PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. komponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN TERHADAP KEGUNAAN SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI DAERAH DI KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

Fokus Ekonomi (FE), Desember 2011, Hal Vol. 10, No. 3 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan daerah sebagai bagian dari integral dari pembangunan nasional di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

TERHADAP. Karanganyar) Disusun sebagai. Disusun oleh: B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

ANALISIS KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA CILACAP. M u t i a s a r i (ST IE Satri a P u rwokert o )

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III,

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

Pengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

PENGARUH NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN LONDON BEAUTY CENTRE DI SURABAYA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

UPAYA PKU MUHAMMADIYAH MEMBANGUN LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KUALITAS LAYANAN DAN IMAGE

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN WEB SITE E-COMMERCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN NIAT BERPERILAKU LOYAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKAD SUBOSUKAWONOSRATEN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH MELALUI MODEL DELONE AND MCLEANE

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk. mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Keywords : Organizational Behavioral Factors, Conflict Cognitive, Affective Conflict and the Usefulness Of the Regional Financial Accounting System.

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI

Transkripsi:

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : AKHMAD NOTO WARDOYO B200 080 003 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI AKHMAD NOTO WARDOYO B200 080 003 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan perundangundangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola SKPD Pemerintah Daerah di Kabupaten Boyolali. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode total sampling sejumlah 100 responden dari jumlah populasi pengelola SKPD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan structural equation modeling menggunakan AMOS versi 16 untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keperilakuan organisasi berpengaruh signifikan terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, konflik kognitif dan konflik afektif. Konflik kognitif dan koflik afektif berpengaruh signiikan terhadap sistem akuntansi keuangan daerah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah bahwa suatu implementasi sistem tidak hanya berdasarkan kemampuan teknis dan dana belaka, tetapi perilaku dari kegunaan atau pengguna juga perlu diperhatikan. Kata kunci: Keperilakuan organisasi, konflik kognitif, konflik afektif, sistem akuntansi keuangan daerah

A. PENDAHULUAN Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan perundang-undangan tersebut diantaranya adalah: Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengembangan sistem memerlukan suatu perencanaan dan pengimplementasian yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa fakktor perilaku dari individu pengguna sistem sangat menentukan kesuksesan implementasi (Bodnar dan Hopwood, 1995). Faktor perilakuan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi faktor organisasional (pelatihan, kejelasan tujuan, dan dukungan atasan) serta adanya konflik kognitif dan afektif yang juga berpengaruh dalam implementasi sistem yang berkaitan dengan masalah individu personal. Penelitian ini sebagimana penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurlaela dan Rahmawati (2010) yaitu untuk mengetahui Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Penelitian ini akan menguji pengaruh faktor perilaku organisaional, konflik kognitif dan afektif dalam meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Pemerintah Daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung keperilakuan organisasi dalam meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan menguji pengaruh tidak langsung keperilakuan organisasi melalui variabel intervening akan dapat meningkatkan konflik kognitif, menurunkan konflik

afektif yang pada gilirannya akan meningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. B. LANDASAN TEORI Keperilakuan Organisasi Keperilakuan organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek, meliputi dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan. Faktor-faktor teresut didefinisikan sebagai berikut (Chenhall, 2004): Dukungan Atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan, Kejelasan Tujuan didefinisikan sebagai kejelasan dari sasaran dan tujuan digunakannya Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di semua level organisasi, dan Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem. Variabel Intervening Konflik Kognitif dan Konflik Afektif Memaksimalkan konflik kognitif dan meminimalkan konflik afektif. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antar yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Konflik kognitif dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah dan mendorong ke arah perbaikan pengambilan keputusan. Manfaat yang diperoleh dari konflik kognitif berasal dari potensinya untuk menyediakan kesempatan untuk interaksi dengan dialegctical style, berdebat, mempertahankan argument yang memiliki melawan argument lain dalam organisasi (Mitroff dan Emshoff, 1979, Janis, 1982; Swhweiger dan Sandlerg, 1989 dalam Chenhall, 2004). Konflik afektif cenderung melibatkan persepsi yang mengancam posisi seseorang di dalam suatu kelompok, pertikaian, frustasi dan firksi antara pribadi

seseorang dengan nilai norma yang ada (Petersen, 1983; Ross, 1989 dan Amason, 1996 dalam Chenhall, 2004). Beberapa kasus yang terdapat dalam penelitian Chenhall (2004) mengenai implementasi Activity Based Costing Manajemen, konflik afektif ini berpotensi dapat mengurangi kegunaan ABCM untuk perencanaan produk dan manajemen biaya. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Ada berbagai definisi atau pengertian akuntansi yang berasal dari berbagai lembaga dan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan, Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengiktisaran transaksi, dan kejadian keuangan, penginterprestasian atas hasilnya, serta laporan. Dari definisi diatas menunjukkan bahwa pengertian akuntansi haruslah menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Apabila dikaji dari entitas penyusunan laporan keuangan, maka akuntansi terbagi menjadi akuntansi sektor privat dan akuntansi sektor publik. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau lembaga non profit dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik, karenanya akuntansi keuangan daerah termasuk akuntansi sektor publik. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau kesatuan yang terdiri atas kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input (masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Output nya adalah laporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian proses ataupun prosedur, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Hipotesis H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 : Keperilakuan organisasi berhubungan positif dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. : Keperilakuan organisasi berhubungan positif dengan konflik kognitif. : Keperilakuan organisasi berhubungan positif dengan konflik afektif. : Konflik kognitif berhubungan positif dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. : Konflik afektif berhubungan positif dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Kerangka Model Konflik Kognitif H 2 H 4 Keperilakuan Organisasi H 1 Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah H 3 Konflik Afektif H 5 C. Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola SKPD Pemerintah Daerah di Kabupaten Boyolali. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode total sampling sejumlah 100 responden dari jumlah populasi pengelola SKPD. Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban responden atas pertanyaan yang berhubungan dengan faktor keperilakuan terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Kabupaten Boyolali. Data

Penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirim kuesioner ke responden secara langsung. Dalam penelitian ini variabel yang diuji meliputi variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung dari variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengelola SKPD Pemerintah Daerah di Kabupaten Boyolali. Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dari variabel lain. Variabel independen pada penelitian ini adalah keperilakuan organisasi. Variabel intervening adalah vaiabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening pada penelitian ini adalah konflik kognitif dan konflik afektif. Metode Analisis Data Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert dengan skala penilaian 1 5 yaitu : Sangat tidak sesuai: 1, sangat sesuai: 2, netral: 3, sesuai: 4, sangat sesuai: 5. First Order Confirmatory Factor Analysis Pengujian analisis konfirmatori faktor dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas secara keseluruhan dari jumlah sampel yang dipakai (digunakan) untuk penelitian, juga menguji normalitas data, outlier, serta pengukuran goodness of fit. Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit 1. Likelihood ratio chi-square statistic (χ2) 2. RMSEA - The Root Mean Square Error of Approximation 3. GFI - Goodness of Fit Index 4. AGFI Adjusted Goodness-of-Fit Index 5. CMIN/DF 6. Tucker Lewis Index (TLI) 7. Comparative Fit Index (CFI)

Berikut syarat pengujian kelayakan sebuah model (goodness of fit) yang dirangkum dalam tabel di bawah ini. Goodness-of-fit Indicies x 2 - Chi Square Probabilitas CMIN/df GFI AGFI TLI CFI RMSEA Analisis Structural Equation Model (SEM) Cut-off Value Diharapkan kecil > 0,05 < 2,00 > 0,90 0,90 0,95 0,95 0,08 Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing masing mempunyai hubungan simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini dimungkinkan terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya. Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat antar variabel sehingga jika salah satu variabel diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan Analysis of Moment Structure atau AMOS versi 16. Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi seperangkat persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling berhubungan. Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk mengestimasi hubungan dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3) kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel laten (Ghozali, 2005). D. HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pengaruh keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan hasil pengujian kausalitas yang terangkum pada tabel di atas diperoleh hasil bahwa Keperilakuan Organisasi berhubungan signifikan positif terhadap Sistem Akuntansi dengan perolehan nilai C.R sebesar 3,180, nilai estimate sebesar 0,259, dan nilai probabilitas sebesar 0,001 < 0,05 (pada level signifikansi 5%). Hubungan Keperilakuan Organisasi, diperoleh hasil bahwa Keperilakuan Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Konflik Kognitif dengan perolehan nilai C.R sebesar 3,111, nilai estimate sebesar 0,360, dan nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05 (pada level signifikansi 5%). ` Hubungan Keperilakuan Organisasi, diperoleh hasil bahwa Keperilakuan Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Konflik Afektif dengan perolehan nilai C.R sebesar 3,367, nilai estimate sebesar 0,352, dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (***) < 0,01 (pada level signifikansi 1%). Hubungan Konflik Kognitif, diperoleh hasil bahwa Konflik Kognitif berpengaruh signifikan positif terhadap Sistem Akuntansi dengan perolehan nilai C.R sebesar 3,562, nilai estimate sebesar 0,217, dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (***) < 0,01 (pada level signifikansi 1%). Hubungan Konflik Afektif, diperoleh hasil bahwa Konflik Afektif berpengaruh signifikan positif terhadap Sistem Akuntansi dengan perolehan nilai C.R sebesar 2,385, nilai estimate sebesar 0,172, dan nilai probabilitas sebesar 0,017 < 0,05 (pada level signifikansi 5%). Pembahasan Hipotesis Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi daerah dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,001 < 0,01 (pada level signifikansi 1%). Dengan hasil penelitian pada hipotesis pertama diketahui keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi

daerah, hal ini dikarenakan bahwa faktor keperilakuan organisasi (pelatihan, kejelasan tujuan, dan dukungan atasan) yang diterima pegawai dapat meningkatkan secara signifikan kegunaan sistem akuntansi daerah di Kabupaten Boyolali. Berdasar hal tersebut, mengindikasikan bahwa keperilakuan organisasi yang telah diterima pegawai mampu melaksanakan kegunaan sistem akuntansi daerah di Kabupaten Boyolali dengan baik. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik kognitif dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05 (pada level signifikansi 5%). Dengan hasil penelitian pada hipotesis kedua diketahui keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik kognitif, hal ini dikarenakan bahwa faktor keperilakuan organisasi (pelatihan, kejelasan tujuan, dan dukungan atasan) yang diterima pegawai dapat meningkatkan secara signifikan konflik kognitif di Kabupaten Boyolali. Berdasar hal tersebut, mengindikasikan bahwa keperilakuan organisasi yang telah diterima pegawai mampu meningkatkan konflik kognitif di Kabupaten Boyolali dengan baik. Konflik kognitif dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah dan mendorong ke arah perbaikan pengambilan keputusan. Manfaat yang diperoleh dari konflik kognitif berasal dari potensinya untuk menyediakan kesempatan untuk interaksi dengan dialegctical style, berdebat, mempertahankan argument yang memiliki melawan argument lain dalam organisasi (Mitroff dan Emshoff, 1979, Janis, 1982; Swhweiger dan Sandlerg, 1989 dalam Chenhall, 2004). Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik afektif dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,000 (***) < 0,01 (pada level signifikansi 1%). Dengan hasil penelitian pada hipotesis ketiga diketahui keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik afektif, hal ini

dikarenakan bahwa faktor keperilakuan organisasi (pelatihan, kejelasan tujuan, dan dukungan atasan) yang diterima pegawai dapat meningkatkan secara signifikan konflik afektif di Kabupaten Boyolali. Berdasar hal tersebut, mengindikasikan bahwa keperilakuan organisasi yang telah diterima pegawai mampu meningkatkan konflik afektif di Kabupaten Boyolali dengan baik. Konflik afektif cenderung melibatkan persepsi yang mengancam posisi seseorang di dalam suatu kelompok, pertikaian, frustasi dan firksi antara pribadi seseorang dengan nilai norma yang ada (Petersen, 1983; Ross, 1989 dan Amason, 1996 dalam Chenhall, 2004). Beberapa kasus yang terdapat dalam penelitian Chenhall (2004) mengenai implementasi Activity Based Costing Manajemen, konflik afektif ini berpotensi dapat mengurangi kegunaan ABCM untuk perencanaan produk dan manajemen biaya. Konflik afektif yang memgancam posisi seseorang, pertikaian, dan frustasi, merupakan suatu tekanan yang diserap sebagai bentuk motivasi yang diberikan untuk meningkatkan perilaku yang dimiliki masing-masing individu. Dengan tekanan yag ada, tiap individu diharapkan agar lebih berhati-hati dalam berperilaku agar sistem yang dijalankan tidak disalahgunakan. Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa konflik afektif berhubungan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,017 < 0,05 (pada level signifikansi 5%). Dengan hasil penelitian pada hipotesis kelima diketahui konflik afektif berhubungan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, hal ini dikarenakan bahwa konflik afektif pada pegawai dapat memperlambat komunikasi dan proses kognitif, mengurangi kekohesifan kelompok dalam menerima ide baru, dan usaha saling menjatuhkan diantara anggota tim sehingga dapat menghambat kesuksesan. Dengan adanya tekanan-tekanan pada setiap individu, akan menimbulkan persaingan di antara mereka. Dengan adanya persaingan tersebut, diharapkan

dapat memberikan output yang berkualitas tinggi dari pekerjaan yang telah dilaksanakan. E. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi daerah dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,001 < 0,01. 2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik kognitif dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05. 3. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti bahwa keperilakuan organisasi berhubungan signifikan positif terhadap konflik afektif dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,000 (***) < 0,01. 4. Hipotesis keempat dalam penelitian ini terbukti bahwa konflik kognitif berhubungan signifikan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,000 (***) < 0,01 (pada level signifikansi 1%). 5. Hipotesis kelima dalam penelitian ini terbukti bahwa konflik afektif berhubungan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,017 < 0,05. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola SKPD di Kabupaten Boyolali maupun bagi penelitian selanjutnya: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah bahwa suatu implementasi sistem tidak hanya berdasarkan kemampuan

teknis dan dana belaka, tetapi perilaku dari kegunaan atau pengguna juga perlu diperhatikan. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang signifikan pada Kegunaan Sistem akuntansi Keuangan di Kabupaten Boyolali. Budaya barat mengakui bahwa konflik kognitif merupakan konflik positif. Hal ini tidak berlaku di budaya timur dimana baik konflik kognitif maupun afektif ditekan karena menimbulkan perpecahan. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan bias pada hasil penelitian. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih banyak dan tidak terbatas pada masing-masing SKPD dinas saja, namun diperluas untuk seluruh dinas di Pemerintahan Kabupaten maupun Pemerintahan Kota. Perlu dilakukan pengembangan Instrumen, yaitu disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan yang diteliti. 2. Penelitian ini mempunyai implikasi yang luas di masa yang akan datang, terutama untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan hubungan faktor keperilakuan dalam kontribusi dengan bahan pertimbangan dalam implementasi Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan perilaku penggunna. DAFTAR PUSTAKA Ardi Hamzah, 2009, Pengaruh Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Usaha, Faktor Sosial sesuaian Tugas dan Kondiisi yang Memfasilitasi Pemakai Terhadap Minat Pemanfaatan Sistem Informasi ( Studi Empiris pada Pemerintahan Kabupaten di Pulau Madura), Simposium Nasional Teknologi Informasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Afiah, 2004, Pengaruh kompetensi anggota DPRD, kompetensi aparatur pemerintah daerah pelaksanaan sisitem informasi akuntansi, pengganggaran serta kualitas informasi keuangan terhadap prinsip-prinsip tata kelola pemerintah daerah yang baik (survey pada kabupaten/ kota jawa barat). Desertasi Doktor pada Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung. Azhar, 2008, Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Aceh, Thesis S2 Universitas Sumatra Utara.

Bandura,1989, Social Cognitive Theory of Organizational Management, Academy of Management Review, Vol 14:361-384. Chenhall, R.H (2004), The Role of Cognitif and Affective Conflict in Early Implementation of Activity-Based Cost Management. Behavioral Reaserch in Accounting 16:19 Dunkk, A dan H. Perera, 1997, The incidence of budgetary slack: A field study exploration, Accounting Auditing and Accountability, Journal, 10(5): 649-664. Ferdinand, Agusty. 2002. Structure Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang: BPFE Undip. Ferdinand, Agusty. 2005. Structure Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang: BPFE Undip. Ghozali, I. 2005. Model Persamaan Struktural. Semarang: UNDIP. Ghozali Imam (2007), Model Persamaan Struktur Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS Versi 16.0 Badan Penerbit Universits Diponegoro, Semarang. Hendriksen, M.C. dan B.M.F. Van. 2005, Accounting Theory, Ed. New Jersey; Person Education, Inc. Heri Hidayat, 2008, Analisis Implikasi Ketidaksesuaian Rancangan Sistem Informasi Keuangan Pemerintah Daerah (SIKPD) Way Kanan Dengan Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Dan Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Daerah Kabupate Way Kanan, Thesis S2 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Indriasari, Desi, 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA XI. Pontianak. Karunia Sari Nur, Pangesti, 2008, Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan SKPD: Studi Kasus Penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 di Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, Thesis S2 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Latifah, Lyna dan S. Arifin, 2007. Faktor Keprilakuan Organisasi dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. SNA X. Makasar.

Mahmudi (2007), Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, YKPN, Yogyakarta. Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 2 No.1, Hal 1-17. Nurlela, Siti dan Rahmawati, 2010, Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di subosukawonosraten. SNA XIII, Purwokerto. Pamungkas, B, 2005, Pengaruh kualitas Peraturan Perndang-undangan, penerapan akuntansi keuangan sektor publik dan penerapan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (survey pada pemerintah kabupaten dan pemerintah kota dipropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), Desertasi Doktor pada Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Republik Indonesia. Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Republik Indonesia. Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab Keuangan Negara. Republik Indonesia. Undang-undang RI. No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Republik Indonesia. Undang-undang RI. No. 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Rohman Abdul, 2009, Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah

Daerah (survey pada Pemda di Jawa Tengah), Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 9, No. 1, Februari 2009 : 21 32. Santoso, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wijanto dan Istiningsih, 2007, Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, Dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Sofware Akuntansi, Simposium Nasional Akuntansi, Pontianak.