BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

BAB II LANDASAN TEORI

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

Universitas Sumatera Utara

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL, KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI, KALIMANTAN TIMUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

EFEKTIVITAS PROSES PEMBUANGAN UDARA MELALUI PIPA CONDENSATE PADA STASIUN REBUSAN (STYLIZER) DI PABRIK KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon (Rheunion) atau Mauritius

Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KEC. KARANGAN, KAB. KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR. Oleh MARDIYYAH NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. WARU KALTIM PLANTATION (WKP) DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT. SASANA YUDHA BHAKTI SATRIA OIL MILL DAN KERNEL CRUSHING PLANT DESA GUNUNG SARI KEC

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Laporan PKL : Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Tri Tunggal Sentra Buana. : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1848, dibawa dari Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari nigeria, Afrika

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MAKALAH FLUID MIXING CLARIFIER TANK PADA PT.HINDOLI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

PENGARUH SUHU PADA CRUDE OIL TANK (COT) TERHADAP KADAR AIR DARI MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN. IV KEBUN ADOLINA KARYA ILMIAH

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

Oleh LISKIARNI NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASILPERKEBUNAN JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan pabrik yang mengolah TBS (Tandan

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada beragam. nonpangan. Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit

1 Pendahuluan. Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) ISSN X

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PRIMA SAWIT KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR. Oleh : GUSLI NIM.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PT. SWAKARSA SINARSENTOSA KEC. MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR MUKLIS NIM

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SASANA YUDHA BAKTI SATRIA OIL MILL DESA GUNUNG SARI KEC. TABANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel). Pengolahan minyak kelapa sawit adalah untuk memperoleh minyak sawit yang berasal dari daging buah (mesocarp) kelapa sawit, sedangkan pengolahan inti sawit adalah untuk memperoleh inti sawit yang berasal dari biji (nut) kelapa sawit. Sebelum Tandan Buah Segar (TBS) masuk kedalam proses pengolahan, TBS terlebih dahulu ditimbang dan disortir. Proses penimbangan dilakukan di jembatan timbang (weight bridge) yang berfungsi untuk mengetahui berat TBS tersebut. Setelah melakukan penimbangan, selanjutnya TBS untuk dibawa ke loading ramp untuk dilakukan sortasi TBS untuk menyortir buah masak normal, mentah maupun busuk. Setelah disortir, TBS kemudian dibawa ke stasiun rebusan menggunakan lori untuk horizontal sterilizer dan menggunakan scrapper jika menggunakan vertical sterilizer. Setelah buah direbus didalam sterilizer, Tandan Buah Rebus (TBR) kemudian dibawa menuju stasiun pemipilan (tresher) untuk memisahkan antara tandan dengan berondolan. Tandan yang sudah terpipil dari berondolannya kemudian akan dibawa menggunakan empty bunch conveyor, yang kemudian akan menuju empty bunch hopper. Berondolan yang telah terpipil tersebut akan menuju stasiun press. Berondolan tersebut dilumat menggunakan mesin digester agar proses press berondolan akan lebih mudah. Setelah pelumatan berondolan yang sudah dilumat kemudian tersebut akan dipress menggunakan screw press.di mesin screw press berondolan akan diperas sehingga akan terpisah antara cake (campuran antara serat dan nut sawit) dan crude oil (minyak kasar sawit). Cake yang berasal dari screw press akan menuju Cake Breaker Conveyor (CBC). 4

Disini cake tersebut akan digemburkan sehingga serta yang lengket akan terpisah dari nut. Kemudian nut yang sudah terpisah antara serabut dan nut akan dipisahkan menggunakan depericarper, nut akan kebawah menuju nut polishing drum dan serabut akan menuju boiler sebagai bahan bakar. Nut yang di polishing drum akan dihaluskan kembali dari serat yang masih melengket. Setelah dari nut polishing drum, maka nut tersebut akan dipecahkan menggunakan Ripple Mill. Dari Ripple Mill akan terpisah antara cangkang dan inti sawit. Cangkang akan dipisahkan kemudian akan menjadi bahan bakar boiler sedangkan inti sawit yang telah dipisahkan akan terpisah antara cangkang di Light Tenera Dust Separator dan Claybath/ Hydricyclone dan dikeringkan di Kernel Dryer dan dikumpulkan di Kernel Storage. Crude Oil yang berasal dari screw press kemudian akan dibersihkan pertama di sand trap tank, untuk memisahkan antara crude oil dan pasirpasir dengan proses sedimentasi. Kemudian crude oil tersebut akan menuju ayakan getar (vibro separator) yang akan memisahkan antara crude oil dengan sludge yang masih melekat pada crude oil. Setelah dari ayakan getar, crude oil akan disedimentasikan kembali di crude oil tank untuk memisahkan antara crude oil dengan kotoran. Dari crude oil tank, minyak dipompakan menuju Continious Settling Tank (CST). Di alat ini minyak akan disedimentasikan kembali sehingga akan terpisah antara minyak, sludge dan non oil solid. Minyak dari Continious Settling Tank kemudian menuju oil tank, pada alat ini minyak akan dimurnikan kembali dengan cara sedimentasi. Setelah dari oil tank, minyak sawit menuju oil purifier, untuk memisahkan minyak sawit dengan air dengan cara sentrifugal. Kemudian minyak sawit dari oil purifier akan dipompakan menuju vacuum dryer untuk meminimalisasi air dalam minyak dengan cara kehampaan udara. Setelah dari vacuum dryer 5

maka minyak sawit tersebut akan dikumpulkan didalam tangki timbun (storage tank) Sedangkan sludge dari Continious Settling Tank (CST) akan menuju sludge tank. Pada alat ini sludge akan terpisah antara minyak dan sludge, minyak akan menuju Continious Setling Tank (CST) sedangkan sludge akan dipisahkan lagi di sludge separator dengan cara sentrifugal, sehingga akan terpisah antara minyak dan sludge. Minyak akan menuju Continious Settling Tank (CST) sedangkan sludge akan menuju fatfit yang selanjutnya akan menuju ke kolam limbah (Naibaho : 1996). 2.2. Proses Dan Tujuan Pemurnian Minyak Minyak kasar (crude oil) yang keluar dari Screw Press masih mengandung kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena itu harus dilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan yang tidak sesuai ketentuan norma. Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak, air dan kotoran seperti pasir dan lumpur dengan sistem sentrifuse dan pengendapan. Maka dengan proses ini akan dihasilkan minyak sawit mentah. Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan kotoran dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan hasil olahan lainnya. Sedangkan sisa olahannya yang berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya. Cairan memiliki beberapa partikel yang sulit dipisahkan dengan satu cara, maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air dengan beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan 6

dengan berdasarkan prinsip penyaringan, pengendapan, pemanasan, putaran dan sebagainya. Di Vertical Clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak, air dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari Vertical Clarifier Tank selanjutnya dikirim ke oil tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Sludge merupakan fase campuran yang masih mengandung minyak. Di pabrik kelapa sawit sludge diolah kembali untuk mendapatkan minyaknya yang masih terkandung dalam sludge (Iyung Pahan,2006). Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan akan disalurkan menuju saringan getar (vibrating screen) untuk disaring, agar kotoran berupa serabut kasar tersebut disalurkan ketangki penampungan minyak kasar / Crude Oil Tank. Minyak kasar yang terkumpul di Crude Oil Tank dipanaskan hingga 90-95 c. Menaikkan temperatur minyak sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara minyak, air dan lumpur (Sludge), sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan. Selanjutnya minyak dari Crude Oil Tank di kirim ke Vertical Clarifier Tank. Tujuan Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengepresan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa solid, sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihan/pemurnian minyak kasar adalah agar mendapatkan minyak dengan kualitas yang sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang tinggi. 2.3. Alur Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Pada Stasiun Klarifikasi Minyak yang berasal dari hasil press masih banyak mengandung kotoran yang berasal dari daging buah seperti sludge, serabut, pecahan cangkang dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi kualitas mutu tinggi, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Stasiun klarifikasi terdiri dari beberapa unit alat pengolahan untuk memurnikan 7

minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Vertical Clarifier Tank, Oil Tank, Oil Purifier, Vacum Dryer, Sludge Tank, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank. 2.4. Alat-Alat Yang Berperan Dalam Proses Pemurnian Minyak 1. Sand Trap Tank berfungsi untuk mengendapkan pasir-pasir atau kotoran. 2. Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat dan kotoran lainnya. 3. Crude Oil Tank berfungsi untuk penambahan panas dan juga untuk pengendapan kotoran-kotoran. 4. Vertical Clarifier Tank berfungsi untuk pemisahan pertama dari minyak kasar menjadi minyak dan sludge. 5. Oil Tank berfungsi untuk menampung minyak hasil dari pemisahan di Vertical Clarifier Tank. 6. Oil Purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran Crude Palm Oil. 7. Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air Crude Palm Oil. 8. Sludge Tank brfungsi untuk menampung sludge hasil dari pemisahan Vertical Clarifier Tank. 9. Sludge Centrifuge berfungsi untuk mengutip minyak yang masih terkandung dalam sludge. 10. Fat Pit berfungsi untuk tempat penampungan sluge yang akan dikirim ke kolam limbah. 11. Storage Tank berfungsi untuk tempat penyimpanan Crude Palm Oil produksi. Faktor-Faktor Pada Proses Pemurnian Minyak Faktor-faktor pendukung yang berperan penting pada proses pemurnian minyak kelapa sawit adalah : 8

1. Temperatur minyak untuk proses pemurnian harus dapat disesuaikan, karena hal tersebut berhubungan erat dengan berat jenis dan viskositas minyak yang akan diperoses. Oleh karena itu, temperatur minyak sawit untuk proses pemurnian harus dipanaskan terlebih dahulu di Crude Oil Tank dengan suhu 90-95 c. 2. Berat jenis fluida pada proses pemurnian, berat jenis fluida yang masuk sangat erat hubunganya dengan temperatur minyak yang masuk. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperatur suatu zat, maka akan semakin ringan pula berat jenis zat tersebut. Jadi pada saat proses pemurnian berlangsung dengan suhu yang telah ditentukan, maka akan sangat mendukung berlangsungnya proses pemurnian CPO disamping akibat adanya gaya sentrifugal yang timbul. 3. Kapasitas olah yang dimaksud pada proses pemurnian minyak sawit ini adalah pengaturan debit minyak yang masuk untuk proses pemurnian CPO. Agar dapat diperoleh hasil proses pemurnian dengan baik, maka pengaturan kapasitas minyak masuk harus selalu dilakukan pada saat peralatan mulai operasi, pada saat operasi telah berlangsung dan pada saat operasi peralatan akan selesai. Dengan penyesuaian kapasitas minyak masuk akan dapat diperoleh hasil pemurnian yang baik dan sesuai dengan jumlah dan mutu yang diinginkan. 4. Pengaruh gaya gravitasi terhadap seluruh pertikel. Gaya gravitasi ini dipergunakan untuk memisahkan partikel padat dan juga kepada pertikel cair. Semakin besar perbedaanya berat partikelnya, maka semakin mudah memisahkannya. 5. Waktu sentrifugal adalah lamanya waktu proses sentrifugasi, dalam hal ini terfokus pada proses dari pemurnian di Oil Purifier, dimana didalam prosesnya tersebut menggunakan prinsip kerja dari gaya sentrifugal. 9

2.5. Vertical Clarifier Tank Vertical Clarifier Tank berfungsi untuk pemisahan pertama dari minyak kasar menjadi minyak dan sludge dimana pemisahan ini dilakukan dengan cara pengendapan. (Edy Bakti Bangun, 1991) Minyak hasil dari pemisahan pengendapan pada Vertical Clarifier Tank dialirkan kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank. Untuk mengetahui bahwa performa kerja Vertical Clarifier Tank tersebut masih bagus, maka dapat diketahui dengan cara mengecek kandungan minyak pada sludge di under flow. Untuk mempertahankan suhu pada Vertikal Clarifier Tank dilakukan pemanasan dengan uap. Pada beberapa desain terdapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup dan pipa uap terbuka. (Ponten M. Naibaho, 1996) Gambar 2.1 Vertical Clarifier Tank Keterangan gambar : 1. Elektromotor 2. Skimmer oil 3. Agitator 4. Input crude oil 5. Skimmer sludge underflow 6. Pipa underflow 7. Pipa Blow down 10

2.6. Proses Pemisahan Dalam Vertical Clarifier Tank Dimana pemisahan terjadi karena perbedaan berat jenis, secara berat jenis yang lebih ringan yaitu minyak akan berada dibagian atas sedangkan berat jenis yang berat yaitu pasir atau lumpur akan berada pada bagian bawah. Proses pemisahan ini dipengaruhi oleh: 1. Tempratur yaitu 90-95ºC 2. Putaran Stirer atau Agitator 3. Blow down, dilakukan secara rutin. (Setiono, 2010) 2.7. Kondisi Operasi Pemisahan Vertical Clarifier Tank Kondisi oprasi pemisahan Vertical Clarifier Tank adalah : 1. Pertahankan temperatur selama priode pemisahan minimal 90ºC. 2. Pengontrolan terhadap pengenceran (delution). 3. Gunakan alat pengaduk (steering device). 4. Waktu tahan (retention time) kurang lebih 4-5 jam. 5. Pengaturan oil skimmer (alat penangkap minyak) 6. Pembuangan (blow down) sludge pada tanki. (Mangoensoekarjo, S. 2003) 11