SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP RANGKAIAN ARUS SEARAH PADA SISWA MAN 1 JEMBER KELAS XII. Rahmawati

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XII PADA MATERI POKOK GELOMBANG CAHAYA DI SMA. Nur Fitriah Andriyani

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

REMEDI MISKONSEPSI BEBERAPA KONSEP LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA MELALUI SIMULASI PhET DISERTAI LKS SKRIPSI. Oleh. Evin Andriani NIM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X

KISI-KISI SOAL. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

Analisis Pemahaman Siswa Tentang Momen Inersia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Biromaru

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Analisis Intrumen Tes Diagnostik Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) Bentuk Four-Tier Test pada Beberapa SMA di Bandung Raya

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FISIKA XI SMA 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

KAJIAN KINEMATIKA DAN DINAMIKA GERAK PADA JALUR GUNUNG GUMITIR SEBAGAI RANCANGAN BAHAN AJAR FISIKA DI SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

PENGEMBANGAN PERANGKAT EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS WEB DI SMA (uji coba pada pokok bahasan optika geometri dan dinamika rotasi) SKRIPSI

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB IV HASIL PENELITIAN

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK. Adhitya Rahardhian

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI.

PROGRAM TAHUNAN. Nama Sekolah : SMA N 1 Banguntapan Mata Pelajaran : Fisika. Tahun Pelajaran : 2016/2017 KOMPETENSI INTI ALOKASI WAKTU SEM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

Pengaruh Model Direct Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Siswa

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM

SKRIPSI. Oleh. Jenny Oka Puspitasari NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Oleh. Yuliana Sandra Dewi NIM

BAB III METODE PENELITIAN

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

SOAL DINAMIKA ROTASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi, diartikan sebagai suatu upaya penyelidikan yang

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA DI KELAS XI IPA MAN SANGGAU LEDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E

METODE PRAKTIKUM DI DALAM PEMBELAJARAN PENGANTAR FISIKA SMA : STUDI KONSEP BESARAN DAN SATUAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

PENGGUNAAN STRATEGI IMAGE STREAMING (MENGALIR - KAN BAYANGAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

: Jenis Keseimbangan

FIsika DINAMIKA ROTASI

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 Pertemuan (8 jp x 45 menit)

Strukturisasi Materi GERAK MELINGKAR BERATURAN. Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL INKUIRI MODIFIKASI (MODIFIED INQUIRY) DISERTAI METODE FISH BOWL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

RPP 1 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Transkripsi:

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI KONSEP DINAMIKA ROTASI DENGAN METODE FOUR TIER PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 JEMBER Asni Furoidah Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Asnifur23@gmail.com Indrawati Program Studi PendidikanFisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Rayendra Wahyu B Program Studi PendidikanFisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK Pemahaman konsep dalam pembelajaran fisika merupakan sesuatu yang sangat mutlak diperoleh ketika siswa melakukan proses pembelajaran. Fisika yang banyak bersifat abstrak, tidak menuntut kemungkinan siswa akan bingung merumuskan suatu kejadian sehingga konsep yang didapat siswa berbeda dengan para ahli fisika. Konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut sebagai miskonsepsi. Miskonsepsi tidak dapat diketahui secara langsung karena bentuk miskonsepsi bisa saja terjadi karena miskonsepsi atau tidak tahu konsep. Oleh karena itu, diperlukan instrumen yang mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi konsep siswa pada materi dinamika rotasi dengan menggunakan tes diagnostik four tier. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sample penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA NEGERI 3 JEMBER yang terdiri dari XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Intrumen yang digunakan adalah tes four tier yang terdiri dari empat tingkatan. Tingkat pertama merupakan jawaban, tingkat kedua tingkat keyakinan dari jawaban, tingkat ketiga alasan dari jawaban, dan tingkat keempat tingkat keyakinan dari alasan. Soal tes diberikan sebanyak 10 butir soal tentang dinamika rotasi. Hasil diagnostik kepada siswa menunjukkan bahwa miskonsepsi terendah yang dialami siswa pada konsep momen gaya sebesar 45,86% dengan kategori miskonsepsi rendah. sedangkan miskonsepsi tertinggi yang dialami siswa pada kosep kecepatan linier pusat massa sebesar 80,25% dengan kategori miskonsepsi tinggi. Kata Kunci: Miskonsepsi, Tes Diagnostik, Four Tier PENDAHULIAN Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi pengetahuan meliputi Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah (Permedikbud, 2016). Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, maka penyelenggaraan mata pelajaran fisika di tingkat SMA/MA harus melatih siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep, dan prinsip fisika (Depdiknas, 2003). Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa menguasai berbagai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Prihandono, 2011:56).. Selama proses pembelajaran siswa tidak selalu menyerap informasi sepenuhnya, terlebih lagi pada mata pelajaran fisika yang bersifat abstrak dan memuat banyak konsep ilmiah. Pemahaman konsep dalam pembelajaran fisika merupakan sesuatu yang sangat mutlak diperoleh ketika siswa melakukan proses pembelajaran. Fisika yang banyak bersifat abstrak, tidak menuntut kemungkinan 1

siswa akan bingung merumuskan suatu kejadian sehingga konsep yang didapat siswa berbeda dengan para ahli fisika. Konsep awal yang dimiliki siswa disebut dengan konsepsi. Konsep awal atau konsepsi yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut sebagai miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan gejala negatif keadaan konseptual. Dampak yang diakibatkan dapat menyesatkan siswa dalam memahami dan menjelaskan fenomena alam sehingga menghambat proses 2

penerimaan informasi baru yang berkaitan dengan konsep tersebut. Ketika memproses informasi, struktur kognitif siswa mengalami konstruksi konsep. Struktur yang telah terhubung dapat bersifat resistan dan kokoh. Hal ini menyebabkan keyakinan siswa seringkali sangat kuat walaupun konsep yang dimilikinya tergolong miskonsepsi (Suhaili, 2016). Miskonsepsi tidak dapat diketahui secara langsung karena bentuk miskonsepsi bisa saja terjadi karena miskonsepsi atau tidak tahu konsep. Oleh karena itu, diperlukan instrumen yang mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Tes diganostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa, sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian penanganan yang tepat. Hughes (Suwarto, 2013) menyatakan bahwa tes diagnostik dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. Tujuan penggunaan tes ini adalah untuk menentukan pengajaran yang perlu dilakukan dimasa selanjutnya. Tes diagnostik adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar. Setiap tes disusun untuk menentukan satu atau lebih ketidakmampuan siswa. Instrumen penelitian ini diadobsi penelitian dari Dimas Syahrul (2015). Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes four tier. Kaltakci (2015) menyatakan bahwa instrumen tes diagnostik four tier ini lebih mengetahui kondisis pengetahuan siswa. Tes diagnostik four tier terdiri dari empat tingkatan. Tingkatan pertama yaitu pilihan ganda, tingkatan kedua yaitu tingkat keyakinan siswa, tingkat ketiga berupa alasan, dan yang keempat yaitu tingkat keyakinan dari alasan pada tingkatan ke tiga. Kelebihan dari four tier yaitu four tier lebih dapat menjelaskan kondisi siswa, yaitu bertambahnya tingkat keyakinan untuk tier pertama. Pola jawaban four tier ini dikelompokkan dalam empat kategori yang tercantum dalam tabel berikut: Salah+Y+Benra+T Salah+Y+Salah+T Salah+T+Benra+T Tabel 1. Pola Jawaban Kombinasi Four Tier Tingkat Tipe Jawaban Kode Soal Kategori Four Benar+Y+Salah+Y M Tier Benar+T+Salah+Y Miskonsepsi Salah+Y+Salah+Y Salah+T+Salah+Y Benar+Y+Benar+T Benar+Y+Salah+T Benar+T+Benar+Y Benar+T+Benar+T Benar+T+Salah+T Tidak Paham Konsep TPK 3

Ssalah+T+Salah+T Salah+Y+Benra+Y E Eror Salah+T+Benra+Y Benra+Y+Benar+Y Paham PK Konsep (Indah, 2015:382 ) Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti bermaksut melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep dinamika rotasi dengan metode four tier. Manfaat dari hasil tes diagnostik ini, yaitu dapat dijadikan referensi oleh pendidik dalam menentukan pola pembelajaran yang efektif di masa mendatang. 54% Sangat rendah (Purwanto, 2013: 102-103) METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penentuan tempat penelitian mengunakan teknik purposive sampling area, yaitu menentukan dengan sengaja daerah atau penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu (Arikunto, 2014:183). Tempat penelitian analisis miskonsepsi pada pembelajaran fisika pokok bahasan dinamika rotasi dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 3 Jember. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Prosedur penelitian dalam penelitian ini diawali dengan; (1) tahap pendahuluan yaitu dengan menentukan daerah penelitian, membuat surat izin penelitian, dan berkoordinasi dengan pihak sekolah serta guru mata pelajaran fisika untuk menentukan jadwal penelitian. (2) menentukan subjek penelitian yaitu 5 kelas XI SMAN 3 Jember dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 157 (3) pembuatan instrumen yaitu membuat seperangkat instrumen tes miskonsepsi konsep dinamika rotasi (4) pengumpulan data, (5) melakukan analisis data, (6) menarik kesimpulan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, dokumentasi, serta wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dengan menggunakan percentages correction. Rumus penilaian sebagai berikut: = 100% Selanjutnya menentukan kriteria dari rata-rata presentase tersebut berdasarkan tabel berikut: Tabel 2. Kategori Penilaian Persentase Miskonsepsi Persentase Kategori Miskonsepsi 86-100% Sangat tinggi 76-85% Tinggi 60-75% Sedang 55-59% 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Soal yang diberikan kepada responden merupakan soal tes pilihan ganda berupa alasan dengan instrumen yang digunakan yaitu instrumen four tier. Butir tes soal terdiri dari 10 soal. Setiap soal terdiri dari satu indikator soal. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Hasil Penletian Setiap Indikator Konsep Dinamika Rotasi No Unit Konsep Kategori M TPK E PK 1. Momen Gaya 54,8 17,2 5,1 36,3 6% % % 1% 2. Lengan Momen 75,8 15,92 11,4 5,1 % % 6% % 3. Momen Gaya 57,3 35,03 7,01 5,1 2% % % % 4. Momen Inersia 63,0 18,47 8,92 14,0 6% % % 1% 5. Teorema Sumbu 49,6 28,66 19,1 7,01 Paralel 8% % 1% % 6. Gerak 50,3 22,93 10,8 20,3 menggelinding 2% % 3% 8% sebagai kombinasi translasi dan rotasi 7. Kecepatan linier 80,2 19,75 3,82 0,64 pusat massa 5% % % % 8. Gerak 65,6 31,85 5,1 1,91 menggelinding 1% % % % sebagai rotasi murni 9. Momentum 54,1 43,31 2,55 4,46 sudut 4% % % % 10. Gerak 53,5 37,58 9,55 3,82 melingkar % % % Keterangan: M=Miskonsepsi, TPK= Tidak Paham Konsep, E=Eror, PK=Paham konsep. Berdasarkan tabel diatas disetiap indikator soal persentase terbanyak yaitu kategori miskonsepsi. Soal 1 mengalami miskonsepsi sebesar 54,86%., tidak paham konsep sebesar 17,2%, eror sebesar 5,1%, dan paham konsep sebesar 36,31%. Soal 2 mengalami miskonsepsi sebesar 75,8%., tidak paham konsep sebesar 15,92%, eror sebesar 11,46%, dan paham konsep sebesar 5,1%. Soal 3 mengalami miskonsepsi sebesar 57,32%., tidak paham konsep sebesar 35,03%, eror sebesar 7,01%, dan paham konsep sebesar 5,1%. Soal 4 mengalami miskonsepsi sebesar 63,06%., tidak paham konsep sebesar 18,47%, eror sebesar 8,92%, dan paham konsep sebesar 14,01%. Soal 5 mengalami miskonsepsi sebesar 49,68%., tidak paham konsep sebesar 28,66%, eror sebesar 19,11%, dan paham konsep sebesar 7,01%. Soal 6 mengalami miskonsepsi sebesar 50,32%., tidak paham konsep sebesar 22,93%, eror sebesar 10,83%, dan paham konsep sebesar 20,38%. Soal 7 mengalami miskonsepsi sebesar 80,25%., tidak paham konsep sebesar 19,75%, eror sebesar 3,82%, dan paham konsep sebesar 0,64%. Soal 8 mengalami miskonsepsi sebesar 65,61%., tidak paham konsep sebesar 31,85%, eror sebesar 5,1%, dan paham konsep sebesar 1,911%. Soal 9 mengalami miskonsepsi sebesar 54,14%., tidak paham konsep sebesar 43,31%, eror sebesar 2,55%, dan paham konsep sebesar 4,46%. Soal 10 mengalami miskonsepsi sebesar 53,5%., tidak paham konsep sebesar 37,5%, eror sebesar 9,55%, dan paham konsep sebesar 3,82%. Kategori miskonsepsi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Kategori Miskonsepsi Konsep Dinamika Rotasi No Unit Presentase Miskonsepsi Konsep Total 1 Momen 45,86% Sangat Gaya 2 Lengan 75,80% Tinggi Momen 3 Momen 57,32% Sangat Gaya 4 Momen 63,06% Sedang Inersia 5 Teorema 49,68% Sangat Sumbu Paralel 6 Gerak 50,32% Sangat menggelind ing sebagai kombinasi translasi dan rotasi 7 Kecepatan 80,25% Tinggi linier pusat massa 8 Gerak 65,61% Sedang menggelind ing sebagai 5

rotasi murni 9 Momentum 54,14% sudut 10 Gerak 53,50% melingkar Total 57,01% Konsep yang tercantum pada Tabel 4 merupakan konsep-konsep pada Dinamika Rotasi. berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui soal 1 mengalami miskonsepsi sebesar miskonsepsi terendah pada konsep momen gaya sebesar 45,86% dengan siswa yang menjawab misskonsepsi sebanyak 76 siswa. Siswa yang menjawab benar pada tier pertama sebanyak 90 siswa dan menjawab salah sebanyak 72 siswa. Jawaban alasan yang benar pada tier ketiga sebanyak 72 siswa dengan alasan gaya yang tegak lurus dengan vektor posisi menghasilkan torsi maksimal dan menjawab salah sebanyak 90 siswa dengan alasan yang berbeda beda yaitu sebanyak 8 siswa menjawab perkalian gaya dan vektor posisi sama halnya dengan perkalian biasa, menghasilkan nilai maksimum, sebanyak 16 siswa menjawab pada posisi manapun gaya bekerja pada benda, vektor posisi dan gaya selalu sejajar, sebanyak 21 siswa menjawab torsi maksimal jika sudut antara vektor posisi dan gaya maksimal, sebanyak 23 siswa menjawab benda berotasi maksimal jika gaya yang bekerja memberntuk sudut setengah dari maksimum sinusnya, sebanyak 12 siswa menjawab benda yang beraturan jika diberi gaya selalu menghsilkan torsi maksimal, dan sebanyak 10 siswa menjawab tidak mengerti. Miskonsepsi tertinggi pada konsep kecepatan linier pusat massa sebesar 80,25% dengan siswa yang menjawab miss sebanyak 126 siswa. Siswa yang menjawab benar pada tier pertama sebanyak 19 siswa dan menjawab salah sebanyak 143 siswa. Jawaban alasan yang benar pada tier ketiga sebanyak 6 siswa dan menjawab salah sebanyak 154 siswa yang menjawab berbeda-beda yaitu sebanyak 24 siswa menjawab jari-jari roda yang lebih kecil akan memperbesar kelajuan kendaraan, sebanyak 68 siswa menjawab mesin berpengaruh pada gaya yang dihasilkan untuk menggerakkan kendaraan, sebanyak 30 siswa menjawab ukuran roda yang besar dapat menempuh lintasan yang lebih besar sehingga meningkatkan laju kendaraan, sebanyak 17 siswa menjawab jari-jari berbanding lurus dengan kelajuan linier. Jika jari-jari diperbear maka kelajuan linier kendaraan akan lebih besar, sebanyak 7 siswa menjawab memperkecil ukuran roda dapat mengurangi massa motor, sehingga laju kendaraan menjadi lebih cepat, sebanyak 6 siswa menjawab perubahan apapun pada kendaraan tidak mengubah laju linier yang terukur oleh spedometer, sebanyak 8 siswa menjawab tidak mengerti.. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI MIA SMAN 3 Jember sebesar 57,01% dengan kategori miskonsepsi rendah. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari bimbingan serta masukan yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimaksih kepada pembimbing dan penguji yaitu Ibu Prof. Dr. Indrawati, Bapak rayendra Wahyu B., M.Pd, Bapak Drs. Albertus Djoko L., M.Si, Drs. Subiki, M.Kes. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terimakasih atas do a serta motivasi yang selalu diberikan kedua orangtua dan teman-teman. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi terendah yang dialami siswa pada konsep momen gaya sebesar 45,86% dengan kategori miskonsepsi sangat rendah. sedangkan miskonsepsi tertinggi yang dialami siswa pada kosep kecepatan linier pusat massa sebesar 80,25% dengan kategori miskonsepsi tinggi. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: (1) bagi guru, karena siswa mempunyai kemampuan individu yang berbeda-beda sebaiknya guru harus memperhatikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas; (2) bagi peneliti lain, dengan adanya hasil penelitian yang diperoleh sebaiknya dapat dijadikan referensi untuk melanjutkan penelitian dengan mengungkap penyebab miskonsepsi pada konsep dinamika rotasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2012. Dasar dasar Evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: bumi aksara. Depdiknas. 2003. Standart Kompetensi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Indah Ismiara Ismail. 2015. Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia. Permendikbud. 2016. Lampiran Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 TENTANG Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: 6

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Suhaili Adiandri, Muchsin. 2016. Keadaan Konseptual Siswa Dan Penyebab Miskonsepsi Dalam Pokok Bahasan Termodinamika. Seminar Nasional Pendidikan Serentak Se Indonesia Tahun 2016. Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT.Grasindo. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syahrul Dimas A. 2015. Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa dengan Three-tier Diagnostic Test Pada Materi Dinamika Rotasi. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 67-70 ISSN: 2302-4496 7