Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

METODE PEMBEBANAN BOP

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI DASAR DALAM PENERAPAN BIAYA PRODUKSI PADA UD. MULYADI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya ,3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK PENETAPAN HARGA JUAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi

Diajukan oleh : Yunanto D

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING

BAB 2 TINJAUAN TEORI

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

SKRIPSI. Disusun oleh: LUKI RAMADHAN NPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO ROTI GREEN BAKERY AND CAKE. Islammiati

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. metode tradisional dalam menghitung harga pokok produksi. Metode tradisonal atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan 3 Activity Based Costing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHIASAN PERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI PT. X SKRIPSI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL

Nisaa Aqmarina EB10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA INDUSTRI MEBEL

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB III METODE PENELITIAN

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

Transkripsi:

Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual Screw Mixer dengan Metode Based Costing (ABC) System (Studi Kasus pada PT. Srikaya Putra Mas) Yulia Riski Lestari 1, Renanda Nia Rachmadita, dan R.A Norromadani Yuniati. 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 3 Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 Email: yulia.efendy@gmail.com Abstrak PT. Srikaya Putra Mas (SPM) merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan fabrikasi di Indonesia yang memproduksi berbagai macam kebutuhan perusahaan industri lain dengan spesialisasi Mechanical dan Electrical Engineering. Dalam perhitungan harga pokok produksi, perusahaan ini hanya mempertimbangkan harga bahan baku material dan jasa. Hal ini masih kurang tepat dan belum terperinci. Perhitungan harga pokok produksi sangat mempengaruhi besarnya harga jual dan laba yang diperoleh oleh perusahaan. Perhitungan harga pokok produksi akan lebih akurat apabila menggunakan metode Based Costing (ABC) System. Based Costing (ABC) System merupakan metode penentuan harga pokok yang menelusuri biaya keseluruh aktivitas dan pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode yang digunakan perusahaan, biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah unit produksi. Pada Based Costing (ABC) System, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa cost driver sehingga Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas. Perhitungan harga pokok produksi dan harga jual menggunakan metode Based Costing (ABC) System diharapkan mampu memperoleh hasil yang lebih akurat dan mengetahui apakah terjadi pembebanan biaya produk terlalu rendah (undercosted) atau atau pembebanan biaya terlau tinggi (overcosted). Kata kunci : Based Costing System, Harga Jual, Harga Pokok Produksi. 1. PENDAHULUAN Kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat, baik skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Banyaknya perusahaan industri yang terus menerus bermunculan, akan menimbulkan suatu persaingan diantara industri sejenis maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk perusahaan tersebut. (Sihite dkk, 01). Elemen-elemen yang membentuk Harga Pokok Produksi (HPP) dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yakni bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Ketiga biaya tersebut harus dicatat dan diklasifikasikan secara cermat sesuai dengan jenis dan sifat biaya tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah perusahaan mengetahui berapa besarnya biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk yang disebut harga pokok produksi. (Setiadi dkk, 014). PT. Srikaya Putra Mas (SPM) merupakan salah satu perusahaan konstruksi dan fabrikasi di Indonesia yang memproduksi berbagai macam kebutuhan perusahaan industri lain dengan spesialisasi Mechanical dan Electrical Engineering, salah satunya adalah Screw Mixer. Screw Mixer ini adalah produk permintaan dari perusahaan PT. Wonokoyo Jaya Corp yang bergerak dibidang industri perunggasan terpadu.selama pengerjaan proyek, hal yang harus dipertimbangkan perusahaan adalah jumlah tenaga kerja, material yang dipakai berupa kualitas dan kekuatan material, 367

dan mesin yang digunakan untuk menyelesaian produk. Jumlah estimator di PT. Srikaya Putra Mas terbatas yaitu hanya terdiri oleh orang, perhitungan harga pokok produksi dan harga jual untuk proyek Screw Mixer belum terperinci dan hanya sampai pada harga material dan jasa. Untuk memperbaiki sistem perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk Screw Mixer selanjutnya dan produk lainnya di PT. Srikaya Putra Mas, penulis melakukan penelitian mengenai harga pokok produksi dan harga jual menggunakan metode Based Costing (ABC) System sehingga didapatkan harga jual yang lebih menguntungkan pihak perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan perusahaan sejenis lainnya.. METODOLOGI.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dengan Metode Based Costing (ABC) System Menurut Hansen, dkk (006:153-164) dalam Sitorus (016) ada dua tahap yang harus dilakukan untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan sistem Based Costing, yaitu prosedur tahap pertama meliputi identifikasi aktivitas, pembebanan biaya ke aktivitas, pembebanan biaya aktivitas pada aktivitas lain, pembebanan biaya pada produk, pengelompokan biaya aktivitas yang homogen, serta menghitung tarif (overhead) kelompok dengan rumus sebagai berikut: Pool Rate = Total BOP Kelompok Aktivitas Tertentu (.1) Cost Driver Prosedur tahap kedua adalah melakukan perhitungan pembebanan biaya overhead yang dihitung menggunakan rumus berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif Kelompok x Unit Cost Driver (.).. Penentuan Harga Jual Berdasarkan Metode Based Costing (ABC) System Menurut Mulyadi (007:347) dalam Adi (013) metode penentuan harga jual berdasarkan Based Costing System (ABC) adalah sebagai berikut: Markup = % Markup x Cost (.3) Harga jual per unit = Total cost + Markup (.4).3. Biaya Depresiasi Menurut Rudianto (1995) metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa bekurangnya nilai suatu asset berlangsung secara linier (proporsional). Besarnya depresiasi tiap tahun dengan metode garis lurus dihitung berdasarkan: D t = P S N (.5) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Biaya Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan yang membentuk produk atau barang jadi. Detail biaya bahan baku langsung dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Biaya Bahan Baku No. Jenis Material Berat Harga/kg Total Harga 1. Main Shaft Pipe SUS 304 (SCH.40) 67,7 kg Rp 9.000 Rp 605.430. Shaft S45C 56,16 kg Rp 38.000 Rp.134.080 3. Plate Screw 4 x 8 SS.400 31,8 kg Rp 100.000 Rp 3.180.000 Jumlah Rp 5.919.510 Sumber: Data Sekunder PT. Srikaya Putra Mas, 016 (telah diolah). 3.. Biaya Tenaga Detail biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel. Biaya Tenaga 368

No. Nama Posisi Jumlah Jam Biaya per jam Total Perolehan 1. Muslan Marker 6 jam Rp 19.57,8 Rp 115.546,9. Badruki Harianto Cutter 7 jam Rp 19.57,8 Rp 134.804,7 3. Supryanto Operator Rp 19.156,5 Rp 1.034.437,5 54 jam Forming 4. Fery Sujarwo Helper 54 jam Rp 19.031,5 Rp 1.07.687,5 5. Slamet Wariyanto Operator Mesin Bubut 7 jam Rp 19.000 Rp 133.000 6. Hadi Sutikno Operator Mesin Milling 1 jam Rp 19.031,5 Rp 19.031,5 7. Joko Santoso Welder 6,67 jam Rp 19.593,75 Rp 130.690,3 8. Supardi Finisher jam Rp 19.656,5 Rp 39.31,5 Jumlah Rp.634.510,65 Sumber: Data Primer PT. Srikaya Putra Mas, 016 (telah diolah). 3.3. Biaya Overhead Pabrik Detail biaya overhead dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Biaya Overhead Pabrik No. Uraian Total Perolehan 1. Gaji Estimator Rp 656.50. Gaji Welding Inspector Rp 4.875.000 3. Gaji Kepala Produksi Rp 7.500.000 4. Gaji Kepala Gudang Rp 4.875.000 5. Gaji Pegawai Administrasi Rp.35.000 6. Gaji Supir Rp 66.000 7. Gaji Pekerja Pemasangan dan Uji Coba (Proyek) Rp 3.600.000 8. Biaya Listrik Proses Pemesinan Rp 93.70,36 9. Biaya Bahan Pembantu Rp 533.800 10 Biaya Perawatan Mesin Rp 44.00 11. Biaya Rp 47.161,116 1. Biaya Bahan Bakar Truk Rp 500.000 13. Biaya Listrik Pabrik Rp 1.56.517,64 14. Biaya Listrik Kantor (Administrasi) Rp 449.930 15. Biaya Air Rp 01.600 Jumlah Rp 7.61.79,1 Sumber: Hasil Perhitungan, 017. 3.4. Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Menggunakan Metode Perusahaan 1. Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp 37.563.810. Harga Jual sebesar Rp 56.345.715 3.5. Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Menggunakan Metode Based Costing Metode ini mempunyai dua tahap utama dalam menentukan harga pokok produksi: 1. Prosedur Tahap Pertama a. Menggolongkam Aktivitas Tabel 4. Identifikasi Aktivitas No. Tahap Proses Produksi Aktivitas yang Muncul 1. Administrasi Gaji Tenaga Tidak. Penawaran Harga oleh Estimator di Ruang Meeting 369

3. Pengadaan Bahan Baku Utama dan Penolong Gaji Tenaga Tidak Konsumsi Bahan Bakar Gaji Tenaga Tidak 4. Pergudangan Gaji Tenaga Tidak 5. Pengendalian Mutu, Monitoring Kegiatan Produksi oleh Kepala Produksi dan Welding Inspector 6. Proses Pemesinan dengan Mesin Bubut untuk Shaft S45C 7. Proses Pemesinan dengan Mesin Milling untuk Main Shaft Pipe SCH.40 Gaji Tenaga Tidak Perawatan Mesin Konsumsi Pahat Perawatan Mesin Tabel 4. Identifikasi Aktivitas (lanjutan) No. Tahap Proses Produksi Aktivitas yang Muncul 8. Proses Pemotongan Plate Screw 4 x 8 SS.400 dengan Peralatan Blander 9. Proses Pembentukan daun Screw Mixer dengan Peralatan Blander dan Cetakan Forming Manual Konsumsi Oksigen dan Elpigi Konsumsi Oksigen dan Elpigi 10. Proses Pengelasan dengan las SMAW Konsumsi Elektroda 11. Proses Finishing Konsumsi Brushing 1. Jasa Pengiriman Konsumsi Bahan Bakar 13. Proses Pemasangan dan Uji Coba Gaji Tenaga Tidak Sumber: Hasil Penelitian, 017. b. Menentukan Cost Driver dan Cost Pool Setiap aktivitas yang terjadi dalam proses produksi tentunya akan menimbulkan biaya. Biaya biaya yang terjadi selama proses produksi dapat muncul dikarenakan terdapat suatu pemicu biaya. Suatu biaya overhead dapat dikatakan homogen apabila menggunakan cost driver yang sama. Tabel 5. Cost Driver dan Cost Pool No. Aktivitas Kategori Aktivitas Cost Driver Cost Pool 1. Biaya Listrik Unit Level Jumlah Jam Mesin 1 Pemesinan. Biaya Set Up Unit Level Jumlah Jam Mesin 1 370

3. Gaji Estimator Product Level Jumlah Jam Tenaga 4. Gaji Welding Product Level Jumlah Jam Tenaga Inspector 5. Gaji Kepala Product Level Jumlah Jam Tenaga Produksi 6. Gaji Kepala Gudang Product Level Jumlah Jam Tenaga 7. Gaji Pekerja Proyek Product Level Jumlah Jam Tenaga 8. Gaji Pegawai Product Level Jumlah Jam Tenaga Admin 9. Biaya Bahan Product Level Volume Produksi Pembantu 10. Biaya Penyusutan Facility Level Jumlah Jam Mesin Mesin 11. Biaya Perawatan Facility Level Jumlah Jam Mesin Mesin 1. Biaya Listrik Facility Level Jumlah Jam Tenaga Kantror 13. Biaya Listrik Pabrik Facility Level Jumlah Jam Tenaga 14. Biaya Air Facility Level Jumlah Jam Tenaga 15. Gaji Supir Facility Level Jumlah Jam Tenaga 16. Biaya Bahan Bakar Facility Level Jumlah Jam Tenaga Truk Sumber: Hasil Penelitian, 017. c. Menetapkan Pool Rate Setiap cost pool memiliki pool rate masing-masing Tabel 6. Perhitungan Pool Rate Cost Pool Cost Driver Pool Rate Satuan 1 Jumlah jam Mesin Rp 39.715,85 Per jam Jumlah Jam Tenaga Rp 7.55,3 Per jam 3 Volume Produksi Rp 533.800 Per unit Sumber: Hasil Perhitungan, 017. 3 1 1. Prosedur Tahap Kedua a. Membebankan Biaya ke Produk Biaya overhead per unit yang dibebankan ke produk dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya overhead yang dipengaruhi oleh ketiga pool rate. Tabel 7. Perhitungan Biaya Overhead Biaya Overhead Pool Rate Pool Rate 1 Rp 58.631,5 Pool Rate Rp 6.505.97,64 Pool Rate 3 Rp 533.800 Jumlah Rp 7.61.79,14 Sumber: Hasil Perhitungan, 017. 3. Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual dengan Metode Based Costing Markup = % Markup x Cost = 50% x (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga + Biaya Overhead Pabrik) = 50% x (Rp 5.919.510 + Rp.634.510,65 + Rp 7.61.79,14 ) = 50% x Rp 36.175.749,79 371

= Rp 18.087.874,9 Harga jual per unit = Total cost + Markup = Rp 36.175.749,79 + Rp 18.087.874,9 = Rp 54.63.64,69 4. KESIMPULAN Besarnya harga pokok produksi Screw Mixer menggunakan metode Based Costing (ABC) adalah sebesar Rp 36.175.749,79 per unit sedangkan pada metode perusahaan adalah sebesar Rp 37.563.810. Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dapat diperoleh harga jual menggunakan metode perusahaan adalah sebesar Rp 56.345.715 sedangkan menggunakan metode Based Costing (ABC) adalah sebesar Rp 54.63.64,69. Terdapat selisih sebesar Rp.08.090,31. Perolehan harga jual produk menggunakan metode Based Costing lebih sedikit dibandingkan metode yang diterapkan perusahaan. Hal ini disebabkan karena perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode yang diterapkan perusahaan mengalami pembebanan biaya yang lebih banyak dari yang seharusnya (overcosting). 5. DAFTAR NOTASI % markup = Laba yang diharapkan D t = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = ongkos awal dari asset yang bersangkutan S = nilai sisa dari asset tersebut N = masa pakai (umur) dari asset tersebut dinyatakan dalam tahun 6. DAFTAR PUSTAKA Adi, Imam Triono. (013) Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan activity based costing untuk menentukan harga jual, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, (1). Rudianto. (1995) Pengantar Akuntansi, Jakarta: Erlangga. Setiadi, dkk. (014) Perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 14 (). Sihite, dkk. (01) Ananlisis penentuan harga pokok produksi pada perusahaan garam beryodium, Diponegoro Journal of Acounting, 1 (), pp. 1-15. Sitorus, Desy Ratnasary. (016) Analis penentuan harga pokok produksi berdasarkan system activity based costing pada usaha tahu sedap bu tarmi, e-journal Ilmu Administrasi Bisnis, 4 (), pp. 313-36. 37