PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN Esi Anggraini 1, Melisa 2, Lucky Heriyanti Jufri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat esianggraini20@gmail.com ABSTRACT Background of this research was based on the lack of students participation in finding mathematical concepts which leads to a low understanding of students' mathematical concepts. This research aimed at determining whether students mathematical concepts understanding by applying Guided Discovery Learning model was better than students mathematical concepts understanding by applying scientific teachingat VIII class SMPN 3 Pariaman. It was an experimental research with a random subject research design. The population of the study was students of VIII.2 class to VIII.7 class in SMPN 3 Pariaman. The sample was taken randomly, VIII.3 class was selected as experimental class and VIII.4 class as control class. The instrument used was the final test. The form of test used was essay form with. Based on the result of data analysis, it is known that the two sample classes were normal and homogeneous distributed. Based on the hypothesis testing results, it was obtained value, so was accepted. It is concluded that the students mathematical concepts understanding by applying Guided Discovery Learning model was similar to the students' mathematical concept understanding by applying scientific teachingat VIII class SMP Negeri 3 Pariaman. Keywords: Guided Discovery Learning Model, Concept Understanding. Students Mathematical PENDAHULUAN Perkembangan matematika dari tahun ketahun terus meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Un- tuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mengingat pentingnya peranan matematika maka guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik secara individu maupun kelompok
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Adanya pende katan ilmiah tersebut diharapkan siswa mampu menggali informasi yang diawali dengan mengamati dan bertanya, lalu siswa mendalami informasi untuk menjawab pertanyaan. Namun, pembelajaran matematika yang diharapkan tidak berjalan dengan optimal. Hal itu terlihat pada hasil Ulangan Harian siswa yang berada di bawah KKM yang telah ditetapkan di SMPN 3 Pariaman. Pada tanggal 26 Januari sampai 5 Februari 2016 diperoleh informasi dari observasi dan wawancara guru bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang, kegiatan pendekatan saintifik belum terlihat karena partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal itu mengakibatkan siswa sering lupa dengan materi yang telah dipelajari. Permasalahan ini berakibat pada rendahnya pemahaman konsep matematis siswa kelas VII semester II yang terdaftar pada kelas VIII semester I SMPN 3 Pariaman. Berdasarkan masalah yang ada, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam membentuk pemahaman konsep matematis sendiri. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah model pembelajaran guided discovery learning. Guided discovery learning adalah satu pendekatan mengajar dimana guru memberi contoh-contoh topik spesifik kepada siswa dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Model ini efektif untuk mendorong keterlibatan dan motivasi siswa seraya membantu mereka mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang jelas. Berdasarkan pada pandangan bahwa murid membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia daripada menyimpannya dalam bentuk yang sudah tertata, model pembelajaran ini menuntut guru untuk ahli dalam mengajukan pertanyaan dan membimbing pemikiran siswa. Carin & Sund dalam suprihatiningrum (2013: 244) mengatakan bahwa Keuntungan yang didapatkan siswa dengan belajar menggunakan
pendekatan penemuan terbimbing adalah (1) mengembangkan potensi intelektual. (2) mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar (extrinsic motivation) menjadi motivasi dalam diri sendiri (intrinsic motivation). (3) siswa akan belajar bagaimana belajar (learning how to learn). (4) mempertahankan memori. Carin & Sund mengatakan di dalam Suprihatiningrum (2013: 246) bahwa Ada tiga alasan guru menggunakan penemuan terbimbing, salah satu diantaranya adalah pembelajaran dengan penemuan terbimbing akan mengembangkan kemampuan metode mengajar guru untuk mempertemukan berbagai macam tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery learning lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran saintifik pada kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Pariaman dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman, kecuali kelas VIII.1 karena kelas unggul. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, sehingga diperoleh kelas VIII.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.4 sebagai kelas kontrol. Jumlah sampel penelitian sebanyak 72 siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek. Kedua kelas sampel diberikan instrumen berupa tes pemahaman konsep matematika. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran guided discovery learning dan variabel terikat adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Prosedur penelitian dibagi atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir.
Tes akhir digunakan untuk melihat pemahaman konsep matematis siswa. Tes dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran berupa soal uraian. Penyusunan soal tes disesuaikan dengan materi yang diberikan selama penelitian dan memuat indikator pemahaman konsep. Materi yang diujikan berupa materi yang diberikan selama penelitian berlangsung yaitu bangun ruang sisi datar. Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, soal tes diujicobakan terlebih dahulu di SMPN 5 Pariaman. Setelah dilakukan analisis hasil tes uji coba diperoleh bahwa seluruh soal dipakai. Analisis butir tes akhir menggunakan rubrik analitik merujuk pada Iryanti (2004). Analisis data tes akhir bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian agar dapat menarik kesimpulan tentang pemahaman matematis siswa. Pengujian hipotesis dilakukan di bawah taraf signifikan. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan homogenitas variansi. Uji normalitas sebaran data diuji menggunakan uji liliefors merujuk pada Sudjana (2005), sedangkan uji homogenitas variansi dilakukan dengan menggunakan uji-f merujuk pada Sudjana (2005). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t merujuk pada Sudjana (2005). Semua uji yang dilakukan adalah uji manual. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes pemahaman konsep matematika yang dilaksanakan akhir penelitian di kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen Kontrol N 36 36 Max 71,2 68,9 Min 22 27,7 38,71 51,79 12,07 10,71 Pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata nilai tes akhir siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada rata-rata nilai tes akhir siswa pada kelas eksperimen. Skor tertinggi yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada skor tertinggi kelas kontrol. Selain itu simpangan baku pada kelas kontrol lebih kecil dari pada kelas eksperimen yang menandakan bahwa nilai siswa pada kelas kontrol
tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas. Berdasarkan pengamatan selama penelitian terlihat siswa pada kelas eksperimen belum mampu mengikuti pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran guided discovery learning. Hal itu dikarenakan saat guru membimbing siswa untuk menemukan konsep tentang bangun ruang sisi datar, siswa hanya menerima dan menulis saja penjelasan dari guru. Hal itu menyebabkan konsep yang sudah ditemukan siswa tidak bertahan lama dalam ingatan siswa. Pada kelas kontrol guru menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran saintifik. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas kontrol, hanya beberapa siswa yang bertanya saat tahap menanya. Sedangkan pada saat menemukan penyelesaian untuk soalsoal yang diberikan oleh guru siswa sering mengalami kesulitan. Sehingga guru membantu siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, siswa pada kelas eksperimen tidak jauh berbeda dari siswa kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh dilakukan pengujian hipotesis. Sebelum itu lakukan uji normalitas di kelas eksperimen menggunakan uji liliefors diperoleh dan di kelas kontrol diperoleh, sedangkan untuk kedua kelas sampel penelitian. Karena <, maka data untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dengan taraf signifikansi 0,05. Uji homogenitas data tes akhir siswa menggunakan uji F diperoleh =1,27. Sedangkan taraf signifikansi yang diuji adalah 0,05. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variansi sampel homogen pada. Menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikansi. Berdasarkan analisis data tes akhir diperoleh nilai, maka terima. Berdasarkan analisis uji tes akhir disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery learning sama
dengan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran saintifik di kelas VIII SMPN 3 Pariaman. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala yang ditemui selama melakukan penelitian yaitu pada saat pertemuan pertama mengalami pemborosan waktu saat membagi siswa dalam kelompok belajar. Usaha yang dilakukan guru adalah pada saat akhir pembelajaran guru meminta siswa agar segera membentuk kelompok sebelum guru masuk dan memulai pembelajaran. Kendala selanjutnya adalah siswa yang mendapat giliran maju mempresentasikan hasil diskusi susah diminta untuk maju kedepan. Usaha yang dilakukan guru untuk meminimalisirnya adalah dengan menimbulkan motivasi siswa untuk berani tampil ke depan kelas. model pembelajaran guided discovery learning sama dengan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 3 Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas Sudjana, Nana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran : Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan