Oleh: Gita Ria Violetta*), Anny Sovia, S. Si, M. Pd), Lucky Heriyanti Jufri, S. Si, M. Pd).

Transkripsi

1 HASIL BELAJAR MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST Oleh: Gita Ria Violetta*), Anny Sovia, S. Si, M. Pd**), Lucky Heriyanti Jufri, S. Si, M. Pd**). *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This researchwas background from the result of student systematic low range also inactive student that has less of participated in learning process. Purpose of this research was to know the result of systematic learning with applied the learning strategy active was One to One strategy with Speed test was better than mathematic learning with conventional learning. Type of this research was experimental research with random design subject. Subject of this research was student s class VIII SMPN 29 Padang. Instrument of this research is a final test with essay form, data who was analyzed with normality test and statistic test non parametic test used mann-whitney strategy test. Based on result of the best data that researcher collect was mathematics learning get = It higher than control class that = The hypothesis test using mann-whitney, result was higher than, so hypothesis that researcher offer was accepted. So that the researcher can conclude that the result of mathematics learning with applied One to One strategy with speed test was better than mathematics learning strategy who applied conventional learning at class VIII SMPN 29 Padang succeegrad 95%. Keywords: One to One, Speed test, The result of mathematics learning.pendahuluan Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Selain itu melalui pelajaran matematika dapat dikembangkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Depdiknas (2003: 1) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: 1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui bertindak, dan berfikir logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2 2) Menyiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Semakin baik hasil belajar yang dicapai oleh siswa, maka akan semakin meningkat pula mutu pendidikan matematika di sekolah. Namun, kenyataan yang terjadi dilapangan berbeda dengan situasi yang diharapkan. Pencapaian tujuan pembelajaran matematika sebagaimana yang telah diuraikan di atas belum mencapai hasil yang memuaskan. Hasil belajar dapat dikatakan memuaskan apabila telah melebihi batas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal November 2015, yang terjadi di sekolah adalah siswa tidak aktif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran matematika, minat belajar siswa masih rendah, proses pembelajaran diawali dengan penyampaian materi oleh guru diikuti dengan pemberian contoh soal dan siswa menyalin ke buku catatan, kemudian siswa diberi tugas latihan, ini artinya proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Kendala lain juga terlihat ketika guru memberikan latihan kepada siswa, mereka kebingungan dalam menjawab soal latihan padahal soal yang diberikan tidak jauh berbeda dengan contoh soal yang telah dijelaskan oleh guru, sehingga hasil belajarnya tidak mencapai KKM atau rendah. Mengatasi permasalahan tersebut, maka guru perlu melakukan pembaharuan dalam pembelajaran matematika, salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran One to One. Strategi ini merupakan strategi pembelajaran aktif. Menurut Paul (2008: 153) dalam prosedur pelaksanaan One to One setiap siswa saling memberikan informasi secara berpasangan. Cara ini akan menuntut siswa untuk mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pasangannya sekaligus dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Untuk menunjang proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe One to One, diadakan Speed Test di akhir pertemuan. Speed Test bertujuan

3 untuk meningkatkan keseriusan siswa yang masih rendah dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe One to One disertai Speed Test lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 29 Padang tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Deni (2011) dengan judul Penerapan Teknik One to One dalam Proses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP N 22 Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil Belajar Matematika siswa yang menggunakan teknik One to One lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN 29 Padang pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 dari tanggal 1 Agustus 24 Agustus Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang naik ke kelas VIII SMPN 29 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017, kecuali kelas VIII 1 dan VIII 2 yang merupakan kelas unggul. Pengambilan sampel adalah secara acak terpilih kelas VIII 8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 7 sebagai kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan pada sampel penelitian yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif tipe One to One disertai Speed Test dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematis siswa SMPN 29 Padang. Data primer diperoleh dari objek yang diteliti, yaitu hasil tes akhir belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 29 Padang setelah dilakukan penelitian. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak maka dibandingkan hasil tes akhir matematika siswa kelas eksperimen dan kelas ckntrol dengan melakukan uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji

4 normalitas terhadap masing-masing kelas sampel diperoleh hasil pada kelas eksperimen bahwa = Harga paling besar (maximum) dari dan L tabel pada α = 0,05. Karena sehingga ditolak, maka sampel tidak berdistibusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh hasil bahwa = Harga paling besar (maximum ) dari dan L tabel pada α = 0,05. Karena sehingga diterima, maka sampel berdistribusi normal. Karena sampel berdistribusi tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas. Kemudian di lanjutkan dengan melakukan uji hipotesis untuk melihat apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe One to One disertai Speed Test lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional. Karena salah satu kelas sampel tidak berdistribusi normal, maka untuk uji hipotesis digunakan uji statistik non parametik, yaitu uji Mann-Whitney. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan terlihat bahwa pada taraf nyata = 0,05 diperoleh dengan. Karena, maka hipotesis ditolak, sehingga diterima. Jadi, hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe One to One disertai Speed Test lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran konvensional. Data sekunder diperoleh dari guru bidang studi matematika yaitu nilai semester 2 siswa kelas VII SMPN 29 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes akhir yang berbentuk essai. Penelitian dilakukan pada materi Faktorisasi Suku Aljabar, dengan 12 butir soal. Untuk mendapatkan instrumen yang dapat dipercaya, maka sebelum digunakan, dilakukan uji coba di SMPN 27 Padang pada tanggal 15 Agustus 2016 yang diikuti oleh 28 orang siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 01 Agustus 2016 sampai dengan 24 Agustus

5 2016 diperoleh hasil penelitian dari menghitung skor tes akhir siswa pada kedua kelas ini dengan dilakukan perhitungan rata-rata ( ), simpangan baku (S), nilai tertinggi ( ) dan nilai terendah ( ). Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Rata-Rata (, Simpangan Baku (S), Nilai Tertinggi ( ), Nilai Terendah ( dari Tes Akhir Kelas Sampel Kelas Rata- Rata ( Simpangan Baku (S) Eksper 62,71 22, imen Kontro , l Sumber : Lampiran XVIII Halaman Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol dan simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal ini berarti kemampuan siswa kelas kontrol lebih beragam daripada kelas eksperimen. Nilai Teringgi ( ) Nilai Terendah ( Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata Hasil belajar siswa 62,71, simpangan baku 22,59 dengan nilai tertingginya 92 dan nilai terendah 17. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors. Hasil uji menunjukkan bahwa kedua kelas sampel tidak berdistribusi normal, sehingga tidak dilakukan uji homogenitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik non parametik yaitu uji Mann Whitney. Pengujian berpedoman pada Sudjana (2005: 239) diperoleh pada tingkat kepercayaan 95%,sehingga harga akibatnya tolak H 0, artinya hipotesis penelitian diterima. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen sesuai dengan tahap pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe One to One yaitu guru membagi kelas dan topik/materi pelajaran menjadi setengah, kemudian guru memberi satu subtopik kepada setengah bagian dan satu subtopik lagi pada setengah bagian lainnya. Setelah itu guru meminta siswa untuk duduk berpasangan sesuai pasangan yang telah ditentukan guru dan masingmasing pasangan mendiskusikan materi/topik mereka. Jika ada materi yang kurang dipahami oleh pasangan, maka pasangan tersebut

6 boleh bertanya kepada pasangan lain atau bertanya pada guru. Selesai berdiskusi guru memasangkan lagi siswa dengan siswa lain yang berbeda materi dengan secara acak, lalu siswa diminta untuk duduk dengan pasangan baru mereka agar mereka bisa saling mengajar atau bertukar informasi dengan pasangannya dan guru berkeliling untuk memantau, mendukung, serta memberi masukan jika ada pasangan yang mengalami kesulitan. Selanjutnya guru memberikan latihan untuk didiskusikan, siswa diberi waktu untuk melakukan diskusi dengan pasangan masing-masing untuk menyelesaikan latihan tersebut dan setelah latihan selesai guru mengumpulkan lembar jawaban masing-masing pasangan kemudian memilih satu pasangan secara acak untuk membuat jawaban mereka ke depan lalu mempersentasikan jawabannya, pasangan lain mendengarkan lalu menanggapi atau bertanya jika ada jawaban yang belum dipahami. Untuk mempertegas atau memperjelas pemahaman siswa terhadap materi guru menjelaskan kembali jawaban yang telah dijelaskan oleh pasangan yang ditunjuk tadi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe One to One disertai Speed Test dalam pembelajaran matematika lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada tingkat kepercayaan 95% di SMPN 29 Padang. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Kurikulum 2004 Standart Kompetensi. Jakarta: Puskur. Dit.PTKSD. Paul, Ginnis Teknik dan Taktik Mengajar. Jakarta: PT Grasindo. Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.