BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. b. Kepribadian Narsisme. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang bersifat kasuistik. Arikunto (2002) berpendapat, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: : Stereotip daya tarik fisik dan kesepian

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Motor Air Tiris, Kec. Kampar jln. Pekanbaru-Bangkinang KM.48 Psr. Air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan


BAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

Transkripsi:

76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2. Variabel bebas : a. Harga Diri b. Dukungan Sosial Keluarga B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual pranikah adalah perilaku yang mengarah pada keintiman heteroseksual yang merupakan manifestasi dari adanya dorongan seksual yang dapat diamati secara langsung melalui perbuatan yang tercermin dalam tahaptahap perilaku seksual yang meliputi segala macam tindakan seksual seperti berkencan, bergandengan tangan, berciuman, hingga bersenggama yang melibatkan dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda tanpa melalui proses pernikahan yang sah menurut agama dan kepercayaan tiap-tiap individu. Bentuk-bentuk perilaku seksual yang digunakan pada penelitian ini dimulai dari berkencan, berpegangan tangan, memeluk atau dipeluk di bahu, memeluk atau dipeluk di pinggang, ciuman bibir, ciuman sambil pelukan, meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan berpakaian, mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan berpakaian, saling menempelkan alat 76

77 kelamin dalam keadaan berpakaian, meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan tanpa pakaian, mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan tanpa pakaian, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa pakaian, dan hubungan seksual (intercourse). Bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut disusun berdasarkan tahapantahapan perilaku seksual yang dimulai dari tahap yang paling ringan hingga tahap yang paling berat. Perilaku seksual diukur menggunakan skala perilaku seksual yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku seksual yang dirangkum dari Soetjiningsih (2008) dan Sarwono (2010). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi perilaku seksual subjek, begitupun sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula perilaku seksual subjek. 2. Harga Diri Harga diri adalah bagian atau komponen yang lebih spesifik dari konsep diri, yang melibatkan unsur evaluasi atau penilaian secara menyeluruh yang dibuat oleh setiap individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif-negatif, yang akan memperlihatkan bagaimana penilaian individu tentang penghargaan terhadap dirinya, sifat, dan kemampuan individu itu sendiri yang mempengaruhi tingkah laku sosial individu. Harga diri dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala harga diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) dan Branden (dalam Mruk, 2006).

78 Aspek-aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) dan Branden (dalam Mruk, 2006) terdiri atas keberartian, kekuatan, kompetensi, kebajikan, dan perasaan nilai pribadi. Keberartian dikaitkan dengan penerimaan, perhatian, dan afeksi yang diterima individu dari lingkungannya. Penerimaan ditandai oleh kehangatan, respon positif, ketertarikan serta rasa suka terhadap individu apa adanya. Kekuatan diartikan sebagai kemampuan individu untuk mempengaruhi terjadinya sesuatu dengan mengendalikan sikap dirinya, serta mengontrol atau mengendalikan orang lain. Kompetensi dikaitkan dengan tingkat dimana individu memiliki performansi yang tinggi dalam pelaksanaan berbagai tugas yang bervariasi. Kebajikan dapat diartikan sebagai ketaatan individu terhadap aturan dalam masyarakat serta tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma dan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Perasaan nilai pribadi mencakup keyakinan dan kepercayaan diri individu bahwa dirinya akan menjadi sukses dan bahagia, menjadi orang yang patut dihargai dan memiliki hak untuk mewujudkan segala cita-citanya dan menikmati hasil atas usahanya tersebut. Individu yang memiliki keberartian, kekuatan, kompetensi, kebajikan, dan perasaan nilai pribadi yang positif cenderung akan mampu memandang dirinya secara positif serta menghargai dan menerima dirinya sendiri apa adanya (Santrock, 1999). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi harga diri subjek, begitupun sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula harga diri subjek.

79 3. Dukungan Sosial Keluarga Dukungan sosial keluarga adalah dorongan, kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diberikan oleh keluarga, khususnya orang tua kepada individu, atau berupa kehadiran dan halhal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku individu, sehingga individu percaya bahwa mereka diperhatikan, dicintai, berharga, dan bernilai. Dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial keluarga yang disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial keluarga yang diungkapkan oleh House (dalam Smet, 1994). Aspek-aspek dukungan sosial keluarga yang dikemukakan oleh House (dalam Smet, 1994), meliputi: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Dukungan emosional merupakan dukungan yang mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian yang diberikan orang lain kepada individu yang bersangkutan, sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya. Dukungan penghargaan adalah dukungan yang dapat diberikan melalui ungkapan hormat, penghargaan positif, dorongan untuk maju atau persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain. Dukungan instrumental adalah dukungan yang mencakup bantuan langsung yang meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau mendorong orang lain, contohnya peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain. Dukungan

80 informatif merupakan dukungan yang dapat diberikan dalam bentuk saransaran, nasihat, petunjuk yang diperoleh dari orang lain, serta umpan balik, sehingga individu dapat membatasi masalahnya dan mencoba mencari jalan keluarnya. Individu yang memperoleh dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasional yang positif dari lingkungan sosialnya, terutama keluarga, akan membuat individu merasa diperhatikan, dicintai, berharga, bernilai, serta dapat membantu individu yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres untuk mengatasi secara efektif dengan masalah yang mereka hadapi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek memperoleh dukungan sosial keluarga yang tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa subjek memperoleh dukungan sosial keluarga yang rendah. C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Negeri X Klaten, yaitu sebanyak 825 siswi yang terdiri atas kelas X sebanyak 310 siswi, kelas XI sebanyak 287 siswi, dan kelas XII sebanyak 228 siswi. Nama sekolah tersebut disamarkan karena merupakan permintaan dari pihak terkait untuk menjaga citra dan nama baik sekolah, mengingat tema yang diangkat dalam penelitian ini dapat dikatakan sensitif.

81 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswi SMK Negeri X Klaten dengan jumlah sampel 97 siswi yang terdiri atas 30 siswi kelas X Jasa Boga 1, 30 siswi kelas XI Tata Busana 3, dan 37 siswi kelas XII Kecantikan Kulit. Uji-coba instrumen penelitian dilakukan pada 81 siswi SMK Negeri X Klaten, yaitu 30 siswi kelas X Jasa Boga 3, 25 siswi kelas XI Tata Busana 2, dan 26 siswi kelas XII Jasa Boga 3. Roscoe (dalam Sugiyono, 2010) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini: a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 s/d 500. b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeriswasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis multivariat (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50. d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel (sampling) dalam penelitian ini menggunakan stratified cluster random sampling. Teknik stratified cluster random sampling

82 dipilih karena pengambilan sampel secara acak bukan dikenakan pada subjek secara individual, melainkan pada kelas atau kelompok dan pada tiap tingkat diambil dua kelas sebagai sampel yang cara pemilihannya dilakukan dengan menggunakan undian. Golongan bertingkat atau strata dalam sampel penelitian ini adalah kelas X, XI, dan XII di SMK Negeri X Klaten, sedangkan pada tiap strata terdiri atas 2 kelas jurusan akomodasi perhotelan, 3 kelas jurusan jasa boga, 1 kelas jurusan kecantikan kulit, 1 kelas jurusan kecantikan rambut, dan 3 kelas jurusan tata busana. Adapun karakteristik sampel yang ditentukan dengan pertimbangan agar sampel bersifat homogen, yaitu: a. Siswi SMK Negeri X Klaten. b. Remaja putri berusia 15 18 tahun (masa remaja pertengahan). c. Bersedia menjadi subjek dalam penelitian. D. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tiga skala psikologis yang diberikan kepada subjek penelitian, yaitu skala perilaku seksual, skala harga diri, dan skala dukungan sosial keluarga. 1. Skala Perilaku Seksual Perilaku seksual dalam penelitian ini diukur menggunakan skala perilaku seksual. Skala perilaku seksual dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis model Guttman. Skala ini diadaptasi dari skala perilaku seksual yang disusun oleh Asri Yulianti (2015) dengan mengacu pada bentuk-bentuk perilaku seksual yang dirangkum dari Soetjiningsih (2008) dan Sarwono

83 (2010), diantaranya berkencan, berpegangan tangan, memeluk atau dipeluk di bahu, memeluk atau dipeluk di pinggang, ciuman bibir, ciuman sambil pelukan, meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan berpakaian, mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan berpakaian, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian, meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan tanpa pakaian, mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan tanpa pakaian, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa pakaian, dan hubungan seksual (intercourse). Skala ini terdiri atas 13 aitem pernyataan favourable dengan dua alternatif jawaban dengan cara penilaian skala seperti pada tabel 1: Tabel 1 Distribusi Skor Skala Perilaku Seksual Kategori Jawaban Favourable P (Pernah) 1 TP (Tidak Pernah) 0 Adapun blueprint skala perilaku seksual pada remaja seperti pada tabel 2: Tabel 2 Blueprint Skala Perilaku Seksual No. Pernyataan Nomor Aitem 1. Berkencan 1 2. Berpegangan tangan 2 3. Memeluk atau dipeluk di bahu 3 4. Memeluk atau dipeluk di pinggang 4 5. Ciuman bibir 5 6. Ciuman sambil pelukan 6 7. Meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan 7 berpakaian 8. Mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan 8 berpakaian 9. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian 9

84 10. Meraba atau diraba daerah sensitif dalam keadaan tanpa 10 pakaian 11. Mencium atau dicium daerah sensitif dalam keadaan 11 tanpa pakaian 12. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa 12 pakaian 13. Hubungan seksual (intercourse) 13 2. Skala Harga Diri Harga diri dalam penelitian ini diukur menggunakan skala harga diri. Skala harga diri dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis model Likert. Skala harga diri dalam penelitian ini merupakan skala yang diadaptasi dan dimodifikasi dari skala harga diri yang disusun oleh Yulianti Kusuma Dewi (2012) dengan mengacu pada aspek-aspek harga diri yang diungkapkan oleh Coopersmith (1967) dan Branden (dalam Mruk, 2006) yang terdiri atas keberartian, kekuatan, kompetensi, kebajikan, dan perasaan nilai pribadi. Skala ini terdiri atas 60 aitem pernyataan, yang terdiri atas 30 aitem pernyataan favourable dan 30 aitem pernyataan unfavourable. Skala ini memiliki empat alternatif jawaban dengan cara penilaian skala seperti pada tabel 3: Tabel 3 Distribusi Skor Skala Harga Diri Kategori Jawaban Favourable Unfavourable SS (Sangat Sesuai) 4 1 S (Sesuai) 3 2 TS (Tidak Sesuai) 2 3 STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4

85 Adapun blueprint skala harga diri tercantum pada tabel 4: Tabel 4 Blueprint Skala Harga Diri No. Aspek Indikator 1. Keberartian a. Merasa mendapatkan penerimaan dari orang lain b. Merasa mendapatkan kasih sayang dari orang lain 2. Kekuatan a. Merasa mampu mengendalikan diri sendiri b. Merasa memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan 3. Kompetensi a. Merasa mampu menyelesaikan masalah secara mandiri b. Merasa memiliki kemampuan yang setara dengan orang lain 4. Kebajikan a. Merasa perlu bersikap sesuai dengan norma yang berlaku b. Merasa perlu berkata jujur kepada orang lain No. Aitem Jumlah Fav Unfav F % 13, 3, 21, 33, 53 41 5, 25, 45 8, 28, 48 2, 20, 40 14, 34, 54 9, 29, 49 16, 36, 55 22, 42, 60 15, 35, 58 17, 37, 56 12, 32, 52 23, 43, 59 18, 38, 57 6, 26, 46 10, 30, 50 5. Perasaan nilai pribadi a. Merasa sebagai orang yang berharga 1, 19, 39 7, 27, 47 b. Merasa mampu menerima keadaan diri secara apa adanya 11, 31, 51 4, 24, 44 Jumlah 30 30 60 100

86 3. Skala Dukungan Sosial Keluarga Dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini diukur menggunakan skala dukungan sosial keluarga. Skala dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi model Likert. Skala dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial keluarga yang diadaptasi dan dimodifikasi dari skala yang disusun oleh Sifa Qoyimatun Nashriyah (2013) dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial keluarga yang diungkapkan oleh House (dalam Smet, 1994) yang terdiri atas dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Skala ini terdiri atas 48 aitem pernyataan dengan 24 aitem pernyataan favourable dan 24 aitem pernyataan unfavourable. Skala ini memiliki empat alternatif jawaban dengan cara penilaian skala seperti pada tabel 5: Tabel 5 Distribusi Skor Skala Dukungan Sosial Keluarga Kategori Jawaban Favourable Unfavourable SS (Sangat Sesuai) 4 1 S (Sesuai) 3 2 TS (Tidak Sesuai) 2 3 STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4

87 Adapun blueprint skala dukungan sosial keluarga tercantum pada tabel 6: Tabel 6 Blueprint Skala Dukungan Sosial Keluarga No. Aspek Indikator 1. Dukungan emosional 2. Dukungan pernghargaan 3. Dukungan instrumental a. Mendapatkan dukungan motivasional dari keluarga b. Mendapatkan perhatian dari keluarga c. Keluarga merespon dengan segala sesuatu yang terjadi a. Mendapatkan penghargaa dan pujian dari keluarga b. Mendapatkan dorongan dan persetujuan dari keluarga a. Mendapatkan bantuan secara materi dari keluarga b. Keluarga menyediakan waktu dan tenaga No. Aitem Jumlah Fav Unfav F % 1, 10 3, 16 4 8,33 13, 15 18, 28 4 8,33 2, 9 4, 17 4 8,33 14, 20, 27 5, 19, 31 21, 26, 37 6, 25, 43 29, 36, 48 7, 22, 40 23, 30, 47 8, 35, 41 6 12,5 6 12,5 6 12,5 6 12,5 4. Dukungan informatif a. Mendapatkan nasihat dan saran dari keluarga b. Mendapatkan petunjuk-petunjuk dan alternatif pilihan dari keluarga 32, 38, 45 33, 39, 44 11, 24, 46 12, 34, 42 6 12,5 6 12,5 Jumlah 24 24 48 100 E. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Pengujian validitas dari skala perilaku seksual, skala harga diri, dan skala dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

88 secara rasional butir-butir pernyataan atau dikenal dengan istilah review professional judgement, yaitu uji terhadap validitas isi melalui telaah langsung secara profesional yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, selanjutnya dilakukan penghitungan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson, kemudian pengecekan kelebihan bobot dilakukan dengan corrected item-total correlation. Rumus korelasi product moment dari Pearson adalah sebagai berikut: Keterangan: r ix = koefisien korelasi aitem-total i = skor aitem x = skor total n = banyaknya responden (Priyatno, 2008). Aitem-aitem skala dapat dinyatakan valid apabila dalam pengujian validitas memenuhi ketentuan bahwa signifikansi 0,05 diperoleh nilai korelasi aitem-total (r) 0,03 (Azwar, 2013). Guna mempermudah penghitungan, maka untuk menghitung korelasi product moment dari Pearson digunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows dengan hasil indeks korelasi aitem antara skor aitem dengan skor total aitem (r xy ) dinyatakan formula corrected item total correlation.

89 2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian reliabilitas dari skala perilaku seksual, skala harga diri, dan skala dukungan sosial keluarga dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis reliabilitas Cronbach s Alpha. Rumusan koefisien alfa adalah: Keterangan: α = koefisien alfa k = banyaknya belahan tes 2 s j = varians belahan j; j = 1, 2,... k 2 s x = varians skor tes (Azwar, 1997). α = [ Σs ][1 ] sx Reliabilitas dapat dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 hingga 1,00. Guna mempermudah penghitungan, maka untuk menguji reliabilitas dengan Cronbach s Alpha digunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis satu dan teknik analisis korelasi parsial untuk menguji hipotesis dua dan tiga. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel bebas (harga diri dan dukungan sosial keluarga) dengan variabel tergantung (perilaku seksual pranikah), apakah masing-masing variabel bebas berhubungan positif atau negatif. Selain itu, analisis regresi linear berganda dilakukan untuk memprediksi nilai dari variabel tergantung apabila variabel bebas mengalami kenaikan atau

90 penurunan (Priyatno, 2010). Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku seksual pranikah dan hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan perilaku seksual pranikah menggunakan analisis korelasi parsial. Menurut Ghozali (2009) syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi linear berganda yaitu: 1. Uji Asumsi Dasar a. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. b. Linearitas Uji linearitas digunakan untuk melihat adanya linearitas hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung yang dilakukan dalam penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel bebas (independent). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya hubungan linear antara kedua variabel bebas. b. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, yaitu varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap.

91 c. Otokorelasi Uji otokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya otokorelasi dalam model regresi. Guna mempermudah penghitungan, maka seluruh pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows.