kenyataannya tidak demikian. Kondisi ini menimbulkan prasangka bahwa di kota Pekanbaru terjadi kesenjangan yang semakin tinggi. 3.2.3. Jumlah Penduduk Pencari Kerja Dari 625.313 jiwa penduduk Pekanbaru di tahun 2002, yang sudah bekerja sebanyak 208.370 yang berarti rasio beban tanggungan adalah 3,0. Kondisi ini menggambarkan persoalan lapangan kerja yang tidak dapat menyerap Tenaga kerja yang ada. Jumlah penduduk usia kerja di Pekanbaru sebesar 251.679 jiwa, berarti dari jumlah tenaga kerja tersebut yang terserap hanya sebesar 82,8 persen. 3.3. Sosial Budaya 3.3.1. Pendidikan Salah satu faktor penting yang menjadi mekanisme perubahan sosial adalah pendidikan. Oleh karena itu, banyak FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 29

ahli mengatakan bahwa rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat akan menjadi penghambat bagi perkembangan masyarakat. Pekanbaru dengan jumlah penduduk 625.313 jiwa, dijumpai 133.289 jiwa yang berusia di bawah 10 tahun. Sedangkan yang berusia 10 tahun ke atas adalah sebanyak 492.024 jiwa. Penduduk yang berusia 10 tahun ke atas ini kalau dibagi tingkat pendidikannya, maka sebagian besar masih berpendidikan rendah. Hal ini dapat dilihat komposisinya pada tabel berikut. Tabel 3.6. Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2002 No Tingkat Pendidikan Frekuensi Peresentase 1 Belum Sekolah 1.265 0,25 2 Tidak tamat SD 48.114 9,35 3 Tamat SD 95.095 18,50 4 Tamat SLTP 112.282 21,82 5 Tamat SLTA 199.375 38,74 6 Akademi 23.267 4,52 7 Universitas 35.269 6,85 Jumlah 514.667 100,00 Sumber: Pekanbaru Dalam Angka Tabel di atas menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Pekanbaru yang berusia 10 tahun ke atas, di mana kelompok tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok yang terbanyak yaitu sebanyak 38,74 persen. Untuk kelompok tingkat pendidikan wajib belajar yaitu sekolah dasar hingga SLTP dijumpai sebanyak 40,32 persen. Penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang belum mengenyam pendidikan sebanyak 1.265 jiwa (0,25 %) dari penduduk berumur 10 tahun ke atas dan kelompok ini menjadi embrio masalah sosial dalam masyarakat. 30 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN

3.3.2. Jumlah Anak Terlantar Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau yang mempunyai jumlah penduduk 625.313 jiwa masih mempunyai 497 jiwa anak yang terlantar. Anak terlantar ini akan menjadi salah satu sumber dari anak jalanan. Dari 497 anak terlantar ini paling banyak dijumpai di Kecamatan Tampan untuk jumlah anak terlantar menurut kecamatan dapat diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 3.7. Jumlah Anak Terlantar Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru Tahun 2002 No Kecamatan Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Peresen tase 1 Tampan 45 45 90 18,10 2 Bukit Raya 36 37 73 14,69 3 Lima Puluh 25 20 45 9,05 4 Sail 20 23 43 8,65 5 Pekanbaru Kota 38 20 58 11,67 6 Sukajadi 20 30 50 10,06 7 Senapelan 25 25 50 10,06 8 Rumbai 48 40 88 17,71 Jumlah 257 240 497 100,00 Tabel di atas menggambarkan jumlah anak terlantar menurut kecamatan, di mana jumlah anak terlantar yang terbanyak berada di kecamatan Tampan sebesar 18,10 persen, dari jumlah yang terdapat di kota Pekanbaru dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Sail sebanyak 8,65 persen. Berdasarkan jenis kelamin, anak terlantar berjenis kelamin lakilaki lebih banyak dari perempuan dengan sek rasio sebesar 1,07. 3.3.3. Panti Asuhan Salah satu lembaga sosial yang dasar dan penting dalam kehidupan manusia adalah lembaga keluarga. Namun dalam FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 31

kenyataannya tidak semua anak dapat memiliki lembaga tadi. Salah satu pengganti lembaga keluarga adalah panti asuhan yang di Pekanbaru dijumpai sebanyak 7 buah panti asuhan dengan jumlah anak asuh sebanyak 480 orang, dengan rincian menurut masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : Tabel 3.8. Jumlah Panti Asuhan Anak Asuh Menurut Kecamatan di Pekanbaru Tahun 2002 No Kecamatan Jumlah Panti Asuhan Jumlah Anak Asuh Keterangan 1 Tampan 1 65 13,54 2 Bukit Raya 3 242 50,42 3 Sail 1 40 8,34 4 Sukajadi 2 133 27,70 Jumlah 7 480 100,00 Dari delapan kecamatan yang ada hanya empat kecamatan yang terdapat panti asuhan di wilayahnya. Kecamatan Bukit Raya memiliki panti asuhan yang terbanyak, yaitu tiga buah dengan jumlah anak asuhnya sebanyak 242 orang, yang diikuti oleh Kecamatan Sukajadi sebanyak dua buah dengan anak asuh 133 orang. Dua kecamatan lainnya seperti Kecamatan Tampan dan Sail masing-masing terdapat satu buah panti asuhan di wilayah tersebut. 32 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN